Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 16 September 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Kau adalah HatiKu

Posted: 16 Sep 2012 11:35 AM PDT

Film “Innocence of Muslims” Dalam Perspektif Yahudi Dan Vatikan !

Posted: 16 Sep 2012 11:35 AM PDT

Film "Innocence of Muslims"yang menghina Nabi Muhammad dan Islam secara keseluruhannya telah menimbulkan gejolak besar di berbagai kawasan dunia Muslim,meskipun pelaku pembuatan film tersebut Sam Bacile alias Nakoula Basseley Nakoula warga Cerritos ,California itu sudah ditangkap oleh kepolisian federal Los Angeles,AS Sabtu 15 September 2012.                                                             

Karena Sam Bacile(Sam Bassiel)yang menurut FBI bahwa ia bernama aslinya Nakoula Basseley Nakuola memngakui sebagai Yahudi yang sedang menjalani hukuman percobaan dan denda sebesar US$ 790.000 karena pemalsuan nomor rekening perbankan di AS.Dan sebagai Yahudi pula ia sengaja membuat film itu untuk memprovokasi dunia muslim demi kepentingan rezim Zionis Israel,karenanya ia bnayak mendapat bantuan dari para donatur Yahudi dan Kristen Koptik tersebut.                                                  

Meskipun Nakoula Basseley selaku Kristen Koptik yang Yahudi itu menyuarakan tujuan pembuatan film penghinaan terhadap Islam ,tetapi rezim Zionis Israel berlepas tangan dari keterkaitannya dengan Nakoula Basseley Nakoula tersebut.Tel Aviv sejak dini sudah mengatakan,bahwa Israel tidak terkat apapun dengan Nakoula mantan narapidana itu.                             

Dalam konteks ini,Michael Melchior  salah seorang Rabbi Yhudi Ortodock yang juga mantan Wamenlu Israel itu mengatakan bahwa "Kami mengutuk film yang menyinggung Islam,yang menimbulkan unjuk rasa yang mematikan di Libya dan Mesir".Michael Melchior melanjutkan pula,bahwa"Meskipun kebebasan berekspresi mengeluarkan pendapat,atau mengeluarkan sindiran merupakan prinsip kudus demokrasi,tetapi kebebasan itu tidak boleh digunakan untuk menyiarkan sampah dan lendir"ujarnya kepada media Israel Haretz dan juga Yedioth Ahronoth.                                               

Sam Bacile atau Nakoula Basseley yang menyebut dirinya Yahudi dan orang Israel itu telah membuat film Innocence of Muslims dibawah kedok untuk melawan teror,tetapi menurut Michael Melchor sebenarnya film itu telah menginjak-injak iman dan martabat  ratusan juta muslim,Nabi Muhammad dengan cara cara paling merendahkan dan sangat keji.                                     

Di film itu yang diperankan oleh orang yang berlogat kental AS digambarkan bahwa muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan.Dengan penggambaran kehidupan Nabi Muhamamd ,film buatan Nakoula Basseley sangat   tidak patut dan   sangat mencela Islam secara   keseluruahan.Inilah kemudian  yang menimbulkan kemarahan dunia Muslim di berbagai kawasan di seluruh dunia.Berbagai kelompok -kelompok muslim yang sebelumnya bertikai bersatu mengutuk penghinaan terhadap Nabi Muhamamad dan islam.                

Kemudian Michael Melchior mengatakan pula,bahwa sebagai seorang Yahudi dan Rabbi Israel  merasa amat malu atas gaya dan bahasa ayang amat merendahkan itu,yang sangat bertentangan dengan hakikat Tauret Israel dan mencemarkan nama Yahweh(Tuhan Israel).Sementara itu Juru Bicara (Jubir) Vatikan,Fedeico Lombardi menyatakan bahwa "mengutuk berbagai hasutan kebencian terhadap Muslim ,serta juga ikutan kekerasan yang menyebabkan kematian diplomat AS termasuk Dubesnya J.Christopher Steven di Benghazi, Libya Timur 11 September 2012 lalu.                            

Kemudian Federico Lombardi menegaskan pula,bahwa menghormati keyakinan,naskah,angka -angka simbol-simbol berbagai agama adalah pra syarat penting bagi terciptanya suasana kedamaian dalam berbagai aspek kehidupan manusia,yng juga dikutip oleh Wall Street Journal Sabtu,15 September tahun 2012.Memang ajaran-ajaran agama itu melarang melakukan berbagai kejahatan,kekerasan,penghinaan terhadap agama lainnya.                                                                                                                                                                                                                           Tetapi agama justeru menganjurkan kedamaian dalam berbagai aspek sosial kehidupan bermasyarakat, oleh karenanya sekiranya terdapat sekelompok orang yang terprovokasi terhadap penghinaan itu,maka bukanlah karena anjuran agamanya melainkan karena  terkait dengan emodsional yang bersangkutan.Bagi muslim,sesuai dengan anjuran ajaran agamanya supaya eberkasih sayang dengan berbagai bangsa tanpa melihat latar belakang etnis dan keyakinannya,selama mereka menghormatinya.

Gubernur Macam Apa Itu?!

Posted: 16 Sep 2012 11:35 AM PDT

Pada pertandingan pertama sang penantang sukses mempecundangi sang juara bertahan cukup telak. Akankah sang penantang kembali memenangkan pertandingan berikutnya?. Atau sang juara bertahan dapat membalikkan keadaan?.

Penonton yang bersorak-sorai mendukung sang penantang di pertandingan pertama sebanyak 1.850.000, sedangkan sang juara bertahan hanya 1.480.000. Tapi jauh lebih banyak yang tidak mau menonton pertandingan tersebut, meskipun memiliki karcis, yaitu 2.500.000. (Angka-angka tadi sudah dibulatkan).

Sang juara bertahan "Menjual Kesuksesan" untuk memperoleh dukungan penonton, sedangkan sang penantang "Menjual Kemiskinan". Lalu, apa yang dijual oleh mereka yang mendapat dukungan sebesar 2.500.000?.

Jumlah pemilik karcis pada pertandingan pertama dan kedua relatif sama, tidak jauh berbeda. Berapa banyak yang menonton pertandingan kedua?. Bagi mereka yang sudah berada di dalam stadion, berapa banyak yang mendukung sang juara bertahan?. Berapa banyak yang memilih sang penantang?. Masihkah lebih banyak yang tak mau menonton pertandingan tersebut?. Tunggu saja tanggal mainnya, sebentar lagi akan berlangsung.

Jika, sekali lagi jika, akhirnya sang juara bertahan keluar sebagai pemenang, atau sebaliknya, sang penantang sukses tampil sebagai pemenang, tapi jumlah penonton yang memilihnya tetap tak mampu mengalahkan mereka yang tak mau menonton pertandingan tersebut, pemenang macam apa itu?.

Kata "Pemenang" diganti dengan "Gubernur", lalu, Gubernur macam apa itu jika lebih banyak jumlah Golput dibanding pemilihnya?. Mungkin jawabannya akan seperti ini "Gubernur yang sah!", atau seperti ini "Tetap Gubernur yang memiliki legitimasi!", atau mungkin ada jawaban lainnya yang cenderung berpihak kepada si pemenang tadi.

Di mana rasa malu?. Berusaha jadi pemenang dengan cara "Menjual Kesuksesan" dan "Menjual Kemiskinan", tapi tetap tak mampu mengalahkan mereka yang notabene tidak menjual apa-apa…hik!.

*****

Kenapa Jokowi-Ahok dan Foke-Nara Tak Mampu Mengalahkan Golput?

Antara Gus Dur dan Jokowi

Posted: 16 Sep 2012 11:35 AM PDT

OPINI | 17 September 2012 | 01:09 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Grassroot atau masyarakat bawah cenderung memilih sosok tokoh yang memiliki sebuah kedekatan emosional, spiritual, intelektual, dan aktual. Dalam sejarah negara-negara zaman dahulu, sosok yang terpilih selalu memiliki karakter tersebut. Dan rupanya sejarah akan terulang kembali dengan adanya pemilihan DKI 1 kali ini. Gus Dur bukanlah calon presiden yang kaya dan tampan, namun bisa menguasai hati terdalam setiap individu ketika itu. Dan hal itulah yang mengalahkan Megawati ketika itu, dimana nilai harga mati manusia dimanapun itu adalah hati yang terdapal atau hati nurani.

Jokowi bukan nama yang terkenal bagi kita sebelumnya, namun karakter itu bisa melekat bagi beberapa orang yang mengetahui siapa itu Jokowi.

Sejarah akan terus terulang kembali, dengan bergantinya masa dan manusia. Wahai para pemimpin negara! Belajarlah dari sejarah. Pesan Bung Karno: 'JAS MERAH' jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Singosari-Malang

Siapa yang menilai tulisan ini?

Bunda, Maaf Aku Belum Bisa Pulang …

Posted: 16 Sep 2012 11:35 AM PDT

Dear Bunda sayang,

Maaf aku belum bisa pulang liburan ini, .. kuliahku belum rampung dan benar aku merasakan hari-hari yang sulit dalam pekerjaanku. Firaun-firaun tempat ku bekerja memaksaku melakukan sesuatu yang memeras keringatku siang dan malam. Maafkan aku, aku tidak bisa mencuci kakimu yang lusuh menua yang engkau langkahkah diawal subuh menuju sawah. Maafkan aku, yang tidak mampu sekedar menampilkan wajah tak tahu maluku, yang selalu engkau mimpikan dan bayangkan tiap senja kembalimu dari padang ilalang memikul karung gabah dipundakmu. Maafkan, aku bunda, sungguh maafkan aku,.. sekedar aku titipkan sedikit uang untukmu melalui kang mas yang kembali menemuimu lebaran lalu. Tapi akupun benar-benar yakin, uang itu takkan pernah mampu membayar rasa rindumu untuk bersua dengan ku..

Bunda, maafkan aku belum bisa pulang liburan ini,…

Aku masih repot mengurus pekerjaanku dikantor,.. tiap hari ada saja masalah yang selalui aku temui. Hidup rasanya tidak pernah lepas dari beban, dan sungguh berat aku jalani. Tapi seberapapun masalah besar yang aku, takkan mampu aku memunculkan wajahmu. Beban hidupku tidak pernah mampu menimbang beban yang aku berikan dalam hidupmu. Aku mendengar dari paman, dahulu bunda rela menjual hasil panen sawah kita untuk beberapa tahun, demi membayar uang sekolahku ke kota. Bebanku seperti bumi seisinya, tapi bebanmu meluas sejagad raya. Takkan pernah aku bayangkan dikau harus bekerja dari awal subuh sampai tenggelam matahari tanpa sedikitpun engkau dapat menikmati hasilnya. Semuanya untukku, untuk sekolahku, dan entah bagaimana engkau menjalani hidupmu dengan semua jerih payah, tak sedikit tersisa sekedar untuk makanmu hari itu.

Bunda, maafkan aku belum bisa pulang liburan ini …

Aku baru saja melepas lajangku, namun waktu cutiku tak sempat membawa permaisuri yang aku pinang tanpamu ke desa kecil itu. Waktuku terlalu singkat, dan tak mampu aku mempertemukan jantung hati pilihanku kepadamu untuk bersimpuh meminta restu dari dua tangan rentamu. Maafkan aku belum bisa pulang dengan rasa maluku untuk alasan waktu. Akupun tahu, bahwa tidak pernah ada waktu yang terlewat disisimu kecuali memikirkan diriku yang tak tahu diri ini. Waktumu sungguh lapang untukku, .. dan semuanya engkau berikan pada ku. Malammu engkau panjatkan doa untuk keselamatan dan kebahagianku, pagimu engkau usahakan dunia untuk kehidupanku, dan petang engkau pulang, memelukku dengan penuh kasih sayang tak terkira. Ketika waktu mu tak terbatas untukku, sungguh hina diriku tak punya sedikitpun waktu hanya sekedar bertemu denganmu liburan ini..

Bunda, maafkan aku belum bisa pulang liburan ini …

Anak pertamaku baru saja lahir, .. kuberi nama ia seperti nama yang pernah engkau berikan padaku. Aku katakan padanya bahwa nama itu berarti kebahagiaan, seperti engkau dahulu pernah bercerita padaku disudut petang serambi istana jerami kita. Tapi entah bagaimana nama itu akan berarti bahagia untukmu, ketika engkau tidak pernah merasakan bahagia karena diriku yang dianggap durhaka. Sungguh aku selalu menitip salam sayang untukmu melalui kang mas yang bersua denganmu waktu itu, namun itu bukanlah kebahagiaan yang benar-benar engkau inginkan dariku, seorang anak durhaka yang tak pantas bahkan mencium bau syurga. Apakah nama itu akan benar berarti bahagia? ketika engkau menjalani kehidupan dengan derita hutang piutang demi bahagia diriku saja. Oh bunda, maafkan aku tidak bisa pulang liburan ini …

Bunda, maafkan aku belum bisa pulang liburan ini …

Aku harus ke luar negeri untuk urusan kantorku,.. bosku menjanjikan, bahwa aku akan mendapat rumah yang cukup mewah jika sukses dalam pekerjaan ini. Entah apakah suksesku akan berarti bagimu, bunda, jika sekedar menjumpaimu saja aku tak mampu. Aku dengar dari kang mas yang pulang waktu itu,.. seluruh pamong desa menjumpaimu untuk memuji bahwa engkau telah mampu mendidik anakmu ini sehingga sukses. Benarlah itu duhai bundaku, bahwa engkau telah benar-benar sukses menjadi orang tua yang telah mendidikku hingga seperti ini. Namun, apakah aku telah sukses dalam hidupku? jika sedikit membuatmu senang saja aku tak bisa.. aku yakin tiap harimu meneteskan air mata rindu seluas samudra. Bertahun-tahun aku tak pulang, hanya sekedar berita sukses bagai angin lalu ditelingamu. Kang mas bilang engkau bahagia mendengar suksesku, tapi setiap kali ia berujar namaku selalu saja ia terisak menahan tangis rindu. Oh bundaku, maafkan aku tang bisa pualng liburan ini …

Bunda sayang, maafkan aku belum bisa pulang liburan ini …

Liburan anak-anak terlalu singkat, sehingga aku tidak bisa membawa mereka berjumpa denganmu. Entah apakah engkau masih mau mendengar alasan ini karena ketiadaan aku disisimu. Aku ingin memberimu kabar melalui kang mas yang pulang waktu itu, bahwa aku dan cucu-cucumu disini dalam bahagia. Namun kang mas bilang, bunda berjalan tertatih menghentikan kabar berita yang aku bawa. Bunda masuk kedalam bilik dan menguncinya rapat. Aku sungguh tidak bisa berkata apa-apa lagi, bahwa bahagia keluargaku adalah derita panjangmu. Engkau mengirimku jauh-jauh ke kota untuk menjadi orang sukses dan bisa bahagia, namun aku terlalu naif yang memberikan siksa untuk mu, dan menjadikan hidupmu penuh derita yang tak kan pernah sirna. Didepanmu dahulu aku pernah berjanji setia untuk membawa dirimu bahagia bersamaku, …. namun kini yang ada hanyalah air mata derita hati yang takkan kunjung reda. Bunda, sungguh maafkanlah aku belum bisa pulang liburan ini …

Bunda sayang, … kini aku pulang …

Ku cari dikau sepanjang hari,.. tak kuasa aku ingin melukiskan rinduku padamu. Bundaku sayang, kini aku benar-benar pulang… aku ingin bayar seluruh deritamu yang telah menahun, dan demi Tuhan aku akan membayar seluruh pengorbananmu oleh seluruh dunia yang aku punya.. Bunda dimanakah dikau hari ini… aku kini benar sudah pulang.

Oh, bunda.. dimanakah dikau? aku telah membawa seluruh keluargaku untuk bersimpuh didepanmu. Aku bawa permaisyuri cantikku untuk benar-benar meminta restu dari dua kakimu bertanda syurga. Akupun membawa anak-anakku dengan nama pemberianmu yang berarti bahagia, dan aku buktikan bahwa nama itu tidak lagi berarti duka. Duhai bunda, aku kini benar telah pulang, dimanakah dikau berada?

Sepulangku, kang mas membawa perjumpaan dengan mu, didepan nisan terukir nama duka mu ..

Bunda sayang, sungguh maafkan aku … didepan nisamu aku hanya berdoa untuk kasih sayangmu yang sedikitpun belum terbalas, … entah apakah aku masih bisa berharap pengakuan sebagai anak dari seorang wanita mulia seperti mu

Duhai bunda, … aku pun tak tahu harus berkata apa lagi kecuali anak durhaka yang tak tahu belas kasih

Tuhan, muliakan bundaku sayang disana

York, 15 September 2012

Tuhan, ingatkan aku untuk selalu mencitai bundaku sayang

Herri

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar