Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 27 Juni 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


“Haruskah Kita Membalas”(Kedua)

Posted: 27 Jun 2012 11:11 AM PDT

"Haruskah Kita Membalas"(Kedua)

Tulisan kedua dalam rangka pemecahan rekor.

Kali ini gue ingin membahsa soal balas membalas,kalo balas membalas dalam soal kebaikan memang wajib etika dan hukum moralnya.

Akan tetapi kalo dalam hal yang kurang pas,kurang elegant,kurang ngajar,dan hal hal kurang laennya perlukah kita membalasnya?

Semisal ditulisan kita ada yang komentarnya nyakitin banget,pedas banget,narsis banget,menohok banget,memaki banget,mengumpat banget,menghina banget dan kebangetan kebangetan lainya yang memang mungkin komentar komentar tersebut membuat kita marah,dongkol,sedih,jengkel,sampai emosi naek ke ubun ubun bahkan ada yang mungkin semaput dan kena serangan jantung dan darah tinggi karena tak kuat menahan penghinaan dari komentar komentar tersebut.

Sekalipun demikian apakah seharusnya memang kita angkat parang,kedepankan emosi tinggalkan logika,ajak teman teman galang kekuatan,bangun kubu kubuan,atur pola,susun serangan dan SERANG…..berhamburanlah serangan ….ga peduli tepat sasaran apa nggak,ga peduli kena apa engga,yang penting makian dibalas,cacian terlunasi,emosi terlampiaskan,ego tersalurkan,dendam terbalaskan.

Dan setelah itu? —Game Overkah?—

Pertarungan mungkin selesai,pertandingan mungkin berakhir,tetapi sakit hati dan luka bathin belum tentu pulih,dendam mungkin masih membara dan siap siap membantai siapapun lawan berikut.

Maaf ocehan ngawur orang gila satu ini.

Salam Persahabatan Selalu.(Satan lu)

[Humor] Punya Bapak Mau Diputus, Ibu Pake Lilin Saja….

Posted: 27 Jun 2012 11:11 AM PDT

Di sebuah kampung yang baru dua bulan lalu dipasang listrik, sepasang suami istri yang sudah lama belum mempunyai anak, sangat bergembira karena istrinya ternyata terlambat datang bulan yang merupakan salah satu tanda kehamilan.

Tapi keduanya sepakat untuk merahasiakan hal itu untuk memberi kejutan pada keluarganya. Saking bahagianya, semua hal yang terkait dengan kehidupannya akan dikaitkan dengan kehamilannya, termasuk pada petugas PLN yang datang menagih rekening listriknya yang terlambat dibayar.

Petugas PLN : "Ibu sudah telat satu bulan ya…?"

Istri : "Lho Mas, kok petugas listrik dikasih tahu sih, katanya mau dirahasiakan dulu?" sambil memandang kesal pada suaminya yang baru menyusul ke luar.

Suami : "Hah… justru aku yang mau tanya, kenapa dia tahu duluan? padahal aku baru kamu kasih tahu minggu kemarin?" sang suami balik curiga pada istrinya, jangan-jangan kehamilannya buah dari perselingkuhan.

Petugas PLN :"Ya kami tahu dong, kan tercatat di kantor".

Suami : "Apa…! apa urusannya dicatat-catat segala, aku tidak terima…?" sambil dongkol karena PLN sudah ikut campur urusan rumah tangganya.

Petugas PLN :"Kalau mau selesai urusannya, bapak harus segera bayar".

Sang suami semakin dongkol dan mencium akan ada motif pemerasan terhadap dirinya, akhirnya ia menggertak petugas itu.

Suami : "Kalau saya tidak mau bayar gimana..?"

Petugas PLN :"Kalau tidak bayar, ya sudah …. punya bapak akan diputus".

Mendengar kata-kata kepunyaan suaminya akan diputus, sang istri merasa terpanggil untuk membela suaminya.

Istri : "Apa…..?, kalau diputus nanti saya pakai apa…..?"

Petugas PLN : "Yaaah…. pake lilin saja bu….".

Istri : ….gubraaaaxxxxxxx…..

Candu dan Ego

Posted: 27 Jun 2012 11:11 AM PDT

Malam ini sekitar jam sembilan lewat (27 Juni 2012), aku dan teman berencana pergi ke salah satu mini market di Medan. Tepatnya di Aksara. Biasanya kalau jam segini, angkot (angkutan kota) sudah mulai jarang. Kami putuskan supaya naik becak saja. Tak jauh dari tempat kos adekku itu, ada becak sedang mangkal di depan kedai kopi. Becak tak ditunggui pengemudi. Dimana gerangan yang empunya becak? Gumamku dalam hati.

"Bang… becaknya?" demikian tanya saya. Seorang bapak yang duduk bersantai di depan kedai mendongak. Segera melempar pandang terhadap sekelompok Bapak-bapak yang sedang asyik main kartu. Bapak tadi tampaknya mengingatkan si empunya becak. Terjadi percakapan yang kurang bisa saya dengar dengan baik. Tampaknya terjadi tawar-menawar singkat antara Si Bapak dengan Juru Kemudi. Rupanya Abang becak terlalu asyik dengan permainannya, jadi ogah untuk bergerak.

"gak narik, Bang!", demikian jawab Bapak berkaos putih tadi dengan ramah.

Kami merasa geli dengan pengalaman ini.

"Gara-gara main kartu, kerja dilupakan!". Demikian protes temanku.

Aku jadinya teringat juga dengan pengakuan juru bengkel di kampungku.

"Hami parbengkel on adong do sombong-sombong nami. Ai molo songon na tabo na markartu on, ai so hu layani hami angka na naeng marbengkel. 'Tu bengkel ni si Aha an majo boan bo!', pintor songoni do nidokhon!". (baca: "Sebagai tukang bengkel, kami juga (punya) ego. Kalau lagi enak main kartu, kami tidak melayani pelanggan. 'Ke bengkel si Anu saja bawa, Ya!', begitu kami bilang!").

Pengalaman serupa juga pernah saya alami. Waktu itu saya masih anak-anak. Masih duduk di bangku SD. Tapi pengalaman ini masih terlihat jelas. Saya ingin membeli kerupuk. Kebetulan Ibu Marbun dan anak-anak yang biasanya melayani tidak di tempat. Bapak Purba, suami Bu Marbun sedang main Billyard. "Ndang gadison be i. tampang nama i!", jawab Si Bapak ketus. ("(kerupuk) itu tidak dijual lagi. (Kerupuk) itu akan dijadikan bibit!"). Betapa kesalnya aku ketika itu. Barangkali si Bapak lagi tertekan karena kalah.

Tak sedikit juga kaum Bapak di tempat kami yang lebih memilih untuk membeli rokok daripada makanan pada saat sedang lapar. Rupa-rupanya rasa lapar di perut lebih bisa dijinakkan daripada rasa lapar di mulut. Kami memiliki kerabat yang memiliki serangan jantung dan gangguan pernafasan pada paru. Tentu saja dokter menyarankan, lebih tepatnya mengharuskan, supaya menghentikan kebiasaannya merokok. Bapak ini, kini sudah almarhum, tentu saja tidak akan mudah melakukan 'nasihat' dokter. Sang Bapak tetap merokok secara sembunyi-sembunyi. Suatu saat, beliau hanya bisa terbaring di rumah sakit. Dan hasrat untuk merokok begitu 'menggatali' kerongkongannya. Si Bapak merengek-rengek kepada istrinya untuk merokok. "Matipun jadilah. Asalkan bisa merokok!"

Minuman keras juga bisa menjadi candu yang sangat mengikat. Saya teringat dengan paman saya yang sudah mengalami masalah dengan lambungnya oleh karena sering minum tuak. Ketika lambungnya sedang sakit-sakitnya, segeralah dilarikan ke rumah sakit. Opname beberapa hari. Kemudian berobat jalan. Setelah merasa baikan, kembali tuak diteguk. Pelajaran sakit-penyakit hilang sehilang-hilangnya dari memori ketika refrain lagu di tarik dengan suara serak, dan kemudian tuak puan akan diteguk. Turun, mengalir dari mulut ke lambung dan badan akan hangat.

Banyak hal yang berpotensi menjadi candu. Hobby, seks, judi, minuman keras, bahkan agama bisa menjadi candu. Dan setiap candu irasional. Berawal dari nikmat, dan selalu berakhir atau diakhiri dengan sengsara. Candu yang dihentikan secara perlahan pun menanggung derita sebelum lepas dari candu itu. Apalagi candu yang terselubung. "Kerahasiaan adalah tempat subur bagi candu", kata orang bijak.Waspadai ketika kesenangan dan nikmat yang mengendalikan menjadi kebutuhan.

"Termasuk candukah korupsi?". Begitu tanya di benak saya kemudian.

Ketika kesenangan itu menjadi candu, bukan hanya orang lain yang (merasa) dirugikan, tetapi juga diri sendiri. Candu merugi berkali-kali.

Kenapa Bisnis Properti?

Posted: 27 Jun 2012 11:11 AM PDT

Anda pernah membaca iklan yang kurang lebih tulisannya seperti di bawah ini…???

Hadirilah SEMINAR GRATIS !

"Cara Hebat dan Mudah Menjadi Kaya melalui Bisnis Properti".

Rabu, Jam: 13.30 WIB

Apakah Anda tertarik? Tahukah yang membuat saya tertarik? Tulisannya yang bombastis? Bukan!

Banyak koq iklan yang seperti itu di koran, tabloid dan majalah. Yang membuat saya tertarik adalah hari dan jam penyelenggaraan seminarnya, yaitu hari Rabu, jam 13.30 WIB. Memangnya kenapa kalau Rabu, jam 13.30 WIB?

Jelas gak biasa dong, hari Rabu kan hari kerja? Dan jam 13.30 juga adalah jam kerja?

Naahhh…, kalau seminar itu diadakan pada hari dan jam seperti itu, bisa dipastikan sasarannya tentu bukan untuk para pekerja kantoran. Lhoo…, terus siapa? Hari dan jam segitu, siapa lagi yang paling pas untuk bisa datang kecuali para ibu rumah tangga atau para pria/wanita yang tidak kerja kantoran?

Sekarang, mungkin Anda heran, bagaimana kita bisa menjadi kaya dengan cara yang hebat dan mudah?

Jawabannya adalah menjadi Broker Properti. Kalau di Indonesia-kan sih disebut: MAKELAR PROPERTI. Tapi kita sebut saja Broker Properti, lebih familiar.

Cara menjadi Broker Properti di sini adalah dengan bergabung pada sebuah Kantor Broker Properti atau independen.

APA SIH KEHEBATANNYA MENJADI BROKER PROPERTI…???

Relatif Tanpa Modal.

Anda pernah tahu berapa modal yang dibutuhkan untuk membuat sebuah toko roti? Sekitar Rp 75 juta. Kalau buka toko kelontong: Rp 100 juta - 150 juta (belon termasuk sewa tempat/ruko nya lhoo…). Nahh…, sekarang berapa kira-kira modal yang Anda butuhkan untuk menjadi seorang Broker Properti? Pada beberapa kantor mungkin gak perlu modal. Tapi di beberapa kantor lain, ada yang mensyaratkan sedikit investasi awal untuk training dan keperluan kantor, yaitu sekitar Rp 1-2 juta. Tidak mahal jika dibandingkan dengan modal yang dibutuhkan untuk buka toko roti atau toko kelontong.

Meski Anda bukan pemilik usaha ini, tapi profesi Anda sebagai seorang profesional. Jadi kekayaan ilmu sebagai broker jauh lebih mahal dibandingkan dengan pemilik toko-toko tersebut.

Tidak Terikat oleh Waktu.

Pernah gak membayangkan kalau Anda bisa masuk dan pulang kantor kapan saja? Bahkan dengan kebebasan untuk bisa masuk kantor kapan saja kita perlu dan kapan saja kita butuh? Nahh…, ini enaknya jadi Broker Properti. Pada bisnis ini, Anda tidak akan pernah terikat oleh waktu. Memang sih pada beberapa kantor broker, Anda mendapat jatah waktu piket untuk sekadar jaga kantor. Tapi itu juga gak mutlak koq, gak mau juga gak masalah. Yang penting dari bisnis ini adalah produktivitas kita untuk mendapatkan barang jualan, dalam hal ini berarti properti yang akan dijual seperti tanah, rumah, ruko atau apartement. Selain barang jualan, kita juga harus mendapatkan pembeli. Nahh…, kalau kedua hal itu bisa kita lakukan, gak ke kantor juga gak masalah koq! Jadi kalau kita mau kerja sambil tetap bisa antar-jemput anak ke sekolah, tetap bisa nonton gosip atau telenovela, dan gak akan kena macet di pagi dan siang atau sore hari, maka menjadi Broker Properti adalah pekerjaan yang pas untuk Anda.

Penghasilan yang Adil dan Tinggi.

Pernah gak ngerasain sudah kerja berat tapi gaji koq gak nambah-nambah? Malah kadang merasa rugi karena temen yang kerjaannya lebih gak jelas koq bisa dapat gaji, lebih tinggi lagi! Gak adil kan rasanya…?! Nahh…, di bisnis ini gak seperti itu lhoo… Memang sebagai seorang Broker Properti, di atas kita pasti ada seorang leader atau senior. Tapi mereka biasanya tidak mendapatkan gaji dari pendapatan kita. Kecuali kalau Anda meminta bantuan mereka atau mendapatkan prospek yang mereka pegang.

Sekarang, berapa sih kira-kira penghasilan seorang Broker Properti? Di bisnis ini biasanya penerimaan yang didapat adalah berdasarkan persentase/komisi. Pada beberapa kantor, komisi diperoleh dari penjual. Tapi ada juga broker yang mensyaratkan agar pembeli juga memberikan komisi. Apa gak asyik tuh bisa dapat dari dua belah  pihak? Memang berapa besar sih komisinya? Rata-rata sekitar 1.5% - 3% dari harga transaksi. Makin besar harga properti yang terjual mungkin bisa makin kecil prosentase komisinya. Jadi kecil dong?

Gak juga. Kalau Anda bisa menjual rumah seharga Rp 1,5 miliar, komisi 1% saja yang Anda dapatkan adalah sebesar Rp 15 juta. Bayangkan kalau Anda berhasil menjual rumah yang ditawarkan dengan harga Rp 5 miliar. Wuihh…, sangat menggiurkan kan!?

Banyak Relasi.

Pekerjaan ini juga tepat untuk mereka yang senang bergaul dan bersosialisasi. Pada intinya pekerjaan ini hanya butuh banyak teman dan relasi. Makin banyak teman dan relasi maka makin mudah pekerjaan ini dilakukan. Adanya kekuatan relasi juga membuat Anda dapat dengan mudah berperan sebagai penghubung antara pihak pembeli dan penjual. Bahkan banyaknya relasi dapat membuat Anda bisa mendapatkan komisi tanpa harus menjadi broker. Lhoo…, koq bisa? Caranya: kalau teman Anda memiliki prospek yang ingin menjual rumah dan Anda memiliki prospek yang ingin membeli rumah yang kriterianya sesuai dengan kriteria penjual maka komisi yang diterima oleh teman Anda akan dibagi dua. Begitu pula sebaliknya. Gimana, asik kan? Dimana lagi cuma dengan modal berteman/punya banyak relasi kita bisa dapat uang? Ya gak?

Nahh…, bekerja sebagai Broker Properti memang kayanya gampang dan menyenangkan. Tapi seperti juga pekerjaan-pekerjaan lainnya, profesi ini juga menuntut kita untuk tetap bekerja keras dan berdisiplin tinggi. Mengingat penghasilan yang berupa komisi, maka makin banyak penjualan yang dilakukan akan makin tinggi pula komisi yang kita peroleh.

Jadi, kenapa Anda tidak mencoba untuk memulainya sekarang…???

Semoga bermanfaat…

Salam Sejahtera dan Sukses Selalu!

PROPERTI & BISNIS MANAJEMEN
Johanes Budi Walujo

Telp/HP:
022-76.119.777 /
081.809.271.777 /
082.262.124.777

BB pin: 28C2CEC2

Twitter: @johanesbudi_w

YM: johanesbudiwalujo@yahoo.com

Bagaimana Mozilla Corporation menghasilkan uang?

Posted: 27 Jun 2012 11:11 AM PDT

REP | 28 June 2012 | 01:00 Dibaca: 1   Komentar: 0   Nihil

134081916212024414Siapa saja yang membaca tulisan ini, bisa dipastikan pernah menggunakan mozilla firefox sebagai peramban internet. "Mozilla" awalanya merupakan sebuah code name yang digunakan Netscape communication—-perusahaan software pengembang Netscape Navigator yang menjadi browser yang sangat ngetrend di awal-awal perkembangan internet —- pada browser keluarannya yang dirilis terpisah secara open source di tahun 1998. Seiring dengan turunnya popularitas Netscape navigator (dibeli oleh AOL dan kemudian akhirnya di matikan), mozilla yang dikembangkan oleh berbagai komunitas open source dari seluruh  dunia, memiliki peruntungannya sendiri. Jika sepupunya (Netscape Navigator) hampir kehilangan popularitas dengan peluncuran internet explorer oleh Microsoft, maka Mozilla browser beberapa tahun kemudian mampu membalikkan keadaan dan menjadi salah satu browser yang paling sering digunakan oleh pengguna internet.
13408193341534943606
Nah pasti ada sebagian yang bertanya, bagaimana sebuah browser yang begitu canggih, yang dibuat dengan jutaan baris kode program dan dikerjakan dengan waktu yang lama bisa memperoleh pendanaan atau dana operasional bagi para programmer and desainer nya? Ingat mozilla terdiri dari dua divisi, satu divisi induk yakni Mozilla Foundation (organisasi non-profit alias tidak dikenakan pajak oleh pemerintah amerika) yang bertanggung jawab terhadap arah kebijakan, hak cipta dan lain lain, satunya lagi mozilla corporation (dikenakan pajak oleh US government) merupakan perusahaan turunan yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan software, pendanaan dan pengelolaan pemasukan serta keuntungan dari produk-produk mozilla. Mozilla firefox (yang menjadi salah satu produk) diterbitkan secara open source, jadi pengguna di seluruh dunia hanya diwajibkan berterima kasih kepada pihak pengembang tanpa dibebani biaya sepeser pun. Lantas bagaimana mereka mendapatkan dananya?

Nah disini kita sekali lagi harus berterima kasih pada om google, tepatnya Google Inc. perusahaan raksasa multinasional yang begerak dibidang periklanan. Dengan dicantumkannya google search enggine secara default pada toolbar firefox dan halaman utamanya (lihat gambar di atas), maka Mozilla berhak ikut memperoleh masukan dari kue-kue iklan google (ingat google ad-sense). Dan parahnya pemasukan Mozilla, 85 persen nya berasal dari google. Jadi secara kasar bisa dikatakan terdapat sebuah perusahaan besar (Mozilla) yang kerjanya mengisap darah perusahaan besar lain (dalam hal ini google). Mungkin hal inilah yang mendorong google meluncurkan browser milik mereka sendiri (google chrome), biar uangnya g' kemana-mana. Bayangkan 87 juta US dolar pemasukan per tahun dari Mozilla corporation dibayarkan oleh google. Tapi sebenarnya ini merupakan simbiosis mutualisme. Dengan digunakannya search enggine google secara default pada firefox, secara otomatis semua pengguna internet yang menggunakan firefox sebagai peramban paling mungkin (kecuali saya, yang search nya wikipedia, terapybay atau duck-duck go :D) akan menggunakan google sebagai serach enggine untuk mencari informasi. Dan pada akhirnya secara otomatis akan menaikkan pendapatan dari google sendiri.

Jadi, jika anda tertarik ingin mengikuti jejak Mozilla Corp. dalam mencari uang, caranya gampang. Buat browser sendiri (yang tentunya mesti bersaing dengan browser-browser yang sudah ada) atau buat toolbar untuk ditempel di firefox. Cara kedua lebih masuk akal dan ini yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan pengembang software misalnya dengan menyediakan browser toolbar tersendiri yang mesti di install oleh para penggunanya dalam proses instalasi. Dan umumnya pengguna yang menginstal software tersebut (kecuali saya :D) tanpa pikir panjang akan mengklik tombol next dalam proses instalasi sehingga toolbar (secara default) akan terpasang pada firefox. Dan dengan keunikan fitur-fitur yang disediakan pada toolbar, misalnya live streaming TV, atau live streaming radio lokal, maka pengguna akan tertarik lebih memilih menggunakan kotak dialog pencarian yang disediakan dan mengabaikan kotak dialog default pada firefox untuk pencarian. Jika ini terjadi, maka pengembang software yang sudah terlibat kesepakatan periklanan dengan google (sekali lagi ingat google ad-sense) akan memperoleh keuntungan secara otomatis dari kue iklan google tersebut, karena sudah berpartisipasi menggiring pelanggan pada iklannya.
Jadi no such thing as free lunch…
semoga bermanfaat…
13408194661462728993

baca lebih lanjut:
http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_web_browsers
http://en.wikipedia.org/wiki/DuckDuckGo
http://en.wikipedia.org/wiki/Ad_sense

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar