Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 31 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Gempita Sejenak

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

REP | 01 January 2013 | 02:14 Dibaca: 5   Komentar: 0   Nihil

Purwokerto, 1 Januari 2013

Ini adalah sebuah gambaran dunia yang berwarna. Tak ada satupun orang yang ketinggalan dalam semua hal. Semua berlomba untuk menampilkan apa yang dimiliki dan berbangga diri. Ya, itu memang dunianya manusia dewasa ini.

Aku tengah berada di antara kerumunan berbagai macam dan karakter manusia. Baru saja aku saksikan orang-orang yang tengah merayakan pergantian tahun, banyak rezeki yang berlalu lalang. Banyak pedagang yang mendapatkan pembeli yang jumlahnya tidak seperti hari-hari biasa. Banyak orang yang menyempatkan mempir di warung tenda yang berjejer rapi di sepanjang jalan sampai dini hari, dan itu merupakan keuntungan sendiri bagi pedagang-pedagang yang menjajakan jualanya.

Berbagai macam orang yang berasal dari segala penjuru merapatkan kerumunan di berbagai titik keramaian, misalkan alun-alun kota, taman kota, tempat nongkrong anak muda, trotoar jalan dan tempat lainya. Nampaknya moment pergantian tahun ini menjadi daya tarik sendiri untuk berkumpul atau sekedar melepas kerinduan antar sesama. Tidak lupa mereka menyalakan kembang api atau meniup terompet yang menambah semarak acara pergantian tahun ini. Kepulan asap membumbung manakala satu, dua orang dan banyak lagi yang secara bergantian menyalakan kembang api. Sinar lampu helogen yang terpasang di pojok alun-alun kota menjadi penerangan yang sangat terang, asap yang membumbung itu membuat kumpulan bias cahaya seperti pagi hari ketika sinar matahari mulai naik perlahan dari peraduanya.

Tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk menghabiskan waktu pergantian tahun ini dengan tidak keluar rumah, misalnya bermain game atau makan bersama. Tentang pemaknaan pergantian tahun itu kembali kepada individu masing-masing, ada yang memilih untuk keluar dan berbagi ada juga yang tidak keluar dan menghabiskan waktu pergantian tahun dengan cara yang berbeda-beda. Satu yang pasti semua orang inginkan di tahun yang berikutnya adalah menjadi baik dari tahun yang sebelumnya. (gry)

Siapa yang menilai tulisan ini?

ngerinya jalanan ibu kota

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

REP | 01 January 2013 | 02:12 Dibaca: 12   Komentar: 0   Nihil

Liputan langsung dari bundaran senayan, malam ini pukul 02.00 telah diberlakukan jalur Sudirman - Thamrin setelah acara JNF, disini kengerian terlihat pada persimpangan bundaran senayan, walaupun baru saja di buka jalurnya tetapi arus kendaraan langsung berhamburan dan yang mengerikan adalah tidak adanya kesadaran berlalu lintas ada mobil dan motor yang putar arah seenaknya ada penyebrang jalan yang tidak lihat rambu, semua asal hantam yang penting jalan. Semoga malam ini tidak ada kecelakaan lalu lintas … Amin

Gempita Sejenak

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

REP | 01 January 2013 | 02:11 Dibaca: 13   Komentar: 0   Nihil

Purwokerto, 1 Januari 2013

Ini adalah sebuah gambaran dunia yang berwarna. Tak ada satupun orang yang ketinggalan dalam semua hal. Semua berlomba untuk menampilkan apa yang dimiliki dan berbangga diri. Ya, itu memang dunianya manusia dewasa ini.

Aku tengah berada di antara kerumunan berbagai macam dan karakter manusia. Baru saja aku saksikan orang-orang yang tengah merayakan pergantian tahun, banyak rezeki yang berlalu lalang. Banyak pedagang yang mendapatkan pembeli yang jumlahnya tidak seperti hari-hari biasa. Banyak orang yang menyempatkan mempir di warung tenda yang berjejer rapi di sepanjang jalan sampai dini hari, dan itu merupakan keuntungan sendiri bagi pedagang-pedagang yang menjajakan jualanya.

Berbagai macam orang yang berasal dari segala penjuru merapatkan kerumunan di berbagai titik keramaian, misalkan alun-alun kota, taman kota, tempat nongkrong anak muda, trotoar jalan dan tempat lainya. Nampaknya moment pergantian tahun ini menjadi daya tarik sendiri untuk berkumpul atau sekedar melepas kerinduan antar sesama. Tidak lupa mereka menyalakan kembang api atau meniup terompet yang menambah semarak acara pergantian tahun ini. Kepulan asap membumbung manakala satu, dua orang dan banyak lagi yang secara bergantian menyalakan kembang api. Sinar lampu helogen yang terpasang di pojok alun-alun kota menjadi penerangan yang sangat terang, asap yang membumbung itu membuat kumpulan bias cahaya seperti pagi hari ketika sinar matahari mulai naik perlahan dari peraduanya.

Tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk menghabiskan waktu pergantian tahun ini dengan tidak keluar rumah, misalnya bermain game atau makan bersama. Tentang pemaknaan pergantian tahun itu kembali kepada individu masing-masing, ada yang memilih untuk keluar dan berbagi ada juga yang tidak keluar dan menghabiskan waktu pergantian tahun dengan cara yang berbeda-beda. Satu yang pasti semua orang inginkan di tahun yang berikutnya adalah menjadi baik dari tahun yang sebelumnya. (gry)

Awal Tahun Baru 2013 : Milyaran Rupiah Dibuang Sia-Sia

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

REP | 01 January 2013 | 02:10 Dibaca: 19   Komentar: 0   1 aktual
13569809721949655560

(Koleksi Pribadi)

Acara menyambut Tahun Baru 2013 yang diusung oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang bertema "Jakarta Night Festival" berjalan dengan sangat meriah. Puluhan ribu pengunjung yang memadati seluruh Jalan Sudirman, Jalan M.H. Thamrin, dan sekitar Lapangan Monas tumpah ruah bak lautan manusia. Panggung hiburan yang berjumlah 16 (enam belas) buah menjadi hiburan yang menambah semaraknya acara Jakarta Night Festival ini.

Lebih semarak lagi dengan pesta ratusan ribu percikan kembang api warna-warni di udara yang tiada henti mulai pukul 21.00 sampai dengan pukul 00.00 WIB. Suasana tambah meriah dengan banyaknya pedagang di sepanjang jalan menuju Bundaran Hotel Indonesia.

Tentu saja Jokowi ingin menampilkan sebuah hiburan buat rakyat demi menyambut Tahun Baru 2013 yang spektakuler. Namun apa betul pesta tersebut sukses?

Milyaran Rupiah melayang Sia-Sia

Kita bisa melihat berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa enam belas panggung beserta pengisi acaranya? Kalau kita hitung satu panggungnya membutuhkan biaya 300 juta, maka total pengeluaran untuk panggung mencapai 4,8 milyar!

Ratusan ribu kembang api yang tiada henti (dari pukul 21.00 s.d. 00.00 WIB) bisa diperkirakan mencapai 4 sampai 8 milyar.

Taman pembatas jalur di Jalan Sudirman dan Thamrin rusak total karena diinjak-injak pengunjung diperkirakan menghabiskan biaya 10 milyar (lebih ironisnya lagi pada hari Minggu, 30 Desember 2012, ada beberapa taman yang baru saja ditanam oleh Dinas Pertamanan DKI).

Mari kita renungkan bersama …….

(Humor Garing) Malam Tahun Baru Jakarta Banjir

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

REP | 01 January 2013 | 02:00 Dibaca: 30   Komentar: 0   Nihil

Sedari sore jakarta sudah diguyur hujan, walaupun hanya rintik - rintik hujan tetapi cukup membasahi wilayah jakarta. Malam tahun baru ini ada sebuah gebrakan baru dari pak gubernur jakarta Car free night alias jakarta night festifal yang diadakan di sepanjang jalan MH.Thamrin - Sudirman.

Walaupun hujan sedari sore tetapi tidak mengurangi antusias warga jakarta dan sekitarnya intuk menikmati tahun baru. Maka malam inipun jakarta benar - benar banjir Manusia yang memadati sekitaran bundaran HI dan Sekitaran Monas. Selain banjir Manusia tetapi jakarta pasti bakalan banjir sampah, karena sepanjang perjalanan dari Monas sampai Senayan sampah berserakan dimana - mana mulai dari sampah bekas kembang api hingga bekas makanan semua tercecer dijalan.

Tahun baru selalu ada yang baru, selalu ada kegembiraan dan selalu menyampah sepanjang jalan.

Selamat Tahun Baru 2013

Sambil nglemesin kaki di bundaran senayan …

Siapa yang menilai tulisan ini?

Tahun Baru, Usia Baru, Siklus Baru

Posted: 31 Dec 2012 11:28 AM PST

Saya selalu semangat menyambut tahun baru karena usia saya akan bertambah sehari setelah malam tahun baru berlalu.

Ya, 35 tahun lalu, setelah orang-orang di Jakarta merayakan pesta pergantian tahun, ibu saya yang waktu itu sedang hamil tua melahirkan seorang anak laki-laki pada tanggal 2 Januari 1978. Anak itu diberi nama Iskandar Zulkarnaen.

Tahun ini menjadi lebih istimewa karena merupakan siklus lima tahunan perjalanan hidup saya. Siklus ini saya jadikan panduan setelah guru saya, KH Abdullah Syukri Zarkasyi (sekarang beliau masih berjuang untuk pulih dari penyakitnya), memberikan pelajaran soal bagaimana melewati hidup setiap lima tahun sekali. "Harus ada pencapaian baru yang diraih lima tahun ke depan," tegasnya di hadapan para santri.

Dan, bila melihat perjalanan sepuluh tahun terakhir, saya cukup puas dengan pencapaian lima tahunan yang telah saya raih. Pekerjaan yang saya geluti, yaitu mengelola Kompasiana dari sekedar blog internal menjadi "website berita dan opini independen yang dimotori oleh warga Indonesia",  berkembang pesat. Lima tahun lalu, saya sukses diterima sebagai karyawan di lingkungan KOMPAS.com. Dan lima tahun sebelumnya, saya berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi Islam dari Universitas Islam Negeri Jakarta (dulu IAIN Jakarta).

Memasuki siklus lima tahun berikutnya, di usia yang genap 35 tahun, saya harus merancang sebuah target besar baru. Sebuah pencapaian yang benar-benar berdampak luar biasa bagi diri saya, keluarga dan lingkungan sekitar. Agar ketika saya, atas izin Allah swt, bernafas di usia 40 nanti, saya bisa kembali mensyukuri hidup yang begitu nikmat untuk dijalani.

Saya akan memulainya dengan mengasah inisiatif-kerja-mandiri dalam diri yang sudah terlalu dibiarkan tidur panjang. Istilah baru yang saya sebut itu bisa diartikan sebagai semangat wiraswasta atau, dalam bahasa Inggris, disebut sebagai entrepreneurship. Tapi lebih dari itu, semangat yang perlu saya kembangkan adalah menciptakan insiatif yang lebih besar dari sekedar inisiatif bisnis. Sebuah langkah yang tidak cuma didasari pada kreatifitas tinggi, tapi juga visi yang mampu mengantisipasi hadirnya bentuk kreatifitas berikutnya. Sebuah pola pikir yang tidak sekedar berpijak pada apa yang harus dilakukan, tapi pada apa yang harus disiapkan.

Saya adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola ide, kepiawaian mengembangkan konsep, kecerdasan dalam memperluas ilmu yang didapat dan, tentu saja, keahlian dalam menulis, mengelola tulisan, menyajikan presentasi serta menyampaikan materi pelatihan di hadapan orang banyak. Tapi jujur, selama ini bakat, nalar, pola pikir dan kemampuan yang saya gali baru sebatas pada apa yang saya kerjakan. Saya harus mulai menjadi orang yang antisipatif, bukan sekedar kreatif. Apalagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat.

Untuk mencapai target tersebut, saya harus lebih keras memaksa diri untuk belajar. Menggali ilmu, menyerapnya lalu menjadikannya sebagai panduan dalam berkarya. Kalau perlu, saya akan tekan tombol 'pause' agar bisa lebih optimal dalam memperkaya diri dengan segudang ilmu pengetahuan, kecakapan dan wawasan.

Dan semua itu harus dimulai dari sekarang, tahun ini juga.

Itulah kurang-lebih resolusi saya untuk lima tahun ke depan. Semoga semua rencana tersebut mendapat kemudahan dan keberkahan.

Akhir kata, teriring doa agar kita semua mendapatkan kebaikan dan kesuksesan di setiap langkah dan niat baik sepanjang tahun ini, saya ingin mengucapkan:

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar