Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 13 Juli 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Majalengka 2012 Kedepan

Posted: 13 Jul 2012 11:38 AM PDT

REP | 14 July 2012 | 01:11 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Majalengka, Salah satu upaya pemerintah pusat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah melalui bantuan program rehabilitasi sekolah yang dikucurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN. Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka melalui Dinas pendidikan telah menyerap dana milyaran rupiah untuk meningkatkan sarana gedung sekolah yang memadai dan berkualitas.


Pada tahun 2011, Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka mendapatkan bantuan dari dana APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperuntukan untuk rehabilitasi bangunan sekolah. Adapun jumlah sekolah yang mendapat bantuan rehab tersebut sekitar 514 sekolah. Di antaranya untuk rehab sedang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 231 sekolah dengan masing-masing anggaran Rp.41,5 juta, untuk per-satu ruangnya. Anggaran total untuk DAK ruangan RP. 2,346 milyar dan DAK untuk rehabilitasi ruangan sebesar Rp. 1,170 milyar.

Sedangkan untuk rehab berat yang didapat oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 5 SMP, dan rehab sedang sebanyak 9 kelas dengan nilai anggaran sebesar Rp.900 juta. Selain rehab sekolah Disdik Kab. Majalengka juga mendapatkan bantuan pembangunan perpustakaan SD sebanyak 26 unit dan SMP 4 unit, dengan nilai anggaran sebesar Rp. 6,588 milyar. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Majalengka Drs.H.Sanwasi, MM, melalui Kabid Sarana dan Prasarana (Sapras), Elon Sukalam, yang ditemui di ruang kerjanya.

"Sejumlah proyek rehab sekolah tersebut dikerjakan oleh para rekanan melalui pilsung ataupun juksung, "ujar Elon. Elon juga mengharapkan agar para rekanan tersebut menjaga kualitas dan nama baik perusahaanya , hal ini demi menjaga kepercayaan terhadap rekanan itu sendiri, pangkasnya.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Politik Nostalgia

Posted: 13 Jul 2012 11:38 AM PDT

REP | 14 July 2012 | 01:09 Dibaca: 0   Komentar: 0   Nihil

Piye kabare?

Uenak to di jamanku to…

Barangkali anda anda pernah membaca tulisan diatas pada "billboard" kain (tepatnya spanduk besar, karena tiangnya dari bambu) di beberapa sudut jalan di Jakarta. Penulis sendiri membacanya -di Cibubur tidak jauh dari pintu tol keluar cibubur dari arah Jakarta- beberapa hari lalu. Spanduk besar itu berlatar belakang foto penguasa orde baru yang sedang senyum, "smiling general" julukan wartawan. Adapun sponsor spanduk itu seperti tertulis di pojok kiri atasnya adalah salah sebuah partai baru, yang penulis tidak tahu apakah peserta pemilu 2014 atau bukan, tapi menurut berita partai itu di "bidani" oleh simpatisannya.

Kalau pada pemerintahan saat ini dikenal istilah Politik Pencitraan, maka tampilan spanduk diatas bolehlah dikatakan sebagai Politik Nostalgia.

"Kesuksesan" dan "keberhasilan" pemerintahan masa lalu "dijual" untuk menggugah masyarakat untuk memilih partai baru ini, mungkin begitu lebih kurang tujuan dari "iklan" spanduk itu. Penulis memberikan tanda petik pada tulisan kesuksesan dan keberhasilan, karena interpretasinya akan sangat subyektif.

Jadi banyak cara menggugah pemilih dan berbagai tema diangkat untuk mendapatkan simpati masyarakat pada Pemilu mendatang.

Tetapi masyarakat Indonesia semakin cerdas dan kritis, apakah politik-politik pencitraan atau politik nostalgia ini bisa berhasil? Waktulah yang akan membuktikannya, karena bukti teraktual baru saja kita lihat pada Pemilu KaDa Jakarta, Cagub petahana kalah angka oleh Cagub yang merakyat, yang akan dibuktikan lagi pada putaran kedua 10 September nanti.

Bagaimana menurut anda?


Siapa yang menilai tulisan ini?

Perempuan Cantik, Anggun dan Mempesona

Posted: 13 Jul 2012 11:38 AM PDT

Ketika memandang secara dalam, melihat sekilas ataupun mengangan-angan seorang perempuan cantik, anggun dan mempesona. Rasanya ingin mengenalnya lebih dari sekedar basa-basi, tak terbantahkan ingin berjumpa lagi dengannya, berharap segera bertemu langsung sekarang juga. Menjadi pemacu untuk terus mendekapnya dalam ingatan, lamunan ataupun mimpi. Semuanya coba diketengahkah agar sosok perempuan cantik, anggun dan mempesona senantiasa dirinya dekat, bersama dan bersatu bersama untuk nanti, esok dan selamanya.

Siapa yang tidak kepincut jika ada sosok perempaun cantik, anggun dan mempesona itu hadir dihadapan mata, tepat berhadap-hadapan. Dari seluit tubuh, paras wajah, tatapan mata, tutur wicara, barang yang dikenakan, gaya berjalan, gerai rambut, lentik cemari, dan segudang atribut lainnya. Semuanya itu tersistem dan terstruktur secara kasat mata untuk menjadikan sosok yang dikatakan cantik, anggun dan mempersona itu ada pada perempuan yang dimaksudkan. Kecuali, orang-orang yang melihatnya diluar tampilan fisik. Orang-orang yang setingkat lebih jauh dan mendalam, bukan tampilan luaran secara kasat mata yang dilihat, namun dari asal muasal sampai ke akar-akarnya dan menjadikanya demikian adanya tanpa ada beda dengan perempuan yang lain.

Ia sebagai seorang perempuan cantik, anggun dan mempesona, secara pengalaman dan barangkali menjadi semacam kebiasaan muncul dengan sendirinya, sebagai penilaian diri kepadanya. Dari sini kemudian memberi pancaran pengetahuan tentangnya dari sudut pandang yang melihat secara jasmaniah, fisik. Beranjak dari penilaian ini, sosok perempuan cantik, anggun dan mempesona kemudian teraktualkan menjadi gambaran bagaimana yang cantik, anggun dan mempesona itu hadir dalam kenyataan sekarang ini.

Ada juga perempuan yang dinilai sebagai perempuan cantik se-jagad, se-anggun dari semua perempaun, se-mempesona dari semua perempuan yang terlahir. Berkat bakat dan kemampuan yang dimiliki, keterlibatan sosial dan tentu saja menyingkirkan kontestan lainnya. Ia menjadi cantik se-jagad dinilai sebagai pemenang. Ia menjadi anggun sebagai represntasi kompetisi perhelatan dunia. Ia menjadi mempesona karena kemampuannya menjawab sederet pertanyaan, serta dukungan dari luar dan aturan main yang terpenuhi. Ketika semua ini terlewati jadilah sebagaimana gambaran sebagai sosok perempuan cantik, anggun dan mempesona se-jagad.

Sosok perempuan cantik, anggun dan mempesona disini yang semula adalah semacam bawaan-bisa jadi juga tidak-yang tampil kepermukaan dan keadaan yang terindra, coba dijadikan sebagai sesuatu yang dapat diukur. Dari keterukuran yang diketahui, keadaan perempuan cantik, anggun dan mempesona kini tampil menjadi gambaran fisiknya. Fisik yang kemudian lebih nampak dibandingkan dengan keadaan luaran namun kedalam yang fisik. Dengan kata lain, bentuk materialnya yang menjadi cacatan penilaian ia sebagai perempuan cantik, anggun dan mempesona.Dari fisik yang kemudian mensistem dan menstruktur kedalam perempuan agar ia dapat dikatakan demikian. Jadi, ada konstruk yang terbangun, bahwa perempuan cantik, anggun dan mempesona ya seperti ini-itu diatas. Di satu sisi, penilaian itu mereduksi perempuan sebagaimana yang tergambar secara fisik semata. Di sini lain, lewat penilaian itu juga perempuan cantik, anggun dan mempesona terlihat dari tampilan luaran beserta atribut yang menghiasi, diluar itu tidak.

Sebenarnya, semenjak kapan menilai sosok perempuan cantik, anggun dan mempersona?, itu sendiri muncul sekarang ini. Barangkali pertanyaan ini beserta turunannya dapat dirunut sejak mengenal perempuan sebagai yang berbeda secara badani dengan laki-laki dalam kebudayaan yang melingkupinya. Segala yang terbentuk dalam penilaian berlanjut pada konstruksi yang menjadikan perempuan dapat dikenali dari sisi kematrialannya saja. Lekat cantik, anggun dan mempesona pada perempuan ternilai terbangun juga dari dalam. Dari dalam perempuan itu sendiri, dimana ada kategori-kategori yang dijadikan pemisah secara jelas jika mengacu pada prinsip logika ala Aristotelian berikut. Pertama, prinsip persamaan (A=A). Kedua, prinsip non-kontradiksi (Anon-A). Ketiga, prinsip penyisihan jalan tengah atau tidak ada kemungkinan jalan ketiga (A/non-A).

Bekerjannya prinsip ini dalam perempuan beserta atribut yang menyertainya, jika ada ketegori perempuan cantik, anggun dan mempesona, berarti ada perempuan yang dikategorikan sebaliknya. Di sini mendudukan perempuan secara dikotomis, A atau non-A, Hitam atau Putih saja. Jadi bisa dilihat bagaimana konstruksi terhadap perempuan cantik, anggun dan mempesona itu dengan sendirinya memunculkan ketegori perempuan sebaliknya. Seolah-olah ia menjadi perempuan cantik, anggun dan mempesona karena ada perempuan yang-maaf, disini di lawankan sekedarnya-jelak/buruk, culun, membosankan. Demikian ini, proses dominasi katogori perempuan A terhadap perempuan non-A terjadi, dan terus berlangsung. Lihat saja bagaimana perhelatan akbar putri ter-/se-, sebagai representasi untuk memilih perempuan ter-/sedunia sekalipun, yang didalamnya jelas tak tercantum kategori perempuan non-A.

Semakin kesini, polesan untuk menjadi bagaimana perempuan yang cantik itu putih, yang anggun itu bersolek barang mewah, yang mempesona itu berpakaian dan bergelantungan aksesoris mewah nan mahal, tersaji sedemikian lumrah. Kondisi ini akan terus memaksa proses dominasi-bawah sadar-terhadap perempuan itu sendiri. Semua yang coba diketengahkan ke publik, diburu dan diikuti agar senantiasa hadir sebagai perempuan cantik, anggun dan mempesona. Penelusuran keberadaan sesuatu sampai pada anggapan cantik, anggun dan mempesona dikejar, mengikuti sedemikian rupa agar eksistensi diri tetap berada dalam arena sistem dan struktur yang berjalan. Disinilah perempuan cantik, anggun dan mempesona mewarnai gemerlap kehidupan arus (post)-modern. Korbannya bisa dilihat, sesama mereka dan yang tersinggirkan oleh derap sistem yang mendominasi.

Salam.

Tinggalkan Yang Baik Untuk Yang Berikutnya

Posted: 13 Jul 2012 11:38 AM PDT

Dulu, waktu masih kuliah di Bandung, saya diajar oleh salah seorang dosen, yang saat itu sudah menjadi gurur besar dan kebetulan beliau juga mendapat amanah menjadi salah satu pejabat di Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Senin sampai Jumat beliau ngantor di gedung Dikti Senayan, dan Sabtu dibela-belain ngajar di Bandung.

Sebagai seorang dosen, saya sangat kagum kepada belaiu, di sela-sela ngajar belaiu sering menceritakan pengalaman-pengalaman lucu masa kecilnya. Ada satu kebiasaan beliau yang beda dengan dosen-dosen lain dan karena penasaran, saya dan teman-teman akhirnya bertanya, mengapa beliau selalu menghapus dan membersihkan bekas tulisan tangan beliau yang sangat indah yang ada di papan tulis , kenapa harus repot-repot karena yang akan menggunakan kelas itu berikutnya pasti akan menghapus papan tulis itu.

Belaiu hanya menjawab, tinggalkan yang baik-baik saja untuk orang berikutnya. Sederhana, tapi dalam skala besar itu bisa sangat punya arti yang sangat penting. Tinggalkan yang baik-baik saja untuk generasi penerus, jangan tinggalkan utang yang menumpuk, apalagi kalau utang itu tidak dipergunakan untuk pembangunan yang sebenar-benarnya untuk meningktakan taraf hidup bangsa. Tapi justru untuk membuat hal-hal yang tidak penting, yang seolah-olah pembangunan, padahal proyek untuk ladang korupsi.

Pembangunan  sarana dan fasilitas-fasilitas  untuk event-event tertentu yang setelah selesai event tidak berguna lagi, ironisnya anggaran untuk pembanguan pun masih dijadikan lahan korupsi. Gagah-gahahan selalu ingin menjadi tuan rumah perhelatan internasional, supaya ada alasan untuk membuat proyek pembangunan dan kesempatan untuk korupsi.

Kembali ke kisah dosen saya tadi, ternyata apa yang dilakukan oleh dosen saya dulu, di Jepang sepertinya sudah menjadi budaya. Hampir semua sensei di sini, setelah selesai kelas, pasti akan menghapus papan tulis sehingga kembali bersih untuk digunakan kelas berikutnya.

Saya jadi ingat filosofi Kaizen  dalam Sistem Produksi Toyota, ada prinsip next downstream is customer, berikanlah yang terbaik kepada operator/proses berikutnya yang akan melanjutkan proses berikutnya.

Cleaning my bedroom

Posted: 13 Jul 2012 11:38 AM PDT

ENG | 14 July 2012 | 00:43 Dibaca: 11   Komentar: 0   Nihil

On Friday, I cleaned my bedroom and the reason I clean my bedroom because a lot of dust scattered in my room and dust makes a lot of mosquitoes in my bedroom at night. and with a lot of mosquitoes in my room at night where disturbing my sleep at night but after cleaning my bedroom in the mosquito in my bedroom is reduced.

The most part I do not like when cleaning the bedroom where I have to clean under the bed and under the table because i have to lift the bed and under the table and smoothed back. but the most fun when my bedroom was clean and it makes me happy because when my bedroom has been clean and then to do anything feels good.

Before I am very lazy to clean the bedroom but when too much of mosquitoes in my bedroom and it makes me to clean up the bedroom. and the first step in cleaning up the bedroom is with sweeping the floor because there is a lot of dirt on the floor, in the second stage is carried out by mopping the floor to make a floor is cleaner and for the last stage is to change the bed sheets or bed linen and wiping the dirt that's on the table.

Actually there are still a lot of dirt in my bedroom where previously I did not cleaning because I cleaning the bedroom almost in the afternoon maybe I'll cleaning again my bedroom tomorrow and my plan tomorrow is i will tidy up the shirt and my pants and clean again where dust that still exists in my bedroom and the last activity is to wash windows draperies in my bedroom.

My desire is where my bedroom every day is always clean and there is no dirt on the floor and tables. basically i have to get used to clean my bedroom every day because when the bedroom is clean and then to do anything will be comfortable and enjoyable.

Usually to clean my bedroom it took fifteen minutes to thirty minutes and my self concentrate to clean up dirt in the floor, dirt on the back and under the cabinets and the dirt under the table. basically I want to make my bedroom look clean and feel nice or good for the take a rest in the afternoon and in the night.

After cleaning the bedroom where the latter was resting in the bedroom while drinking a glass of sweet iced tea or a glass of cold milk. when the bedroom is clean while watching television with drinking a glass of sweet iced tea or a glass of cold milk will feel comfortable and enjoyable. probably thinking about the next stage to make the bedroom is cleaner and adding new goods or items.

I hope my writing is useful for myself and people who read my writing.

Author,

Taufiq Rilhardin

I write this from my bedroom in meruya selatan, kecamatan kembangan, jakarta barat.


Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar