Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 01 Oktober 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


PSSI atau KPSI silakan!, asal jangan PSSK (Persatuan Sepakbola Selalu Kalah)

Posted: 01 Oct 2012 11:35 AM PDT

Semakin dekat piala AFF 2012, semakin ramai juga rakyat bola Indonesia bicara tentang timnas. Di forum ini saja kan bisa dilihat, ada yang serius membedah perseteruan PSSI vs KPSI, ada yang main-main, dan gak kurang2 yang lebay saja (memihak salah satu pihak pake fanatisme buta). Tentu saja semua sah-sah saja, yang jelas siapapun yang mau nimbrung di forum yang membahas sepakbola, paling tidak dia pemerhati dan sangat mungkin memang pecinta sepakbola. Hanya..?????????

Klo benar forum ini adalah forum yang "mencerahkan" dan "mencerdaskan", harusnya menghasilkan banyak alternatif solusi, bukan membuat yang ruwet tambah ruwet. Di luar sepakbola, Indonesia sudah ruwet, jangan ditambah ruwetnya. Masa harus (ayo?) belajar ke negara India, di sana konon hidup itu sangat ruwet. Karena ruwet, maka orang-orang film di India selalu bikin film yang ada tariannya karena itulah obat manjur keruwetan tersebut. Artinya India kreatif mengatasi persoalannya.

Demikianlah seharusnya Indonesia. Ayo jadikan bola di Indonesia menjadi sarana memperbaiki kehidupan bangsa. Caranya:

1. Terbukti dalam sejarah Indonesia, saat para pengurusnya terkenal, prestasi timnasnya malah anjlok. Kebalikannya, saat pengurusnya biasa saja (gak masuk koran dan tv tiap hari), prestasi timnasnya malah moncer. Artinya, klo kita membela oknum pengurus yang cuma jual tampang (lepas soal benar-salah loh), sama saja kita sebagai rakyat bola ikut andil menjerumuskan prestasi timnas kita. Ayolah mulai cari dan diskusi tentang calon alternatif, JOKOWI misalnya…

2. Menilai kompetisi pake logika kompetisi, menilai timnas pake logika timnas, menilai legalitas pake logika legalitas, menilai sikap FIFA ya pake juga sikap FIFA seperti telah ditunjukkan pada dunia selama puluhan tahun ini. Jangan asal membela apalagi pake "pokoknya', itu tidak mencerdaskan kita semua. Klo logika-logika yang saya katakan tadi tidak mengubah menjadi kenyataan yang diharapkan, pilihannya (untuk jangka pendek) ya diam saja atau tuntut revolusi dengan turun ke jalan. Memang ada cara lain?

3. PSSI, KPSI, FC, tim rekonsiliasi, hanya tahapan sejarah. Semua berkembang sesuai sikon. Saat semua berkembang sesuai dengan kondisi dan potensinya, maka berlaku seleksi alam, yang lebih kuat akan menang. Kuat dalam arti ideologi pengembangan sepakbola, legalitas, sponsorship, supporting, supporter, dll. Dan kita yang tidak terlibat langsung di suatu bidang yang berkaitan dengan hal tersebut, ayo damai-damai saja untuk menjadikan semua kondusif. Jangan malah berperang tanpa arti. Apa kalo kita saling mengolok-olok timnas Indonesia bisa kuat lagi dan peringkatnya kembali membaik???? Jawaban jujurnya PASTI TIDAK, kecuali yang mengingkari nuraninya….

SAYA YAKIN MASIH BANYAK JALAN UNTUK MENYELAMATKAN SEPAKBOLA INDONESIA…

Lima Alasan Menjadi Vegetarian

Posted: 01 Oct 2012 11:35 AM PDT

REP | 02 October 2012 | 01:13 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

13491151001751286439

Mengapa orang memilih menjadi vegetarian? Berdasarkan pendapat seorang Pdt bernama JOHN CROCKER dari UK yang memilki pendidikan S1 ilmu FISIKA, dan sekolah lanjut bidang teologia. Namun tinjauan ini melihat dari banyak hal seperti::

1. Hal mempersiapkan produk daging dari hewan sembelihan memilki pertentangan. Lain negara memilki lain prosedure dan belum tentu dapat diterima secara umum oleh agama lainnya. Islam memilki aturannya sendiri, Yahudi juga demikian, namun agama lain tidak memilki aturan yang jelas. Bahkan bagaimana jika oleh negara-negara atau pelaku rumah potong yang tidak beragama? Seperti yang telah di publish di youtube bahwa tindakan yang tidak pantas terjadi di rumah-rumah potoang spt di US.

2. Protein yang dibutuhkan dari Hewan 40% namun untuk menghasilkan protein sebanyak itu dikorbankan tanaman dengan lahan yang cukup luas. Artinya lahan yang dapat digunakan demi kepentingan lain sdh terpakai untuk mempersiapkan pakan ternak. Kedelai sebagaian besar digunakan untuk pakan ternak di US, dan sebagian lagi di ekspor termasuk ke Indoneisa.  Hal ini sebanrnya membesarkan sapi hanya demi alasan protein adalah kurang efisien disisi lain banyak tumbuhan yang juga dapat mensuply protein itu sendiri.

Juga dilakukan rekayasa genetika untuk tanaman tertentu seperti kedelai demi meningkatkan produktifitasnya demi mencukupi kebutuhan pangan ternak + manusia/ekspor. Dilaporkan bahwa secara umum tanah pertanian di US sdh menurun kesuburannya dikarenakan tingginya pemakaian pupuk anorganik sehingga tanah yang ada saat ini semakin menipis. Pemanfaatan air juga sangat berlebih demi kebutuhan pembudidayaan produk pakan kernak sehingga air tanah berkurang dan kesuburan tanah juga menurun.

3. Global warming  dipicu oleh produk  gas yang dihasilkan oleh termak dan pakan ternak.  Gas methane juga dihasilkan oleh aktifitas perternakan, hal ini meningkatkan effek pegotor secara langsung ke udara terbuka. Ini merangsang effek pemanasan secara global selain CO2. Bau yang tidak sedap merupakan bagian dari perternakan dan ini juga mengakibatkan tergangunya keseimbangan sekitar, khususnya udara.

4. Binatang adalah salah satu pandemic Virus.  Rekayasa  genetika terhadap binatang saat ini demi meningkatkan produk dagingnya, akan meningkatkan kemungkinan terjangkitnya penyakit melalu binatang dan kemudian mengalami rekayasa dan  menghasilkan penyakit yang baru yang berbahaya bagi manusia yang bersifat pandemic/epidemic. Kemungkinan penyakit pendemik yang dilaporkanWHO 1918 dan 2009 spt HIV dan H1N1. Contohnyata adalah spt flu burung.

5. Alasan pribadi, sejumlah orang memiliki alasan pribadi untuk menjadi vegetarian. Kesadaran menjadi vegetarian merupakan sebuah usaha yang bersifat positif tanpa mengurangi kualitas hidup. Jika kita melihat sekeliling kita bahwa hewan-hewan seperti GAJAH dan BANTENG yang tidak memakan daging dapat tumbuh dengan tulang yang kuat dan bahkan lebih besar dari pemakan daging seperti harimau.

Dari kelima alasan di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah orang menjadi Vegetarian untuk menyeimbangkan keadaan bumi dari kebutuhan sejumlah manusia lain yang secara berlebih hidup dengan leluasa dalam menikmati segala jenis makanan.  Ada yang konsern dari sudut agama/keyakinan, ada yang konsern dari sudut lingkungan hidup, demikian juaga dari hal penyakit dan tentunya itu adalah menjadi pilihan masing-masing. Disisi lain bahwa dapat dibuktikan hidup sebagai vegetarian akan lebih sehat dan tentunya menjadi tujuan penting setiap manusia.


Siapa yang menilai tulisan ini?

“Merajut Keindonesiaan” (tanpa fiksi)

Posted: 01 Oct 2012 11:35 AM PDT

OPINI | 02 October 2012 | 01:12 Dibaca: 5   Komentar: 0   Nihil

Saya baru membaca bahwa Kompasiana dan sebuah penerbit ternama akan bekerjasama membuat sebuah buku yang bertemakan "Merajut Keindonesiaan" dari 1000 artikel para kompasianer.

Dibaca sepintas tidak ada yang salah dari "pengumuman' tersebut, namun bagi saya pecinta sastra saya merasa sedih melihat bagian 'prasyarat' nya yang mencantumkan bahwa kumpulan artikel tersebut BUKAN fiksi, begitulah yang tertulis.

Apa yang salah dengan fiksi? yang saya tahu di bagian Fiksiana adalah bagian yang dikhususkan untuk tulisan-tulisan yang menurut saya adalah karya sastra. Setahu saya sejarah negeri ini sebagian ditulis dalam legenda, mitos, syair, gurindam dan babad, walaupun itu dulunya sebelum berdirinya Republik ini. Yang saya pahami kita bicara Indonesia tidak bisa bicara hari ini dan melupakan jati diri kita sebagai Bangsa. Seni Budaya kita jauh lebih dikenal luas sejak dahulu kala daripada karya ilmiah anak bangsa kita hari ini, lalu apakah kita jadi 'negeri kolot' karena hal itu?

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai. (Magda Peters, 233)

Itu adalah kutipan dari buku Bumi Manusia Karangan Pramoedya Ananta Toer. Saya coba berpikir kembali, mungkin ada niatan baik Kompasiana dibalik rencana tersebut. Harap dimaklumi kekurangan dalam menulis artikel opini ini, akhirnya saya perbuat ini hanyalah bentuk kepedulian saya untuk Kompasiana.

Salam Persahabatan.


Siapa yang menilai tulisan ini?

Mengenal Pharmaceutical Care

Posted: 01 Oct 2012 11:35 AM PDT

REP | 02 October 2012 | 01:05 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Pharmaceutical Care atau diterjemahkan asuhan kefarmasian merupakan pelayanan yang diberikan oleh apoteker kepada pasien secara menyeluruh sebagai tanggung jawab dan komitmen dalam mencapai kesejahteraan pasien melalui terapi obat yang optimal, meliputi pelayanan apoteker secara langsung kepada pasien, memberikan konseling kepada pasien tentang adanya MRP (masalah yang berhubungan dalam pengobatan seperti pasien membutuhkan terapi obat, menerima obat yang sebetulnya tidak dibutuhkan, menggunakan obat yang salah, dosis penggunaan terlalu rendah atau mungkin terlalu tinggi, adanya reaksi efek samping obat, pasien tidak menerima obat serta terjadi interaksi obat), Apoteker mampu memberikan solusi atas masalah pasien, misalnya untuk swamedikasi, apoteker membantu dalam pelayanan swamedikasi untuk memberikan obat-obat yang dibutuhkan sesuai dengan daftar obat wajib apotek atau menggunakan obat-obat bebas, apoteker di apotek juga mampu memberikan informasi mengenai penggunaan, penyimpanan obat (memberikan Pelayanan Informasi Obat).

Siapa yang menilai tulisan ini?

Pamflet itu Telah Jadi Abu

Posted: 01 Oct 2012 11:35 AM PDT

sebuah puisi telah tuli, karena tak didengar dan tak terdengar
lalu di ujung kata sayap-sayap itu lepas, bersama api menjadi abu
perabuan itu adalah makam para pejalan kaki yang membawa
dan membaca sajak dalam hati, agar tak ada bunyi yang membangunkan
sunyi rasa atas pekak tulisan pamflet yang didemokan, dengan suara

seluruh pengelana negeri pada jam segini tidur, sebab tak baik bagi jantung
untuk mendekatkan ujung detaknya dengan sulih suara yang meraung-raung,
merapat di bibir pintu
minta didengar dan terdengar atas pekak pamflet yang nyaring bagai sirine
ambulan,
agar jalan dibukakan

"kami tidak sedang menjalani prosesi dan tawuran, tapi kami hanya memutar
isi pita kaset yang menggulung seluruh peristiwa, karena kami melihatnya, dan
kami merasakan ada ketidakpahaman " pekak pamflet side A bernyanyi

esok harinya, kertas, kain, dan sampah-sampah air mineral telah berubah
menjadi abu, lalu matahari menaikkan suhunya, menjadi lebih abu lagi,
angin lalu membawanya pergi, terbang jauh, sekata pun tak terbaca
isi pesan dan peringatannya

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar