Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 02 Juli 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Suka Duka Orang Tua Ketika Mengawali Tahun Pelajaran Baru !

Posted: 02 Jul 2012 11:01 AM PDT

Sebagai seorang guru yang termasuk dalam jajaran anggota kepanitian penerimaan siswa -siswi baru di sebuah SMA , yang selalu menerima berbagai keluhan dari orang tua yang bergitu besar harapan bagi diterima putra-putrinya untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.Namun demikian apa daya rasanya pendidikan sekarang ini lebih mementingkan sisi bisnisnya daripada sisi lainnya,apalagi sisi edukasinya memang kerapkali termargilisasikan sekarang ini.                                        

Pemerintah Indonesia memang sudah melincurkan berbagaai nama bantuannya kepada berbagai jenjang lembaga sekolah formal,seperti BOS,Bawaku Sekolah,Program Sekolah Gratis dan sebagainya itu,namun pungutan masih tetap jalan seperti biasanya.Bagi sekolah SMPN yang menerima BOS,Program sekolah Gratis SMA ataupun SD-pun masih terdapat pungutan tersamar dengan berbagai dalih yang sengaja dibuat oleh kepala sekolah masing-masing.                                      

Rapat dengan orangtua pun sesungguhnya sudah ditetapkan sebelumnya dengan beberapa alternatif pilihan oleh kepala sekolah yang harus dicicil oleh orang tua siswa,sementara komite sekolah kelihatannya justeru sebagaiannya tidak dikenal oleh orang tua siswa.Bahakan kadangkala gurupun tidak mengenal siapasih yang bernama  komite sekolah dan bagaaimana prosesi sehingga  ia ditunjuknya.Sedangkan dinas instansi Diknas pendidikanpun terkesan membiarkannya begitu saja,karena sangat langka terjadi pemeriksaan terhadap penggunaan Bos,Bawaku,BOMM ataupun program sekolah gratis lainnya.                                

Setiap hari bisa jelas terlihat bagaimana paniknya orang tua siswa dalam mencari peluang yang tepat bagi putra-putrinya,mulai dari menunggu  hasil kelulusannya,proses penerimaannya di sekolah,dana yang harus disediakan demikian besar seiring tingkatan status favoritnya ,SBSN -SBSI  lembaga pendidikan formal ,yang hanya bersifat kapitalis liberal belaka.                                  

Mereka sering curhat bahwa untuk mebiayai pendidikan putranya yang setiap tahun semakin tinggi itu ,terpaksa menggadaikan saja apa yang masih tersisa di rumah mereka asalkan putra-putrinya bisa melanjutkan sekolah.Sementara pemerintah kelihatannya kurang peduli selain hanya berwacana secara teoritis belaka,tanpa bisa merealisasikannya secara kongkrit dalam kehidupan nyata.Para politisi hanya mengeluarkan jargon-jargon politik yang tidak berguna bagi rakyat Indonesia,akan tetapi mereka sangat menikmatinya dengan sering muncul di media elektronika sudah lebih dari  cukup bagi mereka yang hanya untuk mencari populeritas rendahan belaka.

15 Dari 100 Tank Leopard Jerman, Tiba di Tanah Air, Oktober Nanti

Posted: 02 Jul 2012 11:01 AM PDT

Kabar gembira datang dari Kementerian Pertahanan RI. Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin, 2 Juli, mengatakan, bahwa telah diputuskan bahwa pemerintah akan membeli Tank Leopard (Main Battle Tank), dari Jerman dan proses pembelian dari Belanda, dihentikan. "Karena tidak ada kepastian dari Pemerintah Belanda," kata Sjafrie.

Dalam rangka modernisasi peralatan militer sesuai Rencana Strategi (Renstra) periode 2010-2014, modernisasi peralatan militer itu pemerintah akan memfokuskan pembelian Ranpur dari Jerman. Dengan pertimbangan, bahwa pemerintah Indonesia telah memperoleh suatu kepastian waktu, dan kepastian target dari volume Alutsista yang diperlukan. "Sedangkan rencana pembelian MBT dari Belanda kita batalkan," ujar Sjafrie.

Rencananya, Tank Leopard tersebut akan tiba di lndonesia sejumlah 15 Unit pada Oktober 2012 mendatang. Tank tersebut akan datang sebanyak lebih kurang 100 Unit secara bertahap sampai dengan Oktober 2014. Pemerintah lndonesia memberikan apresiasi kepada pemerintah Belanda dalam kerjasama pertahanan bilateral, khususnya kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan dan Menteri Perdagangan Belanda atas kerjasama yang optimal dalam melancarkan proses pengadaan Alutsista TNl.

"Jadi direncanakan secara berturut-turut dimulai dari Oktober 2012 akan terus mengalir delivery-distribusi dari alutsista Leopard ini dan itu disertai dengan kegiatan transfer teknologi yang dilaksanakan oleh PT Pindad," ujar Sjafrie.

Menurutnya, alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk membeli peralatan militer MBT ini sebesar US$ 280 juta, dengan skema pinjaman luar negeri, yang diproses sesuai blue print Bappenas dan Kementerian Keuangan.Saat ini proses akselerasi dilakukan parallel, sehingga dalam waktu satu minggu akan segera diperoleh suatu kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan.

"Pinjaman luar negeri itu dalam waktu lima tahun sejumlah US$ 280 juta. Pinjaman luar negeri itu, tidak harus dari Jerman, tergantung dari Kemenkeu, siapa yang valid dan reeliable untuk memberikan," katanya. Bisa jadi itu dilaksanakan oleh sindikasi perbankan dalam negeri atau ada satu formulasi dari skema pembiayaan yang dikelola oleh Kemenkeu. Jadi itu adalah otoritas dari Kemenkeu kita untuk mengatur skema pembiayaan.

Tentu saja ini diikuti dengan aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh Tim Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa yang melibatkan BPKP,LKPP, dan lnpektorat Jenderal dari Kemhan, serta dari Markas Besar TNl dan Angkatan.Untuk rencana pembelian MBT Leopard langsung dari Jerman, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, sudah melakukan komunikasi dengan Ketua Panja Alutsista Komisi I DPR Rl, TB Hasanuddin dan Menteri Pertahanan Belanda.

"Pertimbangannya kenapa kita tidak meneruskan pengadaan peralatan militer dari belanda adalah faktornya hanya satu adalah kepastian dari waktu yang kita perlukan, dan kepastian dari proses yang kita perlukan ini belum memberikan suatu jawaban," kata Sjafrie.Pertimbangan lain adalah pemerintah ingin, jangan sampai memberikan beban kepada pihak Belanda, bila membeli peralatan militer dari Belanda tanpa ada satu soliditas dari Belanda sendiri.

Apakah tank yang dibeli itu barau atau bekas? Pemerintah akan melakukan suatu pembelian refurbishment. Refurbishment itu adalah memodifikasi tank itu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan untuk Indonesia., dan ini sama halnya apa yang dilaksanakan seperti di Singapura."Jadi istilah bekas gak ada. Jangan kayak mobil. Peralatan militer itu gak ada istilah bekas. Jadi kita menganut istilah refurbishment.  Ini ada spesifikasi peralatan militer ini. Jadi baru semuanya. Jadi bukan di dempul-dempul, bukan," ungkapnya.Tank yang akan dibeli ada dua macam. Ada Tank Leopard lengkap dengan persenjataannya dan ada Tank Supportingnya. Pembedanya adalah dari komponen pendukungnnya, ada jembatan, ada recovery, dan ada juga ambulannya.

"Pada Semester I, 2014 diharapkan semua sudah terkirim seluruhnya (100 unit) dan itu berlaku seluruh peralatan militer yang kita pesan dengan target tahun 2014," kata Sjafrie.

“Wa Fi Anfusikum”!

Posted: 02 Jul 2012 11:01 AM PDT

Maulawi, panggilan akrab Jalaludin Rumi, dalam bab keenam dari "Al-Matsnawi", bercerita tentang seorang lelaki yang sepanjang hidupnya hanya meminta dan memohon kepada Tuhan agar pada suatu waktu menemukan harta karun yang melimpah ruah.

Hingga suatu malam, lelaki itu didatangi oleh "hatif" (sebutan bagi sosok tak dikenal yang biasa ditemui dalam mimpi). Hatif ini memberi tahu lokasi harta karun yang ia impikan selama ini, dengan syarat, lelaki itu harus melepaskan panah.

Dengan semangat, lelaki itu terbangun dari tidurnya. Ia kemudian beranjak menuju ke tempat yang ditunjuk oleh "hatif" sembari membawa anak panah, lengkap dengan busurnya. Sesampainya di sana, lelaki ini bingung, harus kemana anak panah ini dilepaskan. Seluruh penjuru telah ia tuju dan seluruh tempat yang dijatuhi oleh anak panah, ia gali. Namun, harta karun tak kunjung ia temukan.

Malam harinya, lelaki ini kembali bermimpi didatangi oelh sosok "hatif". Ia "protes" terhadap petunjuk "hatif". Hatif itu dengan entengnya berkata; "Engkau salah, seharusnya anak panah bukan kau rentangkan jauh2, melainkan kau lepaskan saja".

Dan keesokan harinya, lelaki itu kembali menuju tempat yang sama. Kali ini, anak panah tak ia lepaskan dari busurnya, melainkan ia jatuhkan begitu saja. Ternyata, anak panah itu terjatuh di antara kakinya berpijak. Segera lelaki itu menggali tempat di bawah kakinya, dan kali ini, ia menemukan harta karun yang diimpikannya selama ini.

Konon, setelah mendengar cerita ini, seorang murid tak kunjung mengerti apa maksud yang tersembunyi dari kisah Maulawi tersebut. Murid itu kemudian mendatangi Maulawi. Maulawi menjawab; "Sesungguhnya, aku bermaksud menafsirkan ayat Alquran, yaitu, "Wa Fi Anfusikum, Afala Tubsirun?". "(Ada) Dalam diri kalian, tidakkah kalian melihatnya?".

Rumi benar, harta karun sesungguhnya bukanlah di luar diri kita, melainkan ada di dalam diri kita sendiri. Harta karun itu dekat dengan kita, bahkan melekat, tak terpisahkan. Namun, kita tak pernah menyadarinya (Tubsirun), sehingga kita sering mencari "harta karun" di luar diri.

Mengenai hal ini, Sayyidina Ali Khw dalam khutbahnya yang fenomenal, "Nahjul Balaghah", pernah berkata:

Obat yang kau cari ada pada dirimu.

Tapi kau tak melihatnya.

Dan penyakitmu datang darimu.

Tapi kau tak menyadarinya.

Salam gitu aja koq repot.

Selamat menikmati hidangan.

KPSI kah Iblis itu….?

Posted: 02 Jul 2012 11:01 AM PDT

OPINI | 03 July 2012 | 00:53 Dibaca: 4   Komentar: 0   Nihil

Tatkala Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama dengan berbagai kesempurnaan yang melekat didalamnya. Tak cukup hanya kesempurnaan, Tuhan pun memberikan gelar sebagai pemimpin semua mahkluk ciptaan-Nya. Berbagai "legalitas formal" tersebut serta merta di aamiinkan oleh semua makhluk Tuhan yang lain. Semua bersujud kepada Adam sebagai wujud ketaatan kepada sang khaliq.

Semua…?? Oh, ternyata tidak! Diujung sana ada iblis yang dengan pongahnya menunjukkan ke tidak taatannya. Dengan keangkuhan dan kesombongannya, iblis berkata : "Ana khalaqtani minnari, wa khalaqtahu min tiin." Aku (iblis) diciptakan dari api, sedangkan dia (Adam) diciptakan dari tanah, kenapa aku (iblis) harus bersujud kepadanya (Adam)?

Statemen iblis tersebut sungguh membuat Tuhan murka. Karena kesombongannya, kecongkakan dan pembangkangannya, Tuhan mengusir iblis dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat (makhluq terhormat) dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat.

Sedihkah iblis…? Ternyata tidak! Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan. Iblis memohon agar diberi umur kekal hingga hari kiamat. Tuhan pun mengabulkan permohonan iblis.

Namun, dasar iblis, bukannya bersyukur dan berterima kasih permohonannya dikabulkan, justru iblis mengancam akan menyesatkan Adam dan keturunannya dengan menghalalkan segala cara, mengajak mereka melakukan maksiat, kerusakan, fitnah dan hal-hal yang terlarang lainnya.

Sekelumit sejarah tersebut, rasanya menjadi sangat identik dengan apa yang dilakukan KPSI dan para pengikutnya.

  • Tidak ada kesdihan ketika 4 Komite Eksekutif di pecat dari PSSI, justru membuat PSSI abal-abal dengan menggunakan sandiwara KLB Ancol.
  • Tidak ada rasa syukur ketika 4 anggota komite eksekutif yang dipecat akan dikembalikan ke posisi semula, justru sering membuat statemen yang kontra produktif dalam menyelesaikan kemelut di PSSI.
  • Fitnah seolah menjadi bahasa sehari-hari para pengikut KPSI, mulai dari La Nyalla hingga Dodi Alex Nurdin.
  • Kerusakan bahkan "pembunuhan" manusia oleh manusia lainnya seolah menjadi sebuah keniscayaan dalam LSI.
  • Dan lain sebagainya.

Jadi…..?! apakah KPSI dan para pengikutnya adalah Iblis itu….?

Wallahu a'lam bishawab.

Situbondo, 2 Juli 2012

Siapa yang menilai tulisan ini?

Memperbaiki Masa Depan Guru Indonesia

Posted: 02 Jul 2012 11:01 AM PDT

Sahabat guru Indonesia, sebelumnya saya ingin bertanya kepada anda semua, pernahkan anda bertanya kapada murud-murid anda mengenai cita-cita yang ingin diraih murid-murid anda? saya anggap saja teman-teman semua pernah melakukan itu. Profesi apa yang paling banyak diidolakan oleh mereka? Saya yakin tentunya bukan guru, kalaupun ada yang memilih guru, itupun jumlahnya sedikit. Satu lagi pernah gak teman-teman melihat dari status sosial ekonomi, anak yang memilih cita-cita menjadi guru? Apakah siswa yang memilih jadi guru sebagian besar adalah dalam kategori ekonomi keluarga menengah ke bawah. Terus bagaimana dengan murid-murid dengan ekonomi tingkat menengah ke atas?

Inilah sebenarnya polemik yang harus kita selesaikan bersama. Apakah ini PR buat guru saja? Tentunya tidak, semua pihak punya andil dalam memajukan perguruan Indonesia. Tapi yang paling punya peran adah guru dan calon guru tentunya, yaitu mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.  Dengan kata lain guru dan mahasiswa dituntut untuk senantiasa mengembangkan diri secara maksimal. Untuk Para guru sendiri mulai sekarang mulailah menyadari bahwa profesi yang kita jalani ini adalah profesi mulia.  Meskipun guru ini adalah profesi, tapi perlu diingat juga bahwa guru adalah agen perubahan. Kewajiban kita bukan hanya pada lembaga, tapi juga kepada Tuhan, kepada murid, kepada orang tua, serta kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di seluruh Nusantara.

Sedangkan untuk mahasiswa FKIP, mulai sekarang tanamkanlah semangat belajar yang tinggi. Luruskan Mindset anda dalam menjalani pendidikan. Saya teringat dalam suatu kuliah, saya menanyakan kepada teman-teman mahasiwa tentang alasan mareka memilih jurusan FKIP. Mereka semua terdiam, bukan karena mereka tidak mau bicara, tapi ada alasan lain yang mereka sembunyikan. Pelan tapi pasti saya mencoba menggiring mereka untuk memberikan jawaban secara apa adanya. Yap..sebuah kenyataan bahwa ternyata tidak semua mahasiswa dikelas saya suka dengan jurusan yang mereka ambil. Ini sungguh ironi padahal mereka bukanlah mahasiwa baru.

Paradigma yang semacam ini harus segera kita rubah. Karena kalau tidak masa depan guru tidak akan membaik. Jika kita para guru dan para mahasiswa pendidikan hanya jalan ditempat, maka sebenarnya mereka telah mempertaruhkan masa depan bangsa tercinta. Bagaimana tidak, jika para guru atau calon guru, kualitasnya rendah, apakah mungkin bisa membimbing dan mengajarkan murid-murid menjadi pribadi yang hebat. Sehingga yang ada, ketika ada siswa yang bandel, tidak berperstasi, suka membolos guru langsung seketika mengatakan bahwa itu salah murid sendiri.  Sekarang kita renungkan sejenak pernahkah kita berpikir, bahwa apa yang dilakukan anak itu mungkin salah kita?

Saya punya sedikit cerita menarik  untuk anda, pernah suatu ketika saya berada di suatu sekolah. Saat itu saya sedang jalan menuju musola sekolah. Saat itu musala masih sepi, karena memang masih jam pelajaran. Tanpa sengaja saya bertemu dengan dua siswa, di musola. Saya pun bertanya kepada mereka "Dik kok di sini, memangnya gak ada kelas? Mereka pun mengatakan "Jam kosong Pak". Kemudian saya bertanya kembali "Memangnya tidak ada guru penganti  yang memberikan tugas?" Mereka menjawab "Ada pak tapi males, aja mengerjakan".  Mereka berani menjawab begitu, karena mereka tahu bahwa saya bukan guru di sekolah tersebut. Sambil tersenyum saya bertanya kembali "Kok males, bukannya sekolah di sini enak? Siswa tersebut pun sontak menjawab "Halah pak,,,sekolah di sini tu, nyebelke,,terutama guru-gurunya, sama sekali gak ada yang asyik. Mereka tidak pernah mau mengerti dengan kita-kita, ada masalah sedikit kita di hukum, makannya itu pak saya gak tahan sekolah di sini". Saya pun tidak lantas memberikan respon, saya hanya terdiam sambil berpikir, karena bukan hanya siswa tersebut yang bicara demikian.  Saya pernah juga mendapat pengakuan dari puluhan siswa bahwa di situ ada guru yang kalau ngajar gak enak, hanya di suruh mencatat, bahkan hampir siswa satu kelas tidak bisa mamahami materi yang disampaikan guru tersebut saat mengejar.

Cerita tersebut harusnya menjadi pelajaran buat kita bahwa sudah saatnya kita Ngilo (ngaca). Tidak semuanya salah siswa, jika ada siswa yang bandel, suka membolos dan lain-lain, maka guru juga perlu introspeksi diri, jangan-jangan dirinya ada yang salah dalam sikap, perkataan, perilaku, cara mengajar dan lain-lain. Jadi apapun tujuan awal kita kuliah atau pun jadi guru, yang penting mulai sekarang susun kembali tujuan kita, kita ubah mindset kita dan kita kembangkan terus kemampuan kita demi generasi penerus bangsa. Dengan begitu kita akan menjadi guru dan calon guru hebat. So Jangan takut bercita-cita jadi guru, jadi guru itu menyenangkan.

BY: Rona Binham. Founder: cafemotivasi.com

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar