Kompasiana
Kompasiana |
- Pesanku buat MENPORA
- Jiwaku…
- Keinginan Mati muda (sebuah perspektif)
- Keinginan Mati muda (sebuah perspektif)
- Cerita di Bulan Ramadhan
Posted: 18 Jul 2012 11:10 AM PDT OPINI | 19 July 2012 | 01:08 Dibaca: 1 Komentar: 0 Nihil Setelah sekian lama menghilang kini menpora hadir lagi dengan memberi dukungan kepada pssi untuk menjadi tuan rumah piala duni U-17. Sebelumnya FIFA telah menawari PSSI menjadi tuan rumah piala dunia dan dengan cepat tanggap PSSI meresponya,tentu ini adalah bentuk pengakuan yang tidak diragukan lagi dari badan sepakbola dunia kepada PSSI disaat kubu lain yang nota bene adalah putra bangsa sendiri ingin menghancurkanya. Gembira rasanya mendengar kabar tersebut walaupun masih meninggalkan seribu tanya dalam dada mengingat adanya konflik yang banyak menguras energi. Dikutip dari tempo "Ini ide yang sangat baik. Kami dari pemerintah tentu saja sangat mendukung rencana PSSI mengajukan penawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Ini kesempatan kita untuk fokus pada pembinaan pemain usia dini," kata Menpora. Pak menpora,dukungan yang anda berikan rasanya kurang lengkap jika hanya sekedar basa basi,jangan cuman mendukung yg enaknya saja,pak menpora tidaklah anda lihat bagai mana manuper para gerombolan kpsi ingin menghancurkan sepakbola kita. Pak menpora anda tidak bisa intervensi pssi tp anda bisa intervensi kpsi sebagai biang dari kekisruhan ini dan kalau perlu tindak tegas mereka. Pak menpora tidakah anda bisa membedakan pihak mana yg menginginkan kehancuran itu!! Pak menpora segeralah cairkan dana buat PSSI bukankah PSSI sangat memerlukan dana itu. Pak menpora jika anda mendukung alakadarnya saja berarti anda tidak jauh berbada dengan pihak KPSI,tindakan nyata anda kami tunggu supaya sepakbola kita bersatu padu dan membuahkan prestasi yang lebih baik lagi,jika sepakbola kita maju bukankan nama anda juga akan diingatnya. pak menpora ingatlah sejarah sepakbola indonesia akan mencatat nama anda, mau ditulis dengan tinta emas atau tinta merah!! Pilihan ada ditangan anda pak menteri…. Bravo indonesiaku bravo PSSIku. Siapa yang menilai tulisan ini? ARTIKEL TERKAIT |
Posted: 18 Jul 2012 11:10 AM PDT |
Keinginan Mati muda (sebuah perspektif) Posted: 18 Jul 2012 11:10 AM PDT Entah apa yang dipikirkan para filsuf timur tenga sampai barat soal ini.Soe hoek Gie dalam catatan nya juga menyatakan hal yang sama.ia merindukan kematian dalam usia muda.Kadang kalau kuikuti terlalu dalam.Mungkin logika berpikirnya memang benar. Coba kita tarik dari perspektif dan cara pandang beragama: Wah ,celaka lah kita bila tak menyadari kegelisahan ini Beruntunglah mereka yang tak pernah dilahirkan diatas sepercik ucapan yang sesungguhnya perlu untuk dijadikan bahan renungan Akan tetapi setelah kegalauan membaca kutipan syair diatas.Akan lebih baik kalau aku utarakan perspektif aku juga Begini kira kira: Kita dilahirkan punya misi tertentu "Tidak kuciptakan Jin dan manusia kalau bukan untuk beribadah kepadaKU" dan juga sebuah ucapan serta tupoksi kita yang hidup didunia ini dalam waktu yang relatf singkat sebagai mahkluk terbaik sebagai Khalifah dibumi Pertama,Kita harus menyadari kefanaan kita hidup dinuia ini.Dengan begitu mengingat mati adalah jalan terbaik.karena sesungguhnya ia adalah sahabat yang paling dekat.Dengan kesadaran ini tentulah kita akan termotivasi untuk menjalani hari hari kedepan dengan jauh lebih bermakna,toleransi,saling ingat mengingatkan,saling tolong menolong ,kukira inilah yang dibutuhkan Kedua,keinginan untuk mati muda,kadang perlu dicermati lagi.Bukan kah term diatas bisa kita balikan .bahwa "lebih baik mati tua" mengapa? semakin banyak umur kita diberikan Yang MahaEsa,bukankah semakin banyak waktu kita untuk merenung,bertaubat dan bahkan menambah perbuatan baik kita yang akan kita bawa sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya? mari saling mencerahkan,karena aku yakin Soal Jodoh ,Soal umur,soal kedepan cuma Sang Maha Kuasa dan yang Maha Mengetahui ini yang lebih tahu? jadi ,mari sisihkan waktu untuk merenungi realita hidup yang singkat ini.Dan berbuat lebih banyak lagi. catt:aku nulis ini sambil dengar lagunya Muse-Endlessly juga Sepohon Kayu |
Keinginan Mati muda (sebuah perspektif) Posted: 18 Jul 2012 11:10 AM PDT Entah apa yang dipikirkan para filsuf timur tenga sampai barat soal ini.Soe hoek Gie dalam catatan nya juga menyatakan hal yang sama.ia merindukan kematian dalam usia muda.Kadang kalau kuikuti terlalu dalam.Mungkin logika berpikirnya memang benar. Coba kita tarik dari perspektif dan cara pandang beragama: Wah ,celaka lah kita bila tak menyadari kegelisahan ini Beruntunglah mereka yang tak pernah dilahirkan diatas sepercik ucapan yang sesungguhnya perlu untuk dijadikan bahan renungan Akan tetapi setelah kegalauan membaca kutipan syair diatas.Akan lebih baik kalau aku utarakan perspektif aku juga Begini kira kira: Kita dilahirkan punya misi tertentu "Tidak kuciptakan Jin dan manusia kalau bukan untuk beribadah kepadaKU" dan juga sebuah ucapan serta tupoksi kita yang hidup didunia ini dalam waktu yang relatf singkat sebagai mahkluk terbaik sebagai Khalifah dibumi Pertama,Kita harus menyadari kefanaan kita hidup dinuia ini.Dengan begitu mengingat mati adalah jalan terbaik.karena sesungguhnya ia adalah sahabat yang paling dekat.Dengan kesadaran ini tentulah kita akan termotivasi untuk menjalani hari hari kedepan dengan jauh lebih bermakna,toleransi,saling ingat mengingatkan,saling tolong menolong ,kukira inilah yang dibutuhkan Kedua,keinginan untuk mati muda,kadang perlu dicermati lagi.Bukan kah term diatas bisa kita balikan .bahwa "lebih baik mati tua" mengapa? semakin banyak umur kita diberikan Yang MahaEsa,bukankah semakin banyak waktu kita untuk merenung,bertaubat dan bahkan menambah perbuatan baik kita yang akan kita bawa sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya? mari saling mencerahkan,karena aku yakin Soal Jodoh ,Soal umur,soal kedepan cuma Sang Maha Kuasa dan yang Maha Mengetahui ini yang lebih tahu? jadi ,mari sisihkan waktu untuk merenungi realita hidup yang singkat ini.Dan berbuat lebih banyak lagi. catt:aku nulis ini sambil dengar lagunya Muse-Endlessly juga Sepohon Kayu |
Posted: 18 Jul 2012 11:10 AM PDT OPINI | 19 July 2012 | 00:56 Dibaca: 0 Komentar: 0 Nihil Pada siang itu kira-kira pukul 13.00 WIB cuaca sangat panas saya bergegas untuk berangkat kuliah. Biasanya saya naik motor, akan tetapi motor saya lagi dipake sama kakak saya. Ya saya berangkat naik angkot. Setelah lama menunggu akhirnya angkot datang juga. Di dalam angkot saya menemukan hal yang janggal, karena pada saat itu cuma ada saya dan supir karena kebetulan angkot lagi kosong. Pas saya duduk eh ternyata si supir tidak puasa dan sedang asyik merokok dan minum… "Beuh enak amat ni orang, orang lain puasa dia malah minum sama ngerokok. padahal saya yakin dia ngaku agamanya Islam" sahut saya di dalam hati. Coba bayangkan ditengah panas matahari kita sedang puasa terus ada yang minum, siapa yang gag kegoda? Setelah itu si supir melirik ke arah saya yang memasang wajah masam, kemudian terjadilah percakapan antara saya da supir…. Saya: "Ia gag apa-apa ko pak, kan puasa gag wajib" (dengan nada sinis) Supir: "Lho, kata siapa gag wajib, buaknnya itu rukun islam de," dia menjawab Saya: "ia wajibnya juga buat orang-orang yang beriman pak, yang gag beriman itu gag wajib puasa" Supir: (Wajahnya memerah dan keliatannya malu) Dari kejadian saya diatas mungkin kita bisa mengambil pelajaran, kenapa orang2 sekarang ngakunya beriman dan muslim tapi ko gag mw ngejalanin perintah Allah? Bukankah itu sangat aneh, dia memilih islam tuh kan pilihan sendiri yang harus siap menjalani segala konsekuensi dan resikonya. Malahan ada yang lebih aneh lagi, orang yang ngaku islam ko phobia dan sangat benci terhadap syariat islam. Ada apa ini? Siapa yang menilai tulisan ini? ARTIKEL TERKAIT |
You are subscribed to email updates from Kompasiana To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar