Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 10 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Anti Islam, Salahkah?

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

135516849690898132

Seringkali saya mendapati istilah anti Islam, pembenci Islam, bukan Islam, dilayangkan pada orang-orang yang tidak sepaham. Tidak pernah saya dengar istilah anti Kristen, anti Buddhist, anti Hindu dibicarakan di dunia nyata maupun di dunia maya. Oleh karenanya, di sini saya hanya membicarakan istilah Anti Islam. Bukan istilah anti yang lain.

Membicarakan anak-anak mati di Palestina karena tidak dilindungi, dicap sebagai anti Islam. Membicarakan teknologi persenjataan Israel dicap sebagai pembenci Islam. Padahal kedua topik tersebut, sama sekali bukan topik agama.

Membicarakan Ahmadiyah dan Syiah, dicap anti Islam. Sebuah stempel yang dipaksakan oleh orang-orang yang hanya mau mempercayai apa yang mereka ingin percayai. Membayangkan situasi yang ingin dia bayangkan, lalu marah-marah atas situasi bayangan tersebut.

Bagaimana seseorang bisa serta merta anti Islam, jika pada faktanya umat Islam ada yang damai dan ada yang tidak damai? Kita tidak bisa menggeneralisir keberagaman umat Islam tersebut. Tidak sejuk semua, dan tidak berangasan semua.

Namun, tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak sekali situasi buruk di Indonesia khususnya, `yang dilakukan oleh orang-orang yang mengatas namakan Islam. Mulai dari menggebuki patung, menyalahkan rok perempuan, melarang orang beribadah, pensweeping IMB rumah ibadah orang lain, bukan rumah ibadahnya sendiri, melarang orang memberi indomie tapi dia sendiri tidak mau memberi indomie, mengusir jemaah Syiah dari rumahnya sendiri, hingga membunuhnya secara keji. Bagaimana kita tidak menutup mata akan hal itu? Nurani tidak membenarkannya. Namun tidak membenarkannya malah mendapat stempel anti Islam.

Saya memiliki hak untuk tidak membenarkan perilaku anarkis atas nama Islam. Sebagaimana anda juga memiliki hak untuk membenarkan perilaku anarkis atas nama Islam. Namun, bertindak melanggar undang-undang adalah hal yang dilarang.

Sekarang kita lihat istilah ANTI tadi. Mengapa sampai ada istilah anti Islam? Senangkah umat Islam dengan adanya istilah tersebut? Atau malah digunakan untuk instrospeksi diri, mengapa Islam yang seharusnya rahmatan lil alamin, malah meng-create masyarakat anti Islam?

Baik tidaknya pohon, dilihat dari buahnya. Jika buahnya baik, maka baiklah pohonnya. Jika perilaku anda buruk dan mengaku-ngaku atas perintah agama, maka sangat wajar jika ada orang yang anti pada agamanya. Karena anda memang sengaja menciptakan agar orang lain anti. Lalu, jika sudah terbentuk orang-orang yang anti, mengapa anda keberatan? Bukankah anda memang maunya begitu? Jika demikian, kan kasihan umat Islam yang sejuk, karena Islamnya mereka, tidak sama dengan Islamnya yang berangasan ini.

Cobalah untuk tidak prejudice. Tidak sepemahaman tidak sama dengan anti. Namun jika prejudice sudah mendarah daging dalam diri anda, apa boleh buat. Buah yang baik, memang berasal dari pohon yang baik.

- Esther Wijayanti -

Kuliah di Madinah

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

REP | 11 December 2012 | 02:44 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Belajar di Universitas Islam Madinah merupakan karunia yang besar, yang harus disyukuri oleh para penuntut ilmu yang berkesempatan belajar di Kota Rasulullah saw. Universitas yang berdiri pada tahun 1381 H / 1961 M sekarang ini memiliki 5 Fakultas dan 18.000 mahasiswa. Adapun Fakultas tersebut adalah Fakultas Syari'ah, Fakultas Dakwah & Ushuluddin, Fakultas Al-Qur'an, Fakultas Hadits dan Fakultas Bahasa Arab. Universitas Islam Madinah saat ini dipimpin oleh Syaikh Prof. Dr. Muhammad bin 'Ali Al-'Uqla.

Mahasiswa yang belajar di Universitas ini berasal dari seluruh penjuru dunia, baik negara yang mayoritas beragama islam atau negara yang minoritas beragama islam. Untuk sekarang ini, ada 400 mahasiswa Indonesia yang tercatat sedang belajar di Universitas ini (S1, S2 dan S3). Setiap tahunnya, sekitar 2000 orang Indonesia mengikuti muqobalah (test masuk) universitas ini, adapun yang diterima oleh universitas hanya sekitar 100 orang.

"Alangkah enaknya kuliah di Madinah, selain beasiswa penuh, bisa shalat di Masjid Nabawi di setiap harinya, bisa haji dan umrah, serta bisa pulang ke tanah air di setiap tahunnya dengan gratis" ini tanggapan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan studinya di Madinah. Padahal, dibalik kenikmatan tersebut ada tantangan yang harus dihadapi oleh para mahasiswa di Madinah.

Antara lain, harus menghafal Qur'an dan Hadits, bagi yang ingin masuk Fakultas Al-Qur'an harus sudah hafal 30 juz Al-Qur'an, sedangkan untuk Fakultas lainnya ada setoran hafalan Al-Qur'an di setiap minggunya, dengan total kurang lebih 1 setengah juz di setiap semesternya. Serta hafalan 150 hadits di setiap semesternya. Sebagian dosen mewajibkan para mahasiswa untuk membuat karya ilmiah dan rangkuman mata kuliah di setiap minggunya.

Semoga para mahasiswa dilimpahkan kesehatan, keberkahan dan kemudahan dalam menuntut ilmu di Kota Rasulullah saw, aamiin…

Madinah Al-Munawwarah, 27 Muharram 1434 H

Siapa yang menilai tulisan ini?

ISTRIKU SELALU BERURUSAN DENGAN KANTOR POLISI

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

Sebenarnya ini merupakan rahasia yang harus disimpan dengan baik, namun karena tuntutan penulis senior saya yang mengharuskan saya menulis apa saja yang ingin ditulis dan seperti istriku bilang tulisan aing kumaha aing, maka saya beberkan rahasia ini.

Awal mula atau pertama kali istriku berurusan dengan kantor polisi sewaktu kami sedang pergi mencari alamat teman di daerah Kemanggisan, dari pagi sampai siang kami keluar masuk jalan, bertanya kepada tukang ojek, tukang sampah, tukang sayur, ibu-ibu, anak kecil dan siapa saja yang patut ditanya ternyata tidak mudah mencari alamat di Jakarta. Lelah seharian dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang maka kami memutuskan istirahat dan makan. Selesai makan kami mulai lagi petualangan mencari alamat teman kami, belum sepuluh menit tiba-tiba istri saya merintih dan mukanya pucat sedangkan jalan macet, ia dengan lirih berkata"yah, ada pom bensin nggak?" aku jawab,"kan tadi udah lewat, nanti mungkin di depan ada lagi, lagi pula bensin masih banyak neng," istriku bilang lagi"kalau masjid atau musholla, ada?" aku jawab,"Nggak ada kali, nanti dicari, lagi kan belum waktunya Zhuhur," istriku memang rajin sholat dan tidak pernah ketinggalan sholat lima waktunya. "Bukan begitu yah, lagi ngomong melulu dari tadi, aku mau BAB sekarang juga, mules banget nggak tahan, udah deh yah, tuh ada kantor Polisi, aku kesana ya?" pas didepan kami ada kantor Polisi, kalu tidak salah Polsek Kemanggisan, belum sempat aku bicara, istriku sudah lari terbirit-birit ke kantor Polisi, sedang aku bengong karena logikaku berontak, mana mungkin BAB di Kantor Polisi? Dan juga aku pernah punya pengalaman pahit dengan polisi berkali-kali ditilang, maka aku agak alergi ke kantor polisi, jadi aku menunggu agak jauh dari kantor polisi tersebut.

"Ada apa bu?" polisi di depan menyambut dengan agak kaget karena wajah istriku pucat dan memegangi perut, dengan tak sabar istriku bilang,"Maaf pak polisi, ada kamar kecil kan? Saya nggak tahan mau BAB pak, please," dengan sigap polisi tersebut berdiri dan menunjukkan arah kamar kecil,"silahkan bu, ada di belakang" dan akhirnya istriku selamat melaksanakan tuntutan biologis yang tak tertahankan di kantor Polisi. Tidak lama kemudian istriku keluar dengan wajah sumringah dan mengucapkan terima kasih kepada polisi yang berjaga, dan menghampiriku dengan gagah,"beres yah, memang tugas polisi melindungi dan menjaga keselamatan kita,"

Sejak saat itu bila keadaan darurat berulang, saya tanpa ragu-ragu akan membelokkan kendaraan ke Kantor Polisi, Kantor Kecamatan, Puskesmas, atau kantor-kantor lain termasuk ke toko waralaba model Alfa dan Indomaret, tapi herannya setiap mules tanpa pemberitahuan awal dan tanpa gejala-gejala mencolok selalu ada kantor polisi yang terlihat lebih dahulu dan sampai sekarang kalau saya tidak salah hitung ada sekitar 10 kali ke kantor polisi untuk BAB, 3 kali di Kecamatan, 2 kali Puskesmas atau rumah sakit, beberapa kali di toko waralaba, belum terhitung kalau istriku pergi sendiri atau dengan temannya, memang Polisi Sahabat Masyarakat.

Guru Besar itu Bernama Sinetron Televisi

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

19 Ribu 8 Ratus

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

Kasta Perempuan di Laut Biru

Posted: 10 Dec 2012 11:54 AM PST

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar