Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 17 Agustus 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Ramadan Merdeka

Posted: 17 Aug 2012 11:26 AM PDT

Moment ini di waktu libur baru ada kesempatan lagi berkunjung di kompasiana ini, kadang kesibukan merontokkan kebiasaanku untuk berkunjung, tapi kadang kala juga jaringan yang sangat lamban padahal janjinya di iklan dialah operator yang jaringan luas dan super cepat.

Tapi tak usahlah mempertanyakan masalah jaringan atau masalah lainnya yang penting isi di kepala bisa tertuang di kampas ini lagi, sebenarnya banyak yang mau kutiliskan tapi kadang dengan alasan diatas ide yang sudah ada dikepala bisa buyar dan rontok bahkan hilang tanpa bekas lagi.

Namun kali ini yang ingin kutuangkan menyangkut bulan yang penuh berkah Ramadan dan hari kemerdekaan, saya tak tahu persis apakah selama 67 Tahun kebelakang ada yang sama persis dengan jumat 17 Agustus 1945 dan jumat 17 Agustus 2012 yang kebetulan sama-sama dengan jatuh dibulan Ramadan tahun Hijriyah, dan seingatku tahun kemarin juga istimewa karena 17 Agustus 2011 bertepatan dengan 17 Ramadan 1432 yang selalu diperingati dengan hari kemerdekaan dan Nuzulul Quran.

Tadi sore ketika menunggu buka puasa menyempatkan diri nonton tv berita sore dan ada berita yang sangat miris yang berkenaan dengan hari kemerdekaan kalau tidak salah di daerah Jombang ketika acara upacara penaikan bendera di hari kemerdekaan yang kebetulan di sebelah lapangan ada Masjid yang sedang dalam pembangunan yang kebetulan ada para pekerja yang berdiri di tower masjid yang menghentikan sejenak aktivitasnya untuk memberi penghormatan kepada bendera merah putih yang sedang di naikkan oleh Paskibra setempat, Namun disisi lain para peserta upacara yang kebetulan berpakaian Pegawai mungkin PNS atau Honorer yang melihat kejadian itu justru di jadikan bahan tertawaan dan mereka sendiri lupa akan melakukan penghormatan yang jelas-jelas menjadi peserta resmi.

Saya yang menyaksikan itu terharu sekaligus muak dengan berita itu dan mempertanyakan dalam hati siapa sebenarnya yang lebih layak dipertanyakan Nasionalismenya.? Pekerja itu kita tidak tahu persis pendidikan formalnya sampai dimana tapi untuk PNS/Honorer sdh pasti dia berpendidikan paling tidak sampai SMA atau setingkatnya.

—————————————————————————————-

–_————————————_—————————————_——

10 Menit mereka Munafik..

Artinya :

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat. (HR Bukhari).

Dua hari aku berhadapan langsung dua orang biadab karena kemunafikannya dan sampai saat ini aku masih sangat susah melupakan hal kemarin itu,, seandainya mereka berdua tidak mengiyakan atau mengaminkan mungkin tidak apa-apa, tapi kekecewaanku yang mendalam karena sudah berjanji memegang amanah itu tapi ternyata di selewengkan padahal amanah itu tidak berat dan menyusahkan dan tidak juga mereka lupa dan tidak akan mungkin Ia lupa, Aku juga sudah memaafkan tapi melupakannya tidak sebab akan jadi pelajaran berharga buatku.

———————————————————————–

——–_——————–_—————————_———-

Bangsa ini sudah Merdeka selama 67 Tahun, mudah-mudahan kedepan kita merasakan kemerdekaan yang hakiki tanpa basa basi tanpa kemunafikan..

Dirgahayu Negeriku

Taqabbala llahu minna waminkum Minal Aidin Wal faidzin..

Berwarnanya Ramadhanku

Posted: 17 Aug 2012 11:26 AM PDT

aq hobi baca makanya gabung disini

Sungguh tidak terbayangkan dalam fikiranku sebelumnya bahwa dari hobi membaca dan belajar menulis yang akhirnya menuntunku pada status sebagai seorang kompasianer akan membawaku pada pengalaman seru dan menakjubkan seperti yang kurasakan hingga saat ini.

Terutama dibulan Ramadhan tahun ini. Ramadhan adalah sebuah bulan penuh berkah bagi umat muslim diseluruh dunia, dimana semua umat muslim diwajibkan dan diberi kesempatan untuk beribadah semaksimal yang mereka mampu untuk meraih amal, ridho dan ampunan dosa pada sebelas bulan sebelumnya dari Allah SWT. Agar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Namun selain meningkatkan hubungan dengan Sang Pencipta, melalui indahnya ramadhan umat muslim juga diwajibkan untuk bersilaturahmi menjalin dan memperbaiki hubungan dengan sesamanya didunia. Dan itu juga berlaku padaku.

Jika selama 6 tahun menjadi perantau dan menjalankan serta merasakan puasa bulan ramadhan di Jakarta tanpa kegiatan yang banyak dalam artian hanya melaksanakan ibadah puasa ramadhan dengan dirumah sebagai ibu rumah tangga penuh dengan tugas sederhana seorang ibu pada umumnya maka tahun ini sejak menjadi Kompasianer aku menjalani beberapa kegiatan yang berbeda. Sejak aktif di berbagai kegiatan offline baik yang diadakan para kompasianer melalui beberapa komunitas, perusahaan,pribadi maupun Pihak Admin Kompasiana sendiri membuatku mengenal dan berinteraksi dengan banyak orang-orang hebat dan inspiratif dengan berbagai pengalaman dan kegiatan yang beragam tapi memiliki hobi yang sama yaitu menulis.

Bagi orang yang aktif didunia maya, kegiatan offline atau KOPDAR tentu salah satu moment yang sayang untuk dilewatkan bila keadaan dan kondisi memungkinkan untuk menghadirinya. Karena dari sinilah interaksi hangat dan kekeluargaan akan terjalin dengan baik karena bisa saling mengenal satu sama lain orang-orang yang selama ini hanya dikenal melalui dunia maya.

Dan ramadhan adalah salah satu moment terbaik untuk saling bersilaturahmi antar sesama dalam segala hal. Jika selama ini aku hanya menjalani ibadah puasa hanya dengan kegiatan sebagai istri, ibu dan masyarakat kecil dilingkungan tempat tinggalku maka ramadhan tahun ini semua berbeda. Begitu pula saat menjalankan buka puasa bersama beberapa teman dan saudara yang hanya sekedar menjadi tempat ajang kumpul dan ngobrol ringan maka tahun ini aku merasakan hal yang berbeda saat menghadiri beberapa buka bersama yang kuhadiri dengan statusku sebagai seorang Kompasianer. Mulai dari berbagi ilmu melalui presentasi tentang "Internet Sehat Dan Aman" bersama Tim sukarelawan IDkita Kompasiana didepan para orangtua wali murid dan remaja diberbagai sekolah hingga buka bersama yang dibarengi dengan berbagi ilmu dan kegiatan positif dan fun lainnya.

1345225182937310441

IDKita Kompasiana DI SMP Islam Assalam

Dimulai diawal puasa, bersama sahabat tercinta dari Tim IDkita Kompasiana mbak Lovema dan Ibu Aulia Gurdi, kami mengadakan presentasi dihadapan orangtua wali murid SMP ASSALAM Pasar Minggu. Puasa yang bagi sebagian orang digunakan untuk bermalas-malasan dengan alasan lemas karena alasan lapar, maka itu tidak berlaku bagi kami. Apalagi Saat melihat antusias Para orangtua mendengar presentasi dan dengan aktif mengajukan berbagai pertanyaan dengan suara gemetar penuh kekhawatiran, dan dilanjutkan dengan berbagai ucapan terimakasih karena sudah berbagi informasi penting ini membuat rasa lapar dan lemas hilang dengan sendirinya. Berganti dengan rasa bahagia.

1345225617374277036

IDKita Kompasiana di SMK Kesdam Kramat

Pertengahan puasa kegiatan IDkita berlanjut didepan para remaja siswa SMK KESDAM KERAMAT. Dan yang membanggakan kali ini kami presentasi bersama Dirjen Kominfo, Ibu Mariam yang hadir didampingi oleh sekretarisnya. Dan kali ini aku benar mengalami pengalaman seru, Mendebarkan yang takkan pernah aku lupakan karena suatu kendala aku berangkat agak mepet waktunya karena takut telat untuk pertama kali dalam hidupku selama jadi warga Jakarta aku melaju kecepatan sepeda motorku diatas rata-rata. Dan untuk pertama kalinya pula aku ikut kenekatan gila pengendara lain yang ada didepanku menerobos palang pintu kereta di Stasion Pasar Senen karena beberapa saat lagi akan ada kereta yang melintas. Setelah menjalaninya dan sampai ditujuan aku baru sadar kalau tindakan tadi sangat berbahaya. Tapi saat melihat antusias dan semangat di wajah-wajah remaja di SMK KESDAM, perlahan yang bisa kuucapkan hanyalah Alhamdulillah denganpenuh bahagia karena sudah selamat sampai tempat dan melihat semua wajah antusias mereka saat mendengarkan presentasi kami. Sungguh kebahagiaan yang tak terkira dibulan ramadhan.

13452257501492846168

Bukber & Modis Kompasiana

Silaturahmi selanjutnya yang aku hadiri adalah Bukber dan Modis Kompasiana. Acara buka bersama atas undangan admin Kompasiana yang sebelum berbuka kita lebih dulu diajak untuk berbagi ilmu dan diskusi bersama beberapa pembicara hebat dan inspiratif tentang sampah di Destinasi Wisata Indonesia yang sudah mulai mengkhawatirkan kondisinya. Dan yang sangat menarik buka bersama dan modis kompasiana ini tidak hanya dihadiri oleh kompasianer muslim tapi juga nonmuslim yang semua membaur dan bercengkrama dengan hangat tanpa melihat perbedaan tersebut. Sungguh sebuah suasana yang indah. Selain kebersamaan yang hangat ditengah perbedaan dan dijamu dengan hidangan berbuka yang lezat semua kompasianer dapat ilmu dan inspirasi yang tak ternilai.

13452259641791985453

Gathering & Bukber Emak-Emak Blogger bareng Majalah Sekar dan Tupperware

Acara berikutnya adalah Gathering, buka puasa dan pemotretan Komunitas Emak-Emak Blogger untuk majalah Sekar dan Tupperware di Monas. Sebuah komunitas para wanita dengan status emak-emak hobi ngeblog. Meski aku baru bergabung tapi semua anggota menyambutku dengan hangat. Dan aku jadi tahu bahwa komunitas ini benar-benar sangat ok. Selain mengajak para wanita terus bekarya dan mencari, menciptakan dan membagi inspirasi melalui ngeblog komunitas ini juga mengembangkan kegiatan offline positif lainnya seperti bidang sosial. Sebagai contohnya adalah penggalangan bantuan yang baru-baru ini dilakukan untuk korban kebakaran Benhail. Meski karena suatu kendala dengan sangat menyesal aku belum bisa terlibat langsung diacara tersebut. Tapi aku jadi tahu bahwa emak-emak blogger sangat membanggakan dan mengagumkan dan aku menyesal baru bergabung dan mengenal mereka sekarang hehe… !

1345226113775607453

Bukber dengan Indosat di Hongkong Cafe

Mendekati minggu terakhir ramadhan aku mendapatkan undangan dari kompasianer senior Sivirus ceria mas hazmi serondol untuk menghadiri acara buka bersama indosat di Hongkong Caffe Jakarta Pusat. Dan kali ini acara di isi dengan hal-hal yang menyenangkan dan fun seperti game, doorprize dan tidak ketinggalan siraman rohani dari seorang ustad. Tujuan lain Mas Hasmi mengundang adalah untuk membiasakan para blogger seperti aku yang tergolong lelet menulis dan posting belajar menulis reportase dengan cepat dan tepat. Karena sesudah acara dengan sigap si virus ceria ini akan menyebarkan "tagihan" reportase di media sosial dan ini cukup menjadi tantangan dan pelajaran tersendiri bagiku yang tergolong masih lelet saat aku memposting sebuah tulisan berjenis Reportase. Bahkan terkadang acara sudah berjalan beberapa hari yang lalu reportase baru aku buat. Terimakasih Mas Hazmi atas latihan deadline dan undangannya.

Dan buka bersama terakhir ramadhan tahun ini sebelum mudik yang aku hadiri adalah buka bersama dirumah kompasianer Mbak Lovema istri dari kompasianer Mas Erri. Yang mana hadir pula kompasianer muda hasil kampanye Tim Idkita, Lourdes Florentine Mariso dan Cilla. Siswi SMA Fransiskus kramat. Disini aku melihat bagaimana sebuah hobi membaca dan menulis bisa membaurkan orang dari segala generasi tanbpa sekat perbedaan. Tidak ada istilah menggurui, yang ada adalah bagaimana saling belajar dan berbagi inspirasi. Yang mana aku cukup kagum melihat interaksi yang ada terutama saat Om Valen memberikan penjelasan pada Lourdes dan Cilla tentang rencana untuk mengikutkan mereka dalam pemilihan relawan TIK Kominfo. Begitu juga saat aku dan yang lainnya bercanda dengan Mas Isjed Admin Kompasiana. Tidak ada lagi sekat pembeda antara admin dan kompasianer. Yang ada kita semua adalah sahabat yang berstatus sama yaitu seorang blogger.

Dan sekali lagi aku hanya bisa mengucapkan Alhamdulilah. Tanpa melupakan tugasku sebagai seorang istri dan ibu, aku bisa mengikuti berbagai kegiatan yang benar-benar mewarnai hari-hari Ramadhanku tahun ini. Dan aku berdo'a dengan segenap hatiku semoga Allah SWT kembali mengijinkan dan memberi kesempatan padaku untuk dapat menjalani Ramadahan tahun depan agar kembali bisa beribadah dan mengisinya dengan berbagai kegiatan penuh warna lainnya,amin.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Buka Ala Waktu Indonesia TVRI

Posted: 17 Aug 2012 11:26 AM PDT

Asli wong Jogja. Pernah menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Menyukai olahraga sepakbola, sedang belajar menjadi citizen Juornalism dan rajin mengirimkan tulisan ke berbagai surat kabar lokal maupun nasional.

Saat-saat menjelang buka puasa bisa menjadi kenangan yang tak bisa dilupakan. Sekaligus menyenangkan dan menghibur hati. Tak terkecuali bagi Bapak, Ibu, saya dan dua orang Adik saya. Kami berlima tinggal di Jogja barat.

Dan sudah seperti muslim pada umumnya, kami sekeluarga menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Buka puasa adalah saat yang paling ditunggu oleh kami sekeluarga. Tapi menjelang buka puasa, Bapak mempunyai kebiasaan selalu mendengarkan adzan Maghrib di TVRI Jogja. Semacam patokan buka puasa bagi kami sekeluarga.

"Kurang afdol buka puasanya kalau tidak mendengarkan adzan Maghrib TVRI Jogja," begitu alasan Bapak ketika ditanya tentang kebiasaannya itu. Kebiasaan itu sudah berlangsung sejak masih muda. Tapi akhir-akhir ini, jam adzan Maghrib di TVRI Jogja agak sedikit lama dibandingkan yang lainnya.

Seperti pada selasa petang (7/08) yang lalu, saat kami sekeluarga hendak berbuka puasa. Adzan Maghrib di masjid kampung sudah mulai berkumandang. Tapi adzan Maghrib di TVRI Jogja belum juga berkumandang. Bapak meminta seluruh anggota keluarga untuk bersabar menunggu adzan Maghrib di TVRI Jogja berkumandang.

"Sabar, ini kan cuma setahun sekali," kata Bapak. Dan seluruh anggota keluarga pun menurut.

Beberapa detik kemudian, adzan Maghrib di TVRI Jogja berkumandang. Setelah itu, Bapak memimpin membaca doa berbuka puasa dan doa sebelum makan. Lalu tidak lupa meminum seteguk teh manis untuk membatalkan puasa. Pada saat sedang asyiknya berbuka, Adik saya nomor dua tiba-tiba nylethuk begini, "Wah, kita hebat ya." "Jam berbuka puasanya saja tak memakai WIB tapi WIT alias Waktu Indonesia TVRI." Geerrrrrrrrr, seluruh anggota keluarga tertawa mendengar celethukan Adik saya.

Salam Kompasiana.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Film Kisah Nabi Yusuf di TVRI Keliru?

Posted: 17 Aug 2012 11:26 AM PDT

Kondisi per-televisi-an, atau lebih khusus per-film-an saat ini, bagi penulis sangat memperihatinkan. Banyak pertanyaan kritis seputar keinginan produser menampilkan film mendidik dan bernuansa keagamaan. Jika toh ada, maka nilai ke-islam-an substansialnya menjadi samar, dan bahkan mungkin tidak ada.

Teman saya pernah berkomentar, "Film Islam apa?, judulnya, Mati dikerubutin Ulat yah…". "Film Islam apa?, kalau aktrisnya berjilbab pasti tak akan bermain tanpa air mata". Statemen ini mungkin ada benarnya (faktual), meski perlu diteliti lebih jauh.

Satu-satunya film bernuansa Islam yang saya nikmati bersama keluarga pada bulan Ramadhan ini, adalah kisah para Nabi yang ditayangkan di TVRI setiap magrib dan subuh. Kebetulan beberapa malam terakhir, kisah yang diputar adalah kisah Nabi Yusuf as. Film saya ikuti seksama, sambil membuka tafsir al-Quran, berusaha mencocokkan ilustrasi film dengan apa yang ada dalam nash.

Kemarin malam episode yang diputar adalah kisah ketika Zulaikha, istri tuan Yusuf as, Raja Azis menginginkan menyerahkan dirinya dan memaksa Nabi Yusuf as dalam kamar pribadinya. Dalam al-Quran kisah tersebut digambarkan sebagai berikut:

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: 'Marilah ke sini.' Yusuf berkata: 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.' Sesungguhnya orang-orang yang lalim tiada beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.  Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih.  Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?. usuf berkata: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta." (QS. Yusuf: 23-26)

Inilah terjemahan al-Quran al-Karim yang mengilustrasikan kisah Nabi Yusuf ketika istri tuannya menghendaki dirinya. Tak banyak kajian tafsir yang menceritakan lebih jauh dan atau keluar dari konteks seperti disebutkan di ayat tersebut.

Saya sedikit kaget, kecewa, dan penasaran. Pasalnya dalam kisah YANG DI-FILM-KAN tersebut, saksi Nabi Yusuf adalah seorang bayi dan diilustrasikan bahwa Yusuf-lah yang mengambil saksi dari seorang bayi. Bayi itulah kemudian yang bercerita "seperti burung beo" membuktikan bahwa Zulaikha-lah yang memanggil dan memaksa Yusuf as.

Penasaran, segera kubuka kitab tafsir yang ada, dan mungkin karena keterbatasan, tidak ada satupun kitab tafsir yang menungkapkan bahwa saksi tersebut adalah seorang bayi. Kucoba mempelajari dari sisi bahasa. Dan jelas, kata Syahida yang dipergunakan al-Quran, yang berarti menyaksikan, adalah kata kerja untuk saksi Yusuf as., dan, jelas tidak diilustrasikan dalam film tersebut. Artinya, meskipun ada riwayat bahwa saksi Yusuf as, adalah seorang bayi, maka bayi tersebut tidak menyaksikan kejadian.

Apakah film ini salah?, jika salah, apa ini disengaja?, jika disengaja tujuannya apa?. Ataukah sebelum diputar, tidak diperiksa terlebih dahulu, apakah sesuai dengan naskah utama (al-Quran) atau tidak??…

Hemat penulis, jika betul ada kesalahan tentunya memiliki implikasi besar bagi siapa saja yang melihat film tersebut. Informasi tentang kebenaran sebuah kisah akan berubah, dan bisa saja turun temurun. Penonton pertama akan bercerita, kepada orang lain, ke orang lain, ke anak mereka, dan seterusnya. Sampai ada sebuah pertanyaan, siapa saksi Yusuf ketika….?, maka akibat film itu, jawabannya adalah "seorang BAYI"..

"Sesungguhnya kami yang menurunkan al-Quran, dan kami pula yang menjaganya" (QS. al-Hijr: 9)

Mentari untuk Anakku

Posted: 17 Aug 2012 11:26 AM PDT

Awan berarak berkejaran

membawa butiran kabut

perlahan menetes melantunkan nada- nada harmoni

terbawa sang bayu yang semakin dingin…,

mencoba terbangkan jiwa

dengan sayap- sayap yang pernah patah

0leh derasnya kehidupan

Letih terasa membelenggu

Mengoyak raga yang semakin merana

Asa kan tetap ada menanti sandaran jiwa tuk lepaskan penat yang meraja

biarkanlah berlalu  dan lalui masa itu dengan sebuah senyum..

terbangkanlah  sayap mu setinggi langit

raih bintang bintang itu dengan usaha dan doa

tataplah matahari   dengan gagah…

maka sang surya akan menjemputmu

ketika kakimu berdarah karena kerikil kerikil kehidupan, bertahanlah….

ketika tanganmu sudah tidak kuat lagi mengangkat beban ringankanlah…

ketika kepalamu letih dan tak mampu berfikir  berdoalah…

ingatlah Allah  yang selalu ada untuk kita

Selamat jalan anak-anak ku

doa kami merestui langkah kalian…

raih cita- citamu..dan berkibarlah di angkasa raya

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar