Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 27 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Gen Pembawa Sifat Korupsi ada di setiap Manusia

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

OPINI | 28 December 2012 | 02:02 Dibaca: 4   Komentar: 0   Nihil

Hari ini kebetulan saya jalan-jalan melihat berbagai macam manusia untuk mempelajari secara sederhana kenapa banyak Orang Tua sangat khawatir jika nanti Anaknya Menikah dengan Orang yang salah , ternyata pelan-pelan saya perhatikan Mereka takut akan terbawanya Gen Pembawa sifat Buruk ke Keturunan selanjutnya. Mungkin banyak Faktor yang terkait tentang masalah ini seperti : lingkungan,pendidikan Agama,Emosi dll.

Masalah masa depan memang kita sebagai Manusia tidak pernah mengetahui secara pasti tetapi setiap Agama di jamin selalu mengajarkan untuk berbuat Baik dengan sesama walaupun orang tersebut berbuat jahat kepada kita , misalkan saja Anda bekerja dengan keras untuk Keluarga  dengan Niat membahagiakan Mereka di jamin Hasil yang didapat walaupun tidak Besar tetapi hasil dari Pekerjaan yang Halal dan tidak Korupsi : Waktu,Uang,dll . Maka di Masa yang akan datang Anak anda juga akan berperilaku sama dengan mencari Pekerjaan Halal karena mereka mewarisi Gen Pembawa Sifat dari Orang Tuanya .

Kenapa saya ingin menulis ini didasari akan semakin berkembangnya Manusia-manusia yang melupakan Arti dari sebuah Pekerjaan yang Halal lihatlah di sekeliling Anda baik itu Teman , Tetangga , juga Saudara sendiri perhatikan dengan seksama bagaimana Kehidupan Mereka yang mencari Pekerjaan dengan Keringat dan Kerja keras tanpa harus Menipu ataupun  Korupsi . Keluarga tersebut biasanya akan Bahagia Lahir dan Batin karena memiliki Orang Tua yang sangat besar Kasih sayangnya sehingga selalu ingat bahwa "Jika kita memberikan Harta dan Makanan yang kotor ke dalam Tubuh Anak kita jangan berharap Anak tersebut menjadi Kebanggaan di Masa Depan "

Gen Pembawa Sifat Korupsi memang akan selalu Ada dan tidak bisa di hilangkan tetapi bisa di cegah yaitu dengan Kita sebagai Awalnya apakah Gen itu akan diperbesar atau dikurangi perlahan-lahan , Jujur saja Virus Korupsi sama halnya dengan Flu tidak bisa disembuhkan tetapi hanya diredakan.

Jika kita sayang dan ingin keturunan tidak menjadi Seorang Koruptor di Masa Depan mulailah mengurangi kebiasaan Korupsi di dalam diri sendiri walau sedikit tetapi Besar Manfaatnya di kemudian hari , semoga Tulisan ini bisa bermanfaat untuk pembelajaran dan bisa diterapkan di Keluarga.

terima kasih.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Capres “Gila” ini Kalahkan Rhoma Irama

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

Jika anda sedang mencari, menimbang atau sekedar ingin melihat calon presiden 2014, mungkin ini yang anda cari. Seorang yang penantang serius bagi keberlangsungan seorang Rhoma Irama.

Benar, Rhoma Irama sekarang memiliki penantang serius dari seorang pemuda yang mencalonkan diri sebagai capres alternatif 2014 mendatang. Video pencalonan dirinya sekarang banyak dilihat di Youtube.

Handoyo Noto Prodjo

Handoyo Noto Prodjo/merdeka.com

Handoyo Noto Prodjo/merdeka.com

Mengaku seangkatan dengan Anas Urbaningrum di UNAIR tahun '88. Berlagak dengan karakter khas Bung Karno sekaligus menyatakan bahwa aksinya itu bukan untuk mencari sensasi.

Soal sensasi mungkin kita bisa kesampingkan, tapi tanggapan terhadap pencalonannya maupun video unggahannya cukup menuai simpatik sekaligus membuat banyak orang yang melihatnya sebagai hal yang "ecek-ecek".

Tentu banyak juga yang menganggapnya sebagai hal yang perlu DITERTAWAKAN. Dianggap gila atau sinting juga boleh hehe…

Tapi, ini bukan soal menganggap remeh orang per orang, toh bagi siapapun terbuka kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden di negara ini. Hanya kemudian kita juga perlu menghargai setiap niat baik dan keberanian individu meskipun itu bakal menuai cemoohan.

Yang pasti, cemoohan untuk Handoyo terlihat lebih sedikit daripada untuk si raja Dangdut. Benar, banyak yang menyemangati Handoyo untuk terus maju melalui jalur perseorangan/independen (tanpa partai).

Sepertinya, kita dapat melihat kesimpulan sementara bahwa dukungan untuk Handoyo lebih baik daripada untuk Rhoma Irama dikalangan netter tentunya. Anda bisa lihat Rhoma Irama yang babak belur di Kompas(dot)kom oleh para pembaca.

Entah apa yang dilihat dari seorang Rhoma, yang sedang "bergerilya" di kalangan ulama, oleh para netter dan sebagian kalangan secara terbuka menganggapnya sebagai omong kosong. Apakah karena kelakuannya pada para wanita, atau karena resiko SARA dan perpecahan RI yang terbuka lebar jika Rhoma benar-benar terpilih?.

Yang jelas Rhoma Irama secara tidak langsung sudah dikalahkan oleh seorang pemuda asal Beji, Depok ini di dunia maya. Mungkin banyak yang menganggapnya lebih baik daripada bang Haji atau karena video itu memang hanya untuk "guyonan" belaka sehingga para komentator tidak menanggapinya secara sinis.

Bagaimanapun, perlu keberanian besar untuk menjadi presiden Indonesia Raya, tapi diperlukan kenekatan yang luar biasa untuk "mengaktualisasikan diri". Dan kalaupun hanya untuk sensasi, Handoyo sudah berhasil, setidaknya ia sudah berusaha hingga nama Handoyo masuk berita online dan menurut saya "mengalahkan Rhoma" haha…. :))

Pertanyaanya, beranikah kita menyatakan mimpi jadi presiden seperti Handoyo? Malu ach… :P

=SachsTM=

Source berita dan photo: Merdeka.com

Miris… Dua Balitanya Di Racun

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

13566339131708524675

Tri Kurniawati di papah Sri Rahayu Ningsih kakaknya

*Tak Dapat Jatah Beras Miskin

Kasus percobaan bunuh diri dengan latar belakang ekonomi yang dilakukan Tri Kurniawati (35) dengan mengajak dua anaknya yang masih balita minum racun tikus, ternyata berkaitan dengan sistem pendistrubusian beras miskin (raskin).

Seorang ibu bersama dua anaknya yang masih balita terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Ketiganya mengalami keracunan setelah meminum racun tikus. Ya, mereka sekeluarga baru saja mengalami prahara. Prahara yang dimulai dari persoalan rumah tangga sehari-hari, ditambah peliknya permasalahan ekonomi.

Ibu rumah tangga ini bernama Tri Kurniawati. Usianya masih tergolong muda (31). Perempuan yang tinggal menetap indekost di lingkungan Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren itu, nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan mengajak dua putra putrinya yang masih berusia di balita.

Karuan saja, kejadian ini membuat gempar masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggal korban. Beruntung peristiwa ini cepat diketahui oleh suami korban Rony Setiawan (31), sehingga nyawa ketiganya dapat diselamatkan, setelah diberi pertolongan dibawah ke Rumah Sakit.

Data yang dihimpun TABLOID 8 dari berbagai sumber, menyebutkan Tri Kurniawati memilih jalan pintas bunuh diri lantaran sebelumnya kerap kali terlibat selisih paham dengan suaminya yang dikenal mempunyai sifat tempramental.

Disamping itu kehidupan perekonomian mereka yang serba pas-pasan semakin membuat beban piskologis perempuan kelahiran Kecamatan Wates tersebut. Tri Kurniawati akhirnya mengalami tekanan batin, hingga akhirnya mengambil jalan pintas dengan membunuh dirinya sendiri.

Dalam hati kecil Tri Kurniawati, ia tidak mau mati sendirian melainkan harus ditemani dua anaknya. Diam-diam tanpa sepengetahuan anaknya, ia mengoplos susu yang biasa diminum oleh Pandu (4,5) serta Eva (3,5) dengan racun tikus.

Setelah melihat putra putrinya dalam kondisi sekarat, barulah giliran Tri Kurniawati yang meminum racun tikus itu. Caranya, agar reaksi racun cepat bekerja menyebar ke seluruh organ tubuh ia menaruh racun di dalam kapsul.

Rony Setiawan, yang saat itu tidak sedang berada di rumah, lantaran harus menjajakan dagangannya, tiba-tiba merasakan firasat buruk, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah. Pria yang usianya belum paruh baya itu tidak melanjutkan jualannya. Rony sendiri sehari-harinya sebagai pedagang asongan di atas bus.

Sepulang dari rumah Rony terkejut melihat kondisi kedua anaknya sekarat mengeluarkan buih berwana putih dari mulutnya. Rony sempat menanyakan kejadian ini kepada isterinya, namun Tri Kurniawati membisu tidak mau menjawab.

Melihat kondisi tubuh anaknya yang terus melemah, Rony berteriak meminta pertolongan tetangga kost, untuk diantar membawa Pandu dan Eva ke Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran. Warga yang mengetahui adanya peristiwa percobaan bunuh diri langsung melapor ke Polsek Pesantren.

Tidak Terdaftar Warga Miskin

Tri Kurniawati kemudian diantar petugas reskrim Polsek Pesantren ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri guna menjalani perawatan sekaligus permintaan Visum Et Repertum.

"Ketika dibawah kemari kondisi pasien masih sadar. Namun untuk penanganan pertamanya kita sudah lakukan upaya observasi," terang Dr Yahya Maulana selaku dokter Jaga Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

Sebaliknya, kondisi kesehatan yang dialami Pandu dan Eva justru semakin memburuk. Berselang tiga hari kemudian, setelah menjalani perawatan di ruang ICU, Sentot Imam Suprapto selaku Direktur RSUD Gambiran Kediri memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan jika kondisi Pandu dan Eva kini berangsur membaik.

"Kemungkinan beberapa hari lagi mereka sudah diijinkan pulang. Sekarang ini mereka sudah dipindahkan, dari sebelumnya di Ruang ICU Observasi kini menempati ruang perawatan biasa," kata Dr Sentot.

Sementara itu Tri Kurniawati yang semula dirawat di RS Bhayangkara Kediri, dirujuk ke RSUD Gambiran. "Bagi ibunya, masih belum kita beri rekomendasi dibawa pulang mengingat dia harus menjalani pemeriksaan kejiwaan terlebih dahulu," terangnya.

Keluarga Tri Kurniawati selama ini memang hidup di bawah garis kemiskinan. Suaminya Rony Setiawan sehari-harinya hanya berprofesi sebagai pedagang asongan antar bus. Dari hasil memeras keringat seharian di atas bus, ia hanya memperoleh keuntungan 15 ribu perhari. Itu pun jika semua dagangnya laku terjual.

Kehidupan Perekonomian keluarga korban yang serba kekurangan ini diketahui secara tidak sengaja saat petugas Identifikasi Polres Kediri Kota saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di tempat kos yang selama ini ditempati korban.

"Saya miris melihatnya, waktu saya datang ke lokasi, di dalam rumahnya hanya tersisa simpanan beras seukuran gelas kecil," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Rahno Kuncoro.

Menurut keterangan tetangga kos, korban juga mempunyai banyak tunggakan hutang di warung. Kondisi perekonomian korban yang seperti ini, menggugah hati petugas kepolisian untuk membantu.

"Saat itu juga saya menghimbau kepada anggota untuk melakukan penggalangan dana, seiklasnya demi membantu perekonomian keluarga mereka," lanjut pria yang pernah bertugas di Bosnia ini.

Selepas menjalani perawatan di rumah sakit, Pandu dan Eva dititipkan kepada kerabat dari ayahnya.

"Saya tidak akan ijinkan ibunya pegang anaknya dulu, sampai jelas hasil piskologis dan kejiwaanya."

Pihak kepolisian sendiri belum bisa mengambil upaya langkah hukum terkait kasus ini. Kedepanya jika kondisi kejiwaan Tri Kurniawati sudah stabil dan sudah mendapat rekomendasi dari piskiater, baru penyidik mulai melangkah melakukan penyelidikan.

Gencarnya pemberitaan di media prihal percobaan bunuh diri tersebut, mengundang keprihatinan dari sejumlah kalangan penjabat di Kota Kediri.

Sehari pasca kejadian itu, Wakil Wali Kota Abdulah Abu Bakar langsung datang menjenguk ketiga korban di rumah Sakit, menyusul kemudian Wali Kota Kediri Syamsul Ashar datang juga menjenguk.

Dua petinggi Pemerintah Kota Kediri yang dikabarkan bersaing memperebutkan jabatan menjadi orang nomer satu di Kediri tersebut datang untuk memberikan bantuan. "Semua biaya perawatan di rumah Sakit ditanggung Pemerintah Daerah, asalkan pihak keluarga mau mengurus Jamkesda lebih dulu. Jika masih kesulitan, saya siap membantu," kata Wakil Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Ironisnya, meski hidup di bawah garis kemiskinan, selama tinggal di lingkungan Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, tujuh bulan lamanya, tetapi keluarga Roni Setiawan tidak pernah terdata sebagai Rumah Tangga Tepat Sasaran penerima jatah Beras Raskin.

Menurut keterangan Kepala Kelurahan Banaran Suharsono, selama tinggal di indekos di daerahnya ia tidak pernah mendapat laporan dari kepala Rukun tetangga setempat jika ada warganya yang hidup miskin dan tidak mendapat jatah raskin. Suharsono baru tahu, pasca kejadian percobaan bunuh diri itu mencuat ke media.

"Mereka ini kan pendatang, sebelumnya tinggal di Kelurahan Ngadirejo. Tinggal di sini baru tujuh bulan. Untuk menerima jatah beras miskin kan harus melewati mekanisme pendataan lebih dulu. Yang melakukan pendataan kan BPS. Meski nyaris menghilangkan nyawa kedua anaknya, dengan memberi minuman susu dioplos racun tikus, Rony Setiawan telah membuka pintu maaf bagi isterinya Tri Kurniawati.

"Bagi saya, persoalan ini sudah selesai. Kami sudah bertemu dan saling memaafkan satu sama lain, nggak ada permasalahan lagi," terang Rony Setiawan ketika ditemui di rumah sakit sedang mendampingi kedua anaknya.

Dikatakan oleh Rony, dari kejadian ini dirinya bisa mengambil hikmah agar selalu kuat dan sabar dalam menjalani cobaan hidup.

Sumber: Victory

Rehab SDN Pasirkamuning 1

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

13566339981930257276

Bagian atap gedung sekolah dasar negeri Pasirkamuning 1 Kecamatan Telagasari, Karawang, Jawa Barat, Rabu pagi (26/12/) roboh. Penyebabnya diduga akibat kerangka besi baja ringan penopang atap, tidak mampu menahan beban genting.

Pelaksana pekerjaan, Heri, mengatakan, kerangka besi baja itu pemasangannya dilakukan langsung oleh PT  Cahaya Usaha Mandiri, yaitu perusahaan yang dijadikan mitra oleh CV Adrian Pratama. "Pengadaan dan pemasangannya dilakukan oleh orang-orang  dari perusahaan itu," katanya.

Heri mengaku teledor karena saat pemasangan tidak memperhatikan dengan teliti. Waktu dilakukan pengukuran, ternyata ada penyimpangan jarak pemasangan. Contohnya, siku-siku penopang, yang seharusnya berjarak 1,2 m dipasang berjarak 1,25 m,  jarak antara usuk seharusnya 0,5 m dipasang berjarak 1 m. "Barangkali ini musibah, dan saya bertanggungjawab." kata Heri.

Bah Aman (55) pengawas dan mandor proyek mengaku kerapkali mengingatkan para pekerja pemasang kerangka besi baja itu, agar tidak mengurangi ukuran kebutuhan pasang "tapi tidak digubris," ujar Bah Aman.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang, Drs Rachmat Gunadi, MPd, rehabilitasi bangunan SD tersebut masih berjalan. "Kensekwensinya, rekanan (pemborong) harus bertanggungjawab sampai selesai. Sebelum proyek tersebut rampung, anggaran belum bisa dicairkan," ujar Gunadi.

Di tempat terpisah, Dra Nenah, Kepala UPTD PAUD dan SD Kecamatan Telagasari, mengaku tidak tahu menahu proyek itu. "Saya tidak pernah diberitahu, dan tak diposisikan sebagai apa-apa," kata Nenah, diamini oleh Kepala SDN Pasirkamuning 1, Ade Jamal, SPd. **esa66

Atraksi Sulap Sang Menteri Ke(uang)an

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

REP | 28 December 2012 | 01:43 Dibaca: 29   Komentar: 0   Nihil

Atraksi sulap yang dipertunjukkan oleh Kementrian Keuangan dengan mengubah Rp 1000 jadi Rp 1 sudah bulat. UU Redenominasi Rupiah tersebut sebentar lagi akan segera terwujud. Redenominasi ini adalah mengubah Rp 1000 jadi Rp 1 dengan tidak mengurangi nilai dari mata uang tersebut. Sehingga dengan redenominasi tersebut akan membuat nilai mata uang rupiah sejajar atau tidak jauh berbeda dengan mata uang asing.

" yang utama untuk menyederhanakan. Karena kalau dengan denominasi yang besar menimbulkan inefisiensi dalam jual beli. Oleh karena itu perlu disederhanakan. " kata agus suprijanto, kementrian keuangan.

Padahal kita Negara ke-16 dari size GDP. Masuk G-20. Tidak pantas kalau US$1 jadi Rp 9 ribu sekian. Sementara Negara lain masih satuan juga hitungannya. Ini memberikan rasa proud(bangga) atas mata uang kita yang merupakan symbol stabilitas ekonomi suatu Negara." Tambahnya.

Proses Redenominasi tersebut adalah dengan menghilangkan tiga angka nol dibelakang sehingga Rp 1000 jadi Rp 1 atau Rp 10000 jadi Rp 10. Tapi semua itu butuh kajian yang mendalam oleh DPR supaya dijadikan RUU Redenominasi. Dan memakan waktu yang panjang untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat.

Rencana Bank BI sendiri sudah menjadi prioritas pemerintah yang akan dibahas oleh DPR. Semuanya musti dikaji ulang dan difikirkan lebih dalam oleh pemerintah. Karena Redenominasi ini akan menimbulkan inflasi. Apalagi Gubernur BI yang mngajukan Redenominasi tersebut akan dipensiunkan pada tahun 2013 ini. Jadi efeknya nanti kurang maksimal karena sosialisasi yang sangan minim karena orang yang menguasai program tersebut tidak tugas lagi.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Sistem Perdagangan Dunia dan Pemanasan Global

Posted: 27 Dec 2012 11:10 AM PST

Banyak sekali kegiatan manusia yang menyebabkan peningkatan jumlah gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Gas rumah kaca ini memiliki kemampuan untuk mengikat panas bumi. Jika terjadi peningkatan pada jumlah gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer bumi, maka panas matahari yang tertangkap oleh gas rumah kaca akan menjadi meningkat. Hal ini menyebabkan pemanasan global jika jumlah gas rumah kaca ini terus bertambah.

Terdapat enam jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia: karbondioksida (CO2), metana (CH4), Nitro Oksida (N20), hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs), dan Sulfur hexafluoride (SF6).

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan faktor-faktor iklim seperti perubahan curah hujan, penguapan air dan tempetarur secara global. Perubahan ini berdampak pada sering terjadinya bencana lingkungan dengan daerah yang memiliki hubungan kuat dengan faktor iklim tersebut.

Keinginan manusia untuk hidup nyaman mendorong munculnya gaya hidup yang berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan kendaraan bermotor, perjalanan dengan pesawat udara, dan peralatan hiburan yang berkontribusi dalam kenaikan emisi gas rumah kaca.

Kalkulasi emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh produk dari awal produk itu dibuat hingga produk tersebut sampai ditoko itulah yang disebut dengan jejak karbon yang biasa digunakan dalam satuan ton karbon. Perkembangan perdagangan dunia mengakibatkan pemindahan ­produksi emisi dari suatu Negara ke Negara lain dalam jumlah besar. Barang yang diperdagangkan, secara efektif mengandung emisi gas rumah kaca yang berasal dari energi yang dipakai untuk memproduksi barang tersebut.

Emisi gas rumah kaca di Negara seperti China banyak berasal dari produksi barang-barang yang diekspor ke Jerman dan Amerika Serikat. "Biasanya Negara-negara barat mengimpor barang yang dalam proses produksinya menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar di Negara-negara miskin. Hal tersebut memicu pertanyaan siapa yang harus bertanggung jawab atas emisi ini?" ujar Michael Jakob salah satu peneliti dari Postdam Institute for Climate Impact Research (PIK).

Menurut penelitiannya, tanpa sistem perdagangan dunia, Negara-negara seperti China akan menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca. Negara-negara Barat mengekspor barang seperti mesin mobil yang dalam produksi memerlukan banyak energi dan sumber energi yang digunakan oleh Negara barat berasal dari energi yang relative lebih bersih.

Jika China harus memproduksi mesin mobil dengan energi yang lebih tinggi, maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan China akan meningkat karena Negara ini masih menghasilkan produk mengandalkan sumber energi dari bahan bakar fosil.

Solusinya adalah meningkatkan kerja sama internasional yang bisa dicapai dengan menetapkan target perubahan iklim yang meningkat secara global. Target ini bisa memberikan insentif pada investor untuk mengembangkan teknologi rendah emisi karbon. Inovasi di efisiensi juga bisa memperoleh dukungan finansial, dan sistem perdagangan karbon regional bisa saling terkait. Dimulai dari tiap individu yang harus sadar terhadap lingkungan sekitar, menghindari gaya hidup yang konsumtif, dan menggunakan energi dengan bijak.

Kalau Bukan Kita Siapa lagi?

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar