Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 29 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Kemarin, Kini, dan Nanti!

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

YANG MERASA PEGAWAI PEMERINTAHAN (PNS) WAJIB JAWAB Yaa..???

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

OPINI | 30 December 2012 | 01:43 Dibaca: 9   Komentar: 0   Nihil

Knapa Kalo AnggAran Dinas Pemerintahan
stiaP.. Akhir Tahun ada SiSA AnGGARAN..?!

& Knapa SISA AnggAraN itu HarUs DiHaBis.Kann..??!!
hnya untuk Skedar MmbUat LapOrAn PertanggUNgJawabaN..
yg Notabene.nya SISA ANGGARAN Itu Dihabiskan
untuK dibagi-bagikan kpada OKNUM" Pegawai Pemerintahan..!??
Dgn DALIH mengadakan kegiatan SEMINAR, DIKLAT atao Sejenis.nya..??!!

padahaL Sebagian besar SISA ANGGARAN itu masuK ke KANTONG OKNUM" Pegawai Pemerintahan..!??

Apakah tidak sebaiknya SISA ANGGARAN itu digunakan untuk RAB tahun depan..!??
ataU digunakan untuk MenSEJAHTERAKAN dgn Membantu Warga yg Miskin..??

# Itulah MENTAL KORUPSI yg di HALAL.Kan oleh KALANGAN PEMERINTAHAN..!??

MOHON PENCERAHANnya..????

Siapa yang menilai tulisan ini?

Perikanan (udang) Indonesia 2012 : INDUSTRIALISASI ,REVITALISASI VS REALISASI

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

Rakyat di negeri ini sepertinya harus berusaha lebih keras lagi untuk mewujudkan impiannya menjadi Negara maritime yang kuat , dan mungkin juga masih harus menunggu waktu yang lebih lama lagi untuk bisa merasakan pemerataan kesejahteraan dari sumberdaya perikanan yang melimpah ruah bak cendawan di musim hujan.

Persoalannya bukan pada masalah rakyat yang tak mampu memaksimalkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan hasil kekayaan laut, namun justru pada masalah kebijakan dan regulasi yang dibuat oleh intansi pemerintah yang berkutat di sektor tersebut .

Aturan dan kebijakan dalam mengemban amanah untuk memajukan sector perikanan yang seharusnya mampu menjadikan sumber daya kelautan dan perikanan sebagai salah satu pilar kokoh ekonomi bangsa di negara kepulauan seperti indonesia, malah justru menjadi batu sandungan bagi rakyat dalam mengembangkan kemandirian usaha untuk membangun kembali kedaulatan ekonomi di atas tanah airnya sendiri.

Meski sudah sedemikian besarnya biaya yang dianggarkan, baik untuk program maupun operasional intansi terkait. Mulai dari pusat hingga pelosok daerah, namun bisa dikatakan bahwa pencapaian target masih sangat jauh bahkan dari sebuah upaya konkrit terhadap pengembangan kemajuan usaha maritime untuk rakyat.

Persoalannya, bukan cukup atau tidaknya uang negara yang dianggarkan . Tetapi lebih pada sistem yang disusun dan tekhnis alokasi anggaran yang terkesan "asal habis" di akhir tahun. Belum lagi ditambah dengan proses penyusunan anggaran oleh oknum-oknum yang penuh "kongkalikong", yang dalam penilaian masyarakat dianggap sebagai sidang perencanaan untuk mempermulus pelaksanaan korupsi berjamaah.

Strategi andalan industrialisasi dan revitalisasi untuk tambak udang contohnya, sebuah wacana program yang seolah-olah mampu menyelesaikan permasalahan produksi "si bungkuk". Komoditas unggulan yang pernah mengangkat martabat negeri ini dan memberi kontribusi devisa yang lumayan besar, kini seolah terpuruk dalam keterbatasan kantong permodalan petani tambak, atau karna tercekik sistem kapitalis yang dibungkus rapi dengan istilah kemitraan inti-plasma.

Yang lebih ironis, segala kesulitan dan permasalahan yang membelenggu para petambak untuk berproduksi lebih baik justru malah semakin terganjal oleh tindakan korup para birokrat di intansi kelautan dan perikanan. Serta ketidak berdayaan dan keberpihakan intansi tersebut pada koorporasi parasit dengan segala sistem kapitalistiknya yang secara nyata telah berupaya mendominasi dan memonopoli produksi udang nasional.

Kantong – kantong produksi udang nasional seperti lampung, cirebon, indramayu dan tempat-tempat strategis lainya , lebih sering menghadirkan jerit kesulitan petani tambak yang tidak menyenangkan, ketimbang upaya nyata dari dinas-dinas kelautan dan perikanan yang hanya mampu berkampanye slogan pimpinan soal industrialisasi untuk rakyat.

Lebih jauh lagi saat kita melihat proses produksi dan akumulkasi masalah yang menggunung , begitu banyak fakta yang membuat topeng kebobrokan pengelolaan sumber daya perikanan terungkap jelas.

Penetapan harga udang oleh dinas kelautan dan perikanan lampung contohnya, dalam satu tahun terakhir ini tercatat telah merugikan petambak PT wahyuni mandira ratusan milyar rupiah. Kemudian kisah sedih petambak plasma di PT Centra Pertiwi Bahari yang di putus hubungan kerjanya secara sepihak oleh perusahaan inti. Belum lagi jika melihat tumpukan masalah kegagalan revitalisasi. Yang diderita oleh petambak di bumi dipasena.

Tak luput masyarakat pesisir dan petambak tradisional di berbagai wilayah, di indramayu jawa barat, masyarakat berkutat dengan. Masalah pencemaran limbah minyak, ratusan juta rupiah kerugian pembudidaya di teluk lampung karna lemahnya sistem "early warning" terhadap populasi plankton dan parameter air. Atau mungkin cerita sedih petambak aceh yang bergantung pada tengkulak, dan kabar terbaru dari petambak cirebon yang meminta kejelasan tentang alokasi dana revitalisasi ratusan milyar yang salah sasaran.

Rentetan masalah yang menjadi derita rakyat pesisir di tahun ini sudah semestinya menjadi bahan koreksi bagi para pemangku kepentingan di negara archipelagic ini. Investasi dan pencitraan bukanlah jawaban yang di inginkan oleh rakyat. Karna sesungguhnya masih dan sudah ada begitu banyak jawaban yang telah disampaikan oleh rakyat untuk membangun negeri ini sebagai bangsa maritim yang kokoh.

Kearifan budaya lokal yang mulai terlupakan, sistem bagi hasil adil (syariah) yang dianggap tidak relevan, hingga sistem-sistem kepemilikan lahan yang kini tergadaikan.

Satu tahun terakhir ini sungguh sebuah mimpi buruk bagi dunia perikanan, bukan karna perubahan iklim global maupun iklim investasi namun lebih karna lemah dan bobroknya sistem yang seharusnya mampu meregulasi.

Semangat rakyat mungkin hanya mampu berharap, semoga esok para pengemban amanah dan pelaksana kebijakan sumberdaya kelautan dan perikanan dapat berbenah diri.

Terminasi ala Ipl.

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

REP | 30 December 2012 | 01:39 Dibaca: 15   Komentar: 0   Nihil

Terminasi kontrak merupakan opsi terakhir bagi pemain Ipl yakni hanya menerima 2 bulan gaji, sedangkan gaji bulan-bulan sebelumnya terpaksa hangus. Jika tidak, pemain harus menunggu pencairan tanpa ada kepastian waktunya. Ini jelas merugikan pemain dan merupakan pelanggaran kontrak oleh klub, karena tidak pernah ada dalam kontrak menyatakan pemain harus rela gajinya dipotong jika suatu saat ada tunggakan gaji oleh menejemen.

Memang ini harus diterima oleh pemain, kalau tidak mungkin sudah banyak pesepakbola asing yang meninggal. Tapi bukankah ini sangat menyakiti hati pemain, bahkan tidak jarang pemain asing rela menerima hanya sekedar ongkos pulang kampung, dan mungkin sudah kapok bermain di Indonesia. Sama dengan Isl, penunggak gaji memang tidak terelakkan. Tapi yang membedakan adalah klub Isl mau bertanggung jawab, pihak klub tidak pernah mewacanakan terminasi atas tunggakan gaji pemain, karena mungkin mereka tahu bahwa itu sangat menyakiti hati pemain, dan pihak klub sudah berjanji untuk melunasi sepenuhnya.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Perjalanan Keliling Dunia Melalui Singapura

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

Cerita ini adalah murni pengalaman pribadiku ketika melakukan perjalanan di negeri jiran Malaysia dan Singapura untuk memulai kehidupan baru dengan berniaga disana, karena kisah ini sangat panjang, cerita ini aku buat bersambung biar lebih lengkap perjalanan kisahnya.

Berawal dari keinginan yang kuat untuk keliling dunia akhirnya langkah pertama yang aku lakukan adalah dengan memulai perjalanan ini melalui negeri Singapura sebagai Negara pertama yang aku kunjungi.

Rasa optimis ini tentunya bukan tanpa alasan, karena ketika aku memulai untuk memasarkan hasil kerajinan tangan ini sebagai modal dasar untuk berkelana, semua ternyata berjalan sesuai dengan harapan yang ada.

Bagaimana tidak yakin, ketika aku mencoba memasarkannya di Pulau Batam, bukan hanya masyarakat pulau batam yang menyukai daganganku tapi para turis dari Singapura dan Malaysia yang mendominasi pariwisata Pulau Batam juga begitu antusias membeli daganganku yang berbentuk kerajinan tangan. Sekedar catatan bahwa kerajinan tangan ini aku dapat ketika tinggal di pulau dewata dan kerajinan ini aku dapat justru dari warganegara jerman yang pernah berdomisili lama di Jamaika.

Waktu itu kerajinan tangan dalam bentuk gelang, cincin dan kalung ini memang belum ada di pulau dewata, aku masih teringat bagaimana ketika orang jerman itu mengatakan, Agus, kamu mau tidak, saya ajarkan cara membuat gelang seperti ini, gelang ini saya dapat dari jamaika, saya melihat kalau gelang ini dipasarkan di bali pasti banyak peminatnya.

Ketika aku mendengar penjelasan dari orang jerman tersebut, aku sempat kaget antara percaya dan tidak percaya, lalu aku jawab, Ooh yah, wah boleh juga, akhirnya bersama ketiga kawan-kawanku yang senasib di pantai kuta, kami mulai belajar membuat gelang. Ketika sedang asik belajar cara membuat gelang, tiba-tiba datang seorang turis wanita berkewarganegaraan italia, saya dan ketiga teman serta orang jerman tersebut sempat kaget ketika turis wanita tersebut langsung menanyakan berapa harga satu gelang ini, spontan saya menjawab, 3000 rupiah, dulu tahun 80 an uang segitu besar sekali untuk ukuran sebuah gelang.

Termenung sejenak, tiba-tiba turis wanita tersebut berkata, saya akan pesan 5000 gelang, bagaimana kalau harganya 2000 rupiah, sekali lagi kami terkejut dengan penawaran ini. karena kami tidak menyangka kalau gelang ini ternyata mempunyai nilai jual yang tinggi. Tanpa menunggu lama akhirnya kami sepakat untuk bertransaksi. Inilah awal pertama kali kami mendapat order dan tidak tanggung-tanggung langsung mendapat order sebanyak 5000 buah Walaupun kami sendiri baru belajar memulai membuat gelang.

Bagi kami, dunia waktu itu seakan milik kita ber-empat diluar kawanku yang dari Jerman, karena memang orang jerman itu hanya sekedar singgah di pulau bali, dari sinilah akhirnya kami berempat merintis peredaran kerajinan tangan ini di pulau dewata bali.

Tiada hari tanpa pesanan dan tiada hari tanpa senang-senang dengan hasil jerih payah ini. Kalau teman-teman pernah ke Bali atau jalan-jalan di Malioboro Yogjakarta dan melihat kerajinan tangan berbentuk gelang, cincin atau kalung yang terbuat dari benang, itulah hasil kerajinan tangan yang pernah kami dapat dari seorang turis jerman yang baik hati, yang mau memberi sedikit ilmu bagi kami yang sedang berjuang mencari rezeki di pulau dewata Bali.

Alkisah Pulau Bali ini aku tinggalkan dengan sejuta kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan, berbekal keyakinan akan nilai jual gelang ini, aku melakukan perjalanan keliling Indonesia, di mulai dengan singgah di pulau Lombok, Sumbawa, Bima, Kupang, Timor-Timur, Ujung Pandang, Tana Toraja, sebagian Pulau Sumatera, dari Palembang, Bengkulu, Pekan Baru, Medan, Tanjung Pinang dan lain-lain, akhirnya sampailah aku di Pulau Batam untuk memulai langkah baru yang lebih jauh, bukan hanya sekedar keliling Indonesia tapi berencana ingin keliling dunia dan dimulai melalui Negara Singapura.

Setelah tinggal beberapa bulan di pulau batam dan sudah mempunyai kartu identitas sebagai warga batam akhirnya jadi juga aku memiliki paspor untuk memulai perjalanan yang lebih seru, melanglang buana di negeri orang.

Melalui perjalanan lewat laut, berangkatlah aku menuju Singapura dengan naik kapal dari pelabuhan sekupang, Untungnya didalam kapal ada penyewaan uang tunjuk, maklum bekalku hanya 300 Dollar, bisa-bisa ditolak masuk Singapura oleh petugas imigrasi karena dianggap ingin mencari kerja akibat perbekalan yang tidak cukup.

Uang tunjuk ini benar-benar sangat berharga bagi para pendatang yang ingin masuk Singapura, dengan membayar 30 ribu rupiah + jaminan KTP Batam, aku akhirnya mendapat uang pinjaman sebanyak 500 Dollar dari kru kapal. uang ini nantinya dapat kupergunakan ketika petugas imigrasi menanyakan berapa uang yang aku bawa. Alhasil cara ini terbukti ampuh, ketika tiba di pelabuhan Singapura dan menjalani proses pemeriksaan paspor, aku sempat ditanya, berapa anda membawa uang ? aku jawab sambil menunjuk uang yang aku bawa senilai 800 Dollar, selesai bertanya, pasporku langsung dicap stempel dengan masa kunjungan selama 14 hari atau 2 minggu tinggal di Singapura.

Lega rasanya setelah keluar dari pelabuhan dan tak lupa mengembalikan uang tunjuk yang aku pinjam tersebut pada kru kapal sambil mengambil KTP yang sempat menjadi jaminan, akhirnya berbekal alamat yang aku dapat dari teman-teman di Batam yang pernah berkunjung ke Singapura, aku langsung menuju stasiun MRT atau kereta bawah tanah dengan tujuan pemberhentian stasiun bugis untuk menuju kawasan Sultan Gate, tempat dimana aku mendapat tempat penginapan super murah di Singapura.

Penginapan ini memang sangat murah hanya 3 dollar semalam karena pemiliknya adalah warganegara Indonesia asal solo yang sudah menjadi warganegara singapura. Walaupun murah tapi ternyata kondisi penginapannya tidak seperti layaknya sebuah hotel, disini kita tidur beramai-ramai, ada yang diruang tamu, di teras dan sebagainya, yang menginappun jumlahnya mencapai puluhan orang dan mereka semua saling mengenal satu sama lain kecuali diriku yang memang masih sangat terasa asing dilingkungan baruku ini.

Dari obrolan-obrolan yang aku dengar, ternyata mereka yang nginap disini adalah para tenaga kerja lepas yang mencari rezeki menjadi buruh dinegeri orang tetapi mereka tidak terikat seperti para TKI atau TKW yang sering menjadi bahan pemberitaan media massa. Ikatan mereka sangat kuat tidak pandang bulu dari suku mana yang penting adalah Indonesia, aku sempat terkagum-kagum dengan sikap persatuan dan solidaritas sesama anak bangsa yang begitu kuat diantara mereka. Tidak seperti di negeri sendiri yang sering ribut karena fanatisme kedaerahan yang sempit.

Terdorong rasa ingin tahu yang kuat akhirnya aku tidak menceritakan maksud kedatanganku di Singapura, aku hanya bilang ingin mencari kerja dan jawaban mereka sungguh diluar dugaan, kalau kamu mau kerja, besok pagi kita sama-sama berangkat kerja ? aku yang mendengar sempat termenung, wah kira-kira yang dimaksud besok pagi kita kerja, kira-kira apa yah dalam hatiku ? rasa penasaran ini sampai terbawa-bawa juga ketika menjelang tidur.

Keesokan paginya, terlihat semua penghuni penginapan begitu sibuk, tak lama kemudian tanpa di komando, kami berangkat beramai-ramai, ada kurang lebih sekitar 10 orang menuju satu kawasan yang bernama kampung kapoor sebuah kawasan dimana setelah aku tahu ternyata kampung kapoor adalah tempat berkumpulnya para pencari kerja dari berbagai Negara yang ingin mencari kerja di singapura. Terbukti sesampainya disana, sudah banyak orang berkumpul berjejer di pinggir jalan dan terbagi dalam beberapa group, ada yang dari Indonesia, Bangladesh, Thailand, Srilangka, India, Vietnam dan sebagainya, tujuan mereka ternyata sama yaitu sama-sama ingin mencari pekerjaan di Singapura.

Baru beberapa menit kami sampai di kampong kapoor, sebuah mobil bak terbuka datang menuju ketempat kami berkumpul dan berhenti tepat didepan kami, dari dalam mobil keluar seorang bapak setengah tua dan menghampiri salah seorang dari rombongan kami, mereka saling berbicara dan kulihat mereka sepertinya sudah sangat akrab sekali. Setelah selesai bercakap-cakap, tiba-tiba kami semua disuruh naik kemobil bak terbuka. Wah aku sempat kaget juga, mau dibawa kemana nih rombongan teman-teman yang baru aku kenal ini.

Tak sampai satu jam, tibalah kami di satu lokasi, sebuah rumah besar dengan pekarangan yang cukup luas tapi belum tertata rapi, rasa kagetku pun hilang setelah tahu bahwa ternyata kami mendapat pekerjaan dengan menggali tanah dan mengangkutnya kedalam mobil bak terbuka yang memang sudah di persiapkan untuk mengantar tanah hasil galian tersebut.

Menjelang magrib semua pekerjaan akhirnya selesai, kami masing-masing mendapat upah 40 dollar plus uang lembur dua jam sebanyak 20 dollar total penghasilan hanya dengan menggali dan mengangkut tanah, kami mendapat upah sebanyak 60 dollar, kalau di rupiahkan waktu itu dengan nilai kurs perdollar Singapura senilai 1250 rupiah maka menjadi 75 ribu rupiah, bayangkan dengan gaji buruh Indonesia waktu itu selevel tukang hanya 10 ribu rupiah, sangat jauh beda dengan gaji buruh kasar di singapura.

Sesampainya di penginapan, badanku terasa mau patah semua, maklum nggak biasa kerja kasar, tapi pengalaman ini benar-benar sangat berharga, setidaknya aku jadi tahu bagaimana caranya mencari kerja dinegeri orang tanpa terikat dengan segala macam peraturan yang menyakitkan seperti apa yang sering dialami oleh para TKI dan TKW yang bekerja di negeri orang,

( Cerita Bersambung ini Bisa Dilihat Disini - Nekad Berdagang di Orchard Road Singapura )

Kinerja KBRI Kuwait 2012

Posted: 29 Dec 2012 10:55 AM PST

REP | 30 December 2012 | 01:33 Dibaca: 28   Komentar: 0   Nihil
Duta Besar Republik Indonesia Di Kuwait
Bpk Ferry Adamhar SH, LLM
Saat Memaparkan Kinerja KBRI Kuwait 2012

.

Bpk Luigi Pralangga (Baju Batik)

Ada yang berbeda di akhir tahun 2012 ini dibanding tahun tahun sebelumnya. Hari ini, tanggal 29 Dec 2012 KBRI Kuwait mengundang seluruh warga negara Indonesia di Kuwait dan menyampaikan Pencapaian Kinerja KBRI Kuwait 2012. Transparansi telah dimulai dan hasil yang dipaparkan memang benar apa adanya dan bisa dirasakan secara nyata oleh para warga negara Indonesia dan juga tenaga kerja Indonesia di Kuwait beberapa tahun terakhir ini. Pemaparan Kinerja dipresentasikan sendiri oleh Duta Besar Republik Indonesia, Bpk Ferry Adamhar SH, LLM.

.

Statistik Penyebaran Warga Indonesia Di Kuwait
Sekarang Terpetakan

Setelah pembukaan, acara dimulai dengan presentasi Rencana Tanggap Darurat yang disampaikan oleh Bpk Luigi Pralangga, staff United Nation yang tinggal di Kuwait. Inti dari presentasi adalah mengingatkan semua warga negara Indonesia di Kuwait khususnya yang hadir agar rencana tanggap darurat bisa dimulai dari keluarga. Hal hal sederhana pada dasarnya bisa dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dan seandainya ada kejadian emergency yang tidak kita harapkan, maka diharapkan semua warga bisa memahami apa saja yang perlu dan harus dipersiapkan untuk evakuasi.

.

Perkiraan Saving Negara Sebagai Akibat
Dari Penyelesaian TKI Bermasalah
Di Transit House KBRI Kuwait
Gangnam Style Balita
Biar Tidak Mengganggu Acara
Instrukturnya Lucu

Presentasi kedua adalah topik utama tentang Pencapaian Kinerja KBRI Kuwait 2012 oleh bpk Dubes Ferry Adamhar SH, LLM. Ada 4 misi yang dibenahi  KBRI Kuwait seperti  Menampilkan KBRI Yang Sesuai Dengan Fungsi Dan Perannya Serta Mengembalikan Intergritas KBRI Sebagai Perwakilan Indonesia, Pembenahan Kekonsuleran Untuk Pelayanan Cepat Murah Transparan Dan Berintegritas, Menempatkan TKI (Informal) Bukan Sebagai Komoditi Tetapi Asset dan terakhir Mendorong Masuknya Tenaga Kerja Formal Indonesia.

.

Makan Siang Bersama
Staff KBRI Dan Warga Indonesia
Di Kuwait

Hasilnya luar biasa,  saat ini semua pelayanan bisa selesai "While You Are Waiting" !!!!. Ada juga pelayanan E-Konsuler yang bisa diakses melalui website KBRI Kuwait, dan juga KBRI telah bekerja sama dengan bank lokal untuk membuat semua transaksi pembayaran biaya administratif bisa dilakukan dengan semua jenis KNET card dari berbagai  bank di Kuwait.. Disamping itu, jumlah pemohon Visa Kunjungan Wisata ke Indonesia juga meningkat sangat tajam sejak 2010 sampai saat ini 2012. Yang paling luar biasa, data statistik jumlah TKI Informal yang ditampung di Transit House KBRI Kuwait juga terjun bebas dari sekitar 100 pada bulan Jan 2011 menjadi hanya 10 orang saja di akhir bulan Dec 2012 !!!..Akibatnya, perkiraan penghematan negara yang dicapai tahun 2011 mencapai sekitar Rp 30 Milyar dan tahun 2012 sekitar Rp 8 Milyar hanya dari penyelesaian masalah TKI bermasalah di Transit House..

.

Tim Sukses Sekaligus
Tim Penggembira

Tidak hanya itu saja, berdasarkan statistik kementerian Perdagangan RI, ekspor Indonesia ke Kuwait pada periode bulan Jan - Jul 2012 meningkat sebesar 26.17 % dibanding periode yang sama pada tahun 2011. Nilai total perdagangan RI-Kuwait pada periode Jan - Jul 2012 meningkat sebesar 111.75 % dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Itulah sebabnya, kenapa saat ini sehari hari kita bisa melihat berbagai macam produk Indonesia di Kuwait, mulai dari ban mobil, elektronik, kebutuhan sehari hari sampai kesibukan staff KBRI dan Duta Besar dalam hal memfasilitasi pertemuan pengusaha Indonesia, pengusaha Kuwait dan pemerintah Kuwait. Termasuk memfasilitasi kerjasama Kuwait University dan Universitas Indonesia, Pertamina dan Kuwait Oil Company dalam rangka kemungkinan  menerapkan tehnologi Indonesia dalam hal peningkatan produksi minyak di Kuwait dan masih banyak lagi.

.

Baca Juga :

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar