Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 23 September 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


MENGAPA (Tuhan) TIDAK ADA?#2

Posted: 23 Sep 2012 11:42 AM PDT

Artikel ini kelanjutan dari MTTA#1 yang saya publish beberapa waktu yang lalu. Pokok permasalahan dan beberapa fokus pemikirannya sangat berhubungan dengan artikel pertama itu. Namun dalam artikel ini, penekanan utamanya adalah pada proposisi logis "Tidak mungkin ADA berasal dari KETIADAAN".


Jika kita memikirkan pernyataan logis tentang 'asal muasal' ADA di atas, yaitu ada sebagai yang menjadi ada, maka bagi pembedaan ADA dan TIADA tersebut dimiliki satu konsekuensi logis bahwa ada MENDAHULUI tiada, tapi tidak sebaliknya, tiada mendahului ada. Bila ada (=yang menjadi ada) berasal dari ada yang lain, maka jelas itu juga berbicara tentang proses, atau perubahan. Perubahan semacam ini jugalah yang memungkinkan suatu (yang menjadi) ada bisa menjadi tiada ketika ada yang dimaksud berubah menjadi ada yang lain. Apa yang menjadi tiada adalah ada yang telah mengalami perubahan kepada ada yang lain, seperti abu yang menjadi ada oleh proses pembakaran (baca: peniadaan) kayu; abu menjadi ada dari kayu yang menjadi tiada. Jelas bahwa ada yang dimaksud sebagai bagian dari suatu proses semacam ini adalah ada yang relatif, yaitu ada yang bisa menjadi tiada. Dan sebaliknya, (yang) tiada menjadi ada dari suatu ada lain menunjukkan kerelatifan ada tersebut. Sebenarnya, proposisi (baca: pernyataan logis sederhana yang benar karena tidak salah, atau salah karena tidak benar) di atas – Tidak mungkin ADA berasal dari KETIADAAN – terutama memikirkan kemutlakan ADA (ada absolut) sebagai muasal dari segala yang menjadi ada (ada relatif). Proposisi itu menegaskan bahwa pada satu titik, segala yang menjadi ada berasal dari suatu ada absolut, yaitu ada yang tidak mungkin pernah tidak ada. Ada sedemikian adalah ada yang selalu ada dan tidak mungkin menjadi (baca: berubah) tidak ada. Ada yang mengalami perubahan jelas bukanlah ada yang absolut, bukan? Dan tidak dapat tidak, ada absolut harus ada sehingga segala ada yang bisa kita pikirkan dan alami sekarang dapat terpahami sebagai ada yang tidak berasal dari TIADA. Dan bila ADA absolut itu harus ada, karena (yang) ada tidak mungkin berasal dari ketiadaan, bagaimana dengan TIADA absolut, apakah itu "ada"? Apakah TIADA itu? Apakah TIADA merupakan suatu ke"ada"an yang memiliki pengertian mandiri alias tidak bergantung pada pengertian ADA? Bagaimanakah TIADA itu dipikirkan (=bisa untuk dipahami)? Itulah sebabnya saya menunjukkan konsep Parmenides dalam MTTA#1 untuk menegaskan bahwa TIADA adalah tiada; bukan ke"ada"an melainkan ke"tiada"an. Singkatnya, TIADA tidak memiliki makna mandiri pada dirinya sendiri karena ia adalah TIADA. Karena itu juga TIADA absolut pun TIADA relatif (sebagai kebalikan ADA absolut) itu tidak ada. TIADA hanya bisa dipikirkan setelah ada relatif; ada yang bisa menjadi tiada. TIADA adalah ketiadaan ADA. ADA mendahului TIADA, dan tidak sebaliknya. Tanpa ADA, TIADA tidak mungkin dipahami atau dipikirkan pun dialami. Perhatikanlah, bahwa ketika fokus kita hanyalah pada ADA, sebagai yang bersubstansi (baca: memiliki realitas), maka kayu yang dibakar tadi dapat dikatakan tidak menjadi tiada. Kayu itu hanya mengalami perubahan modus atau cara berada.


Memang terlalu naif jika bukan tergesa-gesa untuk dengan lugas mengatakan bahwa ada absolut itu adalah Tuhan. Dan memang bukan itu yang saya ingin tunjukkan di sini. Yang terpenting untuk sekarang adalah memahami bahwa ada absolut itu harus ada, yang mungkin berguna untuk menjawab pokok persoalan di sini tentang mengapa Tuhan tidak ada. Dan karena ada absolut itu selalu ada, tidak pernah dan tidak bisa menjadi tiada serta tidak berawal, maka ADA harus mendahului TIADA. Artinya apa? TIADA adalah pengetahuan dan atau pengalaman yang diperoleh setelah mengetahui/mengalami ADA. TIADA adalah kebalikan dari ADA relatif. Pengetahuan/pengalaman? Juga dalam MTTA#1 saya tunjukkan bahwa ADA memiliki realitas, sedangkan TIADA tidak; di mana realitas yang dimaksud adalah kenyataan dalam dirinya sendiri, atau makna substansial yang mandiri. Jika TIADA bukanlah realitas (karena tidak beresensi-substansial), maka apakah TIADA itu? Apakah TIADA memiliki makna? Ya, namun bukan esensi-substansial dan yang mandiri dalam dirinya sendiri, yang berarti TIADA tidak memiliki eksistensi apapun sebagaimana ADA. Makna TIADA adalah tiada. Namun, mengapa TIADA (atau sesuatu yang dikatakan TIADA) dapat dipahami dalam cara tertentu? Makna TIADA sangat bergantung pada makna ADA, namun tidak sebaliknya meski TIADA dapat memberi makna bagi ADA. Sebagai pengetahuan/pengalaman, memahami/mengalami TIADA sangat bergantung pada pemahaman/pengalaman atas ADA. Realitas yang dikenakan kepada TIADA sebenarnya adalah realitas ADA yang dipikirkan sebaliknya. Jadi makna TIADA yang dipahami (=bisa dipikirkan) itu sebenarnya adalah makna ADA! Ini berbeda dengan penyangkalan atau negasi yang sempat disinggung dalam MTTA#1. Masih ingat dengan "ayam beranak" dalam MTTA#1? Kita bisa sepakat bahwa "ayam beranak" itu tidak ada. Namun realitas yang sebenarnya kita pikirkan saat memastikan tidak ada "ayam beranak" (yang tiada) sangat bergantung pada kenyataan bahwa "ayam bertelur" (yang ada), bukan? Realitas lain yang mungkin kita bayangkan adalah pada substansi "beranak". Tanpa realitas (atau ada) "ayam", "bertelur", dan "beranak", apakah ketiadaan "ayam beranak" memiliki makna untuk dapat dipahami/dipikirkan? TIADA dalam maksud ini mirip tapi tidak sama dengan TIADA yang dipahami/dialami ketika kita mencari sesuatu namun tidak menemukannya. TIADA yang diketahui setelah terlebih dahulu mengetahui bahwa yang dicari (meski tidak ditemukan) memang ada. Dan yang dimaksud itu jelas bukanlah mencari ayam beranak.

—-
Kondisi gelap dan terang adalah konsekuensi dari keberadaan cahaya. Gelap karena TIADA cahaya, dan terang karena ADA cahaya. Jika cahaya adalah realitas yang bisa dialami (terutama bagi penginderaan), atau substansi bagi kondisi-esensial terang dan gelap yang dimaksud, maka gelap sama sekali tidak bersubstansi (=tidak memiliki cahaya), bukan? Jadi, apakah gelap itu ada? Ya, sebagai sebuah kondisi atau situasi, gelap itu jelas ada. Gelap adalah realitas yang bisa dialami/dipikirkan yang terkondisikan oleh ketiadaan cahaya. Namun, sebagai kondisi, keduanya – terang dan gelap – keberadaannya sangat bergantung pada keberadaan cahaya. Dengan kata lain, tanpa ada cahaya, tanpa kita mengenal keberadaan cahaya, kedua kondisi tersebut tidak mungkin kita alami/pikirkan, bukan? Jika cahaya itu tidak pernah ada, kedua kondisi itupun sangat mungkin tidak pernah ada, bahkan mesti hanya sebagai kosakata dalam bahasa kita. Ada mendahului tiada, maka TIADA bergantung pada ADA. Lantas, mengapa Tuhan tidak ada?
Sekali lagi, seperti artikel MTTA#1 sebelumnya, fokus saya di sini bukan untuk membuktikan kepada anda bahwa Tuhan benar ada. Persoalan Dia ada atau tidak dalam anggapan seseorang yang menurut saya perlu dipikirkan. Apakah itu karena Dia – jika Dia benar ada, maha berdaulat, dan sebagainya – bebas untuk menyatakan diriNya kepada siapa Dia kehendaki? Artinya – jika itu benar – Dia tidak harus menyatakan diriNya kepada semua orang, karena Dia tidak berkewajiban atau "berutang" kepada siapapun, bukan? Ataukah seseorang menganggap Dia tidak ada karena tidak menemukanNya? Jika Dia Tuhan, dan kita manusia, maka siapa yang menemukan siapa? Masuk atau keluar kotak (baca: MTTA#1)? Dia dianggap tidak ada juga bisa disebabkan oleh kekecewaan semata. Saya pernah bertemu orang yang demikian di dekat sebuah cermin. Orang itu sepertinya mengalami ketidakpuasan batin dan akal atas sejumlah pertanyaan dan permintaan yang menurutnya tidak terjawab. Akan tetapi hal demikian tidak lantas berarti Dia tidak ada, bukan? Menurut saya, itu lebih tepat dikatakan sebagai penyangkalan. Penolakan atas berbagai probabilitas logis yang sangat mungkin menunjukkan kepastian bahwa Tuhan benar ada. Dan, dalam MTTA#2 kali ini, saya ingin menunjukkan bahwa TIDAK ADA benar-benar tidak bermakna tanpa ADA. TIDAK ADA hanyalah pembalikan – dengan cara dan alasan tertentu – dari ADA. Sejak ADA mendahului TIADA, maka TIDAK ADA hanyalah argumentasi (baca: pengetahuan) untuk menentang ADA. Karena itu, tanpa argumentasi yang jelas dan tepat untuk menentang segala probabilitas bagi sesuatu yang dikatakan ADA, TIADA hanyalah sebatas anggapan penyangkalan; tidak lebih! Selain itu, TIADA sangat bergantung kepada ADA. Karena itu, dalam cara yang "unik", TIADA memberi makna pada ADA. Seperti "ayam beranak" bagi "ayam bertelur", bukan? Sekali lagi, mengapa Tuhan tidak ada?

————-

Terakhir, saya ingin mengutip satu perkataan Yesus tentang diriNya sendiri. Satu pernyataan yang tegas dariNya dan menunjukkan bahwa ada catatan kesaksian dalam Alkitab sendiri yang meneguhkan keTuhananNya, dan bukan bapa-bapa Gereja mula-mula (atau yang menafsirkan isi Alkitab) atau konsili gereja di masa lalu, seperti anggapan beberapa orang yang berbicara atas namanya sendiri dan atas ketidaktahuannya terhadap isi Alkitab.
Why 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman© Tuhan Allah, yang ada© dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
Why 21:6a Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.
Why 22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
© Bandingkan Yoh 1:1-14.
Yoh 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yoh 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Yoh 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
. . .
Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Dari tiga perkataan Yesus itu saja seperti yang dicatat dalam Alkitab, sangat jelas bahwa Dia sendiri yang menyatakan diriNya sebagai Yang Mahakuasa, yang merupakan awal dari segala yang menjadi ada, dan akhir dari segala yang menjadi ada ketika Dia datang lagi. Kata 'Yang Mahakuasa', dari kata Yunani: παντοκράτωρ, pantokratōr, yang berarti :
1. Dia yang memegang kekuasaan atas segala sesuatu. (He who holds sway over all things)
2. Penguasa atas segala-galanya. (The ruler of all)
3. Tuhan. (God)
• Terjemahan Yunani dari Kamus Thayer's Greek Definitions.
Salam TIADA.

Senja itu meninggalkanku

Posted: 23 Sep 2012 11:42 AM PDT

Lebih Baik Pemain Timnas Saat Ini di Seleksi Kembali.

Posted: 23 Sep 2012 11:42 AM PDT

OPINI | 24 September 2012 | 01:24 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Bagi yang menganggap ane Pendukung Timnas Abal-abal terserah, yang penting ane adalah anak bangsa yang menginginkan Timnas negara ane dapat menghibur dan menumbuhkan lebih tinggi lagi kecintaan ane kepada negeri ini. Mengamati kualitas permainan Timnas di bawah asuhan pelatih Nil Maizar terus terang masih jauh dari memuaskan (menurut ane), oleh sebab itu perlu untuk menyeleksi kembali para pemain sepakbola Indonesia untuk bermain di timnas, setelah adanya kesepakatan kalau ISL dan IPL sama-sama berada dibawah payung PSSI tidak ada salahnya kalau pelatih Nil mengundang pemain ISL untuk seleksi di timnas.

Ane tidak sutuju dengan pernyataan salah satu pengurus teras PSSI yang menyatakan kalau pemain ISL tidak akan dipanggil ke timnas, inilah yang menurut ane yang akan menodai kesepakatan bersama di JC. Seharusnya sebagai pengurus teras PSSI, beliau tidak pantas berkata demikian mengingat kisruh masih dalam tahap harmonisasi atau memang para pengurus PSSI merasa diatas angin karena mendapat dukungan penuh dari AFC/FIFA, mudah-mudahan tidak karena itu merusak amanah rapat JC.

Masih banyak pemain sepakbola di negeri ini yang lebih baik daripada pemain yang ada di timnas saat ini baik di IPL maupun ISL, seharusnya PSSI tau itu dan jangan ada lagi perbedaan antara Pemain ISL maupun IPL dalam pembentukan timnas apalagi ada indikasi PSSI lebih memilih pemain dari kelompok sendiri (IPL), sudah saatnya PSSI membuka mata karena target Indonesia di AFF 2012 adalah juara bukan sekedar tampil maupun semifinalis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Pesta Para Pejuang

Posted: 23 Sep 2012 11:42 AM PDT

5.330

Posted: 23 Sep 2012 11:42 AM PDT

5.330, angka ini mungkin tidak berarti apa-apa untuk Anda. Tapi hari ini angka ini cukup berarti bagi saya, karena 5.300 adalah jumlah pengunjung yang mengakses blog saya hari ini, 23 September 2012. Jumlah pengunjung yang menembus angka 5000 kedua di tahun ini. Setidaknya sudah 3.1 juta kunjungan ke blog saya selama lima tahun terakhir.

Perjalanan saya nge-blog cukup panjang. Saya mulai membuat website pribadi (sekarang namanya blog) sudah sejak lama sekali. Blog pertama saya, semua code HTML-nya saya buat sendiri. Saya membeli sebuah domain htt://isroi.com (Namun kini domain itu sudah jadi milik orang lain). Kalau tidak lupa sekitar tahun 2001 saya upload code yang sudah saya buat. Dan akhirnya "Hello Word", blogku mulai on line sejak saat itu.

Di tahun-tahun berikutnya mulai muncul CMS (content management system) yang lebih memudahkan orang membuat website sendiri dan mulai muncul pemrograman PHP. CMS yang sangat terkenal waktu itu adalah PHPNuke. Saya pun menggunakan code PHPNuke untuk mengembangkan blog saya. Tapi ini tidak bertahan lama, saya malas membuat code-code baru dan malas belajar pemrograman juga. Saya sempat belajar ASP dan VBcode, mungkin karena otak saya yang semakin malas tidak banyak perkembangan yang berarti. Saya merasa 'keponthal-ponthal' mengikuti perkembangan pemograman web. Saya lebih memilih jadi 'user' saja, apalagi banyak aplikasi web dan CMS yang relatif mudah dipergunakan tanpa perlu banyak tahu tentang pemrograman web.

Saya tidak terlalu puas dengan blog yang saya hosting di dalam negeri. Salah satunya karena diaksesnya luaammbaattt sekali. Kemudian saya memindahkan hosting ke server di Amrik dengan biaya yang relatif murah meriah. Hosting ini lebih baik dan lebih cepat diakses. Blog saya menjadi lebih berkembang dan cukup banyak tulisan-tulisan dan postingan lain yang saya buat.

Dunia per-blog-an terus berkembang. Banyak template dan CMS blog yang muncul. Beberapa yang terkenal adalah blogspot milik Mbah Google dan Wordpress. Saya mencoba keduanya. Saya mendownload Wordpress dan memindahkan blog lama saya ke Wordpress. Saya cukup puas dan jatuh cinta pada Wordpress. Wordpress adalah mesin CMS sama seperti yang dipakai di Kompasiana ini. Mengikuti perkembangan Wordpress cukup melelahkan bagi saya, karena setiap ada patch atau release versi baru, saya mesti mengupdate WP saya. Akhirnya saya memilih yang lebih mudah, yaitu pindah ke Wordpress.com. Tahun 2008, bulan Februari saya resmi pindah ke Wordpress.com dengan alamat blog http://isroi.wordpress.com.

Entah darimana waktu itu, tiba-tiba saya mendapatkan sebuah kata yang cukup menarik: BERBAGI TAK PERNAH RUGI. Saya jadikan kredo ini menjadi judul blog saya. Sejak itu saya mencoba untuk menuliskan sesuatu yang bisa 'dibagi' dengan yang lain. Saya tuliskan pengalalaman-pengalaman saya, mimpi-mimpi saya, ide-ide saya, dan juga angan-angan saya. Saya menulis beberapa puisi juga. Ketika saya belajar sesuatu, saya coba untuk menuliskannya. Ketika saya bermimpi saya juga coba menuliskannya. Blog menjadi salah satu cara saya untuk menyimpan sebagian memori, kenangan, dan ilmu yang sedang saya pelajari. Saya terus menulis dan saat ini sudah sekitar 730 posting. Hampir setiap dua hari sekali saya selalu update blog.

Di awal-awal mulai migrasi ke Wordpress.com, pengunjung blog saya cuma puluhan saja. Saya tidak terlalu pedulikan itu. Saya terus menulis dan mengisi blog saya ini. Anehnya pengunjung blog saya mulai meningkat. Sedikti demi sedikit dan terus bertambah hingga ratusan. Ketika pengunjung menembus angka 1000 saya merasa senang sekali. Kok banyak ya orang yang kesasar ke blog saya.

Semakin banyak yang kesasar, semakin banyak juga yang memberi komentar. Dan tentunya semakin saya mendapatkan banyak teman. Saya mendapatkan banyak teman baru hampir dari seluruh wilayah Indonesia. Hampir-hampir saya tidak mempercayainya. Mereka tidak hanya berkomentar, bahkan banyak yang copy darat dan berkomunikasi aktif dengan saya. Kami saling bertukar pikiran dan saya pun banyak belajar dari mereka.

Saya juga mulai membuat beberap blog yg lain, cukup banyak kalau mau dihitung. Karena saya mulai suka 'jeprat-jepret' alias memotret, saya membuat blog khusus untuk menyimpan foto-foto saya. Ketika kompasiana lahir, saya pun coba membuat blog di kompasiana ini.

5330 adalah salah satu milestone blog saya. Nge-blog banyak memberikan manfaat bagi saya, dan saya juga bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Saya kan terus nge-blog sampai kapan pun. Semoga.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar