Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 17 September 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Surat dari Sungai Danau

Posted: 17 Sep 2012 11:44 AM PDT

Keberadaban Versus Kebiadaban

Posted: 17 Sep 2012 11:44 AM PDT

REP | 18 September 2012 | 01:38 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Penghinaan dan pemfitnahan terhadap Nabi dalam film Innocence of Muslims menandakan bahwa pembuat film tersebut mempunyai kemampuan afektif yang sangat rendah. Ini menunjukkan mereka berbudaya sangat rendah dimata manusia yang mempunyai rasionalitas.

Seharusnya kita atau umat muslim tak perlu over reaktif terhadap orang orang yang berbudaya rendah tersebut. Karena dimata Tuhan pun mereka bukan apa apa. Orang yang menganut paham liberal sebenarnya adalah orang orang yang tak tahu terhadap dirinya sendiri. Mereka tak mengerti siapa sebenarnya dirinya.

Karena Islam sendiri mengajarkan keberadaban yang tinggi. Menghormati perbedaan bahkan melindungi. Islam adalah ajaran Rahmatan Lil alamin yang menghormati dan melindungi hakekat kehidupan. Jika kaum liberal itu selalu menebar fitnah tak ada artinya mereka di mata Tuhan. Karena Tuhan sama sekali tak dirugikan atas perbuatan mereka justru semakin mulia.

Ciri dari orang yang beradab adalah mereka peka terhadap perasaan dan budaya manusiawi. Ciri orang yang tak berbudaya adalah mereka mengagungkan kebebasan tanpa batas dan bahkan menuhankan kebebasan. Ini menunjukkan mereka adalah orang yang tak tahu siapa sebenarnya dirinya.

Islam sangat mengajarkan rasionalitas seperti yang disampaikan Nabi besar Muhammad SAW. Islam menjujung budaya kemanusiaan yang sangat tinggi. Bahkan ketika nabi menyampaikan ajaran ajaran yang mulia dari Tuhan selalu mendapat tantangan dari para kafir dan Nabi dengan tenang menghadapi mereka dengan tenang dan cara cara yang mulia.

Biarkan para penggongogong itu terus menyebarkan fitnah dan kebencian, karena sebenarnya mereka adalah orang orang jahiliyah modern yang tidak beradab. Mereka adalah orang orang yang sakit jiwa dan tak ada artinya sama sekali di mata Sang Pencipta. Mereka orang orang biadab…

Siapa yang menilai tulisan ini?

Maka aku akan pergi

Posted: 17 Sep 2012 11:44 AM PDT

Ahok Menghina Warung Tegal?

Posted: 17 Sep 2012 11:44 AM PDT

134790612384870316

Ahok di acara Jakarta memilih: The Final Round, Metro TV, Minggu, 16 September 2012

Pernyataan Ahok di acara "Jakarta Memilih: The Final Round", Metro TV, Minggu, 16 September 2012 yang menyebutkan "Warung Tegal" rupanya dipermasalahkan oleh sebagian orang. Ketua Komunitas Pedagang Warung Tegal Jakarta pun dikabarkan merasa tersinggung.

Hal ini bermula dari kicauan yang disampaikan oleh JJ Rizal, pengamat sejarah, pekerja buku, dan kolumnis, di akut Twitter-nya pada 16 dan 17 September 2012, yang intinya mengatakan bahwa di acara tersebut Ahok telah menghina Warung Tegal (warteg) dengan mengatakan manajeman warteg buruk.

"Warteg itu jaring pngaman sosial di jkt salahsatu pilar utama survival kaum miskin kota, koq dihinakan sama @JokowiAhok dlm debat," tulis JJ. Rizal di kaun Twitter-nya.

Berikut tiga kicauan lain JJ Rizal tentang pernyatan Ahok tersebut yang disebut menghina warteg itu:

13479052231710661859

Kicauan JJ Rizal ini pun diberitakan oleh beberapa media online. Di antaranya merdeka.com dan inilah.com.

Merdeka.com, 17/09/2012 dengan judul berita: Sebut Manajemen Warteg Buruk Ahok Dikecam. Merdeka.com menulis: "Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menyebutkan warung tegal (warteg) adalah contoh manajemen yang buruk. Atas pernyataan ini, Ahok pun mendapat kecaman di dunia maya." Yang dimaksud "di dunia maya" adalah kicauan dari JJ Rizal itu.

13479055261336017550

JJ RIZAL (http://www.komunitasbambu.com/regular/karya.php)

Inilah.com juga menulis di bawah judul beritanya: Pernyataan Ahok Sakiti Perasaan Pengusaha Warteg:

Pernyataan calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Basuki T Cahya alias Ahok di salah satu televisi swasta yang mengatakan soal manajemen bus way yang omsetnya trilyunan tapi dikelola menggunakan manajemen Warteg yang buruk, dianggap blunder.

"Pernyataan Ahok sebagai pemimpin telah menghina pengusaha warteg yang menjadi ikonnya wong cilik," kata ketua Komunitas Pedagang Warteg Jakarta, Nurul Hakim, Senin (17/9/2012).

Diyakini Nurul, sesungguhnya Ahok sadar, bahwa orang Tegal di Jakarta bukan hanya mencari makan atau jabatan, tapi memberikan makan ke warga dengan membuka usaha warteg. "Namun dengan mengatakan manajemen warteg itu buruk, maka seburuk pernyataan dia," tegasnya.

Ia juga mengatakan, meski menjalankan usaha kecil sebagai pedagang Warteg, namun orang tegal tidak menjalankan bisnis rendahan dan haram. "Kami tidak pernah merendahkannya di media, bisnis kami halal dan memberikan lapangan pekerjaan untuk banyak orang, asalkan pekerja di Jakarta senang karena harga murah," jelasnya

*

Kok bisa pernyataan Ahok diplintir dan ditafsirkan sejauh itu? Sampai membawa-bawa tentang bisnis halal-haram segala? Apakah Ketua Komunitas Pedagang Warteg Jakarta itu mengeluarkan pernyataannya itu setelah mendengar sendiri pernyataan Ahok itu, ataukah setelah mendengar dari wartawan inilah.com, yang telah memlintirkan pernyataan Ahok itu terlebih dulu?

Saya bertanya begini karena pernyataan Ketua Komunitas Pedaganag Warteg itu telah melenceng terlalu jauh, dan mengamati pemberitaan inilah.com selama ini tentang Pilkada DKI Jakarta.

Bisa dikatakan media berita online ini tidak pernah menurunkan berita positif bagi Jokowi-Ahok. Sebaliknya selalu menurunkan berita positif bagi Foke-Nara. Contoh saat ini, adalah deretan berita terkininya tentang Pilkada DKI jakarta itu. Lihat saja dari deretan judulnya yang rata-rata tendensius:

- Pernyataan Ahok Sakiti Perasaan Pengusaha Warteg

- Jokowi-Ahok Banyak Salah Data Saat Debat Cagub

- AMJAK Pertanyakan Dana Iklan Jokowi-Ahok,

- Jokowi Dinilai Lebih Mementingkan Karier Politik,

- Warga Jakarta Jangan Terjebak Politik Pencitraan

- Buruh Khawatir Jika Jokowi Jadi Gubernur. …

Pemberitaannya mengenai pernyataan Ahok tentang warteg itu jelas menyesatkan. Inilah.com menulis:

Pernyataan calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Basuki T Cahya alias Ahok di salah satu televisi swasta yang mengatakan soal manajemen bus way yang omsetnya trilyunan tapi dikelola menggunakan manajemen Warteg yang buruk, dianggap blunder.

Padahal yang pasti blunder itu justru inilah.com itu. Demikian juga dengan yang ditulis oleh sejarahwan JJ Rizal di akun Twitter-nya, dan merdeka.com tersebut di atas. Karena di acara debat antar dua pasang cagub-cawagub itu satu kata pun Ahok tidak pernah mengatakan manajemen warteg adalah manajemen yang buruk. Apalagi sampai dikatakan telah menghina warteg.

Ketika itu Ahok mempermasalahkan manajemen yang dipakai di proyek busway yang dinilai sangat tidak sepandan dengan proyek tersebut. Busway adalah proyek raksasa dan vital, karena bernilai triliunan rupiah, melibatkan infrastrukur yang sangat panjang dan luas (ratusan kilometer), demi kepentingan jutaan orang akan angkutan massal di Jakarta setiap harinya. Tetapi dikelola seperti mengelola Warung Tegal. Akibatnya proyek tersebut menjadi bermasalah dan tak selesai-selesai sampai sekarang. Padahal sudah dimulai sejak 2004 lalu.

Pernyataan Ahok dengan menyebut "Warung Tegal" itu hanya merupakan analogi pembanding, bahwa sangat tak bisa diterima sebuah proyek sebesar dan sevital busway yang seharusnya dikelola dengan sangat profesional, kok dikelola dengan cara seperti mengelola sebuah Warung Tegal.

Manajemen Warung Tegal, sebaik apapun dia, sebesar apapun dia, apakah bisa dibandingkan, atau disejajarkan dengan proyek busway? Itulah maksud dari Ahok ketika menyinggung soal manajemen busway dengan manajemen Warung Tegal. Sama sekali tidak bisa ditafsirkan sebagai suatu penghinaan.

Kalau saya mengatakan manajemen restoran bintang lima jangan disamakan dengan manajemen warung pinggir jalan, apakah itu sama dengan saya menghina warung pinggir jalan?

Kalau saya mengatakan, jangan mengelola sebuah supermarket/hypermarket seperti mengelola sebuah kios, apakah itu berarti saya telah menghina para pedagang kios?

Dalam pernyataannya itu Ahok sama sekali tidak menggunakan kalimat "manajemen Warteg yang buruk". Kalimat ini jelas adalah hasil tambahan sendiri dari JJ Rizal, merdeka.com, dan inilah.com, dan kemudian diplintir menjadi Ahok telah menghina Warung Tegal, dengan mengatakan manajemen Warung Tegal adalah manajemen yang buruk.

Entah apa maksud mereka berbuat demikian. Apakah mereka termasuk timses Foke-Nara? Boleh-boleh saja, itu hak mereka. Tetapi tidak dengan melanggar etika yang menjurus pada fitnah seperti ini.

Mari kita dengar ulang bersama perkataan Ahok yang menyinggung "Warung Tegal" itu di Youtube di bawah ini (mulai menit ke 12).

***

Pilkada DKI, Survei LSI Ternyata SARA

Posted: 17 Sep 2012 11:44 AM PDT

1347905228220442565

Survei LSI (republika.co.id)

Follow Me : @assyarkhan

Sebuah Hasil Survey mencengangkan dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) di Pekan Pertama September 2012, sebuah survey dengan satu kesimpulan bahwa Pendukung Foke-Nara seimbang dengan Pendukung Jokowi-Ahok, Mengapa Lembaga Surey Indonesia tidak ingin menyatakan Kemungkinan Foke pemenangnya atau Jokowi dapat dipastikan bahwa LSI Mencari Aman agar tidak disalahkan dan tidak dipermalukan oleh media dan masyarakat tentunya ketika hasilnya berbeda dengan fakta Pemilu seperti pada Pilkada DKI Jakarta di putaran pertama dimana semua Lembaga Survey tiarap dan tidak berani bicara disebabkan hasilnya jauh berbeda.

Satu hal yang menarik dari Hasil Survey LSI baru-baru ini selain pernyataan "Cari Aman" dari tuduhan dibayar oleh salah satu kandidat adalah tentang Hasil Survey dengan pendekatan Agama, Berikut ini adalah Hasil Survey LSI berdasarkan Pendekatan SARA (Suku,Agama dan Ras) di Pilkada DKI Jakarta atau dalam Istilah LSI disebut berdasarkan Kondisi Sosio Demografi, Etnis dan Agama :

50 Persen Responden yang beragama ISLAM memilih FOKE, 42 Persen Memilih JOKOWI sedangkan 9 Persennya menyatakan tidak tahu.

17 Persen Responden yang beragama KRISTEN PROTESTAN memilih FOKE, 72 Persen Memilih JOKOWI, 11 Persen menyatakan tidak tahu.

0 Persen Responden yang beragama KATOLIK Memilih FOKE, 72 Persen Memilih JOKOWI, 28 Persen lainnya menyatakan tidak tahu.

6 Persen Responden Beragama lainnya memilih FOKE, 80 Persen Memilih JOKOWI, 14 Persennya menyatakan tidak tahu.

Kesimpulannya, Secara Agama JOKOWI-AHOK Didukung Penuh oleh Kristen Protestan, Katolik dan Pemeluk Agama lainnya selain Islam, Sedangkan Mayoritas Pendukung FOKE-NARA hampir dapat dikatakan di dukung penuh Ummat Islam, kecuali Ummat Islam yang berafiliasi kepada Liberalis Sekuler yang pastinya mendukung JOKOWI-AHOK.

Jika ada yang menyatakan SARA tidak berlaku dalam PILKADA DKI Jakarta, Surey LSI ini membantah opini tersebut, sangat jelas terlihat dari hasil Survey ini bahwa Kristen Protestan, Katolik dan Agama lainnya selain Islam memilih Jokowi-Ahok dan Foke-Nara hanya didukung Ummat Islam.

Menurut Dodi dari Lembaga Surey Indonesia bahwa Pemilih dengan Agama Islam 85 Persen terbelah. Penulis memperkirakan Propaganda Liberalis Sekuler yang menjauhkan Ummat Islam dari Ajarannya termasuk berhasil sehingga membuat Ummat Islam tidak lagi mengindahkan Firman Allah Swt yang memerintahkan untuk Memilih yang Seiman. Ummat Islam Jakarta separuhnya telah menjadi Kaum Liberalis Sekuler yang mencoba memisahkan urusan Agama dari urusan Dunia atau di tubuh Islam sendiri disebutnya JIL (Jaringan Islam Liberal) yang di komandoi oleh Ulil Abshar Abdalah dkk dari Komunitas Utan Kayu.

Diakui Dodi sebagaimana dirilis Detik.com mengapa Ummat Islam hanya memberikan suaranya 50% kepada FOKE dikarenakan sebagian Ummat Islam sudah menjadi Sekuler dalam Berpolitik dan Beragamanya.

Survey LSI yang ternyata menggambarkan secara nyata dan factual bahwa baik pemilih Foke-Nara maupun Pemilih Jokowi-Ahok masih kuat nuansa SARA nya membantah statemen pendukung Jokowi-Ahok dimana masyarakat Jakarta sudah rasional, justru kebanyakan pemilih Jokowi-Ahok dari Ummat Selain Islam lebih kepada Faktor Ahoknya.

Survey LSI ini ternyata SARA

Sumber :

DETIK.COM

Bandung, 18 September 2012

ADI SUPRIADI (Assyarkhan)

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar