Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Selasa, 11 September 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Tuhan Tidak Pernah Berjanji

Posted: 11 Sep 2012 11:26 AM PDT

Banyak yang protes ketika saya menuliskan judul diatas, dan banyak yang menyuruh saya untuk melihat dalil-dalil dalam kitab suci bahwa Tuhan memang berjanji.

Saya tidak membicarakan tentang Tuhan. Tuhan itu apa, siapa tuhan, bagaimana sifat Tuhan, saya tidak sedang membicarakannya. Karena bagi saya Tuhan melampaui segala macam sifat yang ada, dan ke-Maha Besaran Tuhan tidak terukur dengan apapun. Untuk itu bila kita membicarakan Tuhan dalam kerangka kalimat dan bahasa, maka Tuhan akan kita kecilkan dalam kerangka kalimat dan bahasa tersebut.

Saya sedang 'merenungi' tentang terminologi janji.

Apa sih janji itu? Mengapa harus ada janji? Kapan janji diadakan?

Janji adalah sebuah ikrar akan sebuah ikatan tentang harapan. Mengapa harus ada janji? Karena adanya pihak yang tidak percaya sehingga harus diyakinkan atau diikat dengan janji. Kapan janji diadakan? Janji diadakan pada awal kedua belah pihak mengikat untuk mencapai sebuah harapan yang dijanjikan.

Secara terminology linguistic janji adalah ikrar yang harus dipenuhi. Seseorang yang berjanji ia harus memenuhi janjinya untuk diwujudkan. Siapapun yang mengucapkan janji ia telah mengikatkan diri kepada sebuah keharusan untuk memenuhi janji tersebut.

Dalam hal ini, apabila Tuhan berjanji, apakah kita akan menempatkan Tuhan sebagai sebuah entitas yang harus memenuhinya? Bagaimanapun juga kalimat janji akan terhubung dengan pemenuhan. Janji dan memenuhi janji adalah sebuah kesatuan.

Bila kita secara implicit mengharuskan Tuhan memenuhi janjinya, maka kita merendahkan Tuhan dari sifatnya yang Maha Besar dan Maha segala-galanya. Bila kita sudah mempercayai bahwa Tuhan Maha Besar dan Maha segala-galanya dan ternyata Tuhan tidak memenuhi Janjinya ya terserah Tuhan.

Kalimat saya yang mengatakan bahwa Tuhan tidak berjanji adalah menempatkan Tuhan dalam sifatnya yang Maha Besar dan Maha segala-galanya. Kenapa Tuhan harus berjanji? Mengapa Tuhan harus ber-ikrar kepada manusia? Apakah karena Tuhan takut ditinggalkan oleh manusia bila ia tidak mengucap janji yang mengikat harapan manusia?

Seharusnya, manusialah yang berjanji kepada Tuhan, bukan sebaliknya. Manusialah yang ber-ikrar tentang harapan yang akan dicapainya.

Dan sepanjang pengetahuan saya, tidak ada kalimat terbuka yang menyatakan bahwa Tuhan berjanji. Semua kalimat yang dianggap sebagai janji Tuhan dikatakan lewat orang kedua. Artinya ada persepsi tentang janji Tuhan ini.

Disini kita harus membedakan secara linguistic antara Janji dan ketetapan.

Janji bukanlah ketetapan. Tuhan tidak berjanji, bahkan tidak pernah berjanji. Namun Tuhan telah menggoreskan ketetapannya. Ketetapan Tuhan inilah yang sekarang dikenal dengan law of universe atau hukum alam semesta.

Apa itu hukum alam semesta atau hukum Tuhan atau ketetapan Tuhan? Contohnya adalah perbuatan baik mendapat hasil baik, perbuatan buruk mendapat hasil buruk. Ini bukan janji, namun ketetapan.

Pikiran positif akan menarik hal-hal yang positif. Orang yang selalu berbuat baik akan ditempatkan ditempat yang baik. Ini juga merupakan ketetapan Tuhan.

Tuhan tidak pernah berjanji, namun ia telah menetapkan hukum yang rapi di alam semesta ini. Bila ada yang tanya, "apakah anda tidak percaya dengan janji Tuhan?"

Saya jawab bahwa saya tidak memahami bila Tuhan Berjanji, karena bila saya percaya bahwa Tuhan berjanji maka saya telah merendahkan Tuhan dari sifat-sifatnya yang Maha Besar. Saya memahami bahwa Tuhan telah menetapkan aturan di alam semesta ini, dan aturan itu bukanlah janji Tuhan melainkan ketetapannya. Kita mengenalnya sebagai law of universe atau hukum-hukum alam semesta.

Manusia punya free will atau kehendak bebas untuk mematuhi aturan semesta itu atau tidak. Semua aturan semesta itu ada bukan untuk kepentingan Tuhan, namun untuk manusia itu sendiri.

Apakah Tuhan Berjanji? Tuhan tidak pernah berjanji, namun Tuhan telah menetapkan ketetapannya tentang hukum-hukum alam semesta yang sangat rapi di alam raya ini.

Salam cerdas!

[ FF ] S3S44T

Posted: 11 Sep 2012 11:26 AM PDT

Sajak Angin-anginnan

Posted: 11 Sep 2012 11:26 AM PDT

Beginilah Kronologis Penipuanku

Posted: 11 Sep 2012 11:26 AM PDT

1347386935963304570

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada Pa Johan (Johan Wahyudi) yang telah membuat tulisan berjudul "Awas Kompasianers Penipu" (http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/09/11/awas-kompasianer-penipu/ ) tepat seusai saya bercerita padanya tentang pengalaman saya ditipu salah satu kompasianers. Mungkin karena kegeraman yang teramat sangat, Pa Johan langsung membuat tulisan pengalaman saya yang tentunya dengan izin saya dahulu.

Tentunya, sebelumnya saya juga ingin membuat tulisan tersebut langsung. Namun melihat Pa Johan merupakan salah satu kompasianers yang disegani, maka saya pun dengan senang hati mempersilakan permintaan Pa Johan untuk menuliskannya. Artinya, dengan ditulis oleh Pa Johan, selain saya tidak sendirian menghadapi kompasianers penipu tersebut, dukungan pun akan mengalir melihat kredibilitas seorang Johan Wahyudi.

Penipuan tersebut terjadi pada akhir bulan Juni 2012. Kenapa baru saya ceritakan sekarang? Karena tepat setelah saya mentransfer uang saya, Ceppy (Ceppy Febrinika Bachtiar; www.kompasiana.com/ceppyfebrinikabachtiar ) jadi sulit dihubungi padahal sebelumnya ia bawel sekali meminta uang segera ditransfer. Setelah itu, akun kompasiananya pun sempat beku sampai akhirnya ia baru mulai menulis kembali pada akhir Agustus 2012 dengan tulisan-tulisan bertemakan konser musik.

Tadinya saya pikir Ceppy tidak akan aktif lagi di Kompasiana, atau jika pun aktif kemungkinan besar ia akan menggunakan akun baru. Dan karena belakangan Ceppy mulai aktif kembali dengan akun yang sama, maka saya pun cukup mengkhawatirkan kasus penipuan yang menimpa saya akan terjadi lagi pada kompasianers lainnya. Karenanya saya berinisiatif menceritakan hal ini pada Pa Johan mengingat beliau sering menjadi tempat konsultasi para kompasianers.

Perkenalan saya dengan Ceppy terjadi pada 15 Maret 2012 melalui inbox di kompasiana. Dari perkenalan tersebut, kami saling bercerita latar belakang masing-masing, yang ternyata kita saat itu sama-sama berprofesi sebagai wartawan. Dia wartawan di Berita Satu, saya wartawan di media konsultan di Kementerian PPN/Bappenas.

Saat itu saya memang belum bergabung dengan situs pertemanan seperti facebook dan sudah lama tidak ada kontak dengan kawan-kawan saya. Mungkin kondisi saya yang seperti inilah yang membuat Ceppy merasa bisa memanfaatkan saya.

Berhubung sama-sama wartawan dan saya juga punya cukup banyak teman di Berita Satu, maka saya tidak merasa curiga sama sekali melanjutkan pertemanan ini melalui komunikasi di  Yahoo Messenger. Setelah lama berkawan di YM!, Ceppy mulai meminta nomor HP saya. SMS dari Ceppy pertama datang pada dini hari yang menceritakan betapa puasnya ia menonton konser musik Grunge. "Grunge never die", begitu katanya.

Saat masih berkawan dengannya, saya sering bertanya tentang kondisi kantornya dan ia pernah bermaksud memberikan satu eksemplar majalah bulanan terbitan Berita Satu di mana Ceppy sebagai salah satu wartawannya. Tapi kesempatan untuk bertemu tidak pernah terjadi mengingat ia selalu mencari-cari waktu pertemuan di mana saya tidak bisa bertemu dengannya.

Misalnya, saya sedang di Bappenas, ia bilang ia akan datang ke kantor saya yang di Cipinang. Dan ketika saya ajak bertemu di Bappenas, ia sama sekali tidak menjawab. Atau ketika saya mengatakan mengapa sikapnya sangat tidak jelas dan cenderung menutupi identitas diri, maka mengalihkannya dengan joke-joke yang menurut saya sangat garing dan sama sekali tidak lucu.

Begitulah caranya menghindari kemungkinan ketahuan siapa Ceppy sebenarnya, cenderung tidak menjawab dan mengalihkan pembicaraan dengan joke-joke garingnya yang sama sekali tidak lucu. Bahkan ia sering mengatai saya sebagai orang yang kelewat serius.

Padahal, ketika saya berupaya membuat komunikasi jadi nyambung dengan membuat jokes garing juga, ia justru terdiam. Ia pikir jokes saya adalah pernyataan yang benar adanya. Jelas sekali dari sini kalo dia sendiri tidak mengerti bahwa saya juga sedang mengeluarkan jokes yang setipe dengannya. Yang ada ia mengatakan bahwa saya sudah telat sekali baru mengeluarkan jokes. Cep, level saya bukan pada jokes garing dan tak bermutu, tapi jokes lucu dan cerdas.

Meskipun ada beberapa pertanyaan saya yang tidak pernah dijawabnya terutama yang berhubungan dengan identitas pribadinya, saya tetap tidak mau menaruh curiga mengingat saya sering membaca kisah indah pertemanan sesama kompasianers sehingga banyak pula kompasianers yang berlanjut hingga ke pelaminan. Apalagi, ketika saya coba lacak nama lengkap Ceppy di google.com, nama tersebut justru merupakan nama Koordinator Solidaritas Aksi Mahasiswa Unas, Jakarta.

Saya pikir, aktivis kampus pastinya orang-orang yang berkelakuan bersih dan tidak melakukan kecurangan terhadap sesamanya. Apalagi ketika masih mahasiswa saya juga sempat menjadi salah seorang aktivis di BEM UI. Jadi saya sangat menghargai statusnya sebagai mantan aktivis kampus.

Beberapa kali Ceppy memang sempat meminta pekerjaan ke saya. Saya heran, wong belum bertemu muka kok bisa-bisanya meminta pekerjaan pada saya. Tapi hebatnya dia, setelah saya katakan saya belum bisa percaya padanya, maka ia akan mengatakan bahwa sebaiknya kalau belum percaya ya jangan. "Urusan nama baik jadi dipertaruhkan hanya untuk sejumlah rupiah," begitu katanya. Mendengar pertanyaan ini, hati saya agak sedikit luluh dan saya mengatakan bahwa sebenarnya saya percaya dengan dia. Namun berhubung setelah itu ia jadi menghilang, maka pekerjaan tersebut tidak jadi saya berikan.

Agak merasa ganjil dengan menghilang dan tidak bertegur sapa lagi Ceppy pada saya di YM!, maka saya pun berupaya menjebaknya dengan tulisan-tulisan saya. Berhubung saya ingin mengetahui tipe lelaki macam apa Ceppy, maka saya buat tiga tulisan bertemakan pernikahan yang di-release dengan jeda beberapa hari saja.

Pada tulisan pertama, yang bertemakan hukum Fiqh tentang pernikahan, ia belum datang. Begitu pula dengan tulisan kedua yang berkisah tentang salah paham tentang sunnah rasul. Namun, ia baru kembali menyapa saya tepat setelah saya me-release tulisan bertemakan poligami. Waduh, karena ia datang kembali di tulisan ketiga, sudah terang benderang lelaki macam apa ini apalagi tulisan saya tentang poligami bagi orang awam terkesan sangat mendukung poligami, sedangkan bagi yang mengerti, sebenarnya saya menulisnya dengan sangat berimbang.

Saya memang tidak berupaya menyapa dia walaupun sekadar di YM! Karena sejak awal saya sudah malas dengan gayanya yang tidak jelas. Dan ketika ia saya tanyakan mengapa ia datang lagi ketika saya membuat tulisan tentang poligami, dengan santainya ia katakan bahwa semua yang saya tulis hanya ia anggap fiksi. Hufff…. Hanya orang-orang tidak waras yang menganggap tulisan opini dan reportase sebagai fiksi. Mengapa dengan tidak jelasnya dan tidak asiknya Ceppy saya masih saja mau berkomunikasi dengannya? Karena saya ingin tahu siapa sebenarnya Ceppy, seorang kompasianers yang mengaku tinggal di Matraman sekaligus alumnus SMUN 43 Jakarta.

Ketika saya menanyakan mengapa ia sempat menghilang, ia justru mengatakan bahwa sebenarnya sayalah yang menghilang karena saya tak menegur-negur dia. Beginilah gaya Ceppy, ia yang bersalah justru menuduh balik saya yang bersalah. Bahkan ia mengatakan bahwa saya sangat defensif terhadapnya. Ya wajar saya defensif, bertemu muka saja tidak pernah, tau-tau kontak saya lagi melalui inbox dan SMS dan kembali berusaha merayu-rayu saya.

Ia justru mengata-ngatai saya sebagai orang yang ribet dan naïf sekali. Di sinilah, ia berupaya memutarbalikkan posisi dari yang sebenarnya ia yang tertuduh lalu kemudian ia yang menuduh balik saya. Ah Cep, memang untuk orang psycho sepertimu, orang seperti saya yang baik-baik saja justru terasa naïf. Dan saya juga melihat Ceppy sebagai orang yang suka semau-maunya saja dalam bertindak tanpa berfikir panjang apa akibatnya di kemudian hari.

Saat saya masih banyak bertanya-tanya tidak senang padanya, tiba-tiba ia meminta saya untuk meminjamkannya uang Rp.100.000 karena katanya sudah kehabisan uang untuk ongkos sehari-hari dan berjanji akan mengembalikan pada 30 Juni 2012. Jumlah ini memang tidak banyak, tapi justru karena tidak banyak saya merasa aneh karena ia seperti tidak punya teman dan saudara untuk dimintai pinjaman dan justru memilih orang yang baru dikenalnya.

Dan ketika keanehan itu saya tanyakan, dengan santainya Ceppy menjawab, "saya pinjam dari kamu karena kamu pasti ada. Lagi pula kalau kamu tidak mau pinjamkan, ya gpp," jawabnya. Sekali lagi pernyataannya membuat hati saya luluh. Lalu saya bilang saya bersedia meminjamkannya uang berhubung jumlahnya memang tidak seberapa.

Karena saya ingin tahu apakah ia beritikad baik atau tidak, sengaja saya berikan pilihan padanya, apakah uang tersebut diberikan langsung atau ditransfer. Ternyata jawabannya ditransfer.

Dari sini sudah ketahuan bahwa saat meminjam uang saja Ceppy sudah tidak beritikad baik karena tetap tidak mau bertemu saya padahal jarak tempat tinggal kita tidak berjauhan. Ia memilih agar saya tetap tidak mengetahui siapa Ceppy sebenarnya.

Berhubung saya masih berfikir tentang kredibilitas dan nama baiknya, maka saya transferlah uang tersebut karena kalau ia tidak beritikad baik, maka saya berencana akan menuliskan masalah ini disertai bukti transfer seperti yang saya lakukan sekarang. Di sisi lain, dengan berfikir ini adalah kemungkinan penipuan, maka ketika saya berniat mentransferkan uang padanya, saya sudah berfikir untuk mengikhlaskannya supaya saya tidak menjadi sakit hati ke depannya.

Nah, berhubung saya juga tahu kalau Berita Satu adalah grup Lippo, maka kemungkinan besar bank yang gunakan juga grup Lippo. Makanya saya meminta nomor rekening BCA lalu Ceppy memberikan nomor rekening atas nama Dilla Soraya Anggraini untuk akun BCA. Dan setelah saya telusuri, Dilla dan Ceppy adalah pasangan suami-istri dengan seorang anak bernama Cathlea Kyara Renata.

Ceppy sangat bawel saat uang tersebut belum ditransfer hingga ia berkali-kali mengingatkan saya untuk mentransferkannya ke nomor rekening yang telah ia berikan. Sengaja saya tunda-tunda hingga akhirnya ia memberikan nomor rekeningnya di CIMB Niaga. Barulah saya di sini bersedia mentransferkan uangnya karena di bukti transfer tersebut tercantum namanya sehingga saya bisa menjadikannya sebagai bukti di kemudian hari jika mencegah kemungkinan Ceppy melakukan penipuan kembali.

Setelah saya mentransfer uangnya, mendadak Ceppy tidak membalas SMS-SMS saya, bahkan hingga tengah malam saya SMS, dia tetap tidak mau membalas. Akhirnya di SMS saya yang terakhir, saya katakan, "Ini SMS terakhir saya pada anda karena saya sudah tau siapa Anda sebenarnya. Dan mengenai uang itu sebelumnya telah saya ikhlaskan".

Ia tetap tidak menjawab, setelah itu nomor HP Ceppy langsung saya hapus karena saya menghindari kondisi di mana saya akan marah-marah dan menterornya. Dan akun kompasiana Ceppy sempat tidak aktif sampai akhirnya baru aktif kembali pada akhir Agustus 2012 dengan tulisan-tulisan bertemakan konser musik. Mungkin di sini ia melihat saya yang sedang off dari Kompasiana sehingga ia mengambil kesempatan untuk aktif lagi.

Kepada Ceppy, tolong sadarlah dan jangan merasa tidak bersalah dengan mengatakan masalah hutang adalah masalah yang biasa baik di dunia nyata maupun dunia maya lalu kemudian menyerang pribadi Pa Johan yang sudah membantu kompasianers terhindarkan masalah penipuan sesama kompasianers. Apalagi saya mengenal Pa Johan sebagai kompasianers yang banyak berkoneksi dan sering berkomunikasi dengan kompasianers lainnya. Jika Anda beritikad baik menyelesaikan masalah ini, baik saya dan Pa Johan berjanji akan menghapus tulisan ini dan tulisannya yang terkait.

Kepada kompasianers, tolong vote aktual agar tulisan ini dibaca banyak kompasianers sehingga dapat menjadi pembelajaran untuk ke depannya untuk semua.

Wassalam

Sam_Me

Aku dinikahi Matahari

Posted: 11 Sep 2012 11:26 AM PDT

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar