tarticoolsid.blogspot.com

Bobok, matanya merem dongggg….

Kok enggak merem sih?!

Itu tandanya belom ngantuk?!

Merem, merem, sipit, sipit….

Mata merem mata sipit!

Yang itu enggak bobok

Yang ini enggak bobok

Hufttt…. capek deh!

Ini sudah malam

Tapi kamu kagak mau bobok

Udah malam bertambah malam

Satu, dua, tiga….zzz….z..z…zz…

Merem lagi matanya merem lagi

Kok masih melotot?

Jadi belom ngantuk ya?

Kalo begitu aku yang bobok

Bobok….bobokk….zz…z…z….

Biar kunyanyikan nina bobok

Kalo tidak bobok digigit nyamuk….

Uahhhh….gut nite semuanyaaa….

OPINI | 01 October 2012 | 01:02 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Prinsip Tanpa Kekerasan adalah etika tertinggi,yang merupakan tujuan seluruh evolusi. Selama kita masih melakukan kekerasan terhadap sesama manusia,kita tidak lebih baik dari binatang buas.

( Thomas Edison )

Hari ini tulisan tentang tragedi G 30 S/PKI bertebaran di media kompasiana ini. Ada berbagai opini dan sudut pandang yang hadir. Saya melihat hal ini dalam segi yang positif, membawa kita dalam era keterbukaan diri dan saling belajar untuk memahami perbedaan pandangan sejarah secara lebih dewasa dan intelek.  Sejarah masa lalu memang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang bangsa ini,perjalanan panjang sejarah yang bukan hanya selama 67 tahun,namun telah melintas batas jika mau ditarik ke belakang lagi dari sejak Sriwijaya.

Bahkan Bung Karno sendiri mengakui bahwa Pancasila yang ada sekarang ini adalah sebuah penggalian yang panjang dari peradaban lampau. Dan Pancasila ini pula yang dijadikan jargon untuk propaganda,sehingga makna dan pengamalannya jauh dari harapan untuk mencapai dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Selain masalah masa lalu ini,sekarang ini bangsa kita berada dalam masa transisi,masa perubahan. Disamping prestasi yang diraih pemerintah dalam membangun bangsa ternyata dalam segi yang lain masih banyak terdapat kekurangan,khususnya dalam penegakkan hukum,yang adalah "panglima" untuk menjamin tercapainya kesejahteraan,keadilan,serta kebenaran.

Keadaan sudah carut-marut. Apalagi yang harus ditakuti? Mari kita membangun kembali! Diperlukan Revolusi Damai untuk itu. Rekonsiliasipun adalah salah satu bentuk revolusi. Sudah saatnya kita mengesampingkan kepentingan pribadi. Segala elemen bangsa duduk bersama untuk berpikir tentang Re-Evolusi Bangsa dan Negara.

Pancasila itu sakti atau tidak tergantung kita. Manusia Indonesia sendiri yang memberi maknanya. Dan para Founding Father menilai dengan pandangan mata hari serta budi mereka yang telah ditempa oleh keadaan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tepat diterapkan di bumi Indonesia yang beraneka ragam suku,adat istiadat,logat bahasa serta agama atau kepercayaan yang dianut. Mereka yang menafikan hal ini adalah orang yang lupa,atau sengaja lupa. Menolak nilai-nilai Pancasila adalah juga menolak untuk tetap berdirinya negara ini.

Masa transisi ini adalah masa penting untuk menentukan sikap kita,untuk memenuhi kewajiban kita terhadap bangsa ini. Mereka yang tidak menjalankan swadharmanya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan masih hanya berpikiran sempit utk kepentingan pribadi,kelompok atau golongannya akan berhadapan langsung dengan mereka yang telah menetapkan sikap untuk menjaga bangsa dan negara ini dengan mengamalkan Pancasila dengan sebenar-benarnya dengan semangat koperasi dan gotong-royong.

Revolusi batin inilah yang akan membawa bangsa ini menuju pada kejayaannya. Revolusi yang merupakan wujud kebangkitan jiwa anak-anak Ibu Pertiwi dalam masyarakat adil dan makmur.

Apakah ini hanya utopia?

Kembali pada kita, masyarakat Indonesia sendiri. Sudah saatnya kita kembali pada swadharma kita. Para politisi menggunakan politik demi kemajuan bangsa. Para artis menekuni seni untuk pencerahan. Para pekerja bekerja yang rajin demi pembangunan bersama. Para pedagang tidak hanya mengejar untung,namun juga melihat lingkungan dengan empati.

Demikianlah, Pancasila sakti adalah wujud dari tekad dan niat anak-anak bangsa ini untuk menerapkan serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila tersebut.

Merdeka!

Indonesia …..Jaya!!!

Jakarta, 1 Oktober 2012

Selalu dan selalu..saya kadang merasa tak mampu menolaknya jika ada penjual air mineral di jalanan khususnya di Jeddah dan Makkah ini menawarkan dagangannya,walau kadang tidak begitu haus tapi sebisa mungkin saya berusaha untuk membeli air mineral ini selain karena faktor kasihan juga salute dengan semangat hidupnya yang tinggi dalam mencari sedikit rejeki halal di tengah teriknya matahari.

Apalagi memang harganya cukup murah hanya 1sr saja disamping juga cuaca yg cukup panas,jadi walau tidak dalam keadaan haus di usahakan punya cadangan air mineral jika bepergian di siang hari di negara-negara arab ini.

Jika melihat pedagang asongan/khusus air mineral ini saya jadi teringat akan tanah air dimana begitu banyak pedangan asongan.
Sedikit sedih dan haru melihat semangat juang mereka para pedagang asongan di Jeddah dan Makkah yang dengan semangat tak kenal menyerah dibawah terik matahari selalu teriak !

"Moya…Moya..Moya..Moya Barid..!("Air-air..Air..Air dingin..!")teriak para pedangan asongan ini.

Kadang saya jadi malu,karena hanya untuk jalan beberapa meter saja atau masih naik mobilpun masih suka mengeluh dengan cuaca panas..! bagaimana dengan mereka yang ada di jalan-jalan yg hanya untuk sekedar mencari sedikit rejeki Halal harus rela berpanas-ria di terik matahari..!

Dari segi keuntungan juga saya rasa tidak terlalu banyak,karena setahu saya 1karton berisi 24 botol air mineral,paling dihargai 18 sr,jadi keuntungan hanya 6sr jika mampu menjual 24 botol air mineral.

Tapi tidak tahu berapa omsetnya mereka dalam sehari,tapi yang pasti air mineral ini memang cukup laku,apalagi di tengah teriknya matahari siang di negara gurun…dan padatnya lalu lintas Jeddah-Makkah yang selalu padat dan macet..!

Oh ya penjual air mineral ini kebanyakan para pendatang dari Yaman dan para keturuanan Kulit Hitam Afrika yg lahir dan besar di Jeddah or Makkah,tapi mereka belum menjadi warga negara Saudi Arabia,karena umumnya mereka keturuanan pendatang gelap.

Tapi yang saya salute lagi walau mereka berdagang macam ini,mereka tidak terlibat kriminal seperti yang sering terjadi dengan padangan asongan di kota-kota besar-di Indonesia.mereka terlihat sangat ikhlas dalam mencari rejeki halal dan tidak ada sepertinya niat jahat merangkap sebagai penjahat atau penodong.

Kerja mereka juga sangat cekatan dan gesit,tidak ada tampang memelas dll,satu lagi saya tidak tahu dimana mereka mendinginkan dagangannya ini,yg saya tahu dalam kardus mereka kosong tidak ada air es batu,tapi yg dijual selalu air mineral dingin dan sejuk serta berembun,jadi orang selalu tergoda untuk membelinya.

Ada juga yang tak kenal menyerah adalah para penjual parfum di Cornice-Balad-Jeddah,kalau yang ini kebanyakan pendatang dari Yaman..!

Mereka mengoleskan parfum pada tangan kita sambil berharap kita membelinya jika parfum itu cocok dengan selera kita,harga juga sangat murah yg cuma 5sr-10sr ada,tapi karena saya juga masih banyak sedia parfum jenis ini,jadi tidak setiap saat beli parfum,bahkan kalau beli banyak suka dikasih hadiah lebih.

Berbeda dengan air mineral sudah pasti semua orang membutuhkan air mineral..!Tapi ada satu persamaan mereka sangat gigih dalam berjualan dan mencari rejeki halal ini..salute dan semoga rejeki mereka selalu berlimpah amin.

Salam sejahtera selalu dari Jeddah..!

USULAN revisi UU KPK seperti bola panas. Sudah bergulir namun tidak ada pihak yang mengakui sebagai yang paling berkepentingan di dalamnya. Partai Golkar yang ditengarai sebagai inisiator justru meradang, lantas membatah jika revisi yang diusulkan tidak untuk melemahkan KPK.

Melihat gelagat perkembangan bergulirnya usulan Revisi UU KPK, Indonesia Corruption Watch (ICW) menegaskan Partai Golkar yang paling getol. Peneliti ICW, Agung Widadi bahkan tidak ragu saat menyebut partai berlambang pohon beringin ini sebagai inisiator Revisi UU KPK.

Agung menduga Golkar harus berupaya melemahkan KPK dikarenakan banyaknya kepala daerah yang berasal dari partai ini diperiksa penegak hukum terkait kasus dugaan korupsi. "Golkar jadi motor yang vulgar agar KPK lumpuh," begitu sebut dia dalam jumpa pers di Jakarta Minggu kemarin.

Usulan untuk melakukan revisi UU KPK ini telah berjalan kurang lebih satu tahun. Politisi partai Demokrat Ruhut Sitompul juga pernah menyebut Partai Golkar lah sebagai inisiator awal memangkas kewenangan lembaga anti korupsi tersebut. Meski begitu Ruhut mengakui partai tempat dia bernaung juga punya upaya yang sama dengan Golkar yakni untuk melemahkan KPK.

Agung mengatakan, Revisi UU KPK merupakan tindakan mengebiri lembaga pemberantasaan korupsi tersebut. Mulai dari pelemahan kewenangan, pemangkasan anggaran hingga audit kinerja. "Ini terkait pemeriksaan kepala daerah," katanya.

Namun anehnya, para wakil rakyat yang mengusulkan revisi ini justru punya alasan berbeda yakni untuk menguatkan lembaga superbody tersebut. Mereka berkoar-koar bahwa revisi ini untuk menguatkan KPK, padahal poin-poin yang diusulkan semuannya mengebiri kewenangan KPK.

Ada lagi yang coba memancing di air keruh dengan mendeklarasikan diri sebagai partai yang menolak revisi UU KPK. Contohnya partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengklaim menjadi salah satu parpol yang menolak revisi UU yang kini sedang digesa oleh Komisi III DPR RI. Belakangan, ada lagi tiga fraksi yang turut mencoba mencari keuntungan dalam situasi ini dengan menyerukan penolakan revisi UU KPK yakni Gerindra, PAN, dan PD.

Namun ICW menilai hal tersebut hanyalah bagian dari pencitraan, karena partai yang menolak harusnya tidak beretorika, tapi tegas membatalkan revisi UU KPK. "Empat fraksi yang menolak penyebabnya apa dan siapa saja, itu yang pertama. Itu fraksi yang politikusnya ditangkap, itu adalah pencitraan terhadap rakyat. Kedua adalah fraksi-fraksi kecil di DPR yang membutuhkan dana besar untuk Pemilu 2014 nanti. Empat fraksi yang menolak UU KPK itu ada kepentingan politik sendiri," kata Agung.

Menurut Agung, revisi UU KPK benar-benar menghilangkah kekuatan KPK. KPK menjadi macan ompong dan kian tak berdaya memberantas korupsi. "Bukan seperti menghilangkan tapi memang menghilangkan kewenangan KPK. Dalam melaksanakan tugas KPK terbentur dalam dua hal terutama saat menyelidiki korupsi politik dan korupsi lembaga penegak hukum," papar Agung.

Dia menduga karena tugas KPK dalam pemberantasan korupsi kemudian ada upaya DPR untuk mengurangi kewenangan KPK.

"Karena tugas KPK yang seperti ini maka ada strike dari DPR terhadap KPK dengan menolak pembangunan gedung KPK dan melakukan revisi UU KPK. Yang kami anggap tidak wajar. Menurut kami DPR ini adalah episentrum pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini," tegasnya.

Partai Golkar membantah tudingan ICW terkait dukungan terhadap Revisi UU KPK. Politisi Golkar Nudirman Munir mengatakan dukungan terhadap revisi UU KPK untuk memperkuat lembaga tersebut bukan melemahkan.

Anggota Komisi III DPR RI itu juga membantah ngototnya Golkar merevisi UU KPK karena mereka menduduki peringkat pertama terkait banyaknya kepala daerah dari Golkar yang diperiksa KPK. "Mending ICW bikin partai politik saja biar lebih bagus," katanya seperti yang diberitakan Tribunnews.com.

Selain Golkar, Demokrat juga getol melancarkan manuver politik untuk merevisi UU KPK, yang tengah meradang. Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Sutan Bhatoegana menebar janji revisi UU tak akan melemahkan KPK.

Kontroversialnya, draft UU KPK sarat peniadaan kewenangan khusus KPK sebagai lembaga  pemberantas korupsi yang masuk kategori kejahatan extraordinary. Makin ironi, DPR tanpa fakta  dan analisa terpercaya mendorong revisi UU kontroversial. Janji-janji penguatan KPK dan penolakan revisi anggota parlemen dan fraksi diyakini hanya bagian politik pencitraan.