Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 06 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Antara Implementasi dan Retorika (Sebuah Opini)

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan,dengan pendidikan jendela pengetahuan akan terbuka lebar dan dengan pendidikan pula manusia dapat mengetahui apa yang baik dan buruk.Dunia pendidikan Indonesia dewasa ini sungguh sangat memprhatinkan menurut saya,kenapa tidak disaat semua negara Asia tenggara sudah jauh melangkah dalam kualitas pendidikan,Indonesia masih merangkak tertinggal jauh dari negara Singapura dan Malaysia dan asia tenggara lainnya.Masalah infrastruktur sekolah yang sangat memprihatinkan terutama di wilayah terpencil,kurikulum dan sitem pengajaran yang sering berubah berubah ubah dan sebagiannya,mungkin tujuannya baik dari semua ini tetapi banyak juga akibatnya.

Masalah degradasi moral disoroti dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini,siswa sekarang seakan tidak mencerminkan siswa. Maraknya tawuran antar pelajar,narkoba,pelecehan sexsual,dan lain-lain seakan telah menjadi budaya dikalangan pelajar.Tawuran yang identik dengan premanisme seakan dianggap yang wajardan dianggap suatu hal yang harus dilakukan oleh setiap siswa dengan alih-alih  untuk menunjukan eksistensinya serta menujukan masa puber para remaja indonesia,Ironis memang.

Satu pertanyaan yang menghantui saya setiap kali memprihatikan semua ini,sebenarnya siapa yang salah dari semua ini,pemerintah,sisiwa,guru,atau lingkungan,atau bisa saja sistem pengajaran yang salah.mungkin saja sistem yang salah karena menurut saya sisitem pengajaran Pendidikan Indonesia hanya sebatas retorika dan hafalan semata tanpa Implementasi dari pengajaran tersebut,terlebih pelajaran yang menyangkut pendidikan moral dan kesadaran dalam cinta tanah air, menurut saya siswa hanya belajar mengahfal Pancasila dan UUD 1945 tanpa implementasi apa itu Pancasila,bagaimana UUD 1945 dilaksanakan dengan baik demi tercapainya kemajuan bangsa.Akibatnya siswa cenderung hanya mencari nilai yang bagus tanpa sadar akan apa implementasi dari pelajaran tersebut,dengan kata lain hanya mementingkan kuantitas tanpa melihat kualitas.

akibat yang ditimbulkan dari semunya adlah seperti yang kita lihat dan dengar di pemberitaan media masa tawuran dan hal yang menyimpang seakan sudah tidak canggung mereka lakukan dan telah membudaya di kalangan siswa.Ironis memang ketika kemarin tanggal 25 Nopember Guru memperingati hari guru nasional,sistem pendidikan kita masih bobrok terutama masalah pendidikan moral yang semakin terdegardasi.

Seharusnya Moment tersebut dijadikan pembelajaran bagi semua guru untuk memperbaiki semua sistem yang salah dan perbaikan moral bangsa ini,bukan mencela atau pun menghina kualitas guru karena saya pun kuliah di FKIP yang notabenenya adalah akan mencetak guru,menurut saya guru sekarang hanya mementingkan sertifikasi dan gaji yang woowww saja tanpa mempertimbangkan kualitasa pengajaran yang diterapkan kepada siswa terutama masalah perbaikan dergadasi moral siswa.(Tidak semua guru.Red).

dan akhirnya saya hanya bisa berharap semoga Guru bisa memperbaiki semua ini,karena hakikat guru dalah digugu dan ditiru mengutip pernyataan seorang ahli pendidikan bahwasanya:

"Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya.(William A. Ward)"

Photography Share

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

REP | 07 December 2012 | 02:35 Dibaca: 7   Komentar: 0   Nihil

EDITIDEV OF INDONESIA

This is my result from my capture. I took this photo when I have go to Garut, Indonesia. This is potatoes farmer.

This is my friend. I took this photo when I was joined competition photography

This is personel of Soul Jah, I took this photo when his band attend festival music in my high school

I took this photo when I was in Garut

This is awesome girl. I just edit in AdobePhotoshop

Siapa yang menilai tulisan ini?

Duh Gusti, Buntu!

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

Fikiran lagi buntu. Sepertinya waktu yang tepat buka Kompasiana. Nggak tahu juga, bakalan bisa nulis sesuatu atau tidak malam ini. Postingan kedua saya. Kalaupun tidak, cukuplah bisa ngebaca tulisan-tulisan HL yang ada.

POLITIK, masih si ACENG, RHOMA, BUTUH 8 PERAWAN, ditambah yang gres, ANDI. Masuk HUMANIORA, paling nonjol buat diklik, POLIGAMI, GADIS GARUT, MERANGSANG, ARISAN SEKS. EKONOMI, lewati. HIBURAN, kisah ANWAR CONGO masih nongol. OLAHRAGA, masih berkabung. LIFESTYLE, ada DOKTER MUDA, pengin jadi SPESIALIS KANDUNGAN, ah moga nantinya gak seperti spesialis kandungan yang 'mengantar' istriku dan anak dalam kandungannya ke alam kelanggengan saja. Amin. WISATA, ada dua bicara soal GUNUNG, jadi inget ama welirang, arjuno, semeru, ama agung di bali. Masih kuat nggak ya untuk mengulangnya? KESEHATAN, di ACENG lagi ama KONDOM dan HAMIL. TEKNO, skimming saja. MEDIA, switch! MUDA, liat umur. GREEN, berbaris POHON, POHON, POHON, POHON. LIPSUS, lewat. FIKSIANA, nama ARIN, bikin inget temen yang suka janji tapi molor melulu. FREEZ, hmmm.

Masih buntu! Balik ke dashboard saja. Klik daftar aktivitas teratas, ABICALLYSTA, teman pertama saya, HL, MENGAMANKAN IDE. Duh Gusti, cantiknya ….

Ketika Propaganda (Media) Israel tak Efektif Lagi

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

Media, Salah Penyebab Kemenangan Palestina.

Ada sebuah anekdot yang mengatakan "siapa menguasai media, dialah yang menguasai dunia". Tampaknya anekdot tersebut ada benarnya, karena hampair seluruh lini bidang kehidupan manusia saat ini membutuhkan media. Baik media cetak, elektronik maupun media jejaring sosial yang semakin hari semakin eksis.

Apapun bidangnya dapat dipastikan butuh sesuatu yang kita sebut dengan "media' ini. Usahawan, membutuhkan media untuk meiklankan produknya agar dikenal oleh masyarakat. Apalagi berkarir di bidang seni sudah barang tentu membutuhkan media. Termasuk dengan dunia politik, dapat dipastikan media salah satu urat nadi bagi pemain politik untuk sosialisasi, publikasi maupun pecitraan. Dan satu lagi yang tak kalah penting yaitu media digunakan sebagai "propaganda"

Setelah perang dunia berakhir, dilanjutkan dengan perang dingin dan sekarang waktunya perang Ideologi. Ideologi Barat dengan Timur, Syiah dengan Sunni, Sosialisme/kapitalisme dengan Liberalisme dan yang paling hangat yakni Yahudi/dengan Arab (baca: Islam), khususnya negara Palestina. Dan media inilah salah satu penyebab pengakuan kedaulatan Palestina di Sidang Umum PBB.

Dulunya, media eropa selalu pro dengan zionis, apalagi media Amerika. Mereka sering menyebut bahwa Arab (Islam) itu identik dengan kekejaman atau pelakuknya kita sering sebut dengan Terorisme. Publikpun percaya, sehingga apapun tindakan Israel selalu didukung oleh sekutunya, serta di back up penuh dengan oleh Amerika dan Inggris.

Tak berhenti disitu, Israel melakukan propaganda lewat berbagai Film-film yang tentunya dibuat oleh Hollywood, maupun Film yang berbentuk dokumenter, dengan memperlihatkan kekejaman Nazi atas pemusnahan Yahudi. Propaganda yang dilakukan Yahudi ini sangat berhasi karena umumnya manusia didunia percaya akan "holocaust" tersebut.

Namun, bagi kalangan muslimin tidak begitu percaya, banyak bukti yang dikeluarkan ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan "Holocaust". Termasuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan Mahmud Ahmadinejad. Presiden Iran ini menyebut bahwa genosida itu hanyalah "Mitos pembataian orang Yahudi. Tapi apa lacur, masyarakat dunia sudah kadung percaya terhadap pemberitaan maupun dari dokumenter yang diputar oleh media elektronik.

Bebrapa tahun terakhir propaganda yang dilakukan Israel sudah tidak mempan lagi. Juga disebabkan berobahnya afiliasi media barat yang telah menjadi pendukung Arab, khsusnya Palestina. Hal ini dapat dibuktikan apabila Israel menembakan roketnya ke Gazza, disusul dengan jatuhnya korban waga sipil dipastikan semua media cetak/elektronik seluruh dunia akan memuatnya, tentunya disertai dengan wajah berdarah-darah korban, khususnya wanita dan anak-anak.

Keesokan harinya Jutaan umat manusia di seluruh penjuru dunia akan mengutuk, mencaci-maki dan menyumpah plus pembakaran atribut kenegaraan Israel. Tak jarang, masyarakat dunia turun kejalan menunjukan solidaritasnya terhadap rakyat palestina. Dan siapapun yang mendukung Isarel akan kena makian juga. Kim Kadarsian, bintang realty show amerika, telah merasakan makian tersebut ketika mentwit dukungannya terhadap Israel, saat agresi militer Israel ke palestina, bulan lalu.

Keberpuhakan media pada rakyat Palestina telah menimbulkan simpati dunia pada mereka dengan ditandai peningkatan status Palestina di SU PBB baru-baru ini. Dan tengok negara mana yang menolak, hanya AS, Israel dan Ceko, Negara besar yang menolak. Selebihnya negara (Barat) Abstein dan hampir 138 negara yang menyetujui.

Aceng Fikri, Nasib Bupati di Negeri Orang Latah

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

Kasian, sekilas itu yang terlintas di benak saya ketika mendengar pemberitaan seputar cinta Bupati Garu Aceng Fikri bersama mantan istri siri-nya Fani Oktora, gadis manis yang konon masih berusia 17 tahun. Terlebih berita yang muncul di berbagai media begitu heboh, sampai-sampai pemberitaan beberapa media sudah terkesan menjatuhkan.

Mendengar kasus ini, saya teringat kasus kyai nyentrik asal Semarang Jawa Tengah yang oleh masyarakat disebut Syekh Puji. Tepatnya pada 2008 silam, di mana Syekh Puji menikahi Lutfiana Ulfa yang baru berusia 12 tahun, usia yang boleh di bilang "bau kencur" untuk membina hubungan rumah tangga.

Pada saat itu Syekh Puji menjadi bulan-bulanan, baik media maupun masyarakat dan menjadi perbincangan di mana-mana. Identitasnya sebagai seorang kyai seperti tidak dipandang sedikitpun, meskipun atas respon tersebut Syekh Puji tetap santai, dan menganggapnya sebagai angin lalu meskipun akhirnya dia harus mendekam di penjara karena dianggap bersalah menikai Ulfa.

Padahal Lutfiana Ulfa yang merupakan puteri pasangan suami istri Suroso (35) dan Siti Hurairah (33), warga Desa Randugunting, Kecamatan Bergas yang baru saja lulus SD dan berumur 12 tahun itu sudah mengakui bahwa dirinya menikah tanpa paksaan dari pihak manapun termasuk dari kedua orangtuanya.

Dalam kasus ini mestinya kita memandang Syekh Puji diperlakukan tidak adil di hadana hukum, bukankah negeri ini juga tidak mengatur usia berapa seorang laki-laki dan perempuan lajang baru boleh menikah. Toh ketika kita ingin membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga sering disebutkan sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah, artinya usia 12 tahun kalau sudah menikah boleh memiliki KTP.

13548214501620269421

BUPATI GARUT ACENG FIKRI

Mengapa saya mengulas ke belakang tentang Syekh Puji, karena saya menilai ada kemiripan antara kedua kasus yang melibatkan Bupati Garut Aceng Fikir dan Syekh Puji. Keduanya menikahi gadis yang dianggap masyarakat umum sebagai anak di bawah umur. Keduanya juga tokoh sehingga layak mendapatkan sorotan.

Namun dari kedua kasus tersebut mestinya kita berfikir panjang, benarkah kecaman disampaikan masyarakat garut dan masyarakat lainya di Indonesia terhadap Aceng Fikri. Sudahkah mereka berfikir panjang, bahwa yang dialami keduanya juga banyak terjadi di lingkungan sekitar kita sendiri.

Bahkan, berdasarkan pemberitaan satu di antara media nasional, ada guru di Kabupaten Garut yang mengajak siswanya melakukan aksi demo mengecam bupati mereka sendiri. Bukan hanya itu, foto sang bupati yang terpasang pun di ambil dan dipecahkan di depan gedung sekolah, pelajaran apa yang sedang dicontohkan guru tersebut kepada muridnya?

Saya menilai, Aceng Fikri hanya korban kezoliman orang-orang tertentu yang ingin memanfaatkan situasi yang sedang tidak kondusif. Banyak fakta yang bisa saya ungkapkan mengapa saya menyebutkan hal tersebut.

Tentu saya juga tidak berniat mempersalahkan langkah Mantan Wakil Bupati Garut Dicky Chandra yang pertama kali mengungkapkan masalah ini ke publik karena sudah sesuai dengan fungsinya atau Politisi Golkar Nurul Arifin yang begitu bersemangat menjatuhkan Aceng, karena Nurul juga hanya menjalankan fungsinya.

Pertama fakta kejanggalan yang menurut saya tidak lazim adalah pernikahan Fani Oktora dan Aceng Fikri sudah terjadi sejak Juli 2012 yang lalu. Sehingga jika baru mencuat sekarang, sudah hampir enam bulan keduanya sepakat berpisah. Pertanyaanya apakah benar, selama enam bulan tersebut masyarakat Garut tidak tahu sama sekali informasi pernikahan bupati mereka?

Kejanggalan kedua, berita ini justru muncul dari pihak ketiga bukan kedua orangtua Fani Oktora merasa martabat keluarga mereka dicoreng oleh sang bupati. Ataukah memang kita sudah tidak percaya lagi dengan hukum di negeri ini, padahal masyarakat kita begitu menghormatinya, ada hukum negara, hukum adat hingga saksi moral di masyarakat.

Ketiga persoalan yang melibatkan Fani dan Aceng ini adalah persoalan pribadi yang mestinya tidak ditarik ke ranah publik. Kasus seperti ini hanya akan memperburuk masyarakat sendiri dan memunculkan polemik baru di kemudian hari, layaknya kasus video porno Ariel, Cut Tari dan Luna Maya beberapa waktu silam. Ketika muncul kasus serupa di kemudian hari, tidak terselesaikan seperti yang diharapkan sehingga muncul kesan Ariel hanya korban hukum yang tidak adil.

Keempat apapun yang terjadi, Aceng Fikri adalah bupati Garut yang dipilih sendiri oleh masyarakat Garut pada pemilu yang demokratis. Dalam masyarakat Islam yang menjadi agama mayoritas di negeri ini, pimpinan yang dipilih merupakan wakil Tuhan yang meski dihormati, Allah menyebut dengan "ulil amri minkum", atau patuhilah pimpinan di antara kamu. Kecuali jika pimpinan tersebut mengajak meyembah selain Allah SWT.

Masyarakat Garut saat ini terkesan begitu emosional, sehingga melupakan fakta-fakta yang ada. Padahala perseteruan beberapa hari ini akhirnya terjawab, Fani Oktora beserta keluarga besar dan Bupati Aceng Fikri sepakat berdamai atas kasus yang mereka adukan ke Mabes Polri. Keduanya sepakat tidak memperpanjang masalah.

Dari kasus ini kita semua patut belajar banyak, kebiasaan menjadi masyarakat yang latah mestinya segera kita tinggalkan. Karena dengan menjadi masyarakat latah, kita akan mudah mencaci, menghujat hingga menjatuhkan orang lain, termasuk pimpinan kita sendiri yang dahulu begitu kita elu-elukan dan kita harapkan bisa membawa kita ke kehidupan yang lebih baik.

Mari besama menjadi masyarakat yang cerdas, mencerna setiap persoalan yang ada kemudian berusaha mencari jalan keluarnya. Agar masalah yang muncul tidak membesar dan menimbulkan dampak yang besar. Karena sebagian besar pembunuhan, pembakaran hingga konflik komunal yang terjadi di negeri ini karena kita masih menjadi masyarakat yang latah.

Mari ajarkan anak-anak kita cara berfikir yang dewasa, sehingga ke depan mereka bisa menjadi generasi yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi dibandingkan kondisi sekarang. Negeri yang damai, aman, ekonominya maju, seperti mimpi kita bersama. Karena kebrutalan yang kelatahan yang kita tunjukan akan mereka rekam dan mereka jadikan pedoman dalam mengambil tindakan ke depanya. SEMOGA!!!!!!

Andi Mallarangeng Jadi Tersangka,Monas Setia Menunggu Janji Anas Urbaningrum

Posted: 06 Dec 2012 11:57 AM PST

Anas Urbaningrum (kiri) dan Andi Mallarangeng (kanan).kompas.com

Anas Urbaningrum (kiri) dan Andi Mallarangeng (kanan).kompas.com

Satu persatu pentolan Partai berlambang Mercy Demokrat mulai tumbang dan berjatuhan terseret  kasus korupsi yang telah menjadi gaya hidup dan budaya di kalangan para elite politik di negeri jambrut khatulistiwa ini.Penetapan Andi Mallarangeng sebagai tersangka yang masih aktif sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga pada sore hari ini  diumumkan oleh KPK.Penetapan berbarengan dengan surat pencekalan Andi untuk berpergian ke Luar Negeri.Penetapan Menteri aktif sebagai tersangka dalam kasus korupsi di negeri ini adalah sebuah langkah maju yang dilakukan KPK.Sebelumnya penetapan tersangka kasus korupsi tersangkut Menteri aktif selalu menunggu yang bersangkutan tidak aktif dulu.

Sebelumnya  Nazaruddin,Angelina Sondakh,dan Siti Hartati Murdaya juga sudah di tahan oleh KPK.Guru besar Hukum Tatanegara Universitas Andalas Padang, Saidi Isra, berharap Presiden SBY untuk segera menon-aktifkan Andi Mallarangeng sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga,habis ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.Status Andi sebagai tersangka terdapat dalam surat cekal yang dikirimkan KPK kepada Imingrasi hari ini.

Ada tiga orang yang dicekal untuk berpergian dalam surat nomor 4569/01-23/12/2012 Tanggl 3 Desember 2012. Selain Andi, KPK juga meminta permohonan cegah untuk Choel Mallarangeng dan M Taufiqurrahman, salah satu petinggi Adhi Karya dikutip dari kompas.com hari ini.Berikut salinan surat cekal KPK

Yth
Ditjen Imigrasi Kementerian hukum dan Hak Asasi Manusia

Diberitahukan bahwa saat ini KPK sedang melaksanakan penyidikan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait pembangunan pengadaan peningkatan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang tahun anggaran 2010-2012 yang dilakukan oleh tersangka Andi Alfian Mallarangeng selaku Menpora atau pengguna anggaraan pada kemenpora dan kawan-kawan sebagaimana dimaaksud dalam pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 UU Pemberantasan Tipikor.

Untuk kepentingan penyidikan dimohon bantuannya untuk mencegah atau bepergian melarang ke luar negeri terhadap 3 orang dengan identitas sbb:

1. Andi Alfian Mallarangeng
2. Andi Zulkarnain Mallarangeng
3. M Arief Taufiqurrahman.

Dengan ditetapkannya Andi Mallarangeng sebagai tersangka dalam kasus Hambalang ini,sudah hampir dipastikan juga KPK akan menyeret juga Anas Urbaningrum sebagai sasaran berikutnya,Anas Urbaningrum sekarang tinggal menunggu giliran untuk dijadikan tersangka.Pemberitaan kompas.com tanggal 3-12-12 lalu sudah menguatkan indikasi tersebut.Dalam pemberitaan itu KPK menjelaskan Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum merupakan satu paket dalam kasus Hambalang ini.Itu artinya bila Andi Mallarangeng sudah ditetapkan sebagai tersangka Anas Urbaningrum juga tidak bisa menghindar.Apalagi bukti-bukti keterlibatan para petinggi Partai Mercy ini semakin kuat dengan laporan Audit BPK lalu.

Gebrakan KPK kali ini memang tidak main-main,walaupun sebetulnya kondisi kesehatan KPK ini kurang fit 100% dalam menghadapi perang melawan Korupsi.Tapi KPK tetap menyengat dengan kuat seperti lebah.Baru beberapa hari lalu KPK juga sudah menahan Irjen.Pol.Djoko Susilo sebagai tersangka kasus Simulator.Tentunya penetapan Anas Urbaningrum tinggal menunggu jadwal saja untuk mengikuti koleganya sesama Partai Demokrat Andi Mallarangeng.

Tentunya Anas Urbaningrum masih ingat dengan pernyataan yang  pernah dilontarkannya di DPP Demokrat tanggal 9- 3-2012 lalu.Pada waktu itu Anas mengatakan siap digantung di Monas bila korupsi dalam kasus Hambalang.Semoga saja Anas tidak pernah lupa dengan omongan itu.

Semua yang dikatakan oleh Nazaruddin tentang kasus Hambalang ini hampir mendekati kebenarannya sekarang ini.Dari awal Nazaruddin sudah langsung menunjuk hidung Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum sebagai otak dan dalang dalam kasus Hambalang ini.Tapi masih ada orang yang masih meragukan kebenaran ucapan Nazaruddin ini.Bahkan Nazaruddin sampai berani sumpah pojong untuk membuktikan kebenaran ucapannya.Angelina Sondakh dulu juga dari nyanyian Nazaruddin.

Partai Demokrat dikianati sendiri oleh para pentolannya yang tidak kuat melawan godaan korupsi itu yang menjadi icon Partainya dalam melawan korupsi dan katakan tidak pada korupsi.Para pentolannya juga tidak kuat untuk menghiraukan ajakan untuk korupsi itu sendiri.Siap-siaplah Partai Demokrat menjadi partai pecundang dan ditinggalkan para pemilihnya.

Anas Urbaningrum bersiap-siaplah untuk memenuhi janji yang pernah diucapkan dulu.Janji adalah utang yang harus dibayarkan.Salam Kompasiana.

Baca juga

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar