Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 08 Februari 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Magnet Jokowi

Posted: 08 Feb 2013 11:25 AM PST

Magnet Jokowi

13603498931870555909

Bukan bermaksud diskriminatif, pastinya kalau hanya memandang dari sisi fisik plus penampilan, jasad seorang Joko Widodo alias Jokowi, memang bukan gaya yang pas untuk diidolakan. Dibilang ganteng, jelas memang tak ganteng, dan kalaupun ada yang bilang dia ganteng itu tegantung siapa yang menilainya. Yang jelas postur Jokowi kerempeng seperti kurang gizi, dan penampilannya juga jauh dari gaya modis, kalau diperuntukkan jadi seorang model. Ini adalah penilaian jujur dalam konteks sebatas penilaian pada sisi fisik dan penampilan seorang Jokowi.

Namun, penilaian yang sangat jujur juga, kalau sosok konprehensif seorang Jokowi, telah mengidola, bahkan pengidolaan terhadap Jokowi telah membumi dan mempeneltrasi pelosok negeri ini. Dari segi popularitas, tak diragukan lagi. Jangkauan popularitas Jokowi tidak hanya me nasional tapi sudah meng internasional, meskipun sebagai seorang pejabat dan pemimpin, jabatannya hanya sebatas jabatan pimpinan tingkat regional yakni Gubernur Propinsi DKI Jakarta.

Karekter, sikap dan performa Jokowi, dinilai bukan hasil settingan, tapi memang merupakan karakter, sikap dan performa lahiriah. Dia merakyat atau dekat dengan rakyat bukan karena sebatas ada kepentingan politis. Jauh sebelum pencalonannya sebagai Gubernur DKI, yakni saat menjabat Walikota Solo dia sudah dikenal pemimpin yang merakyat atau dekat dengan rakyat. Lalu, setelah dia terpilih sebagai Gubernur DKI, terbukti karakter, sikap dan performanya sebagai pemimpin yang merakyat dan dekat dengan rakyat secuil pun tak berubah, Malah intensitas kunjungannnya ke lapangan dan bertatap muka dengan rakyat lebih intens dan frekwensinya jauh lebih meningkat dibandingkan saat dia kampanye sebagai Cagub di Pilkada DKI Jakarta.

Blusukan ketempat kumuh dan kepemukiman rakyat kecil dilakoninya hampir setiap hari. Sementara tugas kantor dan administrasi diwewangkannya kepada Wakilnya Basuki Tjahaya, Purnama alis Ahok, kendati tetap harus dikordinasikan dengannya. Bahkan konsep dan komitmennya bersama Ahok menjadikan pemerintah DKI Jakarta yang bersih dan bebas KKN, serta menjadikan kepemimpinan dan pemerintahannya yang pro rakyat tampaknya menjadi pembuktian nyata, kendati masih hitungan bulan menjabat. Paling tidak itu telah terlihat dari berbagai kebijakan spektakular yang dibuatnya bersama Ahok, menunjukkan kalau dia pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat, dan berupa menciptakan pemerintahan yang besih dan bebas KKN.

Publik tidak lagi memandang Jokowi seorang pimpinan atau pejabat tingkat propinsi, tapi seorang tokoh dan pemimpin yang punya nilai plus dibandingkan dengan tokoh dan pejabat tingkat nasional yang ada. Keberhasilan Jokowi menjuarai Pilkada DKI Jakarta, sebuah pembuktian bahwa seorang tokoh atau pejabat "kampung" dengan gaya kampungan, yang berhasil menjuarai kompetisi pilkada di ibukora negara, dengan menaklukkan tokoh dan pejabat ibukota yang sudah punya nama, hanya dengan modal kemampuan melakukan pedekatan dengan rakyat. Fenomenalnya, dia adalah sosok pemimpin urban yang berhasil menggaet hati rakyat ditempat yang didatanginya.

Masih segar dalam ingatan ketika terjadinya bencana besar yaitu banjir dahsyat yang melanda Jakarta. Dalam kondisi itu, nyaris tak terdengar suara yang mendiskreditkan Jokowi. Malah blusukan Jokowi ke lokasi banjir, tetap mendapat mendapat sambutan hangat dari warga. Tingginya antusias warga menyambut kehadiran Jokowi ditengah-tengah mereka, warga yang jadi korban banjir pun seakan melupakan kalau mereka sedang mendapat musibah,

Rintisan karir politik Jokowi memang mengagumkan, setelah berhasil menang pilkada DKI Jakarta. Sebagai seorang pemimpin, sosok Jokowi tak terbantahkan sebagai pemimpin yang punya pamor dan dinilai pemimpin yang bersih. Hal yang sangat mengagumkan tentunya elektabilitas Jokowi yang mampu melampaui elektabilitas sejumlah tokoh ternama saat ini. Bahkan dua tokoh papan atas yang merupakan pimpinan partai politik yang mengusung Jokowi sebagai Cagub DKI, yaitu Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, elektabilasnya berada dibawah Jokowi.

Ketua Umum Partai Golkar, Abu Rizal Bakri, yang hampir dipastikan ikut capres dari Partai Golkar pada Pilpres 2015, tak mampu menandingi elektabilitas Jokowi yang belum pasti jadi Capres, malah perbedaan persentasenya sangat jauh dari Jokowi. Jokowi hanya dalam waktu yang relatif singkat mampu meraih elektabilitas yang tinggi, sementara sosok ARB yang jauh lebih dulu dikenal dari Jokowi, tak mampu menaikkan elektabilitasnya, meski dilakukan dengan biaya mahal dan berbagai settingan, termasuk melalui settingan publikasi media secara jor-joran. Bahkan kalau misalnya Susilo Bambang Yudhoyono, diikutkan untuk dinilai elektabilitasnya, kemungkinan besar elektabilitas SBY juga berada dibawah Jokowi.

Harus diakui bahwa popularitas Jokowi semakin besinar. Itu semua karena penilaian positif atas kinerja positif yang diperlihatkan Jokowi selaku pemimpin. Pada taggal 3 Januari 2013 lalu, nama Jokowi diumumkan sebagai Walikota Terbaik nomor tiga di dunia oleh World Mayor Project (Yayasan Wali Kota Sedunia), penilaiannya adalah saat Jokowi masih menjabat Walikota Solo. Sosok Jokowi yang sudah kesohor sampai ke berbagai negara, juga membuat perusahaan konstruksi asal Korea Selatan (Korsel), Doosan Group tertarik, sehingga berminat bekerjasama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta.

Melihat pamor terkini yang ada pada sosok Jokowi, memang tak keliru jika sejumlah lembaga servey membuktikan figure Jokowi sangat pantas dijagokan untuk memenangi Pilpres 2014 mendatang. Survei calon Presiden Indonesia 2014 oleh Aliansi Pemuda Indonesia (API), Jokowi meraih suara sebesar 37,4 persen sebagai calon presiden dari tokoh parpol, yang kemudian disusul Prabowo Subianto (10,3 persen) dan Jusuf Kalla (6,5 persen).

Lalu, Jokowi juga menempati urutan nomor satu dalam "Survey Opinion Makers dan Pakar" terhadap 35 tokoh muda potensial yang dinilai berpotensi menjadi figur alternatif di Pilpres 2014, yang diadakan oleh Pol-Tracking Institute. Dari tiga belas aspek penilaian yang disurvei, Jokowi secara total unggul dalam sebelas aspek penilaian, yaitu, aspek integritas, kapabilitas/intelektualitas, kepemimpinan, pengalaman prestatif, keberanian mengambil keputusan, komunikasi publik, komunikasi elite, empati dan aspiratif, kematangan emosi, akseptabilitas publik, dan penerimaan partai, dengan skor total penilaian 78,6.

Hasil survey yang dibuat oleh Pusat Data Bersatu (PDB) baru-baru ini, nama Jokowi juga bertengger di nomor wahid dari 13 orang yang dianggap sebagai Calon Presiden Potensial. Jokowi meraih 21,2 persen, diikuti Prabowo Subianto (18,4 persen), 3. Megawati Soekarnoputri (13,0 persen)  4. Rhoma Irama (10,4 persen)  5. Aburizal Bakrie (9,3 persen)  6. Jusuf Kalla (7,8 persen)  7. Wiranto (3,5 persen)  8. Mahfud MD (2,8 persen)  9. Dahlan Iskan (2,0 persen)  10. Surya Paloh (1,3 persen)  11. Hatta Rajasa (1,2 persen)  12. Chairul Tanjung (0,4 persen) 13. Djoko Suyanto (0,3 persen). Tak hanya hasil survey, melalui dunia maya pun muncul dukungan untuk pencapresan Jokowi. Di facebook lahir grup bernama, 'Gerakan Memaksa Jokowi untuk Siap jadi Capres 2014′ yang terus disukai banyak orang.

Susah untuk membandingkan figur Jokowi dengan figur-figur pemimpin yang ada. Sosok Jokowi seakan punya magnet yang punya daya tarik luar biasa, sehingga membuat orang banyak tertarik padanya. Magnet Jokowi ada pada karakter, sikap dan performanya yang merakyat. Juga yang menjadi magnet adalah gaya dan penampilannya yang sederhana, ramah, dan dianggap tak dibuat-buat. Sosoknya tak berbatas dengan siapa saja dan tanpa mengenal usia, termasuk dengan rakyat jelata sekalipun, sehingga semua kalangan dekat bagai terkena magnitnya. Bahkan tumpukan sampah, gang sempit, kali yang jorok, dan gorong-gorong, kalau bisa berbicara akan mengatakan merasa dekat dengan Jokowi.

Sosok Jokowi telah menjadi magnit bagi semua kalangan, termasuk pejabat dan politisi. Gaya dan penampilan Jokowi, tak bisa dipungkiri telah menjadi trend bagi kalangan pejabat maupun politikus di pusat sampai daerah. Tak sedikit pejabat dan politisi yang latah mengikuti gaya blusukan Jokowi, sampai-sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai mengikuti gaya Jokowi.

SBY, sejumlah Menteri, dan pejabat tinggi, dan pimpinan parpol atau politisi, tak peduli dianggap meniru gaya Jokowi. Pada saat banjir Jakarta tahun-tahun sebelumnya, tak pernah terjadi seorang presiden, sejumlah menteri, pejabat tinggi dan pimpinan parpol atau politisi, termasuk juga kalangan artis, buka sepatu dan gulung celana sampai selutut, lalu menjejakkan kakinya di areal banjir. Tapi pada peristiwa banjir Jakarta baru baru ini, pertunjukan seperti itu memang benar-benar nyata terjadi.

Bahkan menurut analisa sejumlah kalangan, elektabilitas Megawati dan Prabowo termasuk elektabilatas PDIP dan Partai Gerindra, belakangan jadi ikut naik, sebab Megawati dan Prabowo beserta kedua parpol yang mereka pimpin, mengusung Jokowi sebagai calon gubernur DKI. Pendapat itu tampaknya memang seperti menjadi sebuah kebenaran, karena sisi penilaiannya adalah sosok Jokowi yang memukau dan menarik hati rakyat, dan bermuara kepada kemenangan Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta. Sehingga memberikan imbas positif kepada Megawati dan Prabowo serta PDIP dan Partai Gerindra, karena dinilai telah mengusung sosok pro rakyat.

Selain itu magnet, Jokowi juga menarik perhatian para kuli tinta. Bagi media cetak, media online maupun media elektronik, sosok Jokowi menjadi trend menarik untuk pemberitaan. Jokowi tak pernah meminta untuk diberitakan oleh media, malah jadwal kunjungannya pun dirahasiakan dari para kuli tinta. Namun karena sosok Jokowi dan apa yang dilakukannya, dianggap menjadi berita menarik oleh media, membuat sosok Jokowi tetap jadi obejek kuntitan dan sasaran para paparazzi. Saking banyaknya pemberitaan tentang Jokowi, tak heran untuk tahun 2012, Jokowi menjadi tokoh paling popular di pencarian Google Indonesia. Namun Jokowi harus ingat, bahwa tak bisa dipungkirinya, kalau peran media sangat signifikan menjadikannya sosok yang populer. (***)

Penulis : M Alinapiah Simbolon

Kebebasan Moral

Posted: 08 Feb 2013 11:25 AM PST

Renungan Harian dari Roh Nubuat tanggal 8 Februari (MARANATHA THE LORD IS COMING - Ellen G. White) :

8 Februari – Kebebasan Moral

Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." 2 Korintus 6:17, 18.

Banyak orang pada masa ini memiliki tabir pada wajah mereka. Tabir atau penutup ini adalah simpati dengan kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek dunia ini, yang menyembunyikan dari mereka kemuliaan Tuhan. Allah menginginkan kita untuk mempertahankan penglihatan kita mengarah kepadaNya, sehingga kita boleh kehilangan pandangan atas perkara-perkara dunia ini. 47.1

Oleh sebab kebenaran dibawa ke dalam hidup yang praktis, standar harus dimuliakan lebih tinggi dan lebih tinggi lagi untuk memenuhi tuntutan-tuntutan Alkitab. Hal ini akan mengharuskan pertentangan pada mode, kebiasaan-kebiasaan, praktek-praktek, dan peribahasa-peribahasa dunia ini. Pengaruh-pengaruh duniawi, seperti gelombang-gelombang laut, memukul para pengikut Kristus untuk melepaskan mereka dari prinsip-prinsip yang benar dari kelemahlembutan dan rahmatNya; tetapi kita harus berdiri seteguh batu karang di atas prinsip.  Hal ini akan menuntut dorongan moral untuk melaksanakannya, dan mereka yang jiwanya tidak terpaku pada Batu Karang Abadi itu akan dihanyutkan oleh arus duniawi. Kita bisa berdiri teguh hanya bila hidup kita bersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Kebebasan moral adalah sepenuhnya ketika melawan dunia ini. Dengan menyelaraskan diri seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan ditempatkan di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat perlunya pemisahan yang diputuskan dari kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek dunia ini. Kita tidak mengunggulkan standar kita hanya sedikit di atas standar dunia ini, tetapi kita harus membuat perbedaan yang nyata-nyata jelas…….  47.2

Bukanlah perkara yang mudah mengumpulkan harta yang tidak ternilai dari kehidupan abadi itu. Tak seorangpun yang dapat melakukan hal ini lalu pada saat yang sama hanyut bersama arus dunia. Dia harus keluar dari dunia ini dan berpisah dan tidak menjamah apa yang najis. Tak seorangpun bertindak seperti seorang anak dunia ini tanpa dibawa oleh arus dunia ini. Tak seorang pun akan membuat perkembangan yang lebih maju tanpa gigih berusaha.  Dia yang akan menang harus berpegang erat kepada Kristus. Dia tidak boleh menoleh ke belakang, tetapi terus melihat ke depan, meraih rahmat satu demi satu. Kewaspadaan individu adalah harga keselamatan…..  47.3

Akhir dari segala perkara sudah dekat. Adalah perlu sekarang orang-orang dipersenjatai dan diperlengkapi untuk berperang demi Allah.  47.4

February 8 - Moral Independence
Wherefore come out from among them, and be ye separate, saith the Lord, and touch not the unclean thing; and I will receive you, and will be a Father unto you, and ye shall be my sons and daughters, saith the Lord Almighty. 2 Cor. 6:17, 18.
Many today have veils upon their faces. These veils are sympathy with the customs and practices of the world, which hide from them the glory of the Lord. God desires us to keep our eyes fixed upon Him, that we may lose sight of the things of this world. 47.1

As the truth is brought into practical life, the standard is to be elevated higher and higher to meet the requirements of the Bible. This will necessitate opposition to the fashions, customs, practices, and maxims of the world. Worldly influences, like the waves of the sea, beat against the followers of Christ to sweep them away from the true principles of His meekness and grace; but we are to stand as firm as a rock to principle. It will require moral courage to do this, and those whose souls are not riveted to the eternal Rock will be swept away by the worldly current. We can stand firm only as our life is hid with Christ in God. Moral independence is wholly in place when opposing the world. By conforming entirely to the will of God, we shall be placed upon vantage ground, and shall see the necessity of decided separation from the customs and practices of the world. We are not to elevate our standard just a little above the world's standard, but we are to make the distinction decidedly apparent. . . . 47.2
It is no easy matter to gain the priceless treasure of eternal life. No one can do this and drift with the current of the world. He must come out from the world and be separate and touch not the unclean. No one can act like a worldling without being carried down by the current of the world. No one will make any upward progress without persevering effort. He who would overcome must hold fast to Christ. He must not look back, but keep the eye ever upward, gaining one grace after another. Individual vigilance is the price of safety. . . . 47.3
The end of all things is at hand. There is need now of men armed and equipped to battle for God. 47.4

I WISH I HAVE A SECOND CHANCE

Posted: 08 Feb 2013 11:25 AM PST

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar