Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 15 Juni 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Menjadi Guru Yang Bahagia

Posted: 15 Jun 2012 11:23 AM PDT

Jika ditanya apa tujuan hidup kita hampir dipastikan banyak yang mengatakan untuk mencari kebahagaiaan.Meskipun definisi kebahagiaan itu sendiri masih beragam antar satu orang dengan yang lain.Ada yang mengatakan bahagia jika mempunyai uang melimpah, atau mempunyai kekuasaan.Namun terbukti materi dan keuasaan bukan jaminan seorang dapat mencapai kebahagiaan.Eksistensi kebahagiaan sering dipertanyakan. Jangan-jangan kebahagiaan itu sebuah kondisi ideal yang sebenarnya tidak mungkin dicapai atau sesatu yang hanya dapat didekati. Meskipun demikian orang mengatakan bahagia ketika ia dalam kondisi lebih senang, riang, dan puas terhadap sesuatu yang diraihnya.Momen-momen seperti itulah tampaknya yang selalu diusahakan untuk dapat diraih oleh setiap orang.

Berikutnya apakah mengajar dan kebahagiaan sebagai dua hal yang sejalan. Mengajar sebagai sebuah pekerjaan sering diartikan sebagai beban atau kewajiban yang harus dialakuakan sebagai konskuensi logis sebuah profesi. Namun sesungguhnya kebahagiaan dan mengajar adalah dua sisi yang sangat berkaitan .Bahkan mengajar merupakan salah satu jalan mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Banyak para filosof yang berpendapat bahawa jalan menuju kebahagiaan tidaklah tunggal. Bisa jadi hal yang membahagaiakan menurut kita belum tentu menyenangkan bagi orang lain.

Salah satu alasan kita memilih profesi sebagai seorang guru adalah untuk memperoleh pendapatn secara materi. Tentu saja alasan yang bersifat materialistik bukanlah hal yang salah. Sebagai seorang manusia, guru dalam keseharian perlu pemenuhan kebutuhan yang bersiafat materialistik. Bukankah setiap manusia pada dasarnya materialis dan tentu kita tak akan menjadi manusia jika tidak materialis. Namun untuk mendapatkan kebahagiaan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik materi bukanlah jaminan. Meskipun pada tahap-tahap tertentu materi membuat manusia merasa bahagia.Akan tetapi banyak riset mutakhir menunjukkan perhatian berlebih pada kepemilikkan materi adalah tidak sehat. Orang yang mamandang tinggi nilai-nilai materilistis cenderung lebih tertekan, memiliki lebih sedikit teman dan hubungan yang kurang stabil. Mereka punya rasa ingin tahu yang rendah, kurang tertarik pada kehidupan, dan lebih mudah jenuh.

Di era sertifikasi tentunya sebagian besar guru menikmati peningkatan pendapatan materi secara signifikan. Dari penelitian yang telah dilakukan tampak peningkatan kesejahteraan secara materi tidak pula meningkatkan kinerja guru secara signfikan. Bahkan ditengarai dengan meningkatnya pendapatan tersebut tidak sedikit memunculkan konflik rumah tangga guru.Jika dengan pendapatan sebelumnya sang guru puas dengan kondisi pasaangan baik secara materi maupun fisik maka setelah memperoleh tunjangan profesi, muncul ketidakpuasaan yang memunculkan konflik rumah tangga. Tampak di sini peningkatan materi tidak berbanding lurus dengan peningkatan kebahgiaan.

Lalu bagaimana sikap kita terhadap profesi yang kita jalankan sebagai seorang pendidik agar kita merasa bahagia. Secara ekstrim indikasi seseorang diakatakan bahagia ketika ia tidak lagi menginginkan apapun secara materi. Selama kita masih merasa berkekurangan, kita tidak bisa mengaku bahagia. Namun demikian untuk mencapai level kebahagiaan sempurna yang membuat kita terbebas dari rasa keinginan adalah sesuatu yang sangat sulit. Hanya sedikit orang yang mampu mencapai level tersebut. Di sini sebagai seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selalu berpikir seberapa materi yang kita peroleh jika mengajar dengan baik.

Sebagai seorang pendidik pada dasarnya adalah menghantarkan peserta didik agar menggapai kebahagiaan dengan ilmu dan nilai-nilai yang kita tanamkan. Ketika kita berusaha menjalankan tugas-tugas sebagai seorang pendidik dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menghantarkan murid-murid kita menjadi manusia-manusia yang bahagia disitulah kebahagiaan kita muncul. Tidak itu saja ketika mampu mengorkestrasi kelas yang kita ajar menajdi harmoni kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan maka timbul sebuah kebahagiaan yang tentunya sulit kita ungkapkan secara verbal.

Menjadikan kegiatan mengajar sebagai bentuk kegiatan yang tak lepas dari aspek religiusitas akan menjadikan kita lebih bahagia. Konsep bekerja adalah ibadah menuntun kita untuk lebih mengedepankan imbalan yang bersifat akhirat dibanding duniawi. Dengan mengedepankan ketulusan dan keikhlasan saat membimbing siswa tentunya akan membuat hati kita lebih ringan dan sabar dalam mengahapai segala hambatan yang kita temui dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidak ikhlasan justru sering menimbulkan kekecewaan. Akumulasi kekecewaan yang dirasakan justru menimbulka perasaan tidak bahagia.

Indikasi seorang guru tidak bahagia dalam menjalankan tugasnya adalah terlalu seringnya mengeluh.Keluhan-keluhan muncul sebagai bentuk kekecewaan- kecewaan terhadap pekerjaan yang dijalaninya.Bagi guru dengan karakter tersebut berpotensi menularkan perilaku buruknya kepada orang-orang disekitarnya. Bahkan dalam menjalankan tugas-tugasnya cenderung menyakiti peserta didik baik secara fisik maupun psikis.

Tampaknya sumber dari kebahagian sebenarnya tidak terlalu jauh dari kita. Melalui profesi yang kita geluti kebahagiaan dapat kita peroleh. Dengan mengedepankan keikhlasan dan ketulusan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik mendekatkan kita kepada kebahagiaan. Menyadari tugas seorang pedidik adalah memberi bekal kepada peserta didiknya menjadi manusia yang bahagia akan membuat kita juga lebih bahagia.Akhirnya buat apa kita sering mengeluh. Mengeluh akan membuat kita selalu tidak nyaman dalam menjalankan tugas.

Semakin bahagia dalam menjalankan tugasnya maka semakin meningkat pula kualitas pembelajaran yang dilakukan. Guru yang bahagia akan berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai cara. Dan seorang guru yang bahagia akan menularkan kebhagiaan terhadap peserta didik dan rekan kerjanya. Mari, sebagai pendidik kita berusaha menularkan kebahgaiaan kepad peserta didik kita dengan berusaha menjadi guru yang bahagia dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Awas…….!!!!, Ada Nasi Ranjau

Posted: 15 Jun 2012 11:23 AM PDT

REP | 16 June 2012 | 01:19 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Ketika kita mendengar kata Ranjau maka yang terbayang dibenak kita adalah sebuah bom jebakan yang sangat dahsyat dan efektif membunuh musuh dalam peperangan hal ini karena bom tersebut tersembunyi dan tidak terlihat secara kasat mata sehingga musuh akan terjebak. Mungkin itulah sedikit gambaran tentang Nasi Ranjau yang akan di santap disebuah warung nasi gerobak HILDAN demikian Pak Agus Sugesti dan istri menamakan warung tersebut dengan singkatan nama kedua anak laki-lakinya.

Nasi ranjau Pak Agus ini memang bentuknya tidak mirip dengan bom ranjau yang berbentuk agak pipih seperti piring. Tapi ranjau yang satu ini lebih mirip lemper karena nasi yang berisi Ayam atau udang atau daging ada juga ikan teri ditambah dengan cabai hijau dan cabai rawit sebagai ranjaunya lalu dibungkus dengan daun pisang. sebelum dihidangkan nasi ini dibakar dulu karena itu sebagian orang menamakan nasi bakar. Namun yang membedakan adalah cabai yang menyatu dalam gulungan nasi.

Ketika nasi itu selesai dibakar maka dari aromanya sudah terbayang kelezatannya, eeemmmh….makyussss, mantab……. Rek. Ketika nasi itu kita makan maka disitulah sensasi bom ranjau itu kita rasakan karena cabai rawit yang kecil-kecil yang menyatu dengan nasi tanpa terasa ikut termakan dan meledaklah rasa pedas lidah kita bagaikan terkena ranjau. Tapi jangan takut ranjau yang satu ini tidak akan membuat anda tewas justru anda akan semakin berselera dan menaikan andrenalin disertai dengan cucuran keringat karena pedas. Disamping itu nasi ranjau yang dihargai empat ribu rupiah perporsi bisa juga ditambakan lauk pauk yang tersedia diwarung pak agus ini seperti tempe dan tahu bacem, urapan tauge,wortel dan daun kenikir juga sate usus,ampela, telur puyuh.

Bila anda ingin merasakan sensasi ledakan nasi ranjau di lidah anda maka datanglah ke Perumahan kartika Wanasari Cibitung persis didepan bekas kantor dinas kecamatan Cibitung. Warung yang dibuka mulai pukul 17.00 sampai dengan 21.00 anda akan menemui Pak Agus dengan sang istri yang akan melayani setiap pembeli.

Mohon maaf tak ingin berpanjang kalam karena aroma nasi bakar ini sudah tercium kelezatannya jadi saya mau makan dulu ya. ,Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinna'adzaabannar.

Hemmm…nyam…nyam..nyam…….Daaaaaarrrrrrrr……!!!!!!!!.

Siapa yang menilai tulisan ini?

1

Aktual

Tragedi Sebuah Kejujuran

Posted: 15 Jun 2012 11:23 AM PDT

Ini merupakan kisah yang sangat membuat hati miris. Seorang anak bernama AL, putra Ibu Siami, yang bersekolah di SD Negeri Gadel 2, Desa Tandes,Surabaya,karena kecerdasannya, diminta oleh gurunya untuk berbuat curang memberi contekan pada teman- temannya saat ujian nasional sekolah dasar yang baru berlalu.

Merasa hal itu bertentangan dengan hati nuraninya, AL lalu melaporkan kasus itu kepada ibunya.Sang ibu merasa bahwa apa yang dilakukan guru kepada anaknya itu bertentangan dengan nilai luhur pendidikan yang bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan juga kejujuran.

Sang ibu masih berpegang teguh pada prinsip,pendidikan yang baik bukan saja membuat anak didik menjadi pintar,melainkan juga cerdas dan jujur. Ibu Siami lalu melaporkan kasus tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata,tak ada respons positif dari kepala sekolah.Kemudian dia melaporkan kepada Komite Sekolah lalu kepada Dinas Pendidikan di wilayah tersebut, responsnya pun kurang memuaskan.

Akhirnya sampailah berita tersebut ke media massa yang mem-blow up berita tersebut. Pemerintah Kota Surabaya melakukan penelusuran atas kasus itu. Hasilnya, kepala sekolah dan dua guru di sekolah itu dicopot. Kisah selanjutnya sungguh menyesakkan dada. Para wali murid yang lain marah dan menganggap keluarga Ibu Siami sok jadi pahlawan dan membesar-besarkan masalah.

Mereka mendatangi, mendemo, dan mengintimidasi keluarga Ibu Siami beberapa kali dan menuntut agar Ibu Siami meminta maaf dalam pertemuan terbuka di Balai RW. Pada pertemuan itu,warga tidak mau menerima permintaan maaf tersebut, malah mencaci maki, mencerca,dan berteriak-teriak mengusir keluarga Ibu Siami dari kampung tempat tinggalnya sendiri.

Demi keamanan diri,keluarga Ibu Siami akhirnya terpaksa mengosongkan rumahnya dan mengungsi ke rumah keluarganya di kota lain. (http://bit.ly/IndonesiaJujur). Itulah harga sebuah kejujuran. Selama ini tampaknya sudah menjadi hal yang lumrah jika kepala daerah,kepala sekolah, guru, dan bahkan orang tua murid yang menghalalkan tindakan mencontek saat ujian nasional.

Mereka yang harusnya mengajarkan kejujuran dan moral yang tinggi justru menjadi orang-orang dewasa yang menyuruh anak-anaknya mencontek demi nama baik daerah, nama baik sekolah, nama baik guru, dan nama baik orang tua bila anak-anaknya semua lulus. Tingkat kelulusan yang tinggi dengan nilai yang amat baik dari hasil ujian nasional menjadi penggerak dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran itu.

Padahal,awal yang buruk di tingkat sekolah merupakan penentu bagi sang anak apakah dia akan menjadi orang yang jujur di kemudian hari ataukah dia akan menjadi orang yang korup, serakah, dan menghalalkan segala cara.

SDM Bangsa

Sebagai seorang pendidik di tingkat perguruan tinggi, penulis selalu menekankan pada anak-anak kandung saya dan para mahasiswa agar percaya pada kemampuan diri sendiri. Hasil nilai yang anakanak saya peroleh memang belum tentu sangat tinggi seperti bila mereka mencontek dari jawaban UN yang beredar atau mencontek dari kawannya.

Anak sulung saya sempat bertanya, kalau nanti tidak lulus atau nilai UN-nya jelek bagaimana? Jawab saya, "Biar saja, lebih baik kamu percaya diri." Saya juga selalu menekankan bahwa jika ada mahasiswa yang membuat jawaban ujian bersifat take home sama dan sebangun dengan teman atau teman-temannya yang lain, tanpa mencari dari mana sumber jawaban, semua saya nilai D alias tidak lulus.

Pendidikan di era Reformasi ini serasa bagaikan mesin penghasil kelulusan siswa tanpa memandang kualitas. Bayangkan, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh sangat bangga mengumumkan jika hasil UN tingkat SMA dan sederajat atau SMP/sederajat seluruh Indonesia di atas 90%.

Padahal hati kecilnya pasti terasa miris,karena dia sendiri tahu hal itu tidak mungkin terjadi bila ujian dilakukan secara jujur. Sebuah harian ibu kota pernah mengulas bagaimana tingkat pengetahuan baca tulis dan matematika anak-anak SMA di pedalaman Papua.Ada yang tidak bisa membedakan dua huruf, ada pula yang tidak bisa perkalian.

Bila UN dilakukan melalui sistem wilayah sekalipun, artinya soalnya disesuaikan dengan kemampuan anak-anak murid di daerah tersebut, tetap dapat dipastikan tingkat kelulusannya amat rendah.Ini berarti,bukan kepala daerah, guru, atau wali murid yang kemudian menekankan jumlah tingkat kelulusan harus tinggi,melainkan bagaimana mutu pendidikan di daerah itu yang harus ditingkatkan.

Kita juga bertanya bagaimana politik pendidikan nasional kita,apakah sekolah hanya sebagai mesin penghasil kelulusan siswa ataukah institusi yang akan menentukan bagaimana masa depan sumber daya manusia Indonesia ke depan. Kita tahu bahwa bila sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk tidak jujur,pastinya anak-anak didik itu akan sulit untuk bersaing di dalam kancah internasional dan bahkan akan menjadi caloncalon pemimpin bangsa yang tidak jujur.

Bila itu yang akan terjadi,jangan heran bila tidak sedikit politikus di negeri ini yang korup dan merusak masa depan bangsa. Kita tahu,konstitusi negara kita sudah menentukan bahwa anggaran pendidikan harus 20% dari keseluruhan nilai APBN atau setara dengan Rp244 triliun.

Dari jumlah itu, sekitar 56% untuk gaji dan tunjangan guru. Ini berarti, tidak sedikit guru-guru yang sudah diangkat dan mendapatkan gaji yang cukup besar dari pemerintah. Jika kemudian ada guru yang menyuruh anak muridnya memberi contekan pada temantemannya, ini tentu bertentangan dengan misi pendidikan itu sendiri.

Masih banyak guru seperti di Sumatera Utara melalui gerakan "Air Mata Guru"yang masih jujur dan menentang kebijakan kepala sekolah atau temanteman gurunya agar anak-anak didik diberi jawaban soal UN sehingga tingkat kelulusannya 100%. Mereka benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa yang memikirkan masa depan Indonesia.

Nasib para guru ini juga benar-benar menyesakkan dada. Mengutip seorang teman yang sering bertukar pikiran melalui pesan singkat, "Kejujuran, dengan caranya sendiri akan tetap menang, kendati _di tengah lingkungan kebohongan."

Sindo, Tuesday, 14 June 2011

Teguhcipta/FisipUntirta/ilkom

IkrarNusaBhakti

Taubat

Posted: 15 Jun 2012 11:23 AM PDT

Lirik Lagu Taubat – Opick

Wahai tuhan jauh sudah lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah rindu hati sinarmu
Wahai tuhan aku lemah hilang terumur noda
Hapuskanlah terangilah jiwa di hitam jalanku

Ampunkanlah aku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkau sang maha pengampun dosa
Ya robbi, ijinkanlah aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna aku sebagai hambaMu

Ampunkanlah aku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkau sang maha pengampun dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali… kembali…
Dan meski tak layak sujud padaMu
Dan sungguh tak layak… Aku…

***

Seutas lirik dari lagu kang Opick yang hingga detik ini mengalun indah ditelingaku. Yang membuat hatiku gerimis, hingga tanpa sadar mengarahkan jariku untuk sekali lagi meluapkan rasa melalui kata-kata yang perlahan mulai mengalir dengan sendirinya.

Mendengar nama Allah, siapa yang tak tersentuh hatinya ?
Bahkan aku percaya, walau bagaimanapun kerasnya hati seorang mahkluk. Dan seberapa banyakpun dosa yang ia lakukan. Hati itu pasti akan luluh dengan sendirinya. Masih ada rasa takut untuk jiwa-jiwa yang hanya kehilangan arah sesaat, untuk dan kepada siapa dia harus kembali. Masih ada rasa rindu kepada Robb yang telah menciptakan kehidupan. Meski rasa rindu itu kerap tertutupi oleh rasa malu atas perbuatan mereka kepada Allah. Hingga enggan karna merasa belum siap atau belum waktunya untuk melakukan kebaikan.

Taubat.
Satu kata yang mempunyai ribuan makna dan arti di dalamnya.

"Ya Allah…Engkau pemilik hati. Dan Engkau pula yang mempunyai kuasa untuk membolak-balikan hati hambaMu. Bimbing hati yang rapuh dan lemah ini untuk kembali kejalan yang penuh rahmat dan ridhoMu."

Andai Demam Euro Untuk Sepak Bola Kita

Posted: 15 Jun 2012 11:23 AM PDT

Jadikan Teman | Kirim Pesan

datang dari kampung terjauh diujung kota mancak datang kejakarta ingin merubah nasib,karena kedua orang tua sudah tiada sejak kecil.sebatang kara.hidup berpindah-pindah dari rumah saudara satu,ke saudara yg lainnya,hingga tiba pada suatu saat rasa jenuh kembali ketempat itu-itu lagi dan kehidupanku tetap tidak berubah,singkat kata aku punya saudara yg semuanya kerja di jakarta,kebetulan waktu itu salah satu yg bernama Fauzy,pulang.dan aku meminta,"ajak aku kerja,kerja apa aja yg penting aku bisa buat makan dan beli pakaian," dan Fauzy menjawab tidak ada lowongan,Fauzy tahu kalau aku itu SD sa...

REP | 16 June 2012 | 01:06 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Perhelatan EURO 2012,telah menyedot semua perhatian pencinta sepakbola di tanah air.

mereka kesampingakan rasa lelah,setelah seharian bekerja,untuk menyaksikan pertandingan yg ada di

benua biru itu,pasti mereka hafal,siapa pelatih,siapa pemainnya,bahkan formasi yg diterapkan pun mereka

hafal.

sungguh amat disayangkan,pencinta sepakbola tanah air kita,lebih menggemari  tim dari negeri orang,

Anda masih ingat,saat Timnas vs Inter Milan? betapa menyedihkannya Timnas kita,

Kenapa bisa begitu..? Semua orang tahu jawabannya !

Tapi yg memegang peranannya,hanya sibuk membawa-bawa "BUKU STATUTA" .merasa kelompoknya lah yg

paling benar

Dan selama itu masih terjadi, NIKMATILAH, sampai anak cucu kalianpun sepakbola kita hanya jadi bahan

cemo'ohan,

Wassalam : CMIIW,

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar