Pesona Banda Neira Yang Mendunia        ( cincinapi )

Oleh Josep Josafat Rahawarin

Seperti bunyi iklan Top Coffie "Jangan bilang anda pencinta kopi kalau belum coba Top Coffie ". Maka jangan bilang anda petualang sejati  kalau belum datang ke Pulau Banda. Pulau rempah yang mendunia ini menyimpan banyak kenangan sejarah, dimana ada Benteng Belgica yang dibangun oleh Gubernur Jenderal VOC pertama, Pieter Both pada tahun 1611. Demikian halnya dengan Istana Mini Neira yang digunakan sebagai tempat tinggal sang gubernur yang dibangun  setahun lebih awal dari Istana Negara Jakarta.

Sejarah mencatat bahwa beberapa tokoh nasional seperti Bung Hatta dan Syahrir pernah diasingkan di sini, ketika Banda Neira masih menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah seperti cengkeh dan pala pada masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Istana Mini Neira ( tampak depan )

Benateng Belgica ( foto diambil dari dalam lokasi benteng  )

Banda Neira kota tua yang indah itu , menampilkan pesona Gunung Api Lautnya dan Taman Wisata Bawah Lautnya yang memanjakan mata para pencinta alam. Pesona Banda Neira inilah yang memikat mata dunia sebagai bukti dengan diadakannya kegiatan "Sail Banda 2010" sebagai sebuah rangkaian kegiatan bahari hasil kolaborasi dari beberapa kementerian terkait yang pesertanya sebagian besar berasal dari luar negeri.

Walaupun sebagian besar pengunjung yang pernah ke Banda Neira lebih tertarik dengan melihat Taman Wisata Bawah Laut yang indah itu terutama bagi para pencinta diving dan snorkeling tetapi keindahan taman bawah laut itu ternyata dipengaruhi oleh letusan Gunung Api Laut Banda Neira pada tahun 1988. Salah satu titik penyelaman yang sungguh indah yaitu" lava flow"yang berada di sekitar kaki gunung api laut itu.

Yang lebih menarik lagi bahwa lava panas dari letusan gunung api yang mengalir ke dasar laut menghancurkan terumbu karang yang berada di sekitar gunung api tersebut. Tetapi pengaruhnya pada saat ini justru membuat sitem pertumbuhan terumbu karangnya menjadi tercepat di dunia sekitar 90% dengan beragam jenis karang dan biota laut yang mempesona.

Pemandangan Gunung Api dari pulau Banda Besar

Pemandangan dari atas Gunung Api Laut Banda Neira

Pesona Taman Laut Banda Neira

Saya sudah beberapa kali ke Pulau Banda, dan melihat sendiri pemandangan alam yang sungguh indah bersama keluarga. Dengan kapal barang (perintis) atau dengan kapal PELNI buatan Jerman , kita mengahbiskan waktu sekitar 7-9 jam perjalanan dari Kota Ambon menuju Kota Banda Neira.

Saat yang paling menyenangkan tiba ketika kita memasuki Pulau Banda dengan disambut oleh tarian samudra oleh ikan lumba-lumba yang melompat secara individu maupun berkelompok seakan-akan mengucapkan selamat datang di Pulau Banda. Pintu masuk Teluk Banda diwarnai oleh dua lampu mercusuar yang masih berkedip-kedip menjelang pagi di sisi kiri dan kanan teluk. Di sebelah kiri ada sebuah tanjung yang cukup panjang dan di sebelah kanan adalah Gunung Api Laut Banda Neira. Kita akan merasa sangat kecil ketika kita melalui kaki gunung berapi laut itu. Kesombongan kita hilang seketika . Kita bagaikan debu kecil yang tak berarti di tengah teluk ,bila gunung api itu mengamuk . Di sinilah kita harus mengakui keagungan Tuhan dengan semua karya ciptaanNya.

Kapalpun merapat di pelabuhan Banda Neira. Perlu diketahui bahwa pelabuhan ini mudah disinggahi oleh kapal-kapal kecil maupun besar karena lautnya yang sangat dalam dan tergolong laut terdalam di Indonesia. Kembali ke pengalaman kami, setelah kapal sandar di pelabuhan, para buruh pelabuhan berebutan dan berdesak desakan masuk ke kapal untuk mencari penumpang yang ingin menggunakan jasa mereka mengangkut barang dengan tarif tertentu. Kamipun turun dan mulai berjalan mencari makanan disepanjang jalan dekat pelabuhan. Kami mencari makanan favorit kami yaitu ikan cakalang yang dipanggang atau dibakar dan umbi-umbian yang dikenal dengan keladi rebus. Kami juga membeli salah satu jenis oleh oleh yang terkenal yaitu manisan pala.

Kalau kita berjalan ke arah kiri dari pelabuhan maka kita akan bertemu banyak sekali pedagang tradisional, hotel, rumah penduduk yang menawarkan jasa mandi, dan sumber air panas yang bisa untuk mandi atau digunakan untuk merebus ubi( keladi ) yang dalam waktu singkat siap dimakan atau dijual. Kami menyempatkan diri untuk singgah di tempat sumber air panas, ada yang bisa digunakan untuk merebus ubi tetapi adajuga yang tidak bisa karena kadar belerang yang tinggi.

Sebaliknya bila kita berjalan ke arah kanan dari pelabuhan maka kita akan masuk pemukiman penduduk yang lebih banyak penduduknya dan jalan menuju Benteng Belgica yang letaknya tidak jauh dari lokasi pelabuhan. Apabila kita memilih ke Bentang Belgica maka kita harus bersiap untuk mendaki menaiki anak tangga yang tersusun rapih menuju puncak bukit, karena posisi benteng yang di puncak bukit itu. Di dalam benteng itu ada jalan rahasia atau bawah tanah yang bisa menembus pemukiman penduduk. Kami juga mengunjungi Benteng Belgica ini setelah dengan usaha keras berjalan kaki menuju bukit dimana benteng berada. Sementara kalau kita mau ke taman lautnya maka kita masih harus melakukan perjalanan yang cukup jauh ke arah belakang gunung api yang membutuhkan persiapan khusus. Mendaki Gunung Api juga memerlukan peralatan khusus dan persiapan khusus.

Kapal PELNI yang sandar di pelabuhan Banda Neira

Oleh karena itu pengalaman ini membuka pola berpikir kami tentang alam. Kita selayaknya dekat dengan alam, bersatu dengan alam, belajar dari alam dan mencintai alam kita, sehingga muncul ilmu-ilmu baru, pendekatan-pendekatan baru, teknologi-teknologi baru dan penemuan- penemuan baru dalam menghadapi gejala-gejala alam dimasa yang akan datang.

Alam kadang kadang marah dan memberi peringatan kepada kita, tetapi alam terkadang juga menyemburkan "Cincin Apinya" yang ia simpan dalam perut buminya membakar diri dan menghanguskan dirinya demi sebuah kehidupan baru dan era baru. Gunung Api laut Banda Neira telah membakar dirinya sendiri, demi melahirkan sumber air panas untuk penduduk, demi tanah yang subur tetapi juga menciptakan fenomena alam baru dengan Taman Bawah Laut Banda yang indah dengan tingkat pertumbuhan terumbu karang tercepat di dunia. Inilah yang membuat pesona Banda Neira mendunia, menggoda dan terkenang selamanya. "The Ring Of The Fire, The Return of The Legend"

Semoga Expedisi Cincin Api mencerdaskan kita semua dan menyadarkan kita akan indahnya alam Indonesia yang kita cintai dan banggakan.Cerita cinta tentang negeri seribu pulau yang dilingkari "Cincin Api Yang Melegenda "(Aku Cinta Indonesia)

OPINI | 31 July 2012 | 01:35 Dibaca: 1   Komentar: 0   Nihil