Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 13 Juni 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Hindu dan Budha mengajarkan toleransi beragama sejati

Posted: 13 Jun 2012 11:37 AM PDT

OPINI | 14 June 2012 | 01:35 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Hindu dan Budha ibarat dua sisi mata uang, Hindu tanpa Budha tidak akan sempurna, Budha tanpa Hindu tak akan pernah ada di dunia.

Dimasa lampau, Budha hadir dengan doktrin yang menolak otorisasi Veda, ini luar biasa! Doktrinisasi Hindu dengan veda di tolak mentah-mentah sama sang Budha, saat itu hampir seluruh umat hindu di india beralih beragama Budha. Agama hindu bisa dikatakan tenggelam, saat perpindahan itu tidak pernah tercatat dalam sejarah adanya pertumpahan darah gara-gara agama.
Sang Budha menyebarkan agama dengan debat dan bukti-bukti.
Ratusan tahun kemudian, setelah sang budha wafat, masyarakat india kembali mengalami kemerosotan spiritual, kemudian lahirlah Adi Sankara, dengan kemampuan spiritual Beliau, seluruh india kembali pindah menganut agama Hindu, lagi-lagi perpindahan ini sangat damai, tidak ada catatan sejarah tentang pembataian manusia atas nama agama.
Semuanya berjalan dengan sangat damai, bahkan dapat dikatakan sangat alamiah.
Jika di timur tengah penyebaran agama penuh dengan tetesan darah, hingga penyebaran agama-gama timur tengah ke asia dgn dinasti moghul selama 1000 tahun di india yg penuh kekejaman.
Belum lagi penyebaran agama tertentu di nusantara dengan cara menghancurkan majapahit, hanya gara-gara rajanya seorang hindu. Padahal puluhan tahun sebelumnya dalam salah satu karya pujangga majapahit kita warisi sekarang kalimat bhineka tunggal ika, karena rukunnya agama hindu dan budha.
Hubungan rukun kedua agama ini masih di warisi di bali saat ini dengan adanya kolaborasi pendeta siwa-budha dalam acara-acara besar di bali.
Saya tak mengerti kenapa dendam dan peperangan di timur tengah harus dibawa ke nusantara? Biarkanlah gereja, mesjid, vihara, pura, klenteng dibangun sebanyak-banyaknya tanpa perlu dilarang, asal jangan saat ibadah suaranya jangan terlalu brisik sehingga mengganggu lingkungan, cukup pakai pengeras suara untuk dapat di dengar jelas dalam gedung atau area tempat suci saja, jangan suara mantra sampai 500 meter sampai terdengar, percayalah Tuhan tidak tuli, doa anda walau dalam diam pasti di dengarkan.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Karenamu Kutemukan Warna Jingga Sebelum Malam Pekat Datang Menyapaku…

Posted: 13 Jun 2012 11:37 AM PDT

Tatkala sang waktu berputar meninggalkan porosnya…

Detik berubah menjadi menit, dan menitpun berganti menjadi jam…

Dan akupun masih terdiam…

Masih membisu…

Enggan untukku membuka jendela…

Enggan untukku membuka mata…

Ragaku masih utuh, namun jiwa dan hatiku telah hancur…

Kemudian datanglah sang angin masuk melalui celah-celah ruanganku, memberikanku kesegaran, memberikanku nafas baru..

Namun itu hanya sesaat, kemudian enyah, pergi entah kemana…

Kemudian nampaklah sinar sang mentari, memberikanku kehangatan, memelukku erat,  lalu kemudian dia pergi…

Dan aku mulai putus asa…

Biarlah…biarlah aku seperti ini…

Biarlah mati dalam dingin…

Akupun sudah muak, dengan hiru pikuk dunia…

Tiba-tiba datanglah warna jingga itu…indah nan elok dipandang mata…

Datang menerobos melalui celah-celah kamarku…kamar jiwaku…kamar hatiku…

Lembayung jingga di langit itu…

Senja itu…

Warna jingga itu….

Ku beranikan diri membuka jendela kamarku…

Untuk melihat eloknya sang jingga di langit senja itu…

Dan jingga itu menorehkan warna baru dalam diriku…

Jingga itu telah mengisi kehampaan dalam kalbuku…

Dan karenamu kutemukan jingga itu sebelum malam pekat datang menyapaku…

Congratulation Matteo

Posted: 13 Jun 2012 11:37 AM PDT

REP | 14 June 2012 | 01:32 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Congratulation Roberto Di Matteo!

Ucapan itu pantas untuk sang pelatih yang telah memberikan trophy Piala Champion kepada Chelsea untuk pertama kali dalam sejarah klub. Hari ini, Matteo telah resmi dikontrak selama 2 tahun untuk membangun kerajaan Abramovich di Chealsea.

Tidaklah menjadi Pangeran di Empire Abramovich, terlihat dnegan didepaknya beberapa pelatih ternama yang sebenarnya tidak gagal total di The Blues. Matteo yang hadir sebagai plt pelatih malah mampu memuaskan ambisi sang big boss.

Dan sekarang, semoga melalui Matteo, Chelasea akan mampu meninggalkan budaya membangun klub secara instan tetapi lebih ke pembinaan.

Pengangkatan Matteo menjadi simbul kebangkitan pelatih-pelatih muda di klub-klub besar.

Matteo akan memberikan nuansa baru dalam kiprah Chealsea dan juga dengan mundurnya Pep di Barca maka kini Matteo bisa mengambil hati para gibol yang masih ABG.

Ngawur.com


Siapa yang menilai tulisan ini?

Tidak Butuh Komentator Bola

Posted: 13 Jun 2012 11:37 AM PDT

semangat nonton bola di euro ini entah mengapa paling terganggu kalau udah harus dengerin komentator bola ngomong. para komentator itu seperti tidak pernah menghargai kerja keras pemain dan pelatih. nyebutnya pasti ada "dewi fortuna". kalau enggak, mereka para komentator itu seolah-olah jadi orang paling ahli melebihi pelatih tim yang berlaga di euro. yang paling membuat kesal adalah ketika mereka selalu bikin prediksi. duh! ampuuuun… selalu tidak ada dasarnya dan cuma pake perasaan. lah kalau gitu mah tukang becak lebih jago.

Saya sebagai penonton lebih tertarik mengikuti sisi human interest dari sepakbola, apakah itu pemain bola, pelatih, tempat diselenggarakannya pertandingan, latihan tim kesebelasannya, dan lain sebagainya. Rasanya sudah terlalu banyak informasi yang kita gali dari googling, majalah, tabloid olahraga, koran yang mengulas bola sebelum kita ini menonton pertandingan sesungguhnya.

Informasi yang dipapar oleh komentator bola menjadikan banjir informasi tadi menjadi tsunami yang jelas tidak kuat lagi kita tahan. Terus terang saya heran, kenapa jatah waktu untuk para komentator berkicau menjelang pertandingan sangat lama. Rata-rata informasi yang mereka jual tentang bola (atau olah raga manapun) sudah kita ketahui lewat media-media tadi. Apalagi kompasianer. Saya yakin makin terbuka dengan informasi, bahkan bisa jadi kompasianer lebih terampil mengolah informasi dibanding komentator bola. Bedanya, tidak diliput televisi saja.

Di beberapa negara, yang ditayangkan hanya sisi non-teknis sepakbola sebagai "hiburan" menjelang pertandingan. Paling tidak untuk mengademkan suasana sebelum panas betulan pas pertandingan. Kalau pun di beberapa negara lain ada komentator, metode penyampaiannya cerdas: melibatkan instrumen visual, simulasi pemain dan strategi, kritis terhadap kedua tim maupun pelatih.

Lha di Indonesia ini, metode yang ditempuh para komentator bola ini tidak pernah berubah dari jaman Orde Baru. Selalu sama "modus operandi"-nya: moderator, komentator, dan diselingi kuis pakai perempuan seksi. Begitu terus selama ini. Paling tidak sejak saya menyukai bola ketika masih SD pertengahan tahun 1990-an. Betul-betul membosankan. Bisa jadi acara menonton komentator bola ini adalah acara paling membosankan dan malah membuat ngantuk para gibol (apalagi ditunggangi iklan partai baru yang lagi senang ngiklan).

Tak ayal, bisa dimaklumi jika banyak yang me-mute diskusi komentator bola atau menggantinya dengan menonton acara lain di channel lain untuk menghindari rasa kantuk.

Sebaiknya para penyelenggara siaran bola berubah! Buatlah acara pra-pertandingan yang lebih relevan, lebih kreatif, dan lebih menyenangkan. Toh yang untung juga para pemodal TV kalau penonton bisa "patuh" dengan selera yang diingini oleh orang-orang kaya itu.

Catatan Dini Hari 1

Posted: 13 Jun 2012 11:37 AM PDT

Catatan Dini Hari | Taufan Rahmadi

usai sudah hari ini, dlm dini hari, heningku sepi, tidak ada yg lebih berarti disaat melawan kantuk, wudhu, lalu bersujud pd ilahi

membaca takbir, lalu al fatihah dan ayat-ayat pendek utk memujiNya, mlempar bola2 harapan pd penguasa langit, bgmn diri begitu hina

satu bulan telah berjalan, meniti jembatan mimpi dgn keterbatasan, nafas terus disadarkan tentang makna hidup yg harus kuat dlm tantangan

disinilah kita belajar, dlm ladang garapan yang diciptakan-Nya untuk manusia, walau seringkali kita lupa disaat berada dalam Nikmat-Nya

diberikan kesenangan kita mengeluh, diberikan kesulitan kita mengaduh, manusia menjebak dirinya dlm dimensi yg tiada berdefinisi, hampa

kapan kita bisa utk mengatakan cukup untuk sebuah ambisi, kapan kita bisa menemukan jawaban dr semua kegelisahan, Tuhan kerap di no 2 kan

kepada kawan aku sebenarnya ingin membisikkan, "seberapa beranikah kita menjeda sbh ikhtiar dgn bersujud pada Tuhan ? "

ibukota adlh sbh medan uji bagi mrk yg ingin mmenangkan ksejatian sbg makhluk Tuhan, beratkah jiwa disaat waktu sholat srg kita lewatkan ?

waktu akan menuakan manusia adlh kepastian, adakah terlalu berani diri ini utk menyambut setiap detik kedepan tanpa setitik kebaikan ?

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar