Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 22 Desember 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Biarin

Posted: 22 Dec 2012 11:30 AM PST

Satu lagi puisi kesukaan saya berjudul "Biarin" karya Yudhistira Anm Massardi. Belum pernah dengar? Coba baca puisi berikut.

BIARIN ~ Yudhistira Anm Massardi

Kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin

Kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin

Kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin

Kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin

habisnya, terus terang saia, aku nggak percaya sama kamu

Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana

cuman, karena kamu merasa asing saja makanya

kamu selalu bilang seperti itu

Kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin

Kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin

Soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?

aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu

aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak perampok di dunia

ini. lya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama polisi

habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba

bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan hidup ini berjalan seperti kamu sadari sekarang ini

kamu bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin

kamu bilang itu menyakitkan

Kata-kata yang selalu diulang adalah 'biarin'. Sederhana tapi lucu. Ceritanya seperti seorang lelaki yang selalu dinilai negatif oleh pasangannya. Sikap apatis dari lelaki kepada pasangannya. Mungkin dia lelah, mungkin jenuh dengan semua itu. Makanya dia selalu bilang 'biarin'. Bukan hanya apatis, lama kelamaan bosan dan akhirnya membiarkan begitu saja.

Saya selalu tersenyum membaca puisi ini. Kenapa? Yaa, karena lucu aja. Menarik dan seperti yang sering kita lihat pertengkaran diantara pasangan. Heuheuheuu.. Tapi, semua terserah kalian sebagai pembaca menafsirkan puisi ini. Yang jelas saya suka puisi ini :)

Jati Diri Mahasiswa

Posted: 22 Dec 2012 11:30 AM PST

REP | 23 December 2012 | 02:18 Dibaca: 2   Komentar: 0   Nihil

Perguruan tinggi di indonesia sangat beragram untuk prospek ke depan bagi para pemuda pemilik cita-cita tinggi, namun yang menjadi permasalahan saat ini jati diri Universitas di setiap perguruan tinggi indonesia mulai melemah hasil dari analisis pengamatan secara umum bahwa sebagian para mahasiswa berada di Universitas hanya untuk mengasah kemampuannya untuk menempuh jalan pekerjaan yang di sukai, bahkan beberapa mahasiswa menyatakan untuk apa kuliah tinggi ujung-ujungnya akan kerja juga, sebuah pernyataan yang menjadi tanda tanya besar apakah yang seharusnya di hasilkan oleh para intelektual mahasiswa, sudah cukupkah mahasiswa yang hanya mendengar dan mengerjakan tugas dari dosen sehingga ia sudah bisa dianggap mahasiswa teladan di kampus, apakah seperti itu?

Kita lihat lebih dekat lagi tentang peran mahasiswa untuk mengembalikan jati diri Universita, dan realita membuktikan bahwa sangat minim mahasisiwa yang berkeinginan keras untuk menjadi intelektual sebagaimana jati diri Universitas untuk menciptakan para intelektual, namun hal ini sudah menjadi pembahasan yang tidak berlaku di dunia modern, karena dengan semakin melesatnya peran globalisasi maka semakin melemahnya pemikiran, hakikatnya kita hanya menikmati hasil tanpa menciptakan hasil karena semuanya serba mudah dan serba instan. Seperti inikah dunia perguruan tinggi dan adakah harapan besar yang akan mengangkat namanya oleh para intelektual mahasiswa kita, dan jawabannya ada pada diri kita yang saat ini berada di bangku perkuliahan, karena kitalah para calon intelektual yang akan mengadakan perubahan di dunia globalisasi ini dan akan membuktikan bahwa universitas akan tetap dikatakan penghasil intelektual tinggi untuk kemajuan pendidikan.

Pemikiran calon intelektual akan setara dengan perannya di dunia Universitas dan seberapa kontribusibnnya dalam mengangkat nama Universitas tersebut dan itulah yang seharusnya menjadi tugas pokok mahasiswa di manapun berada. Pengkoreksian dunia pendidikan saat ini bukan hanya pada peserta didik namun bagi para pendidik pun harus dalam pengawasan apakah masih dalam jati dirinya sebagai pembuat perubahan atau tidak karena sejatinya yang di butuhkan mahasisiwa adalah keluwesan ilmu para dosen dalam mengarahkan mahasiswa menjadi pemikir-pemikir kritis yang mampu menerobos pengetahuan di dunia keilmuan modern saat ini.

Untuk menjadi mahasiswa jadilah manusia yang luar biasa jangan jadi yang biasa-biasa saja karena itulah yang mrendahkan martabat kemahasisiswaan karena jati diri mahasisiswa adalah sebagai berjiwa intelektual yang handal karena sudah banyak mengalami pemikiran di dunia keilmuan. Apa jadinya ketika para calon akademika yang bergelar sarjana namun pemikirananya belum matang, yang ada hanya keadaan yang semakin terpuruk di dunia pendidikan karena memandang pendidikan tidak terbukti untuk kesuksesan masa depannya yang kembali pada mahasiswa itu sendiri dalam memainkan perannya untuk berkualitas atau tidak.

Siapa yang menilai tulisan ini?

salam perkenalan

Posted: 22 Dec 2012 11:30 AM PST

Jadikan Teman | Kirim Pesan

lahir di pulau Buton,tahun 1988.setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAha,sy melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010 sy menyelesaikan program studi jurusan sistim informasi.sekarang bekerja sebagai fotografer,dan sebagai operator di bidang tekhnis dinas pendidikan kab.muna yg menangani pengusulan segala tunjangan guru dan mengani database guru.

REP | 23 December 2012 | 02:17 Dibaca: 2   Komentar: 0   Nihil

salam alaikum wr.wb,

sebagai pendatang baru di forum ini,sy mengucapkan trima kasih yg sebesar-besarnya kepada pengelola forum atas ruang yg diberikan kepada,sehingga nantinya bisa memungkinkan saya untuk bisa berinteraksi dengan semua anggota forum ini,sehingga bisa memberikan informasi baru yg bisa membuka cakrawala berpikir saya tentang semua hal yg ada.

besar harapan sy agar kiranya semua personel forum ini bisa menerima keberadaan saya,dan menganggap saya sebagai sahabat bukan sebagai musuh.

akhirnya,sebagai penutup tulisan saya yg pertama ini sy akan tutup dengan sebuah pantun

"Makan apel minum Aqua,salam kenal untuk semua.."

wasalam..!

Siapa yang menilai tulisan ini?

Hiduplah Dalam Dunia Nyata

Posted: 22 Dec 2012 11:30 AM PST

Lihatlah dunia hari ini! dengan ledakan informasi dan konsep Global Information Space (GIS ), maka dunia menjadi terasa bertambah sempit. Dengan kemajuan tehnologi informasi, seakan-akan dunia menjadi telanjang dimata umat manusia.

Amerika tidak mungkin berkilah lagi, ketika diam-diam dia melakukan invasi ke beberapa negara Islam untuk menghajar para pemimpin kita di negara muslim tersebut.

Hari ini kita memasuki neo renaissance yang sekaligus memasuki era of implosion (ledakan kedalam). Kalau dahulu dengan konsep renaisaance klasik yang menandai era of explosion (ledakan keluar) dengan melahirkan revolusi industri, maka dengan neo rcnaisance sekarang ini ledakannya bersifat kedalam, efeknya akan terasa mengguncang hati manusia sendiri. Tatanan etika bisa jungkir balik, rasa beragama menjadi kendor, dan agama hanya bisa dipakai diwaktu upacara, sebagai alat seremoni budaya semata-mata (upacara perkawinan dan kematian ).

Menghadapi dunia yang gonjang ganjing kelap kelip seperti ini, lantas bolehkah kita hidup menyendiri sebagai manusia individu yang total, tidak peduli dengan lingkungan? Masuk kedalam gua gelap untuk bartapa menutup pintu mengharap turunnya wangsit dari guru sejati seraya mengacuhkan tatanan sosial? Islam menjawab, No!

Eksistensi muslim berada didalam dunia yang nyata, untuk membawa misi sebagai syuhada 'alan naas, saksi-saksi kebenaran ditengah masyarakat, adalah Subjek khalifah fil ardhi yang harus mengelola lingkungan dan menyebarkan bunga mawar perdamaian (as salaam), seorang muslim adalah pelita kehidupan yang benderang. Bahkan Rasulullah bersabda Tidak beriman seseorang apabila dia tidak mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Bukanlah pengikutku, mereka yang perutnya kenyang sementara di sebelahnya ada tetangga yang kelaparan.

Hadist ini sangat jelas, menyentuh aspek kemanusiaan yang melambangkan cinta kasih dan solidaritas sosial yang paling muktabar. Itulah sebabnya sikap egoisme serta sikap fanatisme merupakan sikap mental yang sangat dilarang oleh agama.

Orang yang mulia disisi Allah adalah orang yang badannya penuh keringat, bajunya lusuh karena bekerja, ketika dimalam hari bisa jadi tubuhnya terasa pegal linu karena harus door to door menelusuri setiap lorong dan jalanan untuk menjajakan barang dagangan dengan tekad lebih baik aku mati berpeluh keringat untuk membela keluarga dan harga diri dari pada harus mampus berlumur dosa karena gengsi!. Kita harus bekerja, karena bekerja adalah iman, bekerja adalah Ibadah, bekerja adalah Islam , bekerja adalah manusiawi dan bekerja adalah mulia.

Ijasah dan koneksi bukanlah Tuhan! sehingga tidak ada alasan bagiku untuk menggantungkan diri kepadanya.

Hanya dengan terjun kedalam dunia nyata, berenang dalam gelombang manusia, berlaga dalam persaingan dan kemudian mengulurkan tangan membuka pikiran, bersilaturrahmi menyebarkan bahasa bunga seraya membuka mata hati untuk menolong sesama manusia, maka jadilah hidup ini mempunyai arti. Ketidak pedulian sosial adalah kenistaan . Tetapi rasa acuh dan tidak peduli dengan kondisi diri yang lemah dan malas adalah lebih nista dari segala yang nista. Islam mengajarkan untuk berhati-hati, agar kita tidak terperangkap dalam kemiskinan, karena kemiskinan itu lebih dekat pada kufur!

Dengan sangat jelas dan logis ajaran Islam menyuruh kita agar menghindarkan diri atau melarang menjadi seseorang yang hobinya miskin. Jadilah manusia yang bosan miskin dan lemah, karena hanya dengan kekuatan Iman dan kuatnya harta, maka kita lebih leluasa mengulurkan tangan bagi kejayaan umat dan agamanya. Bagi seorang Muslim, Cinta dan Kekuatan adalah lambang aktual dari Iman dan Amal. Dua mahkota ini tidak mungkin dipakai separuh-separuh. Karena Cinta tanpa Kekuatan adalah banci, dan kekuatan tanpa cinta adalah tirani.

Betulkah Paus Nyatakan Penghitungan Kelahiran Yesus Keliru ?

Posted: 22 Dec 2012 11:30 AM PST

Informasi ini semoga bisa diluruskan jika memang tidak benar konon menurut sumber yang dapat dipercaya ,Pemimpin umat Katolik Roma sedunia Paus Benediktus XVI menyampaikan pernyataan mengejutkan tentang kelahiran Yesus Kristus. Seperti yang dilansir laman Telegraph, Paus menyatakan bahwa perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru.Dikatakan , Yesus lahir beberapa tahun lebih awal dari yang selama ini diyakini.


Menurut Paus, kalender Masehi yang digunakan untuk membuat perhitungan hari kelahiran Yesus itu tak tepat. Ia mengungkapkan bahwa kesalahan tersebut dilakukan oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus di abad ke-6. Demikian diungkapkan Paus melalui buku berjudul "Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives", yang diluncurkan Rabu (21/11/2011).

"Penghitungan awal kalender kami, yang didasarkan pada kelahiran Yesus, dibuat oleh Dionysius Exiguus. Yang ternyata telah membuat kesalahan dalam penghitungannya, di mana mengalami perbedaan sekitar beberapa tahun," tulis Paus dalam bukunya, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (22/11/2012).

"Tanggal kelahiran Yesus sebenarnya lebih cepat beberapa tahun," ujar Paus menambahkan.sayangnya belum dapat dijelaskan informasi yang dimaksud tanggal lebih cepat apa berarti sebelum tanggl 25 Desember ataukah dalam tanggal bulan yang sama tapi hanya selisih beda tahun? Jika hanya beda tahun sepertinya tidak bermasalah karena tetap juga masih dalam tanggal dan bulan yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan.

Kita mestinya ikut berterima kasih dengan adanya pemberlakuan penanggalan tersebut sebagai perhitungan kalender masehi kini kita bisa melakukan pengenalan waktu yang dapat menjadi acuan dalam kehidupan termasuk dunia bisnis.

Pantas kiranya kita mengucapkan terimakasih atas jasa yang telah dilakukan

Oleh Dionysius Exiguus atau 'Dennis the Small,' yang selama ini diberi gelar sebagai 'penemu' kalender modern dan konsep era Anno Domini atau yang dikenal sebagai AD. Tak hanya itu, ia juga dikenal telah menciptakan sistem baru untuk membagi jarak pada kalender saat itu. Yang masih berpatokan pada tahun saat dimulainya pendudukan Kekaisaran Roma, Diocletian.

Dalam sejarahnya akibat ulah Kekaisaran yang menganiaya penganut Kristen, sehingga sistem penghitungannya diganti dengan sistem yang baru dengan didasarkan pada kelahiran Yesus. Kalender yang diciptakan Dionysius itulah yang kemudian diberlakukan secara luas di wilayah Eropa. Setelah diadopsi oleh seorang biarawan bernama Venerable Bede.

Yang menjadi PR kita antara lain mungkinkah kita ikut mencari tahu bagaimana cara Dionysius menghitung kelahiran Yesus yang menurut berbagai sumber dikatakan tidak jelas.Meskipun isu soal salah penghitungan hari lahir Yesus sebenarnya bukanlah hal baru. Terutama di kalangan akademisi dunia. Karena sebelumnya banyak sejarawan yang meyakini, bahwa Yesus sebenarnya lahir antara 7 Masehi hingga 2 Masehi atau antara 6 Masehi sampai 4 Masehi.

Sejauh ini Permasalahan inipun akhirnya kembali diangkat oleh Paus melalui buku terbarunya. Kitab Injil sendiri tidak menyebutkan secara mendetil tanggal kelahiran Yesus. Dionysius diduga melakukan penghitungan berdasarkan usia Yesus memulai pelayanan, dan fakta ketika Yesus dibaptis saat masa Kekaisaran Tiberius.

Ada beberapa tokoh yang menyatakan "Tidak ada referensi tentang kapan Yesus lahir di dalam Alkitab, kita semua tahu Yesus lahir saat masa kepemimpinan Herodes, yang meninggal sebelum tahun 1 AD. Telah disimpulkan sejak lama bahwa Yesus lahir sebelum 1 AD, namun tak ada yang tahu pasti," ujar Profesor Penafsiran Kitab Suci pada Oriel College, Oxford University.

Dalam bukunya, Paus juga mengangkat soal kontroversi lainnya. Seperti soal lokasi kelahiran Yesus, yang selama ini diyakini di sebuah kandang ternak tradisional. Kemudian juga soal tempat kelahiran Yesus, yang diyakini lahir di Nazareth bukan di Bethlehem.

Dengan demikian cukup sudah Buku Paus tersebut telah menjadi tambahan informasi yang sangat penting bagi kita yang selama ini menggunakan sitim kalender masehi.Bagaimanapun kita harus mengucapkan terimakasih atas Koreksi yang dilakukan oleh Paus dengan kebijaksanaannya dengan keterbukaanya memberikan pencerahan , kejelasan bagi kita semua tanpa kecuali.

Kita sangat mengapresiasi, sangat jarang tokoh sebesar beliau berani bersikap jujur dan terbuka ketika menemukan kekeliruan.Kita sangat memaklumi sebagai manusia tentu tidak mungkin akan sempurna yang terlepas dari kekeliruan dan kesalahan.Justru kebesaran Paus inilah yang perlu kita contoh dan ikuti dengan mengetahui kekeliruannya langsung memberikan klrifikasinya melalui penerbitan bukunya…

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar