Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 09 Januari 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Angkot Neraka

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

Stop Politik Uang Pilkada Sumut 2013

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

Jika tidak berhalangan, 7 Maret 2013 Masyarakat Sumatera Utara akan memilih calon kepala daerah yang baru. Tentunya masyarakat sudah memiliki pilihan dan pilihan itu kita harapkan bisa memberikan kontribusi bagi nasib pembangunan Sumatera Utara lima tahun ke depan. Kendati demikian, pada pemilihan kali ini kita berharap para kandidat calon Gubernur dan wakil Gubernur bisa menang dan terpilih dengan cara-cara yang jujur tidak melakukan politik uang kepada masyarakat pemilih.

Money politics atau politik uang kerap mewarnai dan menodai wajah demokrasi di Indonesia. Dalam alam demokrasi, keterlibatan warga merupakan kontribusi dalam pembangunan politik di suatu daerah dengan asusumsi bahwa mereka yang dipilih merupakan perwakilan dari mereka yang memilih. Secara sederhana, politik uang dapat diartikan sebagai segala sesuatu tindakan yang disengaja oleh seseorang atau kelompok dengan memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu.

Ada berapa faktor menurut penulis mengapa hal ini bisa terjadi antara lain:

1. Lemahnya komitmen para pejabat, pegawai, kelompok tertentu dan sebagian masyarakat dalam memegang keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Lemahnya komitmen dalam memegang nilai-nilai moral seperti kejujuran.

3. Nafsu ingin memperoleh jabatan dengan cara instant. Keempat, aturan dan sanksi yang relatif lemah.

Adapun efek/dampak yang ditimbulkan dari politik uang antara lain:

1. Akan melahirkan para pemimpin yang korupsi

2. Merusak tatanan demokrasi

3. Biaya politik semakin tinggi

Jadi, jangan heran jika hari ini kita menyaksikan berita kepala daerah yang ditahan KPK karena masalah korupsi.

Menurut penelitian Tim Polhukam Kemendagri (2007) bagi Negara berkembang yang sebagian rakyatnya miskin, politik uang merupakan teknik pengkaderan massa  sangat efektif. Fenomena ini sangat potensial terjadi di Indonesia. Dalam Pilkada langsung, siapa yang berduit maka ia akan dengan mudah membeli suara rakyat. Pilkada yang diselenggarakan dalam batas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah pemilih yang lebih sedikit tentu sangat rawan dengan politik uang. Melihat karakteristik pemilih di Tanjungpinang dan pengalaman-pengalaman anggota dewan yang terpilih sebagian dari mereka pun mengakui bahwa mereka ada memberikan sesuatu. Dalam PP No. 6 th. 2005 pasal 65 ayat 3 dengan tegas disebutkan bahwa sumbangan dana kampanye dari perseorangan dilarang melebihi 50 juta rupiah, dan dari badan hukum swasta dilarang melebihi 350 juta rupiah. Pada ayat 4 disebutkan bahwa pasangan calon dapat menerima dana atau menyetujui pembiayaan bukan dalam bentuk uang secara langsung. Selanjutnya pada ayat 5 disebutkan jika sumbangan kepada pasangan calon lebih dari 2,5 juta baik dalam bentuk ang maupun bukan wajib dilaporkan kepada KPUD mengenai jumlah dan identitas pemberi sumbangan.

Pengaturan dana kampanye ini diantaranya ditujukan agar kinerja kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak dipengaruhi oleh sumber dana yang membiayai pencalonan. Di Indonesia, praktik politik uang hampir sama dengan praktik korupsi konvensional yang diyakini sangat merajalela, tetapi sulit dibuktikan keberadaanya. Banyak faktor yang menyebabkan praktik politik uang santer beroperasi, diantaranya faktor internal pemilih dan faktor eksternal atau lingkungan tempat Pilkada itu berlangsung.

Menurut Leo Agustino (2009: 121) dalam bukunya, "Pilkada dan Dinamika Politik Lokal", ada beragam permasalahan yang menyelimuti Pemilukada selain politik uang.

Adapun permasalahan yang menyelimuti Pemilukada/Pilkada antara lain:

1. Tidak akuratnya data pemilih

Masalah data pemilih merupakan masalah yang mendasar dan hampir seluruh Pemilukada mengalami ketidakakuratan data pemilih dan pada sebagian daerah menimbulkan gelombang protes.

2. Persyaratan calon yang tidak lengkap

Dalam memenuhi persyaratan calon, terutama yang menyangkut ijazah sering tidak memenuhi persyaratan, seperti ijazah palsu, tidak punya ijazah atau surat keterangan hilang dan persamaan status ijazah setingkat SLTA. Kurang telitinya KPUD dalam melakukan verifikasi berkas administrasi calon dan adanya pengaduan masyarakat terhadap dugaan ijazah palsu atau pernah dijatuhi hukuman yang sering kurang mendapat tanggapan.

3. Pengusulan pasangan calon dari partai politik

Berbagai kejadian di daerah, permasalahan internal Parpol dalam menentukan pasangan calon membuat pelaksanaan Pemilukada menjadi terhambat. Ada parpol yang memiliki pengurus kembar, ada yang proses seleksi calon tidak transparan sehingga menimbulkan protes pengurus dan ada intervensi dari pengurus pusat ke daerah. Dualisme dukungan ini juga terkadang sempat membuat Pilkada akhirnya diikuti satu pasang calon dan membuat pelaksanaan Pemilukada tertunda.

4. KPUD yang tidak netral

Faktor kedekatan dan kekerabatan antara penyelenggara Pilkada dan pasangan calon memengaruhi tingkat kenetralan penyelenggara. Selain daripada itu yang sangat dominan kekuasaan penyelenggara yang begitu kuat tanpa dapat dikoreksi oleh instansi manapun maupun pengadilan.

5. Panwas Pemilukada terlambat dibentuk

6. Dana kampanye yang tidak transparan

7. Mencuri start kampanye

Terlepas dari permasalahan ini, kesulitan ekonomi yang melanda masyarakat membuat mereka menerima dan bahkan menunggu-nunggu praktik politik uang tersebut. Ditambah dengan rendahnya kualitas pendidikan politik yang tidak berjalan optimal, hal inilah menambah menjamurnya politik uang di negeri ini. Untuk itu, kita berharap PILGUBSU atau Pemilukada Sumatera Utara nanti kita mampu menangkis politik uang atau money politic. Tentunya dengan komitmen yang kokoh antara pihak terkait untuk bersama memeranginya.

Hidupku Arti Tanggung Jawabku (Makna)

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

Kritik Tidak Sehat Ancam Perdamaian Aceh

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

REP | 10 January 2013 | 02:43 Dibaca: 11   Komentar: 0   Nihil

Sikap tidak bijak dalam menanggapi berbagai isu yang sedang terjadi di Aceh kembali diperlihatkan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. seperti pada masalah seruan larangan mengangkang bagi wanita di kota Lhokseumawe yang akhir-akhir ini masih ramai diperbincangkan di media.

Sikap menghina, mencela dan mengkritisi secara tidak sehat tersebut tidak sedikit telah melukai hati masyarakat Aceh, baik yang ada di Aceh sendiri maupun yang ada di luar Aceh. Munzirwan Zakaria, salah seorang tokoh mahasiswa Aceh Yogyakarta mengingatkan, " jika begini sikap masyarakat Indonesia terhadap Aceh, maka jangan heran jika Aceh tidak mau menjadi Indonesia".

Sangat disayangkan memang,  karena hal ini terjadi saat masyarakat di Aceh sedang berusaha bangkit untuk membangun puing-puing kepercayaan terhadap bangsa dan negara Indonesia yang dianggap telah menyakiti masyarakat Aceh selama konflik bersenjata berlangsung.

Keresahan juga dialami oleh Hery Aw. Lelaki Kota Lhokseumawe yang aktif di jejaring sosial ini mengatakan, "kenapa sampai melukai hati masyarakat jika mereka kritis, kasihlah solusi dengan cara baik, tunjukkan bahwa kita ini beradab" ungkapnya dengan nada  kesal. Dia juga menambahkan bahwa "hal seperti ini seharusnya jadi perhatian khusus pemerintah, karena akan mengancam perdamaian Aceh".

Tanggapan berlebihan seperti ini bukan pertama kali terjadi.  Pada tanggal 16/11/2012 yang lalu ketika pembakaran Tgk Aiyub Syakuban yang diduga aliran sesat di Bireun, pemberitaan media yang tidak akurat dan cendrung menyudutkan masyarakat Aceh saat itu telah juga berbengaruh terhadap tanggapan tidak sehat dari masyarakat luar Aceh bukan hanya terhadap para pembunuh Tgk Aiyup namun terhadap masyarakat Aceh umumnya.  komentar bahwa orang Aceh itu barbar dan bangsa yang tidak beradap pun seperti kata-kata yang layak disematkan kepada masyarakat Aceh saat itu.****

Siapa yang menilai tulisan ini?

Getar Doa Getir Airmata

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

Nuwara Eliya : Ibukota Musim Panas Sri Lanka

Posted: 09 Jan 2013 11:59 AM PST

NUWARA ELIYA :  SEPOTONG SURGA DI SRI LANKA

1357754634795789122

Apa bayangan anda ketika mendengar kata Sri Lanka?   Apakah konflik Macan Tamil versus pemerintah? Negeri miskin yang tak putus dirundung konflik?   Daerah panas dengan gersang dengan penduduknya yang berkulit gelap?

Tak terlalu salah, walau juga tak sepenuhnya benar.  Konflik sosial politik di Sri Lanka sudah relatif usai sejak beberapa tahun silam. Kedamaian secara perlahan mulai mewujud di bumi yang sering disebut 'Ceylon' ini.  Juga, kemiskinan memang masih terjadi tapi secara perlahan pembangunan fisik di negeri berbentuk buah manga ini semakin kentara.

Yang salah adalah apabila menyebut seluruh Sri Lanka sebagai daerah yang panas dan gersang.  Memang Sri Lanka terletak di garis lintang yang sama dengan jazirah Arab dan Gurun Sahara. Memang negeri ini tidak memiliki musim dingin (winter) seperti halnya Indonesia. Namun tidak semua daerah di Sri Lanka adalah gersang dan panas.

Dan sepotong surga itu bernama Nuwara Eliya.  Kota kecil di pegunungan yang dikelilingi kebun teh. Mirip Puncak di Bogor atau Lembang di Bandung.   Lebih tepat mungkin bukan kota,  ia adalah sebuah kecamatan mungil mirip Lembang yang berhawa sejuk karena berada di ketinggian dan menjadi tempat pelarian warga Colombo apabila musim panas menyengat menjelang.  "Apabila tiba musim panas, akan sangat sulit mencari kamar di Nuwara Eliya. Semua hotel penuh oleh warga Colombo. Bahkan mereka tak segan-segan berkemah di tepi danau untuk menghindari suhu terik Colombo," ujar Sufiyan, guide kami.

Nuwara Eliya sebenarnya berjarak tidak jauh dari Colombo. Sekitar 180 km.  Hampir sama dengan jarak Jakarta-Garut?  Namun karena transportasi di Srilanka tidak bisa dibilang bagus dan jalannya kecil-kecil, maka jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu 5 – 6 jam dari Colombo.  Melalui jalan Negara yang kecil namun mulus dengan kontur yang lengkap. Dari mulai dataran rendah yang datar hingga kelak kelok ala hutan dan naik turun jalan di pegunungan yang ditaburi perkebunan teh.

Pemandangan ini mengingatkan saya dengan Puncak di Bogor/ Cianjur. Atau lebih tepat lagi mungkin seperti suasana di perkebunan teh Bandung Selatan.  Ada kebun teh, pegunungan, plus danau (Situ Cileunca dan Situ Patengggang).   Begitu pula Nuwara Eliya.  Dikelilingi kebun teh,  berketinggian di atas 1800-meter plus beberapa danau kecil yang terserak di banyak tempat.  Sungguh pemandangan yang indah.  Tak salah British Colonial yang dulu menjajah Sri Lanka menjadikannya sebagai tempat tetirah ketika musim panas (Hill Station).  Tradisi yang 'baik' dari British Colonial pada abad 18 – 20 adalah selain menjajah mereka juga 'membangun' negeri jajahan.  Termasuk membangun kota-kota di ketinggian sebagai tempat tetirah di musim panas.  Semacam 'summer capital'.

1357759641848601510

Layaknya tempat tetirah,  banyak hotel dan penginapan murah terserak di Nuwara Eliya.  Bahkan bisa dibilang tak ada hotel sekelas bintang empat atau bintang lima disini.  Secara umum memang living cost di Sri Lanka murah dan daya beli masyarakat juga tidak begitu tinggi.

Namun peninggalan British memang masih kentara di Nuwara Eliya.  Perkebunan teh di Nuwara Eliya region memang warisan British, dengan bibit teh yang dibawa dari China.  Bahkan sampai saat ini produsen teh Srilanka, yang membuat Srilanka digelari sebagai produsen teh nomor empat terbesar sedunia, adalah perusahaan-perusahaan warisan British.  Salah satu produsen teh besar  di Nuwara Eliya adalah Mackwoods Labookellie.   Pabrik dan showrooom-nya persis berada di tepi jalan raya Nuwara Eliya.   Tamu bisa langsung melihat proses produksi teh, mencicipi teh secara gratis sekaligus membeli teh dalam kemasan.

Mengapa ide membuat perkebunan dan pabrik teh datang dari British Colonial?  Apakah orang Srilanka tidak gemar minum dan membuat teh?  "Kami memang memproduksi teh, tapi orang Srilanka sendiri tidak terlalu addicted terhadap teh," Sufiyan, guide kami yang ramah, menjelaskan.   Dan pengertian  'teh' bagi orang Sri Lanka adalah sama dengan di India atau Malaysia.  Teh identik dengan 'teh susu' alias 'teh tarik'.

Ini sekaligus menjawab keheranan kami bahwa di Restoran tempat kami makan di downtown Nuwara Eliya, kota yang dikelilingi perkebunan teh, malah tidak menyediakan minuman teh, dengan alasan sudah pukul 8 malam !

Selain penginapan sederhana, di downtown Nuwara Eliya juga terdapat banyak rumah makan sederhana dengan menu khas India Selatan tentunya. Roti, nan, kari, teh tarik, lassi, dan sejenisnya. Alhamdulillah, tak sulit juga menemukan restoran yang menyajikan makanan halal.  Beberapa restoran memampangkan tulisan 'Allahu Akbar', 'Bismillahirrahmanirrahim' atau menempelkan poster masjid/masjidil haram, untuk menyatakan bahwa restorannya halal.  Masih di tengah kota, ada pula sebuah masjid mungil yang cantik juga gereja Katolik.  Ini menarik.  Sri Lanka adalah negeri mayoritas Buddhist (Sinhalese) namun juga mengakomodasi penganut Hindu (biasanya warga Tamil), Muslim dan juga Kristen/ Katolik.

Masih di kota terdapat botanical garden. Dan ini khas British sekali.  Di Peradeniya, Sri Lanka dan Pyin Oo Lwin Myanmar, sesama mantan hill station British, juga terdapat botanical garden.  Dengan tumbuhan-tumbuhan yang terawat baik dan bunga-bunga berwarna warni yang tumbuh sehat.

Pemandangan lain yang mengkonfirmasikan bahwa Sri Lanka adalah sama sekali bukan negara terbelakang  adalah jejeran baling-baling kincir angin besar sejenis yang terdapat di Netherlands, terserak sekitar setengah jam perjalanan dari Nuwara Eliya ke Ambewella.  Kincir yang serupa dengan lambang Mercedez Benz ini berjejeran di perbukitan kebun teh dengan megah dan anggunnya.  Pemandangan yang bahkan di Indonesia-pun jarang terlihat !

13577553542074378749

Tak jauh dari jejeran kincir angin tersebut,   terdapat beberapa peternakan sapi berskala internasional.  Antara lain yang dikelola oleh perusahaan New Zealand di Ambawella.  Peternakan ini terbuka untuk publik dan publik dapat langsung belajar dan melihat proses pembuatan susu langsung dari sumbernya.  Melihat segala jenis sapi dan kelinci serta menikmati langsung susu murni disana.  Terlihat banyak keluarga Sri Lanka berikut anak-anaknya mendatangi tempat ini.  Sungguh suatu wisata yang edukatif !

Wisata ke Nuwara Eliya tak sempurna bila tak mengunjungi Adam's Peak,  Peradeniya dan Kota Kandy.  Adam's Peak adalah puncak gunung yang diyakini sebagai tempat pertama Nabi Adam diturunkan ke muka bumi.  Benar tidaknya wallahua'lam.   Lalu,  Peradeniya adalah kota cantik berjarak satu setengah jam sebelum Nuwara Eliya dari arah Colombo.  Peradeniya adalah rumah bagi Peradeniya University yang klasik,  universitas bergengsi di Sri Lanka setelah Colombo University dan rumah bagi sebuah Botanical Garden yang cantik.  Sekitar 1o menit perjalanan ke timur dari Peradeniya  terletak Kota Kandy.   Kota kedua terbesar di Sri Lanka.  Kota ini klasik dan juga cantik.  Terdapat sebuah danau di pusat kota di antara pegunungan yang mengelilingi-nya.  Masih tersisa banyak bangunan bernuansa kolonial British di antara bangunan-bangunan baru.

Singkat kata,  Sri Lanka tidak hanya Colombo.  Tidak hanya pulau kecil  berbentuk mangga dengan kemiskinan dan konflik sosial politiknya yang menahun.  Terdapat juga 'sepotong surga' di Nuwara Eliya dan sekitarnya yang dapat memanjakan mata dan menenangkan hati tanpa harus keluar kocek terlalu dalam !

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar