Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 25 Juli 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Kisah Janda dan Lelaki Matre

Posted: 25 Jul 2012 11:37 AM PDT

Hani menyisir rambut anak semata wayangnya, Fira, sambil memandangi cermin yang ada di depannya. Dia sepertinya sangat ingin berdecak kagum melihat putrinya yang cantik memakai seragam SD untuk pertama kalinya, namun tiba-tiba saja bukan senyuman yang terlukis melainkan air mata yang menitik.

"Ibu kenapa?" Tanya Fira segera berbalik badan saat melihat Hani menitikkan air mata.

"Engga apa-apa…" Kata Hani sambil mengusap air mata dan kembali menyisir rambut Fira yang masih basah itu.

"Ingat Bapak lagi, yach, Ma?" Tanya Fira, namun tidak dijawab oleh Hani, malah Hani memasangkan tas gendong baru ke pundak Fira yang berisi perlengkapan baru sekolah Fira. Hani segera memegangi tangan anaknya sambil mengajaknya keluar rumah.

Namun saat Hani dan Fira sudah sampai di luar rumah, mereka bertemu dengan seseorang yaitu Kemal, seorang lelaki yang umurnya lebih muda dari Hani dan belakangan diketahui ingin mengincar Hani untuk dijadikan istri.

"Pagi, Mbak Hani?" Sapanya.

"Pagi…" Balas Hani sambil berjalan ke halaman menuju sepeda motornya.

"Ke mana, Mbak? Nganterin Fira ke sekolah baru, yach?" Tanya Kemal sok kompak. "Kebetulan saya juga mau ke tempat yang arahnya sama dengan sekolahan Fira. Gimana kalo saya aja yang nganterin Fira? Biar Mbak Hani nggak capek." Tawar Kemal.

"Saya juga gitu. Kebetulan saya mau nganterin Fira juga. Gimana kalo saya aja yang nganterin Fira? Biar sekalian gitu… Dan kamu juga nggak capek." Kata Hani dengan nada menyindir.

"Ah, Mbak Hani ngelesnya pintar banget." Kemal menggaruk-garuk kepala.

"Saya pergi dulu, yach? Oia, sekali lagi jangan masuk ke pekarangan orang asal-asalan." Kata Hani tegas sementara Fira sudah bertengger di balik tubuh Hani dan mereka pun berlalu dengan kepulan asap tanpa mempedulikan Kemal.

***

"Dia mah hanya incer harta kamu aja. Jangan mau sama lajang pengangguran kayak dia." Kata Ulpa, gadis penjual sayur yang sering lewat kesiangan di komplek.

"Lha, emang iya… Siapa yang nafsu sama dia." Jawab Hani sambil memilih-milih sayur yang masih segar dari dalam gerobak, sementara Fira berada di samping Hani sedang mengunyah kue yang dijual Ulpa.

"Tapi, ngomong-ngomong laki-laki yang ngincer kamu banyak juga, yach?" Kata Darmi, seorang pembantu tetangga sebelah.

"Ssssttt…" Hani menempelkan telunjuknya pada bibirnya sambil mengisyaratkan untuk tidak bicara keras-keras karena Fira ada di situ. "Sayang, masuk rumah, gih…" Suruh Hani.

"Oke, Bu…" Fira langsung mengangkat jempolnya dan berlari ke dalam rumahnya.

"Duh, penurutnya anakmu." Darmi geleng-geleng kepala.

"Iya, laki-laki yang mendekati aku memang banyak. Dan asal kalian tahu aja, betapa susah payahnya aku menyingkirkan mereka supaya engga mengganggu aku dan Fira lagi" Kata Hani dengan suara pelan.

"Kawin saja lagilah, Han…" Kata Ulpa.

"Enggak ah… Saya mau setia sama almarhum suami saya." Kata Hani sambil memberikan uang belanjaannya pada Ulpa. "Aku pergi dulu, yach?" Hani berjalan ke dalam pekarangan rumahnya, meninggalkan teman bergosipnya.

***

Sudah beberapa hari ini Hani tergeletak sakit, terpaksa yang mengurus dan mengantar anaknya sekolah adalah si Mbok yang ada di rumahnya. Jika sekitar jam 7 sampai 11, Hani selalu sendiri di kamarnya, badannya terasa meriang, mungkin pengaruh perubahan cuaca.

Kamar yang sepi senyap pagi itu tiba-tiba muncul suara pintu yang terbuka. Krieettt!!! Hani segera menangkap asal suara itu.

"Fira, yach?" Tebaknya penasaran.

"Bukan…" Tiba-tiba ada kepala yang muncul dari balik pintu. Hani memicingkan mata dan bergerak dari tidurnya seperti ingin menjauh.

"Ngapain???" Bentak Hani pada sosok yang bernama Kemal itu. "Nich, anak ingusan semakin enggak waras yach  dibilangin. Keluar!!!" Bentak Hani.

"Lho? Padahal aku hanya pengen jenguk Mbak Hani, kok." Kemal memasang muka bodoh sambil menunjukkan bungkus pelastik berwarna puting yang berisi buah.

"Kamu sebenernya mau ngapain, sich? Mau niat nikahin saya? Eh, saya bilangin, yach, sama kamu, kalo saya ga akan pernah punya niat menikah untuk kedua kalinya. Jadi, sia-sia…" Terang Hani berapi-api. "Apalagi kayak kamu, idiiih, pengangguran juga."

Kemal tertunduk dan menjatuhkan plastik berisi buah itu ke lantai, Hani keheranan. Namun, beberapa saat kemudian Kemal mengangkat wajahnya yang merah padam.

"Hani, kesabaranku sudah habis…!!!" Kata Kemal marah, layaknya akting seorang raja dangdut.

Hani mengerutkan dahi dan dia masih terlihat heran dengan lelaki gila di hadapannya. Hah? Tiba-tiba, dia terkejut begitu pikirannya melayang entah ke mana, "Bisa jadi dia ingin menjebak aku, memperkosa aku, dan terpaksa menikah dengannya. Tidak!!!" Jerit Hani dalam hati, namun seketika pipi Hani ditampar oleh Kemal dengan keras sekali.

"Eh, orang gila… Pergi!!!" Hani memberontak saat Kemal sudah menguasai ranjang.

"Kalo dilembut-lembutin ga bisa, ya, udah, aku kasarin aja!!!" Pekik Kemal.

Hani kebingungan namun jantungnya berdetak kencang. Padahal badannya masih lemah dan suhu tubuhnya tinggi sekali karena sakit. Lajang pengangguran di depannya ingin menjebak dia. Tikas bisa, pikir Hani lalu memutar otak. Kemudian…

"Kemarilah… Kau mau aku, khan? Kemarilah…" Hani tiba-tiba berubah murahan. "Kebetulan aku sudah lama tidak melakukannya." Lanjut Hani sambil bergelayut mesar di lengan Kemal.

"Eh…" Sekarang justru Hani yang membuat Kemal kebingungan.

"Tapi…" Kata Hani sedikit ditahan sambil membuka kancing bajunya.

"Tapi apa?" Kemal semakin kebingungan melihat Hani yang tiba-tiba berubah mau.

"Tapi aku, khan lagi sakit. Padahal aku lagi mau banget…" Kata Hani sambil melirik genit pada Kemal.

"Eh, masalah itu engga apa-apa. Justru nanti kamu semakin sehat." Kemal menyemangati Hani.

"Oia? Aku takutnya kamu yang jadi sakit…" Lanjut Hani sambil mencampakkan kemeja Kemal ke atas lantai kamarnya.

"Kok gitu?" Tanya Kemal sambil memandang bodoh kemeja yang dicampakkan Hani.

Kemudian, Hani mendekatkan mulutnya ke telinga Kemal sambil berbisik manja membuat Kemal jadi grogi, tapi… "Aku kena Aids, sayang…" Kata Hani pelan sambil mengedipkan matanya pada Kemal. "Masih mau?" Tanyanya lagi.

"Masa, sich?" Sontak Kemal terkaget-kaget melihat pengakuan Hani. "Bohong kamu!" Tunjuk-tunjuk Kemal pada Hani yang sedang mengelus rambutnya, bak seorang Ibu dan anak lelakinya.

Hani mengangkat bahu, seolah-olah berkata. "Coba saja, kalau nekat". Namun, Kemal mulai bergidik melihat Hani yang semakin mendekat.

"Kamu serius kena Aids?" Tanyanya lagi sambil menjauhkan tubuhnya.

"Iya… Kamu mau keringatku?" Tanya Hani, sambil mengelap keringat yang ada di lehernya dan mengoleskan ke tangan Kemal. "Tidaaaakkkk!!!" Kemal langsung lari terbirit-birit keluar dari kamar dan dia lupa mengambil kemejanya.

Hani hanya tersenyum lemah, dan berbaring kembali.

***

Beberapa minggu kemudian, Hani, Fira dan pembantunya mengemasi barang-barang untuk dibawa ke rumah baru mereka. Tiba-tiba saja, Fira bertanya dengan polosnya.

"Bu… Oom-oom yang kemarin kok nggak pernah datang ke sini lagi?" Tanya Fira.

"Emang apa untungnya dia datang? Bawain coklat sama kamu aja dia ga modal." Jawab Hani sambil mengedipkan mata ke arah Fira.

"Lho? Aku kira Oom itu mau jadi suami Ibu. Ternyata enggak, toh" Fira garuk-garuk kepala.

"Ya, enggaklah… Ibu khan sayang Fira… Fira aja udah cukup…"

Fira mendekati tubuh Hani lalu memeluknya dengan mesra, keduanya pun saling bertangis-tangisan di tengah ruangan yang berantakan oleh perabot itu.

Mereka pindah rumah karena diminta oleh warga agar Aids-nya tidak menular kepada warga. Padahal sebenarnya, penyakit Aids itu tidak pernah menjangkiti Hani. Hmmm, untuk melindungi sesuatu yang dicintai memang harus ada yang dikorbankan, bukan? :)

***

Thanks yuah udah baca… ;)

Komuditi Kakao Tinggal Kenangan

Posted: 25 Jul 2012 11:37 AM PDT

Visi Pembangunan Pemerintah Kota Palu Yang Terabaikan

Visi dan Misi Pemerintah Kota Palu, yang akan menjadikan Kota Palu sebagai Kota Pusat Perdagangan Kakao, yang akan dicapai secara sempurna pada tahun 2025 mendatang, hal itu berdasarkan rencana program jangka panjang (RPJP) Pemerintahan Kota Palu. Visi Pemerintah Kota Palu tersebut, terkesan terabaikan, sebab sejak diresmikannya Kota Palu sebagai pusat substation penelitian dan pengembangan kakao, pada tahun 2011 kemarin, oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Republik Indonesia, yang diwakili Sekretaris Jenderal Perkebunan, Mukti Sarjono, sampai saat ini belum ada gerakan Pemerintah Kota Palu, untuk melakukan pegembangan gedung yang telah diresmikan tersebut, paling tidak melakukan upaya sosialisasi ketingkat kalangan bawah.

Dalam sambutannya Mukti Sarjono mengatakan, dipilihnya Sulawesi Tengah sebagai salah satu daerah central kakao di indonesia, merupakan apresiasi positif dari pihak kementerian, sebab itu salah satu program kementerian untuk berupaya, meningkatkan kualitas kakao yang akan dihasilkan. Karena Sulawesi Tengah adalah salah satu daerah penghasil kakao terbesar se Indonesia, namun selama ini perhatian pengembangan kakao tersebut, masih kurang meyentuh daerah-daerah penghasil kakao itu sendiri. Sehingga kebijakan dalam program tersebut, terpilihnya Kota Palu sebagai Ibu Kota propinsi Sulawesi Tengah, adalah salah satu jawaban pemerintah pusat, atas keiginan Pemerintah Kota Palu, yang akan menjadikan Kota Palu sebagai Pusat Perdagangan Kakao.

Sementara pada tahun 2010, devisa negara Indonesia sebanyak US.$. 1,6 miliar atau sebanyak Rp.15 triliun, dari komuditas kakao, sehingga kakao menjadi komuditas unggulan negara saat ini, untuk itu pemerintah berupaya medorong agrebisnis dan agro industri, pengembangan wilayah. Saat ini luas area kakao indonesia mecapai 1,6 juta hektar, dan hasil produksinya sebanyak 844 ribu ton. Yang melibatkan rakyat petni kakao sebanyak 1,5 juta KK. Dengan demikain pencapaian itu, memposisikan Indonesia sebagai Negara pemasok nomor dua kakao setelah Negara Afrika, Pengembangan Kakao adalah upaya untuk menjadikan Indonesia nomor satu di dunia.

Sedangkan posisi Sulawesi Tengah, dengan hasil produksi kakao, diakhir bulan oktober pada tahun 2011 kemarin, total ekspor 126 ribu ton. Untuk Negara dengan jumlah ekspornya kurang lebih sebesar 600 ribu ton, Sulteng adalah pemasuk terbesar bagi Indonesia. Jumlah tersebut adalah yang terkecil jika dibandingkan dengan hasil kakao Sulteng yang selama ini, banyak yang dijual langsung ke negara tetanga seperti Malaysia, Singapur, dan China, yang dilakukan oleh para pengusaha lokal.

Fenomena itu tidak bisa dimunafikan, karena terkadang permainan harga kakao di negara Indonesia sendiri, sering mengalami anjlok (naik turun) yang tidak memberikan kepastian harga, disinilah peran pemerintah harus benar-benar dapat mengawal harga kakao tersebut. Agar tdak menjadikan petani kakao, semakin kendor semangatnya dalam membudidayakan tanaman kakao tersebut, sebab selama ini di Sulteng, petani kakao tengah mengalami kerugian yang cukup tinggi, karena tanaman mereka terserang hama tanaman, seperti pengerek batang, yang mengakibatkan matinya tanaman, hama buah yang menyebabkan buah jadi mati (menghitam). Permainan para pengusaha kakao lokal, yang juga menjadikan petani kakao sebagai, sasaran untuk mengambil keuntungan, tanpa memikirkan nasib petani kakao, dengan harga dalam negeri yang anjlok, dan menjualnya melalui negara tetangga dengan harga dua hingga tiga kali lipat.

Alhamdulillah…..!!! Pemerintah Pusat sudah mulai sadar, ketika melihat perkembangan kakao yang sudah semakin berkurang, dan kualitasnyapun sudah semakin merosot, yang dikarenakan kebijakan kurang tepat sasaran atas dijadikannya daerah Batam sebagai kawasan industri kakao, pada hal daerah tersebut sama sekali tidak memiliki lahan kakao sedikitpun. Kebijakan itu atas dasar rekomendasi LP3i, yang hanya berdasarkan atas keinginan kepentigan individual, bukan atas dasar patut dan tidaknya, wajar dan tidaknya pembangunan industri tersebut.

Saat ini, kakao indonesia sedang sakit, termasuk di daerah Sulteng, sehingga semua petani lagi menjerit, dan membutuhkan solusi atas penyakit kakao itu. Hingga saat ini pula, pusat substation penelitian dan pengembangan kakao yang dipusatkan di Kota Palu, belum beroperasi sedikitpun dan belum melakukan apapun, sehingga solusi atas penyakit kakao itu, belum terjawab. Sedangkan fakultas pertanian di Universitas yang ada, telah meluluskan ratusan bahkan ribuan sarjana pertanian, dengan mengambil penelitian S1, S2 bahakan S3, meneliti penyakin hama kakao.

"Indonesia Mubazir Sarjana Tak Bersekolah"

Usulan Pengganti Everton dan Galatassaray di Java Cup

Posted: 25 Jul 2012 11:37 AM PDT

OPINI | 26 July 2012 | 01:23 Dibaca: 7   Komentar: 0   Nihil

Kita harus memaklumi kenapa Everton mundur dari Java CUp karena mereka pasti menginginkan lawan yang sepadan pada turnamen ini. Galatassaray yang berpengalaman di Champion Eropa adalah tim yang menarik buat mereka. Karena pengganti Galatassaray adalah tim lokal tentu Java Cup sudah tidak menarik lagi, buat mereka lebih baik berkonsentrasi di home base mereka.

Mundurnya Everton dan Galatassaray menyebabkan  penyelenggaraan Java Cup di undur sampai pertengahan Agustus. Buat saya ini bagus juga, karena persiapan Timnas Senior dan Timnas U22 semakin matang dan pertandingan yang ditampilkan nanti menjadi semakin berkualitas.

Nah Usulan dari saya, bila kesulitan mendatangkan tim dari Eropa, lebih baik Panitia mengundang klub-klub yang berpengalaman di Liga Champion Asia. Apakah dari Jepang, Qatar atau yang lain. Dari segi kualitas mereka pasti bisa memberikan pelajaran berharga buat Timnas. Lebih bagus lagi kalau terdiri dari 6 peserta yaitu

  1. Timnas SeniorTimnas
  2. Timnas U22
  3. 2 peserta diambil dari klub jawara di AFC Champion
  4. 2 peserta lain dari negara tetangga, malaysia, thailand atau australia.

Bila 6 peserta terlalu banyak,  maka 4 peserta Java Club juga tidak buruk. 4 Peserta itu bisa diambil dari

  1. Timnas SeniorTimnas
  2. Timnas U22
  3. 1  klub dari Liga J League (Jepang)
  4. 1 klub Liga Profesional Australia.

Nah bagaimana pendapat anda atas usulan saya. Sipp kan?

Ayo panitia segera bergerak cepat. Beri kami hiburan yang menarik di Java Cup !!!


Siapa yang menilai tulisan ini?

ARTIKEL TERKAIT

Duh Gusti, Beri Aku Plester

Posted: 25 Jul 2012 11:37 AM PDT

Duh Gusti , beri aku plester, agar mulutku tak hanya "bawel" dan hanya bisa memberi penilaian : D atau E kepada orang lain. Ini puasa ya Gusti ? segala sesuatu yang dibedah oleh otak dan dilarikan lewat syaraf ke ujung lidahku, semogalah hal yang senantiasa khusnudzon, berbaik sangka. Aku tak ingin  melimpahkan kesalahan pada siapapun juga, karena aku sendiri adalah pemilik  "pabrik kesalahan" .

Duh Gusti, beri aku plester atau lakban, yang merapatkan seluruh anatomi mulutku. Meski tak begitu indah jika dipandang  dan terasa risih bila dirasakan. Namun itu jauh lebih baik dan mulia bagiku. Karena aku tak  inginkan puasa ini hanya beroleh lapar, dan dahaga semata. Kalkulasi matematika, jelas akan nol atau malah minus, jika hari-hariku, jam-jamku , menit-menitku, detik-detikku, penuh dengan busa dan ocehan yang tak perlu.

Duh Gusti, beri aku plester, lakban, dan masker, hingga mulutku total tertutup rapat, dan tak ada lagi rongga  . Tunjukkanlah jika itu benar adalah benar adanya, jika itu salah, salah juga adanya. tunjukkan yang batil, batil  adanya. Aku selalu berusaha belajar mencintai sebuah komitmen apa pun juga. Karena hidup hanya bergantung pada kesetiaan dan konsistensi.

Duh Gusti, sebelum KAU plester mulutku, ijinkan aku mengucapkan salam pagi untuk sobat-sobatku kompasianer yang berhati mulia

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar