Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Selasa, 24 Juli 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Politik “Kesantunan Berprestasi” Ala Jokowi

Posted: 24 Jul 2012 11:23 AM PDT

Kesederhanaan tampilan dan pendekatan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi), itukah yang menjadi kunci melejitnya memimpin perolehan suara dalam pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta? (Suara Merdeka, 14/07).

Memang benar. Tapi track record selama memimpin Kota Solo yang dimiliki, karakter individu Jokowi yang tidak mencerminkan kesombongan mampu diracik dengan baik oleh tim pemenangan  dan mesin politiknya baik lewat Partai Politik PDI-P-Gerindra dan konsultan komunikasi politiknya hingga menghasilkan kemenangan diputaran pertama pada 11 Juli dengan perolehan 1.104.011 suara mengungguli Incumbent Foke-Nara yang hanya meraup 966.032 suara.

Jokowi-Ahok memang menang diputaran pertama. Namun untuk jadi pemenang Pilgub DKI yang sesungguhnya pasangan itu masih harus menghadapi putaran kedua di mana masing-masing kandidiat yang kalah tentu akan berkoalisi dengan segala kemungkinan situasi politik. Bagaimanakah taktis dan strategi tim dan mesin politik Jokowi-Ahok untuk memenangkan kembali diputaran kedua?

Endorsement Jokowi-Ahok yang dikonsulaltani politik oleh kelompoknya Eep Sayaifullah Fatah dan tim peracik media, opini publik, serta manajemen isu oleh kelompok Cirrus menjadi kunci kemenangan bagi Jokowi-Ahok. Kecerdasan mereka dapat dilihat dari lima hasil kinerja yang tersistem dengan cantik.

Pertama; mesin politik yang diperankan oleh partai politik PDI-P dan Gerindra hanya menjalankan konsep politik pemenangan yang dipermak oleh tim kreatif dan tim konsultan politik tersebut. Disparitas pembagian itu akan nampak dalam tataran elit antara Megawati-Prabowo sebagai titik tingkat lobi tertinggi. Perpecahan tim yang dimunculkan lewat media massa semata-mata sebagai taktik melihat permainan lawan.

Kedua; mainsite kampanye yang langsung menyerang titik jantung kebutuhan masyarakat lewat pasar tradisional, slogan "JakartaBaru" yang berarti (JB; Joko Widodo Basuki), kostum kotak-kotak dan komunitas kotak-kotak bergaya keremajaan adalah gambaran hasil style cerdas pilihan mudah bagi rakyat Jakarta yang sesungguhnya butuh peremajaan figure pemimpin yang memiliki branding ala Jokowi.

Ketiga; tim kreatif yang membesut Jokowi-Ahok dalam media massa, intertainment media face to face dengan warga Jakarta, prestasi program dan transparansi anggaran yang pernah berhasil dilakukannya selama menjadi Wali Kota Solo adalah nilai persuasi yang tak bisa ditampik oleh warga Jakarta. Hal itu adalah nilai kongkrit yang sudah djawab dalam diri Jokowi tanpa mengdepankan kesombongan.

Keempat; lahirnya tokoh popular, mampu dijawab langsung dengan elektabilitas tokoh merakyat. Artinya wong cilik pun tanpa melalui pendekatan survey metodis pendekatan kreatifitas tim yang dijalankan oleh mesin politik "kesantunan berprestasi" di beberapa media massa dan ruang publik khususnya jantung kebutuhan masyarakat Jakarta, transposrtasi, pasar, tempat-tempat kumuh dan lain sebagainya  langsung jatuh hati pada Jokowi. Inilah yang disebut "kesantunan bertprestasi" dalam menokohkan sosok Jokowi dengan segudang prestasi dan kemampuan yang tak melihat nilai fisik dan keculunan wajah kandidat.

"Kesantunan berprestasi" beda dengan "pencitraan publik." Berprestasi ala Jokowi lebih mengedepankan isu prestasi dan tidak perlu menyombongkan diri dalam bentuk jargon tertentu. Tak banyak bicara tapi kinerja nyata yang ditonjolkan. Ia lebih percaya pada dirinya sendiri seiring dengan isu yang berkembang tanpa pembelaan dirinya dan cukup dicounter oleh tim pemenangannya.

Kelima; kelincahan dan kelihaian tim, mesin politik Jokowi-Ahok yang menerapkan  "taktik strategi kesantunan prestasi" bukan "strategi taktik pencitraan." Artinya kepastian memilih kandidat menjadi target utama dibandingkan ketertarikan pemilih terhadap kandidat. Ini yang disebut sistem "tembak langsung." Suka, dipilih, dan dicoblos. Tidak terlalu neko-neko dalam publikasi dan berkampanye, tidak menawarkan program yang muluk-muluk. Cukup bagiamana Jokowi mengerti kebutuhan masyarakat DKI Jakarta secara luas.

Besutan Baru

"Dari desa menuju ke kota adalah gambaran untuk mencerminkan kandidat Jokowi-Ahok. Yang satu dari Solo dan satunya dari Bangka Belitung Timur nun jauh dari Ibu Kota Jakarta."

Memang benar, praktik Pilkada selama ada tokoh lokal dalam percaturan politik daerah rata-rata dimenangkan olehnya. Tapi Pilkada DKI kali ini beda meskipun dinilai sebagai barometer politik nasional. Bahwa kemenangan Jokowi-Ahok pada putaran pertama dalam mengungguli calon Petahana Foke-Nara mematahkan tesis Pilkada yang kerap terjadi. Lalu, partai politik incumbent juga bukan lagi sebagai pemain dan pemenang tunggal serta dominan dalam meraup kekuatan suara mayoritas.

Bukan berarti DKI Jakarta beda dengan daerah lain secara politik tetapi kemajuan besutan kratifitas politik yang sesungguhnya menjadi nalar dan ruh kreatif tim sukses dan mesin politik yang dijalankan pasangan Jokowi-ahok melalui jantung-jantung kebutuhan masyarakat Jakarta dengan ketinggian nilai "kesantunan berprestasi" dan "tembak langsung."

Artinya tim tahu dan paham betul bagaimana meramu kandidat untuk dipilih dengan besutan baru tanpa melihat nilai rasisme, budaya mayoritas, tapi melihat sudut pandang kebutuhan nyata rakyat Jakarta dengan bekal "kesantunan berprestasi", dan "keterbukaan hati pada wong cilik." Dan karakter serta gaya itu khas dimiliki oleh Jokowi selama memimpin Kota Solo.

Bagaimana menggalang suara dengan pasti dan tak perlu basa-basi lewat publikasi media massa yang berlebihan. Suara terkantongi dengan pasti lewat besutan baru kejantung warga yang memiliki hak pilih.

Dilema Capres 2014

Beragam wacana Capres 2014 sudah mulai menyesaki ruang publik. Terlebih Abu Rizal Bakrie  satu-satunya Calon Presiden 2014 yang sudah mendeklarasikan diri lewat pengusungan partai Golkar. Pun isu tingginya hasil beberapa survey yang menunjukkan keterdipilihan dan kelayakan pada Prabowo Subiyanto.

Boleh jadi mereka tampil untuk maju Capres 2014 tapi jika ada tokoh lain yang sama dengan gaya dan karakter Jokowi lebih dimungkinkan sangat berpeluang dalam percaturan politik pencapresan 2014. Dengan syarat "kesantunan berprestasi."

Ikhwal itu ditandai oleh isu-isu kandidat selama ini bahwa Capres 2014 adalah wajah-wajah lama yang memiliki syarat kekurangan prestasi dan kesantunan nilai uji. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai bagus dalam pencitraan semasa 2004-2009 pun tak setimpal dengan prestasi kinerjanya ketika dipilih kembali 2009-2014.

Pilitik pencitraan ketika dimulai era SBY 2004-2014 ini mengingatkan format baru Pilkada DKI 2012 yang diperankan oleh Jokowi dengan format baru yaitu "kesantunan prestasi" bukan "pencitraan publik." Akankah Pilpres nanti merujuk pada format "kesantunan prestasi" ala Jokowi jika Pilkada DKI tetap disebut sebagai barometer politik nasional?

NEGARA TUHAN

Posted: 24 Jul 2012 11:23 AM PDT

chapter I : tuhan - tuhan

ketika engkau berpisah dengan kemarau, aku layu terpanggang cahaya

rupanya mahkota tak cukup tegar untuk tumbuh kembali,

tak kutemui teduh disini

habis aku kaukunyah, menjadi bagian proses pencernaanmu

ekstasi macam apa kau tenggak,

hingga enggan berbaring sampai pagi ini?

padahal langit-langit kulayangkan kembang-kembang yang mekar

anak-anak dari bauran putik-peluhku

aku telah gugur, hujanmu berselendang halimun

gemeretak ego menggigil pecah

meski do'a disemburkan sudah

sampai habis puncak-puncak amarah

dan penantian sia pada wuwungan atap rumah

dan kembali kau turunkan hujan, dimana aku merindukan kemarau

napasku sayup berdengus

ketika manusiamu, pagi ini meminta kekuasaan

aku hanya minta makan,

karena bathin mampus ditalu waktu

koyak dipasung azabmu

dayaku cuma jejak-jejak kecil

tak sebanding tombak takdir digenggammu

mudah menyayat nadi linu

mampu meluluhlantakkan nasibku

apakah kurang persembahan ini?

dentang langkahmu meraup segala telinga

cakar implant dijadikan punya kuasa

orang bodoh mana menantang dirimu

pastilah ia tengah mabuk bukan main

lalu dipastikan mati, atau setidaknya dikebiri

chapter II : manusia menjelma tuhan

cerita cinta dari dongeng apa yang membuatmu terbangun pagi ini?

lenguh-lenguh mimpi tentang kisah asmara

yang ada hanya pesakitan yang ternoda

derap kaki jaran guyang, nisan yang membuatku kehilangan perempuan

atau seremoni bugil yang bergentanyangan

dan memagut mimpi anak2 keajaiban

punya wajah, media menjadi guru spiritual

mengikis teluh identitasku

lalu memaksa si dungu menjadi tuhan

suluh,

ayat-ayat rumusan cipta paksamu

yang melulu tentang uang

perintah untuk memberi makan para kerdil berdinas

serta menyediakan kencana emas

sementara gerobakku merayap cemas

dan tuhan-tuhan ini asyik bercinta,

istri-istri bergelimpang

dan timbunan upeti remang

sementara madu kasihku terbentur batu karang

lagi-lagi urusan uang

dan tuhan-tuhan ini para penjarah negeri

aku menjadi peziarah bagi kubur-kubur tanah sejati

menarik pedati dan melahap jerami

meminum peluh dari kendi-kendi

usahaku sendiri

lagi-lagi membayar upeti

jaran guyang adalah mantra sakti tuhan

mengorbankan tumbal bangkai perawan

puasa-puasa darah, kilau upeti

dari dukun mengenakan peci

jaran guyang adalah tahta tuhan

titah penguasa surat warisan kerajaan

selamat tinggal kemarau, ini negeri hujan

derap kaki punggawa-punggawa besi

mengisi sesak jalan pembuluh kapital

lalu lintasnya enggan tidur

menyeret mayat-mayat hidup

meminta lebih banyak bangkai perawan

hanya demi jaran guyang

demi menjadi tuhan

antiklimaks : kematian ketuhanan

dahulu,

aku adalah pendusta

tuhan atas pikiran dan perasaan

lalu kubangun prasasti, ukiran mantra-mantra

agar kelak tercipta kisah paling berani

angkuhku mampu membuat hujan sebagai tarian pujaan tersirat

dan akulah pemabuk paling sejati

sampai,

kabar buruk menjumput kelemahan

ketuhanan menjinjing pergi

ajal datang tanpa perlu menghunus belati

aku terhempas,

negeri menggengam tombak takdir

tinggal malam muram nan getir

dalam bui,

berisi tuhan lainnya

kamar jin, may 2010

Konflik Suriah Dalam Perspektif Liga Arab

Posted: 24 Jul 2012 11:23 AM PDT

Dalam pandangan negara-negara anggota Liga Arab terhadap konflik yang semakin tidak terkendalikan di Suriah sanagat beragam,karena perseps tersebut terkait dengan kepentingan politik mereka masing-masing sehingga semakin ruwetya masalah tersebut.

Konstalasi itu jelas terlihat dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Liga Arab di Doha,Qatar ,salah satu negara kerajaan Teluk yang sangat keras terhadap rejim Damascus.Dalam seruan Liga Arab yang dikemukakan oleh Perdana Menteri(PM)Qatar ,Syeikh Hamad Bin Khalifa At Thani supaya Presiden Bashar Al Assad secepatya mengundurkan diri dari jabatannya.Ia menambahkan pula,bahwa Liga Arab akan memberikan jaminan keamanan bagi Al Assad untuk keluar dari Damascus,yang diartikan oleh sebagaian pengamat politik sebagai jaminan suaka politik bagi putra Hafis Al Assad tersebut.

Namun demikian dari sekian jumlah anggota Liga Arab yang terdiri dari Arab Saudi,Qatar,Aljazair,Mesir, Iraq ,Kuweit,Oman Sudan itu dua diantaranya yakni Iraq dan Aljzair menentang seruan Liga Arab.Bagi Aljazair dan Iraq mengenai status Presiden Bashar Al Assad terserah warga Suriah sendiri,bukan karena desakan dan pemaksaan negara-negara lainnya.

Menurut laporan itu yang dilansir kantor berita SPA  ,Senin 23 Juli 2012 bahwa Aljazair sangat keberatan dengan seruan Liga Arab semacam itu,karena Liga Arab tidak memiliki "hak-hak istimewa"untuk itu tetapi hak semacam itu hanya dimiliki oleh warga Suriah.Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Iraq,Labbi Abbadi mengemukakan keberatannya pula,bahwa seruan negara-negara anggota Liga Arab seperti itu merupakan suatu intervensi terhadap masalah domistik Suriah.

Sikap Aljazair itu bisa dipahami sebagai upaya untuk meredam ekses"Arab Spring"yang kini sedang berhembus diseluruh kawasan Timur Tengah.Apalagi sekarang rejim Aljeirs terkepung oleh keberhasilan gerakan rakyat Tunisia dan Libya ataupun Mesir,yang berhasil menggulingkan rejim dikdator dinegaranya masing-masing.Dan sekiranya seruan Liga Arab itu dibiarkan saja,tidak mustahil hal serupa akan melanda Aljazair dan juga Iraq.

Aljazair memiliki sumbu yang bisa saja meledak kapan saja jika tersulut oleh ekses revolusi rakyat di kawasan itu,terutama "bom waktu"yang disimpan oleh Aljazair menyusul pembatalan sepihak kemenangan FIS dalam Pemilu tahun 1990-an yang masih kuat pengaruhnya.Sementara bagi Iraq yag kini dikuasai oleh kelompok Muslim Syiah dukungan Barat,akan terusik juga jika rejim Al Assad yang Syiah Alawiyin itu jatuh ketangan mayoritas Sunni.Hal ini berarti bisa merupakan suatu dorongan moral minoritas Sunni-Iraq bagi melakukan gerakan serupa terhadap rejim Bagdad yang Syiah model Teheran tersebut.

Dalam konteks inilah maka negara-negara seperti Aljazair,Iraq dan juga Republik Islam Syiah Iran tidak kan mendukung seruang negara-negara Liga Arab tersebut.Dan mereka menghendaki langkah-langkah proses  penyelesaiannya sebagaimana yang dikehendaki Rusia,China ataupun PBB,tetapi bukan sebagaimana yang dikehendaki Liga Arab , AS dan sekutunya.Untuk menjembataninya sekarang Rusia sedang mendekati Arab Saudi,yang dianggap sebagai salah satu negara yang berpengaruh dikawasan Teluk.

Tebaran Doa di Langit Kamar

Posted: 24 Jul 2012 11:23 AM PDT

kurindu malam-malam seperti ini
mengisi kekosongan sebelas bulan
yang ditinggalkan
kering rasanya tanpa agenda batin

wahai doa-doa di plafon langit kamar
jadikan malam-malam ini mercusuar
yang memberi   arah
bagi perahu-perahu yang tersesat
dan tak lagi menyimpan alamat

kepulan kalbu ini telah menyemai
sedemikian indah, membangun  taman hati
menggantikan dunia riuhku
sejak oase itu tak pernah lagi kuziarahi,

jika hadirmu  hanya sebatas ramadhan
dosa-dosa apa lagi yang menyalak di sembarang waktu

wahai doa yang bersemayam di  langit kamar
pinjamilah aku waktu untuk menyedumu
hingga sebelas bulan berjalan
dalam hitung arloji yang berdetak

wahai doa yang hinggap di langit kamar
kapan lagi kumenemu  tadarus-tadarus batin ini
adakah pengganti qalbu yang melambung demikian lesat

Kekasih Di Negeri Padang, Air Mata ku Berlinang Malam

Posted: 24 Jul 2012 11:23 AM PDT

Misbuladillah17 Kompasiana.com- Dalam perjalanan waktu yang dingin di antara dingin ya malam, dan berbuka puasa adalah hikmat , dan larikan diri dengan malam yang dingin adalah harapan, dan kasih yang tak akan terleraikan menungu azan datang adalah tujuan dan keinginan, dan dari minum yang di gemgam belum juga terluluhkan, dan malam dingin juga tak ada yang mengkisahkan, hari ini dan esok akan terjalankan, dan menikmatinya adalah jalan jalan panjang dan penuh pertanyaan, di mana kata itu akan bergulir, dan malam ini ku tidak tidak ada yang menyangsikan, apa ada rasa kebenaran itu datang, dan cobaan kami akan di datangkan atau bahkan di hadapakan dalam pandangan, itu tidak kami tahu, dan kami akan dingin dan lari lah jawaban untuk sementara ini,dan kami mengerti akan keadaan yang terjadi.

Dimana ndak  ka karusuah hati //dimana tidak kan rusuh hati

menangih se sepanjang malam// menangis sepanjang malam

awak maratau kanagari urang//aku merantau kenegeri orang

mande dan saudara di kampuang//ibu dan saudara di kampung

Adiak ka di arok kuliah pulo//kekasih yang di harap kuliah pula

Universitas andalas seraya berkata dalam BUYA HAMKA berkata di ingatan

Hujan datang lah hujan, dan malam datang lah malam, tapi jangan pisahkan kami dari raga kami yang dingin ini,dan angin malam yang dingin ini telah merasakan air sungai pahit menengelamkan harapan, gunung sago yang marah atau kami di diamkan pertanyaan, dan beribu pertanyaan yang takm munkin akau jawab dimalam yang akan datang.

Satu dua titik dan titik KEJADIAN  ada pertanyanyan, air deras hujan yang menghatam rumah dan surau lama, di baah air bah yang dramatis meghantap jalur sungai, dan ini berjalan dengan air hujan malam dengan segala pertanyaan yang  terleraikan akan keriangan.

Pauh lima manis

lubuak bagalung

kota padang

Universitas andalas dalam bayangan

atas nama kampuang yang di alirkan

ada suatu kejadian

malam ini tak akan terkisahkan

hanya lama nya hari di kenangan

malam ini masih mencekam

akan keriangan

Ramadhan di 1433 H

LARIAN EMOSI JIWA TAK TERGANTIKAN

Sungai Kuranji yang,masih belum Ku Pastikan!

Belum memberi kabar yang akan di tantikan

ku tunggu pagi esok yang akan berjalan……..

Kasih dalam harapan yang tidak ada, ku mengerti akan keriangan

aku menjauh kan ketidak beranian menanyakan ruang pandangan

malam juga tak terkisahkan

Dan tergetarkan dalam hati ini di malam yang kian datang, dan kaih kota padang belum memberikan berita  yang aktual sebenarnya, biarlan keluarga ku aka nmenyampaikan, akan keberadan adinda seseorang. ayah dan ibu di dalam pandngan jauh, kasih yang tak munkin di lepas kan, masih akan kuat di dalam anak mu di rantau orang, dan negeri jauh terpandang, kasih kabar akan riang kan malam, dan pagi akan datang, dan yakinkan lah kebebanaran, kata kata tak sampai membuat kami hilang arah dan haluan, kasih kami yang tak akan terbantahkan, PADANG -INDONESIA, ku tunggu larimu mengembam asa, dan hari cerah tertup asa di depan mata. @abdi_cakrawala

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar