Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 02 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Saya Tidak Tahu Djogja

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

13544760811051061326

Cerita ini saya dapatkan di sekitar akhir penghujung 2010-an. sewaktu masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, atau lebih akrab dengan UIN Syahid Jakarta atau UIN Jakarta. Sebuah cerita selingan di samping jam kuliah dan tugas yang amat padat.

Ibu Iffah Ismail atau lebih akrab disapa dengan bu Ifah. Alumnus universitas al-Azhar Cairo, yang menjadi staff pengajar bidang Ushul Fiqh dan Fiqh di fakultas Dirasat el-Islamiyyah wa el-Arabiyyah(FDI). Mendadak memberhentikan pelajaran dan tiba-tiba menuturkan kepada kami sebuah cerita yang dialami saudara laki-lakinya sewaktu mau bepergian via bus Jakarta-Surabaya.

"Kondisi fisik yang lemah kala itu serta rasa kantuk yang amat sangat membuat kakak saya memilih langsung tidur ketika sudah mendapatkan tempat duduknya" tuturnya. "Waktu itu bus belum juga jalan karena memang masih menunggu penumpang lainnya, lagipula jam keberangkatan masih terbilang cukup lama" lanjutnya.

Bu ifah menjelaskan ketika kakaknya baru sebentar terlelap. Tiba-tiba dibangunkan oleh seseorang yang tak dikenal menanyakan bus, dan arah ke wilayah Jogja.

"Maaf mas, tahu bus ke jogja nda?" Sapa seorang ibu.

Dalam kondisi setengah sadar saudara bu Ifah menjawab spontan.

"Ohwh..iiyaa.. Jogja yahh,, owhh… Saya nda tw bu"

"Ohh, nda tahu ya mas, yasudah…" Celetuk ibu itu lalu pergi dan berlalu, hilang dari pandangan saudaranya.

Masih dalam kondisi kantuk yang sangat. Maka Ia melanjutkan tidurnya yang tertunda. Tapi lagi-lagi ia disapa oleh seseorang yang tidak dikenal, menanyakan pertanyaan yang sama, lalu pergi dengan cara yang sama pula. Kejadian terjadi hingga tiga kali. Membuat kepala saudaranya serasa mau pecah. Karena dipaksa harus mengalami berkali-kali tidur ayam. Itu lho, kondisi tidur yang sebentar-bentar bangun lalu sebentar-bentar tidur.

Hingga akhirnya ia mengambil sebuah kertas yang cukup besar dari tasnya, lalu ia tuliskan beberapa kalimat, lalu ia tempelkan kalimat-kalimat itu agar mudah di baca dari luar, ia jadikan tubuhnya sebagai ganjalan kertas itu. Ia berjanji dalam dirinya akan menggampar siapun yang membangunkan dia ketika tidur lagi.

"Ta kuaplok sopo sing gangu aku turu meneh"lanjut bu Ifah meniru logat jawa medok kakaknya.

Setelah beberapa saat. Lagi-lagi ia di bangunkan oleh seorang ibu dengan mimik dan wajah penuh yakin seakan-akan ia merasa penyelamat bagi saudara bu ifah.

"Mas,,,bangun mas, saya tau bus ke Jogja, bus yang mas naikkin ini salah, ini mau ke arah Surabaya, ayoo saya tunjukkin,,,bangun!!!"

Perasaan heran, bingung, takjub dan haru menjadi satu. Saudara bu Ifah linglung antara ingin marah dan ingin berucap terima kasih. Kembali ia melihat kalimat yang ia tulis besar-besar tadi.

*SAYA TIDAK TAHU DJOGJA!!!*

Ia tersenyum agak memaksa beberapa saat lamanya, lalu menjelaskan ke ibu tersebut. Sementara Bu Ifah langsung berlalu keluar kelas, kami masih cengar-cengir sendiri membayangkan hal itu.hehe.

Karat

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

Undangan yang memisahkan kita…

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

[Renungan] Bekal apa yang telah kita siapkan?

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

Mengingat kematian barangkali tidak terlalu menyenangkan.  Karena kita terlalu banyak dijamu oleh kenikmatan duniawi.

Tapi kematian adalah keniscayaan.  "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. …. (QS Ali Imran: 185).

Baru saja seorang sahabat (teman alumni seangkatan) meninggal dengan cukup mendadak (semoga arwahnya mendapat tempat yang mulia di sisi Allah).  Satu persatu orang-orang yang dekat dengan kita dipanggil menghadap-Nya.  Hanya masalah waktu saja bahwa kita pun akan dipanggil-Nya.

Apa yang telah kita siapkan untuk menghadap-Nya? 

Ini barangkali yang perlu senantiasa kita tanyakan pada diri kita masing-masing, dari waktu ke waktu.

Nasib kita kelak di hari akhirat sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan di dunia.  Hidup di dunia sangatlah singkat dibandingkan dengan hidup di akhirat yang kekal.  Bagaikan kedipan mata, atau suatu saat yang singkat, dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang tak ada akhir.  Namun hidup di dunia inilah yang menentukan kualitas hidup kita di akhirat.  Hidup di dunia adalah ujian yang menentukan tempat kita kelak di sana, apakah di tempat yang mulia atau sebaliknya.

Kalau dikaji, hidup kita di dunia terdiri atas 24 jam sehari.  Semua orang sama diberi waktu satu hari dengan durasi tersebut.  Tak kurang, tak lebih.  Dipakai apa waktu selama 24 jam tersebut?

Kita membutuhkan sekitar 7-8 jam untuk tidur (beristirahat).  Sekitar 2 jam kita gunakan untuk keperluan pemeliharaan badan (mandi dll).  Sekitar 8-10 jam kita gunakan untuk bekerja mencari nafkah. 

Jadi hanya tersisa waktu tinggal 4 jam, maksimal 6 jam saja.  Apa yang kita lakukan selama 4 jam ini?  Nonton TV, main internet, kongkow dengan teman, barangkali….

Berapa banyak dari kita yang memanfaatkan waktu luang (waktu yang tersisa) ini untuk diisi berbagai aktivitas ibadah sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan akhirat?  Shalat wajib maupun sunnat, tadarrus Al Quran, berinfaq-berzakat, bersilaturahmi, mengunjungi keluarga/teman yang sakit, menambah ilmu agama, mendidik keluarga dalam hal agama, berdakwah, dan lain-lain (?)

Sebenarnya setiap aktivitas dapat dijadikan ibadah, apabila kita meniatkannya demikian.  Bekerja, tidur, makan, minum, bahkan mandi dan membersihkan diri pun dapat dijadikan ibadah selama kita meniatkannya untuk menunjang kedekatan kita kepada-Nya dan beramal saleh untuk sesama manusia.

Kuncinya kiranya 'berfikir'.  Menyisihkan sedikit waktu kita, di antara 24 jam tersebut, untuk merenungkan hakikat kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat yang kekal.  Seorang sahabat (Abu Darda ra) berkata, "Berfikir sesaat lebih baik daripada bangun sepanjang malam."  Malah ada sahabat terawal yang mengatakan, "Berfikir sesaat lebih baik daripada beribadah sepanjang tahun."

Semoga kita mampu memanfaatkan waktu yang tersisa di dunia ini untuk berbekal untuk menghadap-Nya, dan semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung di akhirat kelak.

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS Asy Syam 9-10).

Salam,

Teddy

Rhoma Irama Jadi Presiden, Why Not? (bagian 1)

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

Di tengan banyaknya sinisme media terhadap rencana pencapresan Rhoma Irama, maka saya adalah orang yang resfek dan antusias dengan rencana tersebut, mengapa saya katakan demikian, karena jika rencana ini terealisasi maka untuk pertama kalinya dalam sejarah Republik ini seorang seniman maju sebagai Capres.

Terlepas dari itu setidaknya menurut saya ada beberapa sisi positif dari Bang Haji Rhoma sebagai seorang pribadi dan seorang pemimpin.

Sejarah mencatat bahwa kepemimpinan Rhoma Irama selama hampir 40 tahun di Group Musik Dangdut Soneta adalah kepemimpinan yang luar biasa, hanya seorang yang mempunyai leadership yang kuatlah yang mampu mempertahankan keutuhan di tengah hingat bingar industri musik.

Industri musik adalah industri yang penuh dengan ambisi dan hedonisme sehingga rentan dengan perpecahan, banyak Band-band yang digadang-gadang sebagai representasi budaya populer dan kaum intelektual pada zamannya justru hancur dipuncak ketenaran, sebagai contoh God Bless dan AKA pada tahun 70 an sudah almarhun duluan puluhan tahun yang lalu, kehancuran mereka sedikit banyak akibat leadership yang rendah dari pentolan mereka. Demikian pula Slank pada tahun 1990an terpaksa pecah akibat ketidak mampuan personilnya menahan godaan narkoba.

Sedangkan pada tahun 2000an ada Band Dewa yang digawangi oleh musisi jenius Indonesia Ahmad Dhani juga berlahan-lahan mulai hilang eksistensinya, demikian pula Band-Band tekenal lain seperti Padi atau bahkan Band yang baru seumur jangung seperti ST 12 dan Drive terpaksa pacah atau bahka bubar.

Tentu saja kenyataan ini bukan hanya semata karena kepentingan industri atau hanya masalah idealisme, yang namanya manusia tentu saja mempunyai idalisme-idelisme sendiri dalam bermusik dan tak jarang justru idealisme inilah yang menjadi pangkal bala perpecahan, sebagai contoh Peterpan pecah karena ada salah satu personelnya merasa tidak mempunyai idealisme bermusik yang sama dengan  Ariel.

Perbedaan perbedaan inilah dibutuhkan kepemimpinan yang mampu menyatukan satu visi bermusik sehingga menghindari perpecahan yang lebih fatal atau bahkan bubar.

Demikian pula saat ketenaran mulai menanjak, segala godaan hodonisme akan muncul, narkoba atau bahkan perpecahan terjadi tatkala satu sama lain merasa tak adil dengan pembagian royalti, masing-masing personel merasa paling berhak mendapatkan jatah lebih, dan ego pun muncul hingga akhirnya keluar ataupun sepakat membubarkan diri.

Dalam kaca mata saya justru di sinilah kelebihan leadership Rhoma Irama, Rhoma yang datang dari latar belakang musik rock ternyata tidak mempermasalahkan ketika harus ditemukan dengan rekan-rekan dari latar belakang musik "gendang". Dia mampu menyatukan idealisme bermusiknya dengan selera teman-temannya.sehingga semua tidak merasa diabaikan justru perbedaan itulah yang menjadi dasar-dasar eksistensi musik Dangdut hingga saat ini.

Ditengah ketenaran Soneta tidak membuat para personelnya lantas terlena dengan kehidupan hedonisme yang menjerumuskan mereka, Rhoma Irama mampu memberikan contoh pada rekan-rekannya untuk berbuat dan bertindak sebagai mestinya sesuai dengan apa yang Ia yakini, Rhoma Irama bisa menjadi panutan buat rekan-rekannya, Rhoma Irama mampu menjadi pemimpin yang disegani dan dihormati oleh rekan-rekannya hingga mampu berjaya hingga lebih dari 40 tahun.

Berhasil menjadi sebuah Band besar tentu saja tidak bisa serta merta akan mampu meminpin sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia, namun harus kita akui juga bahwa seorang yang mempunyai intelektualitas tinggi seperti idealnya seorang pemimpin belum tentu berhasil melakukan hal yang sama dengan Rhoma Irama di Soneta.

BERSAMBUNG

Banyak Lulusan SMU Berhasil di AS

Posted: 02 Dec 2012 11:47 AM PST

13544719151341027643

Dok.Dewan Pendidikan Kebutan Semarang

Mngking  sebagian dari kita yang ingin mengadu nasib di AS  berasumsi bahwa kita/pencari kerja sebaiknya bergelar  S 1 dulu baru cari kerja di luar negri supaya   dapat mengikuti perkembangan hidup mereka yang sudah maju.

Pemikiran seperti ini benar2 salah.Karena kalau anda kemari dengan tujuan cari kerja, maka S1 anda,ambisi anda untuk bersaing cari kerja akan banyak kendalanya, seperti:

-Rasa bangga dengan S1 membuat anda minder kalau  kerja di dapur sebagai tukang cuci, atau kerja di Laundry sebagai  Laundry attendance, atau parking attendance yaitu kerjaan  nungguin parkir mobil orang.Seandainya  tidak memikirkan titel , maka anda akan survive dan maju terus hingga bisa melanjutkan hidup  di negeri ini.Tapi umumnya, banyak yang tidak tahan, dan milih pulang melanjutkan impiannya di Indonesia.Dan menurut hemat kami, kalau anda sudah sarjana, sebaiknya mengembangkan pengetahuan anda di tanah air setinggi mungkin hingga bisa mencapai jenjang yang lebih tinggi lagi.

Sebalik nya pendatang yang berhasil disini, umumnya diisi, kalau dari Indonesia   oleh orang buta huruf, lulusan SMA, atau drop out dari perguruan tinggi.Mereka bisa berhasil karena modal nekat tanpa dibebani dengan gelar  sarjana.Karena pekerjaan yang mereka dapat disini(termasuk yang pernah saya jalani) adalah pekerjaan kasar yang sebagian besar orang bule tidak mau lagi dikerjakan.Nah porsi kerja ini telah lama di perebutkan dengan pendatang2 dari negara lain, seperti China, Amerika Latin, Eropah (Rusia,Hungaria,Polandia dll),Afrika,dan  negara  berkembang lainnya.Pendatang illegal ini sudah syukur bisa nyampe di AS, kalau bisa dapat kerja, meskipun illegal, syukurnya bukan main.Karena dari sinilah terbuka kesempatan buat mendapatkan status domisili permanen(green card).

Pekerjaan kasar yang tidak banyak menuntut pengetahuan, ataupun komunikasi bahasa inggris, masih banyak kita temui di sini melalui agen  tenaga kerja  di pusat perdagangan padat, seperti di Chinatown, Manhattan.Biasanya kalau kita sudah bayar $ 75.00-$ 100.00, akan di panggil di kabari  1 - 2 minggu kemudian.

Orang2 Indonesia yang saya perhatikan dan berhasil disini, kebanyakan  berlatar belakang  biasa2 saja, jarang yang lepasan perguruan tinggi.Bagus  sekali kalau kedatangan anda kemari masih tergolong muda/remaja karena kesempatan buat melanjutkan karir/sekolah masih terbuka.Namun kalau sudah menginjak dewasa, maka kesempata itu akan didapat oleh putra/i anda nantinya.Ini  disebabkan  waktu/uang yang anda kumpul akan habis buat membangun pondasi hidup anda  dulu.Lamanya tergantung dari kreasivitas/kerajinan anda.Bisa 5 sampai 10 tahun.Dimana tentunya anak2 anda sudah beranjak dewasa, dan  umur anda juga sudah tidak muda lagi.

Saya ambil contoh, ipar perempuan saya dan suaminya yang lepasan SMU di Surabaya, setelah berkutat di sini selama belasan tahun, hasil yang  mereka capai berdua bisa kelihatan mata.Mereka yang dulunya ngantar koran, sekarang si istri jadi manager di perusahaannya.Ngantar koran disini jangan disamakan dengan di Indonesia, karena umumnya pengantar koran ini juga bukan orang "biasa", mereka biasanya ngantar koran sebagai second job, atau sampingan karena kerja ini bisa dilakukan pada malam hari, ketika orang sedang enak2nya tidur.Mereka2  itu banyak  berasal dari profesi  yang lebih tinggi seperti, dokter, NYPD polisi new york, lawyer, atau mahasiswa yang cukup kritis dan berbeda bangsa.Jadi kalau kita orang Indonesia sudah dapat membawahi sebuah pekerjaan yang cukup ruwet ini, maka tentunya  level hidup kita sudah lain dengan orang yang baru mulai.

Saya ngambil contoh dengan  famili saya ini, bukan mau pamer, tapi cuman  ingin  menegaskan bahwa titel itu bukan segalanya.Titel berguna kalau kita dapat menggunakannya pada  tempat dan waktu tertentu.

Sebenarnya masih banyak  kerja  paruh waktu yang bisa juga di coba, umpamanya, pengantar pizza, bos2 disini tidak peduli  pengantar pizza itu S1 atau S2.Yang penting pizza diantar jangan  sampai terlambat dan dingin ketika sampai di tujuan.

Jadi seandainya anda masih nganggur, punya kesempatan kemari, janganlah banyak petimbangan, masih terbuka kesempatan buat mendongrak hidup anda meskipun Amerika masih dalam keadaan resesi, tapi yang namanya pekerjaan serabutan/kasar masih saja tersedia.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar