Kompasiana
Kompasiana |
- Online Marketing Class & Free Internet Education Resources
- Menunggu Cacian Kepala Negara
- Di Balik Nikmatnya Kepompong Ada Unsur Bisnis Yang Menjanjikan
- “Doa Untuk Ibu” dari Murid PAUD
- Disebut Ayam- Ayam Pemda, PNS Lampura Ngamuk
- Musholla Kok Selalu Di Sudut Dekat WC Umum….?
Online Marketing Class & Free Internet Education Resources Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST Education should not be restricted to only those who are rich, but those who want to do something good with their lives. However, there are MANY hype up Internet education online. Anyone heard of the story of how Tom Sawyer was made to whitewash the fence as punishment, and how he tricked his friends to give him various items for the "privilege" of painting the fence for him? Well, there are currently several SEO Internet Gurus using similar ideas to push their costly "mini-entrepreneurship MBA" programs, while building their own online assets. These internet marketing gurus in Singapore/Malaysia/Asia sells the sizzle to potential students while charging exorbitant fees upfront and building up a database of cheap part-time workers. The allure of fast, passive income streams online has always attracted clueless and impulsive students to sign up for various Internet courses. Little did these students know that there are MANY free and authoritative online resources, which only demand your own time and determination for self-study. Some of them include: 1) Google Adwords Certification training (FREE) 2) Ed Dale's famous "30-Days Challenge" (FREE) ***Form a small discussion group/Mastermind*** The Hobbit: An Unexpected Journey (14-Dec-2012) Memorable quotes from Please share any other good, free Internet Marketing education resources here. Even renowned universities are offering free online courses, some with certification exam. See Coursera, Udacity, edX: All the best & have a Merry Xmas and |
Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST Sebenarnya saya kurang tertarik memikirkan masalah keretakan hubungan anak bangsa Indonesia VS Malaysia. Kenapa saya bilang hubungan anak bangsa yang retak? Karena kita lihat pemerintah Indonesia VS Malaysia adem-adem ayam aja, dan mesra lagi. Apalagi dengan berkunjungnya SBY Ke Negeri Piramli itu. Namun saya terbangun dan sedikit mulai merasa resah ketika Mantan Presiden Indonesia BJ. Habibi di caci, selain beliau mantan presiden kita, beliau juga Fans berat saya. Kejadiannya bukan hanya sekali, bahkan berkali-kali. Kalau sesuatu yang sudah dikerjakan berkali-kali maka bisa dinamakan dengan HOBI. Ini bukan masalah SERUMPUN yang sering di elu-elukan, dan bukan masalah SAKIT HATI. Tapi sudah bisa dikatakan sebagai pelecehan HARGA DIRI. Kalau begini jangan salahkan semua pihak tidak akan takut mencela Atau MENCACI negeri ini. Meminta maaf adalah hal yang sangat dianjurkan, dan memaafkan adalah hal yang sangat mulia. Tapi dalam taubat ada istilah Taubat NASUHA, artinya dimaafkan dan tidak mengulanginya lagi. Atau minta maaf dan mengaku salah, lantas tidak akan mengulanginya lagi. Kalau minta maaf dan mengulanginya lagi itu namanya Taubat Sambal, pedas nya minta ampun, dan berhenti makan. Kemudian esok harinya dimakan lagi begitulah seterusnya. Hinaan bukan lagi dilakukan oleh rakyat kecil yang cepat emosian dan terpancing ulah oknum tertentu yang memang ingin kehancuran antara jiran. Tapi kalau hinaan itu sudah datang dari seorang yang berpendidikan tinggi bahkan mantan pejabat negara, wah ini sudah keterlaluan. Apalagi dengan kata-kata cacian memilih bahasa Binat*ng. Tapi saya pernah mendengar dan membaca sebuah nasehat ' Apa yang keluar dari mulut seseorang, mencerminkan sifat seseorang itu' berarti yang keluar kata-kata binat*ng mencerminkan sesungguhnya yang mengucapkan itu adalah…… Isi sendiri. Logikanya kan seperti itu. Saya sangat setuju dengan pernyataan Ketua Komisi I DPR RI Bpk.Mahfudz Siddiq dalam wawancaranya di Metro TV. Beliau mengatakan kira-kira seperti ini ' Bahwa ketika cacian dan olokan dan perlakuan tidak senonoh terhadap anak bangsa ini terus menerus berkesenambungan dilakukan, apalagi sekarang sudah masuk kedalam tokoh-tokoh negara kita yang di olok-olokkan, maka saya sangat berharap pemerintah meninjau kembali hubungan Bilateral kedua Negara ini'. Saya hanya berpendapat bahwa tingkat kenakalan rakyat malaysia sudah diatur sedemikian rupa. Untuk majikan silahkan siksa pembantunya, untuk kepolisian silahkan siksa rakyatnya, untuk mantan pejabat nya silahkan caci mantan pejabat juga. Dan saya menunggu cacian itu datang dari pemerintah berkuasa Malaysia kepada Pemerintah berkuasa Indonesia. kayanya seru nih…. Salam damai anak negeri. Tidak perlu emosi, mari menata hati. Semoga yang menganiaya diampuni dan yang teraniaya derajatnya semakin tinggi. kalau hidup sudah begini, kan indah. Waalhualambishowab. |
Di Balik Nikmatnya Kepompong Ada Unsur Bisnis Yang Menjanjikan Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST OPINI | 20 December 2012 | 02:18 Dibaca: 23 Komentar: 0 Nihil Warga gunung kidul mempunyai kebiasaan yang tidak biasa orang lain kerjakan. Warga sekitar gunungkidul berbondong-bondong menyususri hutan untuk mencari kepompong ulat yang akan di jadikan menu makanan sehari-harinya. Mereka tidak sembarangan dalam mencari kepompong harus bisa memilah dan memilih kriteria yang sesuai dengan hobinya masing-masing. Jenis ulat yang mereka sukai yaitu jenis dari kepompong ulat yang berasal dari daun jati. Mereka menganggap kepomponhg ini mempunyai nilai protein yang sama dengan belalang. Menurut mereka lebih enak dan gurih dari pada harus membeli lauk pauk ke pasar. ''Rasanya gurih dan enak seperti makan udang'' ujar amri jangan salah mereka memburu kepompong ulat daun jati ini selain untuk kebutuhan sehari-hari namun bisa di jadikan lahan bisnis dengan cara menjualnya di sekitar rumah atau biasanya masyarakat gunug kidul membawanya ke pasar. Kepompong yang mereka jual di sesuaikan dengan permintaan konsumen salah satunya kepompong yang masih mentah di jual dengan harga kisaran 30-40 ribu/kg. Berbeda jika ulat semu kecoklatan dan berukuran kecil, hanya di goreng dengan bumbu garam dan bawang putih saja, sehingga bisa langsung di makan sebagai ganti lauk pauk. "Memang tidak aneh jika membahas tentang kebiasaan masyarakat gunung kidul karena itu sudah menjadi tradisi dari nenk moyangnya dahulu". ungakap hasan Dimana suatu hari alam mendung dan hujan turun dan ulatpun berubah menjadi kepompong dan banyak sekali ulat menempel di dedaunan pohon jati. Kesempatan seperti itu dijadikan sebagai lahan pekerjaan baru bagi masyarakat gunungkidul. menurut salahsatu kerabat saya yang asli orang gunungkidul memang kegiatan mencari kepompong ulat itu hanya musiman saja, hanya 3-4 bulan dalam semusim. Tidak sedikit orang yang mencari kepompong terutama pada musim hujan baik dari kalangan bapak-bapak,kalangan pemuda, remaja dan adapula anak kecil. Biasanya pada hari senin sampai dengan sabtu, para bapak-bapak yang mencari kepompong ulat kemudian anak kecil hanya pada hari libur saja mereka bisa ikut mencari kepompong karena kalau mereka ikut bersama orangtua tidak ingin menanya kewajibannya sebagai pelajar hilang. Banyak pesanan dari luar dan biasanya yang memesan kepompong ulat ini rata-rata yang sudah siap masak karena mereka tidak ingin bekerja dua kali. Maraknya penjualan kepompong ulat ini membuat sebagian masyarkat luar gunungkidul ikut mengambil andil dalam berdagang terutama di jalan paliyan-baron maupun di pasar tradisional. Salahsatu penelitian mahasiswa UIN Malang tahun 2001 yang meneliti terhadap kandungan kepompong ulat yang selama ini di konsumsi oleh masyarkat gunung kidul.hal ini sempat di publish di media online dengna hasil yang telah melalui riset ternyata di dalam kepompong ulat tersebut mengandung bahan lemak mencapai 9.0089 persen dan mengandung protein yang tinggi yang mencapai 64 persen. Kepompong ulat ini juga bisa menjadi sumber pangan alternative bagi masyarakat setempat. Tidak hanya itu kandungan dalam kepompong juga mengandung asam amino dan protein hewani yang cukup tinggi. (Republika.com) Dengan begitu tidak di khawatirkan lagi kandungan kepompong ulat ini dalam ranah kesehatan dan kelayakan pengkonsumsian dini. Dan salahsatu contoh yang di kemukakan oleh narimah bahwa sudah lama dia memberi makanan seperti kepompong ulat ini dari sejak dini kepada anaknya." lumayan dari pada membeli daging ayam yang semakin mahal dan melonjak, lebih baik nyari yang murah meriah tapi bergizi". Ujarnya selain itu, ada juga yang menyukai kepompong ulat dari putranya narimah yaitu anak tunggalnya yang begitu suka dengna ulat jati goreng. Selain menjadi sosok ibu yangn senantiasa mengurusi anak-anak dan mengurus rumah tangga, narimah mencari kepompong ke kebun jati yang nantinya akan di jual kepasar. Dengan begitu narimah menargetkan harga yang di sesuaikan pada umumnya, namun setiap narimah membawa kepompong setengah kilo dengan kisaran pendapatan 15-20 ribu. Memang tuntutan sandang maupun pangannya membuat segelintir orang yang tingkat financialnya kurang sangat susah unutuk menyesuaikan dengna harga yang di tentuk sedang . Tidak bisa di pungnkiri keberdaan mereka dalam mengembani kehidupan seperti itu. Dengan itu narimah bisa mneyisipkan uang tabungan untuk keperluan keluarga lainnya. Siapa yang menilai tulisan ini? |
“Doa Untuk Ibu” dari Murid PAUD Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST REP | 20 December 2012 | 02:17 Dibaca: 23 Komentar: 0 Nihil Riau Times, Sekitar seribuan murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau turut ramaikan Peringatan Hari Ibu ke-84. Keterlibatan seribuan murid pada Hari Ibu ini adalah keterlibatan mereka dalam memamerkan ketrampilan lenggak-lenggoknya dalam tarian massal "Doa Untuk Ibu". Tarian massal ini penuh makna. Selain sebagai seni tari tradisional di daerah berjuluk "Negeri Seribu Suluk", tarian anak-anak berpakaian putih-putih tersebut turut dipersembahkan bagi Ibu bertepatan dengan peringatannya di halaman kantor Bupati Rohul, Rabu (19/12/2012). Gemulai gerakan, dan lincahnya kaki-kaki anak-anak ini menjadi daya tarik sendiri penonton. Anak usia dini ini tidak peduli walau gerakannya tidak sempurna, namun mereka bangga bisa menari di depan kalangan pejabat setempat. Tarian tersebut menceritakan betapa besarnya pengorbanan seorang Ibu. Dengan "Doa Untuk Ibu", anak-anak belia ini diharapkan mengingat jasa Ibu selama proses membesarkan mereka. (rt) Siapa yang menilai tulisan ini? |
Disebut Ayam- Ayam Pemda, PNS Lampura Ngamuk Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST BANDARLAMPUNG- Keributan, kemarin terjadi di Stasiun Kereta Api Labuhan Ratu. Pasalnya, rombongan PNS Lampura, sekitar 15 orang, dipanggil Ayam Pemda oleh petugas dari PT. KAI. Panggilan itu, mamantik emosi para PNS yang hendak berdinas di Pemkab Lampura. Sehingga, terjadi keributan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Koran Editor. "Masalahnya, ketika kereta berhenti. Petugas dari PT. KAI memanggil rombongan PNS, sekitar 15 orang laki- laki semua. 'Hai Ayam Ayam Pemda, ayo cepat naik' kata petugas KAI," tutur Tanti, penumpang kereta itu. Menurutnya, para PNS itu dipanggil ayam- ayam Pemda karena setiap berangkat dan pulang kerja, tidak pernah membeli karcis. "Selain itu, kelakuan mereka sering kali memang bikin keributan," katanya. Akibat kejadian itu, tak seorang pun yang berwenang bisa dikonfirmasi. Kepala Stasiun seketika menolak dan meninggalkan Editor. "Dengan Humas PT. KAI di Tanjung Karang saja, Mas," katanya. Akibat keributan itu, pihak kepolisian langsung turun ke tempat kejadian. "Memang, para PNS itu keberatan untuk membeli karcis. Tapi masalahnya sudah selesai, semua yang terlibat keributan sudah kita beri pengarahan," kata Polisi di stasiun yang enggan namanya disebutkan. Seketika, Koran Editor menyambangi kantor PT KAI sub divisi III TNK yang beralamat di jalan Teuku Umar pukul 09.00 bermaksud mengkonfirmasi tetapi dihalang- halangi satpam. "Kalau sekarang Humasnya belum masuk Mas, nanti agak siangan aja datang lagi, siapa tahu sudah datang," katanya Pukul 13.40 Editor mendatangi lagi, satpam mengatakan, Humas tidak masuk. Hingga berita ini diturunkan, Kabag Humas PT. KAI, Zakaria tak merespon. (*) Sumber: @KoranEditor |
Musholla Kok Selalu Di Sudut Dekat WC Umum….? Posted: 19 Dec 2012 12:01 PM PST OPINI | 20 December 2012 | 01:59 Dibaca: 55 Komentar: 0 2 aktual Ketika mau shalat di tengah keramain kota, saya sering mendapati musholla itu berada di sudut dekat toilet atau umum. Sebagai Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, saya sungguh prihatin dengan kondisi ini. Ketika tempat tersebut merupakan area komersial, saya memang bisa maklum dengan keadaan tersebut. Alasan pertama adalah karena memang itu adalah area komersial, tempat orang mencari uang dan mencukupi kehidupan duniawinya. Alasan kedua adalah bahwa kebanyakan area komersial tersebut banyak di antaranya bukan milik orang Islam sehingga wajar jika Musholla tidak mendapat tempat prioritas. Namun alangkah prihatin ketika di sebuah pusat perbelanjaan milih "Haji Anu" di Bandung, ternyata kondisi mushollanya tidak lebih baik dari kantin yang ada di sebelahnya dan di ujung pula berdampingan dengan WC umum. Ketika memasuki waktu Maghrib, alunan musik di toko itu juga tidak berganti dengan suara adzan. Hal yang sama juga terlihat di kantor salah satu teman, meskipun semuanya Muslim dari mulai pemilik, direksi sampai dengan pegawai-pegawainya, ternyata tempat shalatnya hanya memanfaatkan ruang kecil di bawah tangga. Sebuah situasi darurat yang disengaja. Padahal jika saja pemilik toko itu mau sedikit menyisihkan area terbaiknya untuk mushola yang layak dan senantiasa mengingatkan waktu-waktu shalat melalui dikumandangkannya adzan menjelang waktu shalat, belum tentu keuntungan usahanya akan terkurangi. Karena juga tidak sedikit calon konsumen yang batal datang hanya karena terganjal waktu shalat dan punya kekhawatiran tidak bisa menunaikan kewajibannya ketika mengunjungi tempat tersebut. Apakah ini merupakan gejala bahwa kepentingan akhirat tidak dalam posisi sejajar dengan urusan dunia, sehingga keberadaan Musholla dianggap tidak terlalu penting? Alhamdulillah, di kantor tempat saya bekerja bersedia menyediakan ruang yang cukup untuk menampung semua pegawai sehingga setiap waktu Shalat Dzuhur dan Ashar hampir selalu bisa berjama'ah dengan semuanya. Saya juga sangat apresiatif dengan Bandara Soekarno Hatta yang menyediakan banyak tempat shalat yang cukup representatif sehingga orang baru sekalipun mudah menemukannya. Jika dilihat dari sisi itu, sebagai pintu masuk dengan negara lain, bandara itu jadi membanggakan. Siapa yang menilai tulisan ini? 1 Aktual |
You are subscribed to email updates from Kompasiana To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar