Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 09 Agustus 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


BERTATAPAN

Posted: 09 Aug 2012 11:20 AM PDT

Tidak ada kata yang terucap dari bibir kami

Aku tiba di depan rumah kelahiran ketika siang memberikan kesunyian baginya. Tidak ada sambutan di pintu depan sebab pintu depan berada dalam keadaan tertutup dan tidak terdengar bias-bias suara yang dibawa oleh angin ke dalam gendang telingaku. "Mungkin para penghuni sedang memberikan kesendirian bagi rumah berdinding kayu ini." Begitulah kesimpulan yang dapat diberikan oleh pikiran ketika menyaksikan kesendirian dari rumah tersebut. Jika demikian kami mengalami nasib yang sama. Aku juga berada dalam kesendirian. Apakah ini kebetulan yang telah direncanakan oleh sang waktu? Bahwa kebetulan yang terjadi tetap memiliki perbedaan di antara kami. Kesendirian yang bergelayut di sekitarku masih dapat dirasakan dan disadari. Sedangkan rumah ini tidak memiliki kesadaran dan perasaan sedikit pun  mengenai keadaannya. Jadi aku agak sedikit berbangga diri dan berlagak sombong terhadapnya. Sikap bangga dan sombong memang layak untuk ditunjukan terhadapnya. Akan menjadi aneh jika aku menunjukan sikap rendah hati di hadapannya atau tidak mengakui bahwa aku sadar akan keberadaan ku.

Aku melepaskan tas pakaian di halaman rumah dan membaringkan tubuh di atas rerumputan kuning yang jarak antara satu rumput dengan rumput lainnya kira-kira tiga puluh centimeter. Segera aku memejamkan mata untuk melepaskan penat sebagai akibat dari  perjalanan sulit yang baru saja kutempuh dengan sebuah truk kayu. Tubuh dihadapkan dengan kenyataan yang sangat asing, ia harus berusaha untuk menjaga keseimbangan ketika truk kayu harus miring ke kiri dan ke kanan. Tubuh yang selama ini hanya bersentuhan dengan aktifitas pikiran harus menyesuaikan diri secara cepat dengan tuntutan lingkungan yang memandang aktifitas pikiran sebagai mahluk yang datang dari planet lain. Berhadapan dengan keadaan ini tubuh tubuh berusaha semampunya untuk memberikan kenyamanan pada dirinya. Sehingga ia harus merasakan kepenatan dan kelelahan yang akhirnya memberikan penderitaan padanya. Ia dipertemukan dengan mimpi-mimpi yang selalu hadir ketika siang menghempaskan dirinya di atas tempat tidur.

Di atas rerumputan kuning tubuh hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan, jika kematian menghampirinya maka dengan senang hati ia memeluknya agar ketersiksaan padanya dapat dilampaui. Baru saja memasuki dunia fiksi, tubuhku dikejutkan oleh suara yang begitu berat. Dengan segera kutinggalkan dunia fiksi dan membelalakan mata agar dapat mengenali wajah dari pemilik suara tersebut. Ketika indra penglihatan saling beradu maka tidak ada kata ataupun kalimat yang terujar sebab kesunyian masih berkeliaran di sekitar rerumputan kuning ini.

Hanya bahasa yang terucap lewat pandangan. Bahasa yang tidak diciptakan dari keduapuluh enam abjad, suatu bahasa yang hanya dipahami oleh jiwa. Pandangan yang berkalimat dan berkomunikasi dengan leluasa bahkan melampaui kesadaran pikiran dalam membentuk keduapuluh enam abjad menjadi sebuah kalimat. Sulit untuk memberikan penjelasan mengenai peristiwa ini sebab pikiran tidak dapat menciptakan sebuah kalimat dari keduapuluh enam abjad. Mungkin hal ini disebabkan oleh kesunyian yang tidak mengizinkan keduapuluh abjad untuk berpartisipasi dalam peristiwa ini. Dalam kurun waktu satu menit aku tidak dapat mencegah indra penglihatan untuk berkuasa atas indra-indra lainya. Bahkan kepenatan yang dirasakan oleh beberapa indra lainya segera hilang. Kenyataan ini jika dibahasakan dalam keduapuluh enam abjad maka dapat dinamakan dengan kebahagiaan atau keheranan atau kekagetan. Namun kesimpulan yang diberikan oleh keduapuluh enam abjad di atas tidak dapat memberikan penjelasan sepenuhnya kepada aktifitas yang sedang dihadapi oleh indra penglihatan.

Tiba-tiba kesunyian menarik dirinya sehingga indra penglihatanku mengalami gangguan. Dari kedua sudut mata bagian dalam mulai mengalir air mata yang keluar tanpa diperintahkan oleh pikiran. Dengan perginya kesunyian maka indra-indra lainnya pun mulai menemukan kesadarannya. Air mata masih terus mengalir dari kedua sudut mataku dan pikiran tidak dapat memerintahkannya untuk menghentikan kegiatannya. Dengan air mata yang masih bercucuran  aku menggerakan tubuh untuk dapat berdiri berhadapan dengan wajah yang telah menghasilkan suara. Berdiri berhadapan dengan saling berpandangan menyebabkan tubuh ini dipenuhi sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Aku tidak mempedulikan air mata yang masih terus membasahi wajah. Bagiku sensasi yang sedang kurasakan lebih berharga daripada airmata yang mengaliri wajah. Sepertinya aku melakukan sebuah kesalahan. Bahwa airmata yang mengalir ini merupakan bukti dari sensasi yang sedang kuhadapi. Jika demikian airmata adalah sensasi. Apapun itu aku sedang mengalami sensasi yang sangat luar biasa dan sulit untuk memberikan kesimpulan yang tepat kepadanya.  Apakah sensasi adalah airmata atau airmata adalah hasil dari sensasi yang sedang kurasakan?

Kami saling berhadapan. Pandangan bertemu secara sejajar namun suatu perasaan bahwa keberadaanku tidak berada dalam tingkat kenormalan. Entah kegugupan yang muncul dalamku atau tatapannya yang telah mengambil kenormalanku. Berada pada kesejajaran tidak juga memberikan posisi sederajat di antara kami, sepertinya satu pihak menguasai pihak lainnya. Tatapannya memiliki kekuatan yang mampu menembus segenap sistem pertahanan tubuh. Berhadapan dengan tatapannya maka idealisme yang dibangun oleh masa mudaku hancur berkeping-keping. Tidak ada yang dapat dibanggakan oleh kedua bola mataku, disini keterlanjanganlah yang berhadapan dengan tatapannya. Kami membangun komunikasi melalui tatapan. Setiap kalimat yang terucap melalui ekspresi matanya sanggup aku pahami. Kemudian aku membalas kalimatnya dengan menunjukannya melalui ekspresi mataku. Aku mampu memahami arah pembicaraanya namun ketidaksederajatan yang telah melingkupi kami memberikan suatu keadaan yang kurang kondusif untuk komunikasi yang luar biasa ini. Meskipun begitu aku tidak memiliki keberanian dan kekuatan untuk mengusir ketaksederajatan tersebut.

Rerumputan kuning dengan tinggi lima centimeter yang sedari tadi enggan untuk menggerakan tubuhnya, sekarang mulai bergerak secara perlahan-lahan. Gerakannya  sangat mirip dengan para balerina yang telah mengalami patah kaki, dimana mereka hanya mampu menggerakan kakinya di atas tempat tidur. Mungkin ia hendak memintaku untuk mengalihkan pandangan dari wajah di hadapanku, ia juga sadar bahwa ketidaksejaratan yang melingkupi kami layak untuk disudahi. Apakah ia bersedih atas posisiku. Sekalipun ia mengulum jari-jari kakiku namun ia tetap tidak dapat mempengaruhi pandanganku terhadap wajah yang sedang menatapku. Kelakuan rerumputan hanya akan menambah tingkat konsentrasi terhadap tatapan dari wajah di hadapanku.

Wajah yang mampu membawaku kepada sebuah masa yang telah usang. Pada masa yang telah dikerumuni oleh belatung-belatung, pada waktu yang malas menyajikan kembali segenap kisah yang tersimpan di antara tumpukan-tumpukan kisah lainnya. Tepatnya aku harus mengatakan bahwa keberadaanku ditempatkan pada kelampauan atau dilemparkan pada kelampuan dengan sebuah ketidakteraturan. Dapatkah aku menemukan jalan keluar dan berlari dari hadapannya?

Aku terjebak dalam tatapanya. Di sini kepasrahanlah yang memiliki nilai jual yang dapat ditawarkan kepadanya. Mungkin dengan menghadirkan kepasrahan maka tatapannya dapat menyampaikan peringatan kepada pikirannnya untuk mengembalikan keberadaanku kepada rahim kekinian. Ternyata strategi yang dijalankan berhasil, ia dengan segera membeli kepasrahan yang kutawarkan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang berharga ini. Dengan segera kuperintahkan penglihatan untuk mengambil alih kekuasaan darinya. Ternyata usaha dari indra penglihatan tidak menemukan hasil yang memuaskan malahan wajah yang berada di hadapanku semakin menunjukan kekuasaannya. Akhirnya aku menundukan kepala sebagai tanda kekalahan.

Ternyata air mata masih membanjiri wajahku. Tetes air mata yang menuruni wajah, yang telah membentuk aliran sungai kecil kemudian bermuara di atas rerumputan kuning. Dalam kekalutan aku kembali mempertanyakan keadaanku. Apakah air mata ini pertanda kebahagian atau kesedihan? Sepertinya kebahagian dan kesedihan telah bersetubuh sehingga aku menemukan kesulitan untuk memisahkannya. Lantas, langkah apa yang harus kutempuh untuk mengatasi persoalan ini? Apakah wajah yang berada di hadapanku sedang menertawakan keadaanku? Dapatkah aku kembali menatapnya? Sanggupkah aku menegakan kembali wajahku dan beradu pandang dengannya? Hanya air mata yang terus membasahi rerumputan.

Tiba-tiba aku merasakan tepukan di pundak sebelah kanan, tangan yang digunakan untuk menepuk pundak itu menegakan wajahku. Ia masih memandangiku. Tatapannya mengajak aku untuk kembali berkomunikasi, memintaku untuk memberikan penjelasan mengenai keberadaanku di tempat ini. Segera kuseka air mata dan menjelaskan keberadaanku. Ketika penjelasan berahkir ia tetap memandang lurus ke arah wajahku. Hanya tatapan yang terjadi, darinya dan kami mampu berkomunikasi dengan baik. Adalah sebuah keanehan ketika kalimat terucap melalui pandangan. Apakah kami merupakan orang-orang gila yang berkhayal yang berusaha untuk mengirimkan setiap maksud dan tujuan melalui pandangan?

Maafkan

Posted: 09 Aug 2012 11:20 AM PDT

lagi belajar menulis dan berbagi informasi untuk membuat tapak jejak dengan berpijak secara bijak dimanapun kaki beranjak...^_^ http://agus34drajat.wordpress.com/

Terasa kilat hari berlalu

Di alam fana yang penuh dosa

Hati ini terus berselisih

memperebutkan sebuah ketenangan & kegelisahan

Nurani ini terus berbisik, merayu setiap bangkai hati

Yang telah mati akibat lisan hambamu ini

banyaknya kejujuran yang ku nodai

banyak pula persaudaraan yang ku khianati

membuat hati ini tergerak

untuk memperbaiki

ketika berakhirnya musim menyakiti

maka tibalah musim memperbaiki diri

berharap banyak muncul musim damai

bermekaran dimuka bumi

ini goresan tulus dari saudaramu

terpampang slalu kata "Maafkan"

di setiap pintu hati yang kusakiti

@ by.A.34˚

Siapa yang menilai tulisan ini?

Amalan-amalan Meraih Lailatul Qadar

Posted: 09 Aug 2012 11:20 AM PDT

13445335741419791346Salah satu karunia Allah swt kepada kaum muslimin di malam-malam terakhir bulan Ramadhan adalah diadakannya Lailatul Qodr, suatu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, di malam ini pula ketetapan seorang hamba baik kehidupan, rezeki dan keberkahannya dituliskan oleh Allah swt hingga setahun berikutnya, malam yang seluruhnya adalah kebaikan dan diliputi oleh rahmat Allah swt.

Artinya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al Qodr : 1 – 5)

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,"Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran." (HR. Ibnu Khuzaimah, yang sanadnya dihasankan oleh al Albani)

Karena itu kebiasan Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah menghidupkan sepuluh malam terakhir dari Ramadhan dengan beritikaf, memperbanyak ibadah kepada Allah swt dan menjauhkan diri mereka dari berbagai kebisingan dan tarikan-tarikan duniawi demi menggapai kebaikan dan keberkahan didalamnya dan untuk bisa meraih Lailatul Qodr yang disediakan Allah swt.

Imam muslim meriwayatkan dari Aisyah berkata; "Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya."
Syeikh Hani Hilmi menyebutkan beberapa amalan yang dilakukan pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan, diantaranya :

1. Tidak tidur di malam-malam yang sepuluh itu

Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghidupkan malam-malam yang sepuluh ini dengan melakukan shalat tahajjud.

2. Membantu keluarga untuk beramal shaleh

Didalam hadits Abu Dzar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallammelaksanakan shalat malam bersama mereka (kaum muslimin) pada malam 23 dan 25. Disebutkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengajak keluarga dan istri-istrinya pada malam 27 secara khusus. Hal ini menunjukkan kesungguhan beliau membangunkan mereka di hari-hari ganjil yang diharapkan terjadi didalamnya Lailatul Qodr

Sofyan Tsauriy mengatakan,"Aku menginginkan jika telah masuk sepuluh hari terakhir melaksanakan shalat malam dan bertahajjud didalam serta membangunkan keluarga dan anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka sanggup melaksanakannya."

3. Memperbanyak doa di malam-malam itu

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu. Aisyah berkata; "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab: "Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU ANNA" (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema'af mencintai kema'afan, maka ma'afkanlah daku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)

Sofyan Tsauriy berkata,"Berdoa di malam itu lebih aku sukai daripada melaksanakan shalat. Dan jika dia membaca maka dia berdoa dan berharap kepada Allah didalam doanya yang barangkali Dia swt menyetujui permintaannya. Memperbanyak doa lebih utama daripada melaksanakan shalat yang tidak diperbanyak doa didalamnya namun jika dia membaca lalu berdoa maka itu baik."

4. Mensucikan yang lahir dan batin

Para salafusshaleh dahulu menganjurkan untuk mandi di setiap malam dari malam-malam yang sepuluh akhir Ramadhan. diantara mereka ada yang mandi dan menggunakan wangi-wangian di malam-malam yang diharapkan terjadinya Lailatul Qodr didalamnya. Tidak sepatutnya bagi seorang yang bermunajat kepada Sang Penguasa (Allah swt) didalam khalwatnya kecuali dia telah menghiasi keadaan lahir dan batinnya.

5. Malamnya seperti siangnya yang tidak melalaikannya

Sebagian para salafusshaleh berpendapat bahwa kesungguhan di (malam) Lailatul Qodr adalah juga seperti kesungguhan di siang harinya dengan senantiasa bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh.

Imam Syafi'i berkata,"Dianjurkan agar kesungguhannya di siang hari seperti kesungguhannya di malamnya." Hal ini menunjukkan anjuran bersungguh-sungguh di setiap waktu dari sepuluh malam terakhir baik di siang maupun malam harinya.Seperti Halnya saat siang hari saat ber puasa.

6. Diantara ibadah yang paling mulia yang mendekatkan dirinya kepada Allah swt pada waktu ini adalah tabattul (Fokus dalam beribadah kepada Allah)

Artinya : 'Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh konsentrasi. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung." (QS. Al Muzammil 8 – 9), artinya mengosongkan hatinya hanya untuk-Nya, meninggalkan debat, obrolan, ikhtilath yang tercela, mematikan HP, berbagai kesibukan dan hendaklah anda menyendiri dan berhias dengan munajat kepada Tuhanmu, berzikir dan berdoa kepada-Nya.

7. Mensensitifkan hati

Cermatilah senantiasa niatmu karena niat seseorang lebih baik daripada amalnya, maka introspeksilah.

8. Renungkanlah bahwa kedudukanmu adalah sesuai dengan kadar kesungguhanmu
Janganlah kamu tinggalkan satu pintu dari kebaikan kecuali kamu mengetuknya, sesungguhnya variatif didalam amal-amal ketaatan adalah obat dari kejenuhan seseorang.

9. Hendaklah kamu bersungguh-sungguh dan berlelah-lelah dengan disertai kesabaran

10. Menyedikitkan Perkataan
Saya menyarankan agar menyedikitkan perkataan-perkataan di saat siang dan malam, hendaklah memperhatikan perkara-perkara ini, hendaklah diam (tidak berbicara) karena sesungguhnya siapa yang diam maka selamat.

11. Ingatlah bahwa ini adalah zaman berkompetisi maka janganlah engkau ridho dengan kegagalan. Salah seorang dari mereka mengatakan,"…. Orang-orang telah sukses dengan ampunan, rahmat, pembebasan, pelipatgandaan amal-amal mereka dan mengharapkan surga sedangkan engkau tetap di tempatmu dengan terbelenggu oleh berbagai kesalahan." Tidak dan tidak mungkin engkau rela, karena itu bersungguh-sungguhlah selalu dengan izin Allah.

12. Berbaik sangka kepada Allah

Jika kamu kehilangan sesuatu maka bangunlah dan berusahalah barangkali kamu akan mendapati penggantinya. Sesungguhnya Dia swt menahan pemberian bagi orang buruk sangka terhadap Allah swt. seandainya kamu berbaik sangka terhadap Allah maka amalmu akan semakin baik karena kamu akan mencintai-Nya dengan kecintaan yang dalam. Wahai Allah kami meminta cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu serta cinta setiap amal perbuatan yang mendekatkan kami ke surgamu."

13. Jadikan ibadahmu dalam keadaan sepi yang tidak dilihat kecuali oleh Allah sesungguhnya hal itu dapat mengantarkannya menuju ikhlas. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Shalat sunnah seseorang yang tidak dilihat orang lain sama dengan shalat yang disaksikan orang lain dua puluh lima (kali)."

14. Gabungkan antara kuantitas dan kualitas…

Wallahu A'lam

Maafkanlah

Posted: 09 Aug 2012 11:20 AM PDT

1964 Lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Salam kompasiana ...salam bahagia dan tetap bersahaja

1344534085428756622Di sela hari-hari kita kemarin

Di hangatnya canda gurau  tawa

Di dinginnya derai airmata mengalir

Di indahnya saling berbagi

Di serunya pertentangan pendapat

Di kecurigaan yang sering mengumpat

Kita telah lalui dalam sampan yang sama

Seperti tidak ada jarak memisah

Kau adalah sahabatku terindah

Maafkanlah

Aku yang banyak khilaf dan alfa

Bila laku  sikapku telah menoreh hati, menghujam rasa

Melukai kelembutanmu

Dari ketulusan jiwa

Maafkan lahir dan bathin

Bersihkan segala rupa yang mengotori jiwa

Selamat Idul Fitri

Dalam suci yang kembali

.

.

.

EAR. Ciputat 100812

Siapa yang menilai tulisan ini?

Sambutan Dingin

Posted: 09 Aug 2012 11:20 AM PDT

Cerbung

Sudut Pandang Tabi

Acara makan malam kali ini berakhir tidak menyenangkan, untuk kedua kalinya Bella memilih pergi terlebih dahulu. Gurauan yang Ben ciptakan Bella anggap serius. Bella mengira Ory sengaja membawaku untuk menjodoh-jodohkan dengan dirinya. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, yang jelas Bella menyambut dingin kedatanganku. Alih-alih terlihat sebagai teman baru, dia lebih cocok diposisikan sebagai musuh baru. Mungkin Ory benar, Bella hanya tidak mau perhatian mereka berdua tersita olehku, karena itu dia tidak mau ada orang baru muncul diantara Ory dan Ben. Bagiku sifatnya terlihat kekanak-kanakan.

Aku mencoba memejamkan mata, istirahat sejenak untuk menyambut hari esok yang sepertinya tidak akan pernah seperti hari-hari sebelumnya, dimana aku bisa bersantai-santai ria semauku. Hari-hariku besok adalah hari dimana aku terikat dengan satu kontrak kerja, yang punya aturan dan penuh dengan kesibukan.

Anehnya, kadang hukum alam berkata lain, terlalu lelah kadang juga membuatku tidak bisa tidur, sama seperti malam ini. Entah karena kamar ini masih asing untukku, suhu AC yang terlalu dingin, atau karena diluar kesadaranku sebenarnya otakku mensinyalir berbagai macam masalah baru. Effeknya hampir satu jam aku terbaring gelisah dan belum juga tertidur. Ku putuskan mungkin lebih baik aku keluar kamar.

Lampu ruang tengah sudah dimatikan, Ben dan Ory sudah masuk ke dalam kamar. Aku tidak berani membayangkan apa yang mereka lakukan, dan itu bukan urusanku. Ternyata aku tidak sendiri, dalam gelap Bella masih sibuk menggonta-ganti chanel TV. Entah apa yang dia cari, dan sepertinya memang dia tidak berniat menonton atau mencari acara tertentu.

Aku tipikal orang yang tidak punya banyak teman, menikmati kesendirian dan merasa damai dalam diam. Aku juga tidak tertarik untuk mempunyai banyak teman, tapi kali ini aku ingin Bella menjadi temanku, lagi-lagi aku tidak tahu sebabnya. Apa ini perasaan suka? Bukan juga, bisa jadi aku hanya merasa tertantang dengan kesinisan Bella, keangkuhannya, juga  keterusterangannya saat tidak menyukai seseorang, juga sifat arogan yang membuatku benci, benci untuk tidak menertawakannya. Aku berharap punya kekuatan peri baik hati, sehingga aku bisa menyulap seorang Bella menjadi temanku, mengubah kesinisannya menjadi senyum persahabatan, dan mengubah sifat terus terangnya menjadi sebuah kejujuran yang perlu dihargai.

"Kau belum tidur?" sapaku, Bella menoleh sekilas lalu kembali menatap kosong layar Televisi.

"Ada masalah?"

Sekali lagi aku mempertebal muka dengan tetap berusaha peduli padanya.

"Satu-satunya masalahku adalah kau, jadi jangan terus-terusan muncul dihadapanku dan menghadirkan masalah baru"

Lagi-lagi Bella memilih menghindariku dan  beranjak meninggalkanku.

"Kalau kau berpikir semua orang akan mengikuti kemauanmu , sekali lagi kau salah, aku akan tetap muncul dihadapanmu, sebagai apapun itu. Karena masalahmu, kau sendiri yang menciptakannya, bukan aku"

- to be continue-

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar