Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 06 Juni 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Ketika Dia Memanggil

Posted: 06 Jun 2012 11:16 AM PDT

Aku terkesiap. Lidahku kelu. Tak mampu lagi kulanjutkan bacaan al Qur'anku yang sudah sejak setengah jam yang lalu kulantunkan tanpa lelah. Kak Leni berurai air mata, dan Nurul menggenggam erat tanganku seakan membagi rasa kalut dan sedihnya. Seluruh rambut halus disekitar lengan dan tengkukku mulai meremang. Aku tak kuasa mendengar suara tangis dan teriakan pilu dari keluarga Ibu Risma, pasien Rumah Sakit yang baru saja meninggal dihadapan mataku secara live.

Ini adalah kesan pertama dan pengalaman pertama aku, Nurul dan Kak Anisah melihat sesorang mengalami sakaratul maut didepan mataku. Benar-benar menyakitkan. Setelah empat bulan melawan Bronkhitis yang menggerogoti dirinya, ia benar-benar berpulang dan beristirahat untuk selamanya. Sebelum ia sakit, ia begitu cantik. Akan tetapi, pengaruh penyakitnya mengakibatkan ia mengalami kerontokan rambut parah, pembengkakan dibeberapa bagian tubuhnya, juga bercak hitam dikulitnya yang membuat dirinya jauh lebih tua dari usianya. Bahkan diawal waktu, aku sendiri mengira neneknya adalah ibunya, dan ibunya adalah saudaranya.

Ibu Risma memiliki dua orang anak yang masih kecil. Ia adalah sulung dari dua bersaudara. Selama dirawat dirumah sakit, Ibu, Ayah, Nenek, Anak-anak, saudara, dan suaminya mendampinginya dengan setia tanpa sekejap pun meninggalkannya. Ia begitu dikasihi oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Bahkan ibu dan ayahnya sendiri yang menggendongnya ke kamar mandi. Meski telah menua, mereka penuh dengan semangat mengurusi anak tercintanya. Ah, sekali lagi aku merasakan begitu banyak cinta disini. Cinta dari sudut terjauh mata lahir kita mencari. Cinta yang sebenarnya bisa dengan mudah ditemukan disini, disebuah rumah sakit yang aku sendiri benci jika harus dirawat, oleh orang-orang yang benar-benar peduli pada diri kita, senantiasa menjaga kita bahkan saat tersulit sekali pun tetap stay tune disisi.

Kudengar ibu dari Ibu Risma menjerit-jerit. Suaranya seperti tersangkut ditenggorokan. Hasilnya hanyalah sebuah erangan tak percaya bahwa putrinya benar-benar menghadapi sakaratul maut. Putri Ibu Risma yang sempat seharian ini bersamaku menonton film, makan donat, dan dia juga bermain dilorong rumah sakit bersama Nadia dan Qalbi menjerit memanggil Ibunya dalam dekapan tantenya.

"Risma, ini nenek, Nak? Bangunlah," Nenek Ibu Risma menangis memegangi lututnya.

Mata Ibu Risma sendiri masih terbuka. Beberapa orang suster datang tergopoh-gopoh sambil membawa tensi meter dan beberapa alat yang diperlukan.

"Nadinya masih ada, Ibu Risma masih ada."

Tangis masih memenuhi ruangan.

Kak Leni menagis, "Ya Allah, berat sekali sakaratul mautnya,"

Kulirik lagi Ibu Risma yang masih terbaring. Tiba-tiba darah segar keluar dari hidungnya.

Sekonyong-konyong keluarganya menjerit lebih keras.

Suster terlihat kalut, beberapa kali mereka mencoba melakukan pertolongan.

"Ibu, tolong ibu tenang. Ini masih ada, tolong bantu doa, bukan dengan jeritan. Ibu orang islam 'kan?" seru salah seorang perawat laki-laki yang baru kulihat muncul dan ikut berdesakan dengan beberapa suster.

Tiba-tiba Nurul berbalik kearahku dan tersenyum sambil mengangkat jempol kirinya.

Aku manyun. Ah, dasar. Orang lagi kalut begini sempat-sempatnya seperti itu.

Aku melanjutkan bacaan al Qur'anku yng sempat terpotong meski keramaian ruangan itu makin menjadi-jadi. Masih ramai terdengar suara tangis, jerit, bahkan teriakan dari beberapa keluarga Ibu Risma. Kak Leni sendiri masih sesegukan.

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf:96)

13390056622075523213

Tepat selesai kubaca potongan ayat itu.

"Ibu, tolong Ibu Risma di ikhlaskan." Kata perawat laki-laki itu sekali lagi.

Aku terhenyak dan mengalihkan perhatianku kearah Ibu Risma.

Rupanya baru saja darah segar muncrat dari mulutnya hingga akhirnya ia meninggal.

Tenggorokanku tecekat. Dengan segera Nurul menyuruhku mengalihkan pandangan melihat Ibu Risma meregang nyawa. Kak Leni membalikkan badannya, diikuti oleh Kak Anisah yang sedari tadi tidurnya terganggu oleh jeritan keluarga Ibu Risma.

Aku menarik pergelangan tangan putri Ibu Risma dan memeluknya.

"Adik, do'akan Ibu terus ya? Karena hanya do'a anak shalih yang diterima Allah. Do'akan Ibu semoga ibu tenang dan ibu bisa masuk syurga." Aku memegangi tangannya yang kecil dan kurus sambil mengusap kepalanya. Kucium keningnya untuk terkhir kali. Ia hanya mengangguk disela-sela tangisnya yang pilu.

"Terima kasih, Nak." Seru ayah Ibu Risma.

Keluarga Ibu Risma bergantian kusalami.

Kudengar untuk terakhir kalinya Ibu dari Ibu Risma mengumpat dengan kasar. Aku tertunduk. Pilu. Mungkin benar beliau sangat terpukul sampai seperti ini. Menyaksikan buah hatinya meninggal didepan matanya. Anak yang ia harapkan, yang ia cintai, yang ia besarkan dengan segenap cinta dan pengharapan, anak yang menjadi amanah Allah dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya, anak yang menjadi pelipur lara dan pelita hatinya, anak yang ia bahkan rela mengorbankan nyawa untuknya, dan semuanya.

Seperti itulah cinta orang tua kita.

13390058001773791940

Jika dipikirkan, benarlah bahwa menyakitkan saat melepaskan seseorang yang kita cintai terlebih orang tua kita saat malaikat maut menjemputnya. Namun, pernahkah membayangkan rasa sakit yang dirasai orang tua saat kehilangan anaknya?

Ya. Lebih menyakitkan. Itu fakta lapangan.

Mereka harus berpura-pura kuat dalam keadaan hati yang hancur. Tak bisa disalahkan jika Ibu dari Ibu Risma bahkan sempat mengamuk dan mengumpat menyaksikan putrinya pergi meski sudah tiga jam sebelumnya Ibu Risma minta diantar pulang kerumahnya tanpa alasan yang jelas. Ia bahkan sempat mengatakan, "Saya mau tidur. Saya lelah. Saya mau pergi jauh membawa sakit yang kuderita dan tak menyusahkan lagi."

Ibunya berkata, "Saya tidak kesulitan mengurusmu, Nak. Jangan berkata seperti itu. Ibu ada disini bersamamu."

Indah.

Itulah cinta orang tua.

Seketika juga saat tulisan ini kubuat, refleksi kedua orang tua Ibu Risma saat menggendong Ibu Risma untuk mengantarnya kekamar mandi muncul.

Apa lagi yang kurang dari cinta orang tua, Kawan? Tidakkah engkau menyadari mereka mencintaimu? Lalu mengapa engkau selalu merasa risau jika ada orang yang membencimu padahal ada orang yang rela mengorbankan segala miliknya untukmu demi kebaikanmu?

Jika akal sehat digunakan, mana ada orang seperti itu?

Jawabannya: Ada. Banyak. Namun, engkau mungkin tak pernah menyadari.

Itulah hakikat cinta yang sesungguhnya.

"Mengorbankan seluruh yang kita miliki untuk yang kita cintai."

Lalu apa yang telah kita korbankan untuk Allah?

Sedikit saja kesakitan yang kita rasakan, kehilangan yang kita alami, bahkan saat mengikhlaskan yang kita miliki pergi, kita banyak mengeluh dan tak jarang menyalahkan Allah dengan perkataan, "Kenapa Allah tak henti-hentinya memberikan cobaan bertubi-tubi padaku?"

Itukah cinta kita?

Sungguh, jika itu kita sebut cinta, itulah cinta yang paling kerdil yang pernah tumbuh.

[PM-FF] Balas dendam berujung kandang ayam

Posted: 06 Jun 2012 11:16 AM PDT

reportase “workshop blog kreatif (Make Your Blog With More Benefit and Coloring The Cyber World).”

Posted: 06 Jun 2012 11:16 AM PDT


REP | 07 June 2012 | 00:53 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Latar belakang

Tugas "Reportase Workshop Kreatif Blog" saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) yang diberikan oleh dosen IBD bapak Thamrin Dahlan, M.Si. Dan saya kali ini mengambil tema

Reportase Workshop Kreatif Blog

Pada tanggal 13 maret 2012 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (BEM FIKTI) mengadakan workshop blog kreatif yang bertemakan "Make Your Blog With More Benefit and Coloring The Cyber World". Workshop tersebut diselenggarakan di kampus d Universitas Gunadarma pukul 09.00-12.00 WIB  gedung 3 lantai 4. Pada workshop ini didatangkan seorang narasumber yang sudah berpengalaman dalam bidangnya dan juga beliau telah menikmati kesuksesan karirnya hanya dengan tulisan – tulisan yang beliau buat dalam blognya. Dia adalah salah satu penulis sukses di Indonesia. Bukunya telah menjadi best seller. Pada awalnya, dia mem-posting tulisan – tulisan yang cukup menarik di blognya. Orang – orang sangat tertarik dengan posting-nya. Sehingga mengundang salah satu penerbit besar di Indonesia untuk menerbitkan tulisannya dalam sebuah buku.

Dalam workshop blog dijelaskan bagaimana caranya agar orang lain tertarik dan menghasilkan uang dengan blog kita sendiri. Caranya yaitu dengan membuat tampilan blog semenarik mungkin dan membuat tulisan – tulisan yang diminati oleh banyak orang. Narasumber Muhammad Assad memberikan beberapa saran agar membuat tulisan – tulisan yang menarik. Jika hendak membuat tulisan jangan hanya ingin mencurahkan isi hati saja, baiknya kita melihat pasaran apa saja yang sedang hangat dibicarakan. Sehingga orang lain lebih tertarik untuk melihat atau bahkan dapat meninggalkan komentar mengenai apa yang kita tulis. Dia ingin membantu  mahasiswa Gunadarma agar bisa membuat tulisan yang menarik bahkan jika memungkinkan lebih menarik dari apa yang dia tulis sebelumya. Alasan dia ingin membantu agar dapat menghasilkan uang sendiri. Dengan harapan diantara kami akan menjadi salah satu penulis yang sukses dan agar tidak membebani orang tua dalam pembiayaan kuliah.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Agama Mana? Mana Agama?

Posted: 06 Jun 2012 11:16 AM PDT

Menyikapi dualisme: mana yg patut di acungi jempol

Posted: 06 Jun 2012 11:16 AM PDT

Mengikuti berita terakhir yg berkembang menyikapi dualisme kompetisi dan sepak terjang LNM & Para pengikut KPSI yg makin gusar karena deadline FIFA sdh tinggal menghitung hari, membuat terkadang Saya tertawa sendiri didepan komputer membaca pernyataan, pertanyaan & sikap yg diungkapkan oleh beliau2 yg terlibat di dalamnya…, Ada yg elegan, cerdas & rasional, ada yg mengulang-ulang alasan tanpa pencerahan (seperti tidak pernah membaca & mendengar perkembangan yg terjadi dari dua kubu yg berseberangan), ada juga yg Sakit Jiwaaa, hahaha maaf memang kelihatan Jiwanya sdh sakit!

ini beberapa berita yg saya kutip dari beberapa sumber yg dapat di kategorikan sesuai penilaian Saya pribadi yg bukan apa2 & bukan siapa2 hanya punya Naluri dan sangat Cinta Indonesia, tumpah darahKu

Sikap yg menurut Saya Cukup Rasional & punya Visi diantaranya

Bojonegoro (beritajatim.com) - Penasehat Umum Persibo Bojonegoro Taufik Risnendar menyikapi adanya dualisme kepengurusan otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia. PSSI yang carut marut dan menimbulkan dua kompetisi antara Indonesia Super League (ISL) di bawah kepemimpinan La Nyalla dan Indonesia Premier League di bawah kepemimpinan Djohar Arifin. Menurutnya, situasi itu terjadi karena kurang tegasnya Pemerintah Pusat.

"Pemerintah tidak tegas dalam hal ini. Jika menurut pemerintah yang benar mana, ya seharusnya itu saja yang diberikan ijin. Kenapa ada yang lain juga diberikan ijin. Padahal tujuannya sama memajukan sepakbola Indonesia. Yang sah yang harus diikuti yang lain," Kata Penasehat Umum Persibo, kepada beritajatim.com, Jumat (25/05/2012).

"Sikap ambisius yang mengatasnamakan olah raga itu yang harus dihilangkan," tambahnya tegas

Diharapkan klub yang berada di daerah tidak boleh terbuai begitu saja karena dengan kepentingan itu. "Kita di Daerah yang tidak tau, akan terbuai dibalik maksud yang bisa merusak. Karena logikanya, sekian tahun bergelut dengan perbedaan pandangan & kepentingan, sekarang coba saja semua berpikir positif, saya yakin selesai," tandasnya.

Taufik  mengungkapkan, Saat ini tim Persibo yang berada dibawah naungannya, dari dulu tidak terbuai. Karena tim yang diperkuat oleh samsul Arif dkk itu sudah mempunyai planning untuk menuju sepakbola profesional, yaitu bagaimana bisa bertahan diposisi bagus, dari manajemen juga meningkatkan pendapatan dengan menambah investor agar tidak tergantung dari konsorsium saja.

"Meningkatkan sarana prasarana, kompetisi internal lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat Bojonegoro merasa bisa terlibat langsung apakah dari klub maupun perseorangan," tandasnya. [uuk/but]

Tuban (beritajatim.com) - Keberadaan dualisme kepemimpinan PSSI pusat sudah pasti memberikan dampak bagi dunia sepakbola di Indonesia. Namun, kondisi dualisme kepemimpinan tersebut tidak begitu berdampak bagi kepengurusan PSSI yang berada di daerah, khususnya di Kabupaten Tuban.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Fahmi Fikroni, pengamat sepakbola Kabupaten Tuban yang juga menjadi pengurus PSSI setempat, Jumat (25/05/2012). Dia menuturkan bahwa dengan adanya dua kubu dalam tubuh PSSI ini hanya berdampak pada klub-klub sepakbola yang sudah besar."Sebenarnya kalau di daerah tidak ada imbasnya, karena mereka yakin PSSI Pemprov dan Pengkab yang di bawah kendali La Nyalla hanya boneka saja bukan pengurus inti. Dan hanya berimbas pada klub-klub profesional," terang Fahmi Fikroni, yang juga sebagai pengurus dari tim sepakbola Persatu Kabupaten Tuban.

Dan yang lainnya Silahkan nilai sendiri…

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - "Saya kesal dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengapa harus dua,  saya pernah sampaikan kepada Presiden Indonesia,  Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Jika FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) tidak mengakui PSSI maka akan banyak pemain menganggur, termasuk saya ," ujar Firman Utina

"Ya kalau tidak berkesudahan akan membuat FIFA tidak akan mengakui, ini tentu akan merugikan kita," jelas pemain kelahiran Manado itu.

Ia menambahkan, selain pemain bola, masyarakat indonesia juga dibuat bingung oleh dualisme PSSI tersebut, contohnya saja saat ini tim nasional ada dua.
"Timnas saja saat ini ada dua, jika bertanding masyarakat menjadi bingung karena timnas yang sebenarnya yang mana,"  beber Firman.

"Pemerintah harus secepatnya menyelesaikan masalah kisruh ini, karena sangat meresahkan seluruh pemain bola kaki," kata pemain nomor punggung 15 tersebut.

Editor : tribunsumsel

(Emang Timnas ada 2 Bang Firman?, kok Pemerintah yg harus menyelesaikan?, bukannya akan malah di sanksi Fifa kalau pemerintah ikut campur?, Bukannya PSSI sekarang sudah diakui FIFA?, yg tidak di akui FIFA adlah PSSInya yg diikuti Bang Firman kali?)

yang paling Jegeeeeer

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa La Nyalla Mattalitti, mengatakan AFC harus mengeluarkan keputusan mengenai nasib PSSI sesuai batas waktu yang telah ditentukan oleh FIFA yakni 15 Juni 2012.

"AFC harus mengeluarkan keputusan sesuai batas waktu yang telah ditentukan oleh FIFA dan tidak bisa ditunda-tunda lagi," ujar La Nyalla ketika dikonfirmasi, Rabu.

La Nyalla sendiri mengakui dirinya akan berangkat ke Kuala Lumpur pada Kamis pagi menyusul dua orang dari unsur PSSI-KLB yang sudah lebih dulu berangkat yakni Joko Driyono dan Hinca Panjaitan.

"Saya baru akan berangkat Kamis pagi, sebab saya harus mengadakan Musyawarah Wilayah MPW Pemuda Pancasila dulu di Surabaya pada hari Rabu ini," ujarnya.

La Nyalla menegaskan, tak ada alasan lagi bagi AFC untuk menunda-nunda lagi keputusannya tentang nasib persepakbolaan Indonesia. Sebab jika ditunda-tunda lagi maka persepakbolaan Indonesia akan sulit berbenah, apalagi banyak event yang harus dihadapi pada masa mendatang.

"Kalau sampai ada yang meminta supaya FIFA dan AFC menunda lagi keputusannya, maka saatnya kami harus mengajukan gugatan ke Dewan Arbitrase Internasional (CAS). Kami pasti akan melakukan hal itu," ujarnya.

"Untuk mengatasi semua itu, Djohar Arifin sudah tidak memiliki legitimasi lagi dari mayoritas anggota PSSI. Untuk menyelamatkan sepakbola dari kekacauan dan kehancuran, tak ada kompromi lagi dia harus mundur atau Indonesia dijatuhi sanksi oleh FIFA," demikian La Nyalla Mattalitti. (jk)

"Para anggota bertekad bulat untuk menuntut diberikan legitimasi kepada PSSI hasil KLB. Langkah rekonsiliasi yang selama ini didengung-dengungkan sebenarnya merupakan kewenangan PSSI hasil KLB," ujarnya.

"Bahkan, kalau sampai PSSI Djohar Arifin dikenai suspend, PSSI hasil KLB bersama para anggotanya akan jalan terus dan terus berjuang membenahi sepak bola Indonesia," tegas La Nyalla.

"Yang saya dengar saat ini, ada wacana memasukkan kembali 4 Exco PSSI yang dulu dipecat dan semua sanksi bagi mereka akan diputihkan. Sementara ketuanya tetap Djohar," ungkap La Nyalla, Rabu (06/6). "Jelas, kami tidak mau menerima itu, dan bisa saja kesepakatan gagal tercapai."

"Kalau Djohar mundur, saya tandatangani MoU itu," pungkasnya memberi penegasan.

Speechless & Think "Sakit Jiwa"

Dan pastinya masih banyak yg lainnya, yg Pasti kompasioner sdh membaca & mengetahuinya….

Ya, Kita tunggu saja hasilnya…..

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar