Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 17 Januari 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Doa buat warga Jakarta

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

REP | 18 January 2013 | 02:08 Dibaca: 4   Komentar: 0   Nihil
13584495512124737805

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali meninjau tanggul Banjir Kanal Barat yang jebol, di Latuharhary, Jakarta, Kamis (17/1/2013) malam. Tinjauannya adalah untuk mengecek pengerjaan perbaikan tanggul tersebut agar jalan protokol Ibu Kota tidak lagi tergenang banjir. foto : Kompas.com

Solo , 18 Januari 2013 01.00 WIB

Gerimis menyambut pergantian hari di Solo saat aku terbangun, teringat  saudara yang tinggal di Jakarta  sejak pagi tidak bisa dihubungi lewat telpn ataupun HP. Berbagai berita banjir yang juga membanjiri semua media membuat terpaku pedih. Ingin membantu tapi apa yang bisa saya lakukan?

Perasaan sedih dan haru kembali memenuhi dada mendesak tak terelakkan tak tertecegah memaksa mata mengeluarkan benda bening yang memercik ke sela-sela keyboard laptopku tatkala melihat sebuah berita dikompas menampilkan sesosok wajah yang dulu waktu di Solo adalah wajah yang begitu lekat dengan rakyat, muka yang bersih penuh senyum yang tulus, tangan yang senantiasa tulus merengkuh tanpa mengenal  angkuh itu terlihat kuyu menahan dingin.

Demi sebuah kota kebanggaan bangsa, dia rela meninggalkan segala  kemapanan dan kenyamanan yang bisa saya dia dapatkan di sebuah kota kecil yang aman nyaman dan tentram.

Rasa sedih bercampur marah, ketika upaya tulus yang dia lakukanpun masih dianggap sebagian orang adalah sebuah upaya semu demi sebuah citra .

Buat seluruh masyarakat Jakarta saya doakan semoga bisa melewati  cobaan  ini dengan  selamat

Buat Pak Jokowi  semoga tabah dan tetap diberi rahmat kesehatan sehingga bisa membawa seluruh  Masyarakat  Ibukota Jakarta melewati masa sulit ini. Amien…

Siapa yang menilai tulisan ini?

Orang Kufur Mengatakan Kenikmatan Dunia itu Semu

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

OPINI | 18 January 2013 | 02:07 Dibaca: 6   Komentar: 0   Nihil

Entah bagaimana dalilnya, kenapa kenikmatan dunia yang jelas-jelas nyata, yaitu bisa dilihat, didengar, disentuh, dirasakan dan dinikmati dikatakan sebagai kenikmatan yang semu, padahal kenikmatan (surga) akhirat lah yang jelas-jelas masih berupa harapan dan doa yang tentunya jelas-jelas fatamorgana.

Dimana Surga Akhirat ini masih berupa harapan dan doa yang telah dipanjatkan oleh manusia Dari puluhan ribu tahun yang lalu, dan sampai dengan detik ini belum pernah terwujud, entah sampai kapan surga akhirat ini akan didapatkan oleh manusia. Jika parameternya adalah setelah terjadinya kiamat, maka mungkin masih jutaan tahun kedepan surga akhirat tersebut baru bisa terwujud, bahkan jika kiamat itu dibatalkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka Surga Akhirat yang ada dalam paradigma manusia pun tidak akan pernah bisa terwujud.

Apakah itu Surga Akhirat yang anda inginkan?

Padahal berbagai fasilitas Surga telah tersedia, tersaji dan terhampar luas di bumi alam semesta raya ini, namun surga bumi ini telah dikhianati dan diingkari oleh manusia, dengan mengatakannya sebagai kenikmatan yang semua. Apakah buah-buahan segar yang ada di bumi ini semu…?? Apakah sungai-sungai yang mengalir air jernih yang ada di berbagai belahan penjuru bumi ini semu…?? Apakah bidadari-bidadari cantik jelita yaitu para gadis cantik jelita itu semu…?? Apakah gemerlap perhiasan mewah yang ada di bumi ini semu..?? Apakah berbagai macam jenis makanan yang sangat lezat yang disajikan di berbagai kafe, rumah makan, restauran, warung, di rumah dan di tempat-tempat lainnya juga semu…?? Dan berbagai fasilitas hidup manusia yang sangat nyat ada keberadaannya, bisa dilihat, didengar, disentuh, dirasakan dan dinikmati lainnya itu juga semu…???

Apakah mata manusia itu sudah buta, telinga sudah tuli, pikiran sudah bodoh dan hati nurani sudah tertutup, sehingga tidak bisa melihat dan merasakan itu semua sebagai Fasilitas Surga dari Tuhan Yang Maha Esa.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Kebingungan yang Terjawab

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

REP | 18 January 2013 | 02:01 Dibaca: 18   Komentar: 0   Nihil

Bingung, pasti kata ini sudah sering kita dengar dimana yang artinya kita berada di dua pilihan atau bahkan lebih dan kita harus memilih diantaranya maka saat itulah kita akan merasa kita bingung. Mungkin hal ini yang kurasakan sekarang aku merasa hidupku tak jelas mau kemana arahnya dan aku mulai melihat pilihan yang diberikan dalam hidupku.

Mungkin aku memperoleh banyak pilihan dalam hidup,bukan cuma aku tapi anda juga pasti punya banyak pilihan dalam hidup ini. Yang jelas sampai saat ini aku hanya memilih untuk mengikuti-Nya Yesus Kristus yang telah menebus dosa yang telah manusia perbuat dari dahulu kala. Aku mau mencoba untuk berpikir dan bertindak seperti Dia meskipun aku belum tahu pasti bagaimana Dia berpikir dan bertindak namun satu hal yang kutahu Dia hanya memberikan yang terbaik kepada manusia, bukan hanya terbaik namun semua sesuai dengan kehendak Allah.

Terkadang aku merasa hidupku tidaklah berarti karena aku memang bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan dengan orang lain. Namun satu hal yang membuat aku tetap semangat yaitu aku masih punya sandaran yang tidak akan pernah hilang dalam hidupku. Aku sangat senang dengan renungan harian yang aku baca dimana saat kita sudah bersama Dia maka setetes air mata-pun tidak akan jatuh yang berarti yang kita rasakan hanya kebahagiaan, meskipun di dunia ini kita mengalami banyak cobaan yang terus menerpa, Namun kita harus mengingat bahwa Dia tidak akan pernah memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan dan dengan cobaan itulah kita dapat semakin dewasa dan menuju kekesempurnaan yang hanya milik-Nya.

God Bless Us

Siapa yang menilai tulisan ini?

bencana PSIS.plt walikota semarang dukung liga pemberontak!

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

OPINI | 18 January 2013 | 01:58 Dibaca: 51   Komentar: 0   1 aktual

Tidak bisa dinalar cara berfikir plt walkot semarang,hendrar prihadi dalam menyikapi dukungannya thd psis yg rencananya segera turun dalam turnamen DU versi PT.LI .seorang kepala daerah yg tentu melek intelektualitas dan integritas  malah melacurkan diri thd  kelompok pemberontak  dgn jalan mendukung psis  memilih jalan sesat bersama kpsi. sikapnya yg hanya mendukung satu psis yg berkiprah dalam satu kompetisi sepintas tampak bijaksana dan cerdas. meminta agar psis tetap satu tanpa adanya dualisme klub adalah sikap yg cerdas juga. tetapi skap ini menjadi sikap bodoh dan koplak ketika mendukung psis tampil di turnamen kelas dua pt.li . apakah hendrar akan merasa bangga bila ada  punggawa psis diminta pssi untuk membela timnas  lalu dgn entengnya  menolak panggilan dgn dalih tidak mengakui pssi yg sah??   sebagai pejabat publik (meski hanya sementara/plt) ,hendrar mestinya bisa menentukan aspek legal formal sebagai pijakannya dlm memutuskan kebijakannya. disatu sisi hendrar juga tampak sebagai pribadi oportunis . "Kita akan mendukung yang sudah jalan saja. Kalau masih coba-coba buat tandingan lebih baik tidak karena hasilnya tidak akan baik. Tetapi, kalau memang nantinya prestasinya baik, silakan saja," katanya usai peluncuran tim Mahesa Jenar yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia, Kamis (17/1) malam. kalau ada pihak lain yg akan mengikuti kompetisi legal dibawah pssi/pt.lpis dia tidak  akan mendukung namun bila prestasinya bagus dia akan menyilahkan. benar2 tipe pejabat plintat plintut yg cuma bisa hidup mengikuti arah angin bertiup.  untuk segenap klub2  anggota psis akankah kalian diam saja membiarkan gita wiryawan (menteri legal lho) mengobrak abrik psis melalui ancoranya yg dipimpin nursalam ???  snex,panser biru ayo selamatkan psis dari oknum2 penghancur psis terutama si jahat johar ling eng ing eng!!!!

abis baca bola.net dan BDM

Siapa yang menilai tulisan ini?

1

Aktual

“Amor Fati y Amor Fati”

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

La idea del eterno retorno ha sido tratada como un concepto importante en Nietzsche por muchos, aunque no en todos los intérpretes. Nietzsche encuentra la idea en los trabajos de Heinrich Heine, quien especulaba que llegaría el día en el que la persona volvería a nacer con el mismo proceso de él mismo, y con el mismo en todas las demás personas. Nietzsche expandió este concepto para formar su teoría, la cual resaltó en La gaya ciencia y desarrolló en Así habló Zaratustra. En las lecturas de Nietzsche sobre Schopenhauer, le saltó la idea del eterno retorno. Schopenhauer sentenciaba que una persona que firmara en la vida incondicionalmente lo haría incluso si todo lo que le había pasado le ocurriera de nuevo de forma repetida.

En unas pocas ocasiones en sus notas, Nietzsche discurre la posibilidad del Eterno retorno como verdad cosmológica (véase el libro de Arthur Danto Nietzsche como filósofo para un análisis en detalle de estos esfuerzos), pero en los trabajos que él preparó para publicar está tratado como el método más vanguardista de afirmación de la vida. Según Nietzsche, requeriría un sincero Amor fati («Amor al destino»), no simplemente para sobrellevar, sino para desear la ocurrencia del eterno retorno de todos los eventos exactamente como ocurrieron, todo el dolor y la alegría, lo embarazoso y la gloria, esta repetición, más de emociones y sentimientos que de hechos, es lo que configuraría el tipo y la raza universal y global del por venir, no como una raza de las ya existentes, sino como una posibilidad abierta del hombre inacabado como especie genética y lingüística que debe ser perfilada por el eterno retorno de la superación de sus previos pensamientos y hechos.

Nietzsche menciona la idea de lo «horrible y paralizante», y también mantiene que la carga de esta idea es el peso más pesado imaginable (Das schwerste Gewicht). El deseo del eterno retorno de todos los eventos marcaría la afirmación de la vida definitiva. Según algunos intérpretes, el eterno retorno es más que el mero concepto intelectual o reto, refleja una Kōan, o una característica psicológica que ocupa la estimulación consciente etérea, una transformación de consciencia conocida como metanoia.

Alexander Nehamas escribió en Nietzsche: vida como literatura que hay tres maneras de ver el eterno retorno: (a) Mi vida volverá del mismo modo. Esto es una aproximación fatalista a la idea; (b) Mi vida puede ocurrir del mismo modo. Esta segunda visión es una aserción condicional de cosmología, pero falla al captar lo que Nietzsche se refiere en La gaya ciencia; (c) Es mi vida por re-ocurrir, entonces podría re-ocurrir sólo en idéntico modo. Nehamas muestra que esta interpretación es totalmente independiente de la física y no presupone la verdad de la cosmología. La interpretación de Nehamas es que los individuos constituyen ellos mismos a través de las acciones y la única manera de mantenerse a ellos mismos como son es vivir en una reocurrencia de acciones pasadas.

El Eterno retorno cumple pues dos funciones en la filosofía de Nietzsche. La primera es remarcar el amor a la vida. Los cristianos postulan un paraíso, Platón el mundo de las ideas. Nietzsche dice que después está otra vez la tierra, el mundo: porque no hay nada más. Por otro lado cumple una función ética. Quien acepta el Eterno Retorno, se previene y acepta sus actos. Con el dolor que puedan contraer, con el placer que puedan conllevar: no hay lugar para el arrepentimiento.

Lensor

Posted: 17 Jan 2013 11:16 AM PST

REP | 18 January 2013 | 01:51 Dibaca: 4   Komentar: 0   Nihil

Pelopor program berita harian
olahraga di Indonesia. Tayang
secara live di ANTV setiap hari
jam 05.30 dan Senin - Jumat
jam 00.30 dini hari (WIB)… Sedia pelintiran terkini..

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar