Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 28 September 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Janur Hitam

Posted: 28 Sep 2012 11:19 AM PDT

Resep Red Velvet Cake

Posted: 28 Sep 2012 11:19 AM PDT

REP | 29 September 2012 | 01:18 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Resep Red Velvet Cake yang satu ini mungkin sedang anda cari untuk disajikan setelah mencoba resep rainbow cake. Yang satu ini memakai bit sehingga warnanya merah alami dengan rasa bit yang khas. Lapisan krim kejunya yang lembut gurih membuat cake ini jadi makin spesial.

Bahan:
1348856136129095357Bahan A:
150 g susu cair
50 g yoghurt
10 g air jeruk lemon
Bahan B:
100 g bit halus

Bahan C:
50 g Hollman butter
100 g Margarin
150 g Wijsman butter
250 g Gula Pasir
10 g Toffieco Dark Red Colour
10 gr Vanilla Butter

Bahan D:
250 g tepung terigu
40 g Susu Bubuk
1 g High Fiber
20 g Cokelat Bubuk

Bahan E:
10 kuning telur ayam dan 3 Putih (290 gr)
Bahan F:
150 g gula halus
450 g cream cheese
400 g fresh cream

Bahan G:
macaron merah bubuk

Bahan H:
croquant filling

Cara membuat:

1. Bahan B: Didihkan di atas api hingga air tinggal setengahnya, lalu blender sampai halus dan timbang 50 gr. Boleh juga dikukus tanpa air dan gula lalu blender dan timbang 100gr.
2. Masukan bahan B kedalam bahan A dan aduk rata sampai menggumpal lalu masukan bahan E dan aduk asal rata saja.
3. Kocok bahan C hingga putih lalu turunkan kecepatan dan dan masukkan silih berganti bahan D dan C sedikit demi sedikit hingga habis.
4. Tuangkan adonan ke dalam 4 loyang Bundar 20 X 3 cm.
5. Panggang selama 30 menit dalam oven panas 180 C hingga matang
6. Kocok bahan F hingga menyatu. Gunakan bahan ini untuk filling dan melapisi seluruh permukaan cake. Sisipi dengan croquant filling.
7. Taburi dengan bubuk merah merata dan hias dengan Macaron.

Untuk 8 potong red velvet cake.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Menua dalam sayang

Posted: 28 Sep 2012 11:19 AM PDT

30 HARI MENCARI CINTA ILAHI

Posted: 28 Sep 2012 11:19 AM PDT

Malam ini Jum'at, 10 Agustus 2012. Tepat 22 Ramadhan 1433 H. Subhanallah bulan yang penuh berkah ini hampir usai. Sudah dua pertiga lebih, bulan mulia ini kita lalui. Bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh ummat Islam di seluruh dunia. Bulan yang seandainya manusia tahu keutamaannya niscaya mereka menginginkan seandainya setiap bulan adalan bulan Ramadhan.13488553101227726612

Dari ibnu Abbas ra; katanya," aku mendengar Rasul saw. bersabda : "Andai kata umatku tahu tentang sesuatu yang tersembunyi dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Ramadhan semuanya".

30 hari sebenarnya tak cukup untuk kita mencari cinta Allah SWT. CintaNya Maha Agung, tiada yang dapat mencintai kita sebaik Dia. CintaNya cinta sempurna. Justru apa peranan kita sebagai hambaNya untuk membalas cintaNya? Mengabdikan diri pada Pencipta teragung kita, menyemai rasa kecintaan yang tak terbagi kepada selain-Nya, melaksanakan perintah Allah dan tentu meninggalkan larangan-Nya. Sudahkah kita melakukannya? Sempurnakah cinta kita?

Ramadhan tahun ini berbeda bagi saya. Jika tahun lalu saya disibukkan dengan persiapan-persiapan sebagai mahasiswa baru dan lebih banyak melewatinya di rumah, tapi tahun ini nyaris saya jarang pulang ke rumah. Sampai-sampai saya dijuluki "Bang Toyyib". Hmm, julukan dari kakak karena memang saya sering pulang 3hari sekali.

Mengikuti sebuah kepanitiaan Ramadhan di bulan ini, memberi kesan yang mendalam bagi saya. Di kepanitiaan ini, saya tak mengira jika ternyata panitianya sedikit sehingga kami yang sedikit ini harus ekstra berjuang keras. Dari kegiatan inilah saya bertemu dengan ikhwah seperjuangan. Dari mereka saya belajar banyak. Bersama mereka pula saya merasakan ikatan ukhuwah. Bagaimana tidak, kami yang hanya bertiga hampir setiap hari bertemu. Bersama bahu-membahu dalam mengemban tugas yang diamanahkan. Kadang kami merasa bingung membagi tugas, perasaan ingin segera bertemu keluarga tercinta, dan kadang perasaan jenuh datang menghampiri. Itu semua menjadi 'percikan warna-warna' yang menghiasi rutinitas di 30 hari ini.

Saat kejenuhan itu hadir, saya sempat mengeluh. Saya merasa capek dan ingin pulang saja seperti yang lain. Tetapi ternyata aduan saya di suatu siang itu malah membuat saya menata kembali 'langkah-langkah kecil' ini. Bahwa aktivitas yang saya jalani ini adalah sesuatu yang harus saya syukuri. Allah-lah yang mengizinkan atas nikmat kesehatan, nikmat kesempatan, nikmat kemampuan, serta diberi kemudahan akan banyak hal. Saya ingat kata-kata seorang kakak senior saat itu, "Saat kita diberi kesempatan oleh Allah maka nikmatilah saat-saat itu, syukurilah itu semua sebagai sesuatu yang indah, dan berusaha lakukan yang terbaik karena belum tentu diberi kesempatan lagi oleh Allah….".

Sore itu saat saya duduk sendiri mentadabburi ayat-ayat ilahi, disertai desiran angin lembut di serambi masjid kampus. Saat itulah saya menikmati saat-saat itu. Saya akan merindukan saat-saat menunggu datangnya peserta. Saya akan merindukan saat-saat melihat bahagianya menyaksikan teman-teman bersemangat dalam majelis ilmu, saya akan merindukan saat-saat indah hampir tiap hari bersama kedua ikhwah seperjuangan. Saya akan merindukan saat-saat kami bertiga duduk di serambi masjid berbuka puasa bersama sambil membicarakan acara kita hari ini, serta bagaimana acara untuk hari berikutnya. Saya akan merindukan saat-saat kami ber-fastabiqul khoirot saling semangat-menyemangati untuk amaliyah di bulan ramadhan, juga saat-saat bertukar senang sedih bersama; saat saya kehilangan helm kesayangan, saat salah satu diantara kami menghadapi perjuangan yang tak membawa hasil yang diharapkan serta saat-saat saling menguatkan. Saya akan merindukan saat kami saling berbagi tentang amanah-amanah yang diemban. Saya akan merindukan saat-saat kami berbagi kisah perjuangan sebagai seorang 'ghuroba'. Sungguh saya bersyukur kepada Allah dipertemukan dengan mereka.

Inilah 30 hari mencari cinta. Sekali lagi, 30 hari memang tak cukup untuk menggapai cinta Allah, cinta ilahi. Namun ini semua akan menjadi berbeda manakala tujuan kita seperti tujuan Allah yang tercantum dalam QS. Al-Baqoroh:183,

"……diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu, agar kamu bertakwa".(QS. Al-Baqoroh:183)

Ya, tujuan adanya bulan Ramadhan adalah sebagai bulan tarbiyyah diri, untuk mendidik kita menjadi orang yang bertakwa.

Kini Ramadhan telah berlalu, bukan bermakna itu hanya menjadi titik noktah pada amaliyah yang telah kita lakukan. Istiqamah. Siapa tahu, ini Ramadhan terakhir. Jadikan Ramadhan sebagai madrasah tarbiyyah untuk menghadapi sebelas bulan berikutnya, insyaAllah. SemogaAllah masih memberi ksempatan. Sedikit mengutip dari sebuah tulisan,

"Jadilah kamu hamba Allah, Bukan hamba Ramadhan.."

Fastabiqul Khairat!! ^_^ *sm

Pasangan Pria Berusia Lebih Tua. Kenapa Tidak ?

Posted: 28 Sep 2012 11:19 AM PDT

Adalah suatu kebiasaan bagi setiap manusia yang sudah memasuki usia remaja, saling mengenal lawan jenis. Setelah melalui proses pendekatan a.k.a PDKT dan disertai dengan nembak, kemudian biasanya mereka akan memutuskan untuk menjalin hubungan yang lazim disebut pacaran.

Bagi remaja perempuan usia SMP atau SMA atau berumur dibawah 20 tahunan, mereka biasanya cenderung menyukai laki-laki yang sebaya dengan mereka. Mereka cenderung memilih remaja yang terkesan badboy, anak band, anak basket atau cowok-cowok yang aktif diberbagai ekstrakulikuler di sekolahnya. Sekalian biar kelihatan ikut ngetop sih. Bukankah ini biasa bagi remaja?

Seiring berjalannya waktu, remaja perempuan ini akan memikirkan suatu hubungan. Dengan demikian, mereka baru akan memikirkan pernikahan. Pada usia diatas 22 tahunan atau setelah tamat kuliah, mereka akan cenderung mencari sosok pria dewasa. Pria dewasa yang dimaksud adalah pria yang berumur lebih tua beberapa tahun dari mereka. Dan hal ini telah dibuktikan oleh teman saya yang akan menikah pagi ini.

***

Sebutlah namanya Via (24). Via adalah teman saya semasa SMA yang dulunya dia memiliki hubungan dengan kakak kelas. Namun karena adanya perbedaan, mereka pun berpisah. Setahu saya, pacar-pacar Via sebelumnya adalah pria yang sebaya atau sekitar 3 tahun lebih tua dari umurnya. Dengan mereka, ada saja ketidakcookan yang dihadapi Via sampai akhirnya iba-tiba awal bulan september ini, via mengajak saya bertemu.

Ia mengatakan agar saya hadir dipernikahannya. Otomatis saya pun terkejut. Lama tak bertemu, tiba-tiba saja mendapat berita itu.

Via menceritakan bahwa calon suaminya adalah sesosok pria dewasa yang terpaut 15 tahun dengannya. WOW, 15 tahun ini berarti seperti selisih usia saya dan abang kandung saya. Saya bertanya, mengapa ia berani mengambil keputusan menikah dengan pria yang berumur lebih tua?

Menurut pengakuan Via dan beberapa orang teman wanita yang saya wawancarai, sosok pria yang berumur lebih tua itu :

1. Ngemong.

Sebagai calon kepala rumah tangga, seorang pria hendaklah menjadi pembimbing si wanita.

2. Pengertian

Yang namanya orang normal, pasti mendambakan pendamping yang pengertian.

Misalnya : Ketika Via sedang menangani pasien, calon suaminya sangat mengerti akan aktivitas Via, dan begitu pula sebaliknya.

3. Tidak Suka Memaksa

Setiap orang yang punya pacar, kadang suka menuntut pasangannya untuk melakukan yang ia sukai. Dan itu tidak ditemukan Via di calon suaminya. Calon suaminya membebaskan Via bila ingin melakukan apapun. Toh Via sudah cukup dewasa, ia pasti mengetahui apa yang dilakukannya jadi tidak perlu dipaksa. Paling Cuma diarahkan.

4. Teman Yang Asyik untuk Bertukar Pikiran

Yang namanya perempuan, pasti kebiasaannya curhat, kan? Pastinya perempuan suka cerita apa saja sama sahabatnya dan si sahabat pun mendukung apa yang ia katakan. Apalagi kalau ceritanya itu sama pacar yang sebaya. Emosi pun akan meledak-ledak. Nah, pria yang lebih dewasa, cenderung memberikan masukan berupa nasehat dan pandangan positif lainnya. Bukan langsung mengamini apa yang kita (PR) lakukan. Dengan pertukaran pikiran itu, solusi untuk suatu permasalahan pun akan mudah ditemukan.

5. Tidak Gampang Cemburu

Laki-laki yang lebih muda, cenderung gampang cemburuan. Sedangkan yang berusia lebih tua, tidak gampang terprovokasi karena dapat lebih berpikir dengan kepala dingin.

6. Kenyamanan

Dalam setiap hubungan, setiap manusia pasti mendambakan kenyamanan dalam hubungannya. Bila dengan pacar yang sebaya, ada saja masalah yang sering dihadapi dan tentunya itu tidak membuat nyaman, bukan? pria yang berusia lebih tua, akan sangat menghormati anda sebagai kekasihnya dan berusaha memperlakukan anda senyaman mungkin.

***

Ada beberapa faktor yang dapat memberikan kenyaman kepada para perempuan untuk menjalani hubungan dengan pria lebih tua, misalnya :

1. Perbedaan usia memang sudah jelas, namun disamping itu dapat disiasati dengan mencari beberapa kesamaan. Misalnya kesamaan hobi. Tapi jangan terlalu giat mencari persamaan, nanti bikin pusing diri sendiri. Kalau memang tetap berbeda ya dihormati saja. Toh perbedaan itu akan menjadikan segalanya indah, bukan?

2. Usia memang sudah jelas berbeda. Terus apakah anda selamanya akan hidup dalam perbedaan usia itu? Apakah perbedaan usia itu akan menjadi biang keributan? Pasti tidak. Adakalanya malah anda yang wanita dan lebih muda akan lebih mampu bersikap dewasa daripada umur si dia yang lebih tua. Ya selama tak ada perbedaan lain yang mendasari, kenapa tidak berusaha memperbaiki yang sudah ada?

3. Anda memilihnya tentu karena berbagai alasa, bukan? pasti anda telah melalui proses PDKT yang panjang sampai anda akhirnya memilihnya. Jadi jangan ada cerita aku begini dan dia begitu lagi. Kan tadi PDKTnya panjang.

4. Jangan pernah membandingkan hubungan anda yang telah berakhir dengan mantan pacar anda dengan si pria dewasa. Hubungan yang sedang anda jalani dengan si pria dewasa ini adalah hubungan anda yang insya allah akan selamanya, bukan? nah.. jalani dengan penuh toleransi karena mengingat perbedaan usia tadi.

5. Menjalani hubungan dengan pria yang berumur lebih tua memang bukan hal yang mudah. Maka dari itu anda juga membutuhkan nasehat dari keluarga anda, sembari anda meyakinkan diri dari omongan orang yang banyak mempermasalahkan tentang itu. Yakinkan diri anda bahwa anda telah memilih si pria tersebut dan berusaha menjaga hubungan dengannya.

Kalau bagi yang akan menikah seperti teman saya itu, maka ada baiknya menyimak hal berikut ini :

1. Yakinkan diri anda bahwa perbedaan usia bukanlah masalah. Buatlah perbedaan itu menjadi tolak ukur untuk kebahagiaan rumah tangga yang akan anda jalani.

2. Walaupun si pria berusia lebih tua, ia masih bisa memberikan keturunan. Sedangkan wanita yang telah berusai diatas 35 tahunan, akan susah jika diharuskan untuk hamil walaupun ada juga.

3. Orang lain kadang akan sulit menerima keputusan anda menikah dengan pria lebih tua. Jadi, berusahalah untuk menciptakan citra positif dihadapan orang banyak walaupun masalah di dalam rumah tangga pasti ada, baik dengan pasangan sebaya, lebih muda maupun lebih tua.

4. Tak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan wanita  memilih pria lebih tua untuk menikah dengannya karena alasan kemapanan. Jadi, supaya anda perempuan tak disebut sebagai cewek matre, anda kerja juga dong. Kalau suami anda tak mengzinkan anda bekerja diluar rumah, didalam rumah pun anda bisa menghasilkan uang. Misalnya membuat kue.

5. Pasti suami anda bangga karena telah memperistri anda yang masih muda dan tentunya cantik, apalagi anda perempuan muda yang juga pintar dapat dibanggakan dihadapan teman-temannya.

6. Menikah bukanlah untuk sehari atau dua hari. Menikah itu memerlukan kesiapan untuk berkomitmen selamanya. Pria lebih tua apalagi mapan, bisa menjadi alternatif yang OK,bukan?

7. Tuhan telah menghadirkan rasa cinta itu diantara anda berdua lewat berbagai macam persamaan dan perbedaan cara pandang terhadap sesuatu. Maka anggaplah itu sebagai anugerah yang tak dapat digantikan oleh apapun. Dengan demikian anda akan menikmati cinta itu sendiri tanpa terus mengingat bahwa anda perempuan telah menikah dengan pria yang lebih tua.

***

Terlepas dari usia pria yang lebih tua, setiap wanita pasti mendambakan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Jadi rumah tangga yang telah dibina itu, dijalankan sebaik-baiknya. Jangan jadikan perbedaan usia itu menjadi penyebab jika dikemudian hari anda menemukan masalah.

Di dalam umumnya rumah tangga yang dibangun, kerikil-kerikil tajam adalah hal yang biasanya yang masih bisa dibicarakan. Maka diperlukan komunikasi yang intens agar tidak terjadi perbedaan pendapat antara anda dan pasangan anda. Jika pun nanti anda menemukan masalah, maka segera ingat hal-hal yang membuat anda memutuskan menikah dengannya.

Jadi, menikah dengan pria yang berusia lebih tua bukanlah sebuah masalah dalam menyatukan visi dan misi untuk berumah tangga. Bagaimana menurut anda?

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar