Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 16 Februari 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Gara-Gara Ijin Sakit Keras

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

Ketagihan pacaran sama karyawati kantor tetangga gedung, seorang karyawan ijin absen mulu. Tiap seminggu sekali ada saja alasannya. Mulanya ijin Bapak sakit keras. Minggu berikutnya ijin Ibu sakit keras. Minggu
berikutnya ijin adik sakit keras. Minggu lalu ijin kakak sakit keras.

Sementara si karyawan cari alasan baru buat ijin absen pada saat berbarengan Pak Direktur curiga. Koq seperti arisan yah, ada giliran sakit keras di rumah karyawan yang dableg ini.

"Jokerseh, ke sini! " bentak Pak Direktur.

"Baik, Pak… Ada yang bisa saya bantu?" tanya Jokerseh sambil ngebenerin letak dasi.

"Saya heran, Sodara tiap minggu pasti ada satu hari ijin tidak masuk kantor. Alasannya koq kayak diatur? Ibu sakit keras… Bapak sakit keras… Adik sakit keras… Kakak sakit keras… Hmm… minggu ini siapa lagi yang sakit keras, heh?"

Melihat Pak Direktur naik darah, Jokerseh ketakutan. Dia mikir gimana caranya agar alasan ijin tidak masuk kantor terdengar logis (masuk akal).

"CERITANYA BEGINI, PAK… Keluarga saya sakit keras gara-gara ketiban banjir. Bapak tau sendiri rumah di Kampung Melayu Kecil Jakarta Selatan langganan banjir sampai rumah mau klelep."

"Terus, Sodara ke mana selama absen?"

"Terus… Saya menemani mereka satu kali dalam satu minggu. Secara giliran."

Pak Direktur menatap tajam wajah Jokerseh kemudian, "OOOH gitu… Hebat. Hebat. Hebat. Ternyata sayang banget Sodara kepada keluarga. Oke kalo begitu."

Jokerseh senyum-senyum menyaksikan Pak Direktur nampak percaya. Hatinya plong telah berhasil membohongi Pak Direktur.

Jokerseh selalu ingat tiap kali ijin tidak masuk kantor adalah dalam rangka janjian ketemu buat mesra-mesraan. Yaitu Pacaran sama karyawati sebelah dengan nonton bioskop bareng di siang hari. Abis itu boncengan motor menuju Pantai Ancol buat menikmati sunset jelang senja. Pokoke happy deh senggol-senggolan sama kekasih sepanjang hari.

Tidak lama kemudian di meja Pak Direktur tergeletak Surat Ijin Absen dari Jokereh. Besok ijin tidak masuk kantor. Alasan kali ini adalah: Paman sakit keras.

"Jokerseh, ke sini," panggil Pak Direktur.

"Baik, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini ada surat penting. Katanya sih surat cinta. Ehm ehm ehm."

Jokerseh menyambar amplop surat lalu bergegas masuk toilet. Sambil buka kran dia buka amplop yang berisi selembar surat. Kemudian membacanya dengan jantung berdebar-debar. Surat Cinta dari siapa yah?

"SURAT KEPUTUSAN MANAGEMENT… Dengan ini management perusahaan memutuskan bahwa Saudara Jokerseh diberhentikan dengan hormat terhitung mulai hari ini. Karena berlangganan sakit keras secara berjamaah…"

***

Ragile

www.kompasiana.com/ragile

GURU YANG TAK BERADA DI ANTARA YANG BERADA

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

GURU YANG TAK BERADA DI ANTARA YANG BERADA

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

Photojournalism: Tips dan Perlengkapannya

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

1361040680637571545

Ilustrasi milik pribadi

"Apa sih tips-tipsnya fotojurnalisme? Bagaimana anglenya, komposisinya, etikanya? Terus kamera yang ideal itu yg bagaimana? Lensanya wide apa tele?" Saya hampir dilempar sandal karena pertanyaan-pertanyaan salah seorang teman dan kemudian menuliskannya dalam sebuah artikel tips dan peralatan untuk fotojurnalisme belum saya penuhi hingga waktu tadi.

Bukan apa-apa, karena semata saya merasa pengetahuan saya masih seujung kuku dan sudah banyak artikel yang mengupas ini di internet. Bahkan penulisnya sudah merasakan bagaimana mengabadikan suasana di kawasan perang macam Irak atau Afganishtan. Belum lagi sampel-sampel foto saya sudah hangus bersama harddisk sebelumnya. Tapi baiklah, bismillah saya mulai ketak ketok papan kunci ini.

Selayang pandang, fotojurnalisme sendiri adalah salah satu bentuk kerja jurnalistik. Jurnalis foto adalah reporter. Yang membedakannya adalah fotojurnalisme bekerja dengan media foto. Reporter bekerja lewat cara mengumpulkan bahan dengan wawancara dan studi pustaka, menyunting berita, dan mempublikasikannya ke media massa. Demikian jurnalis foto juga bekerja dengan studi pustaka dan mengamati lokasi berita, menyunting foto seperlunya, dan mempublikasikan juga ke media massa. Jurnalis Foto juga harus mampu memutuskan sesuatu dalam waktu yang lebih singkat ketika menangkap momen yang bernilai berita. Dan tentu saja perlengkapan yang dibawa pun berbeda, kamera dan asesorisnya.

Lalu ada pendapat yang saya setujui bahwa fotojurnalisme berbeda dengan foto dokumentasi, street photography, atau juga paparazzi. Ada aturan-aturan khas yang harus ditaati oleh jurnalis foto yang berkaitan dengan dunia jurnalistik. Kerangka bekerja mereka adalah jujur menceritakan peristiwa dalam kaidah-kaidah jurnalistik yang ketat. Sama sekali tidak boleh melakukan penambahan atau pengurangan (rekayasa foto). Seperti juga berita, fotojurnalisme memiliki nilai kekinian peristiwa, obyektivitas, dan mampu menyesuaikan dengan narasi berita yang muncul di media massa. Contoh sederhana, fotografer yang meliput proses pembuatan tempe menghasilkan foto dokumenter, sementara fotografer yang merekam ketika tempe tersebut dilemparkan ke muka presiden menghasilkan foto jurnalistik.

Juga layaknya sorang fotografer, jurnalis foto memiliki pengertian yang baik mengenai kaidah-kaidah fotografi. Mereka paham bahwa foto yang "enak" dipandang itu (karena tidak semua foto jurnalsitik itu menampilkan keindahan, tanda kutip disematkan) apabila diambil dengan komposisi rule of third, atau diagonal, atau balance composition, atau lain sebagainya. Untuk membaca kembali kaidah-kaidah fotografi, bisa di lihat di postingan kampretos. Namun bedanya adalah jurnalis foto harus mampu mencapai nilai "kefotografiannya" dalam waktu yang relatif singkat tergantung situasinya. Juga ketika menerapkan sudut pemotretan yang seringkali terhalang oleh satu dan lain hal, foto jurnalis mampu memutuskan sudut terbaik untuk fotonya. Terus menerus latihan adalah kuncinya. Salah satu latihan yang bermanfaat adalah metode E.D.F.A.T. (Entire, Detail, Frame, Angle, and Time) dalam pembuatan foto esai.

13610408742008369442

Foto milik pribadi

TIPS

Sebenarnya tidak ada perbedaan tips untuk jurnalis foto dengan fotografer umumnya. Yang membedakan adalah di cepatnya perubahan situasi dan kondisi yang mungkin membuat jurnalis foto tidak dapat mengambil gambar seleluasa biasanya. Damir Sagolj seorang fotografer dari Reuter (tips saya bold) mengatakan latihan merupakan sesuatu yang esensial, baik itu latihan mengenal alat, kaidah-kaidah fotografi, maupun latihan fisik dan mental dalam menghadapi tantangan di lapangan.

Selain itu, riset juga merupakan bagian penting dari proses fotojurnalisme. Dengan bekal pengetahauan sebelumnya, jurnalis foto tidak akan terlalu lama memutuskan bagaimana melakukan antisipasi terhadap peristiwa yang hendak diliput. Riset tempat juga dapat dilakukan saat sebelum peristiwa berlangsung. Jurnalis foto yang telah lebih dulu mengetes kondisi pencahayaan di sekitar, tidak akan kerepotan dengan hal-hal teknis ketika peristiwa yang hendak diliput berlangsung.

Berlaku juga untuk mengetahui apakah kita harus "invisible" dengan melakukan shoot from hip atau melakukan pemotretan dengan jarak cukup dekat dan terang-terangan (yang tetap dilakukan dengan tanpa mengganggu atau mengintervensi jalannya peristiwa yang bernilai berita, tetap be invisible). Jurnalis foto juga semestinya bisa memberikan skala prioritas mana yang hendak ditampilkan di hasil liputannya. Dan sebagaimana reportes tulis, jurnalis foto mesti dapat berinteraksi dan melakukan penjangkauan dengan baik dengan situasi di sekitar tempat kejadian berlangsung.

Di sisi teknik, Av, Tv, maupun P Mode dan autofokus di kamera kita bukan sesuatu yang haram. Perubahan-perubahan yang cepat di lokasi kadangkala tidak dapat ditangani dengan berlama-lama mencari fokus dan menghitung aperture, exposure, serta ISO. Moda M dan pencahayaan manual dapat dilakukan apabila kita menemukan keleluasaan waktu dan ada momen yang dapat diambil dengan lebih artistik.

1361041058788612361

Foto milik Pribadi

Peralatan

Tidak ada hal yang baku mengenai perangkat yang dibawa dalam melakukan pencarian berita foto. Panduan utamanya adalah bagaimana mengetahui perangkat yang tepat untuk penugasan yang didapat atau berita yang diminati. Ketika meliput pertandingan PSSI, tentu akan menyusahkan apabila hanya membawa kamera point and shoot, kecuali kita mendapat pass di kamar ganti atau bench. Kita sering lihat di layar televisi bagaimana perlengkapan jurnalis foto yang menangani olahraga.

Namun selalu tepat apabila melakukan antisipasi dengan membawa peralatan lebih. Ada memang fotografer seperti Henri Cartier-Bresson yang hampir selalu menggunakan lensa 50mm dalam melakukan kerja fotografinya. Namun pada akhirnya, pemilihan objek foto yang akan menentukan kita harus membawa bodi kamera berapa buah, lensa tele atau wide, serta asesoris yang hendak digunakan

Jurnalis foto yang bekerja di sebuah agen berita mungkin akan mendapatkan keleluasaan soal pemilihan alat karena kantornya menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut secara relatif lebih lengkap. Namun bagi peminat fotojurnalisme dan blogger, perlengkapan fotografi merupakan investasi pribadi yang mesti diteliti lebih jeli agar tak salah membeli. Bagi mereka menenteng dua buah DSLR full frame tentu merupakan kemewahan, sehingga sebuah DSLR mid range dengan lensa all purpose seperti 28 – 105mm dan 70 – 300mm sudah cukup untuk mengantisipasi peristiwa berita selama gambar yang dihasilkan tajam.

13610411381432284903

Foto milik pribadi

Bagi yang hanya memiliki poket kamera juga tidak usah berkecil hati. Dengan mempelajari kemampuan kamera dengan seksama; berapa kali optical zoomnya, moda yang terdapat dalam kamera, kecepatan burstnya, dan lain sebagainya. Dengan modal itu, kita bisa tentukan apa dan bagaimana sebuah peristiwa berita dapat direkam oleh kita. Karena bagaimanapun, fotojurnalisme berumur lebih tua dari perangkat kamera digital dan ia mampu berkembang dan menyesuaikan diri dengan kemajuan dan kemampuan peralatan.

Selamat berkarya

Mesin ATM Roti ala Jerman

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

"Waaah … ada mesin baru, Pak" Sembari keheranan, saya menuding-nuding kotak mesin roti. Biasanya roti bisa dibeli di rak yang ada di swalayan atau di toko roti yang disebut Bäckerei. Yak, di toko roti, rasanya memang lain dan mahallll. Lah di mesin ini, sudah frisch (red: segar), gunstig alias masih murah pulak. Geleng kepala.

„Wellcome to Germany" Kata suami saya sambil mengelus jambulnya. Halah, gaya, hunny bunny ….

"Tapi Pak, kok hanya beberapa menit langsung keluar rotinya?" Saya perhatikan cara orang melayani sendiri pakai mesin. Anak-anak menekan tombol yang tersedia. Siapapun diharap menunggu sekian menit. Aih, langsung keluar … mak glundung.

"Lah, iya … dibelakang mesin, ada tukang roti yang ngumpet sambil membuat adonan kue dan membakarnya. Itu loh, seperti yang ada di Bäckerei. Ada dapur khusus untuk para Meister yang kemudian menaruhnya di display kalau sudah matang. Nah, di toko swalayan ini juga sama, kalau sudah jadi dan melihat sinyal tanda seseorang menekan tombol beli, langsung memasukkan ke lubang menuju pembeli." Dengan wajah serius, suami saya menerangkan. Tak lupa ia mencium saya lekat-lekat. Hiy, papa … saru ah, cium orang di tempat umum. Arghhhh, untung saja ini Jerman bukan Indonesia. Di Indonesia, tidak etis, loh, Pak.

"Haaaaa …. Bapak bercandaaaa! Bohong, ah." Saya pandangi kornea matanya. Weleh, kelihatan bohong, nih. Saya baru sadar kalau dikerjain suami saya. Mesin itu pastinya telah didesain sedemikian rupa mengubah adonan yang sudah jadi hingga coklat/kuning keemasan, matang dan keluar secara otomatis. Roger. Dasar sayanya yang ndeso, kampungan.

***

13610404871850808940

Mesin ATM roti di dekat rumah kami

Itulah pengalaman pertama melihat mesin ATM roti. Automatic Teller Bread Machine itu memang baru beberapa tahun ini digelar dikota kami di swalayan A dan K. Wah, serunya.

Biasanya yang saya lihat di beberapa negara yang kami kunjungi adalah ATM bank, ATM rokok, ATM permen/coklat, ATM minuman, ATM kondom dan ATM botol. Walahhhh, ini kok ATM rotiiiii ….

Misalnya ATM roti toko A yang memiliki banyak cabang di EU. Mesinnya tertutup, berjumlah tiga kotak yang menyediakan beragam bentuk dan ukuran roti. Misalnya dibagian paling kiri, terpampang tiga buah gambar roti; Baguette (roti perancis berbentuk layaknya guling mini nan panjang), Ciabata (roti kotak seperti bantal, keras permukaannya tapi empuk isinya) dengan Kerne/biji-bijian dan roti putih. Masing-masing memiliki tombol biru yang diharap ditekan pembeli dengan peringatan; Bitte pro Stück entsprechende Taste 1x drücken (red: Tolong pencet tombol roti yang diinginkan, sebanyak satu kali saja). Jika tombol ditekan, akan terdengar suara bel dan seorang perempuan… " Ting tong tongggg … Ein moment, bitte" (red: tunggu sebentar, ya?). Setelah sekitar 2 menitan, keluarlah sang roti yang masih hangatttt. Plastik tersedia disebuah lubang yang bertuliskan „Für Entnahme der Backwaren" (red: untuk membungkus roti yang dibeli). Ada juga sebuah tulisan yang menjelaskan bahwa, jika sudah menekan berarti membeli. Jadi, hati-hati kalau membawa anak dan memainkan mesin ini. Hehehe … hush … hush … hush … mboten pareng, tidak boleh. Biasa, anak-anak … ini tak ubahnya permainan yang menarik bagi mereka.

Kemudian dikotak mesin ditengah, ada jenis roti yang lebih besar lengkap dengan gambar dan harganya. Sedangkan mesin ketiga paling kanan, ada dua macam rotinya; Laugen panjang dengan keju dan Laugenbrezel (red: roti yang mirip gelung konde).

Oh ya. Mesin roti di swalayan K lebih beragam (bahkan menyediakan Zange alias capit untuk mengambilnya agar lebih bersih. Ada kalau 20 jenis roti disana, display mesinnya dari kayu dengan tutup transparan-bisa terlihat, lebih panjang namun tanpa menyediakan tombol. Rak akan terisi otomatis jika roti telah habis, glodaggg (bunyi roti jatuh dari mesin dari dalam ke display). Harganyapun sangat bersaing. Misalnya Laugenbrezel di toko roti khusus dihargai 1,10 euro, disana hanya 25 sen. Atau Croissant yang dipatok 90 sen di toko roti, hanya dihargai 40 sen di mesin.

Baik toko A maupun K akan membanting harga jika malam telah tiba. Swalayan A menjelang detik-detik pukul 20.00 dan swalayan K menjelang detik-detik pukul 22.00.

Aih. Saya menyambut hangat perkembangan dan kemajuan dunia akan mesin ATM roti ini, meski sebenarnya saya pikir, membeli di toko roti itu lebih mesra karena ada interaksi sosial antara penjual dan pembeli. Omong-omong-omonggg. Bukankah itu masih diperlukan oleh masyarakat semodern apapun di dunia ini? Sehat jiwanya, sehat raganya … telan rotinya.

Ayayay …. kalau mesin ini ada di Indonesia, bisa bangkrut tokonya karena selain tempatnya yang biasanya tersembunyi atau jauh dari tempat kasir atau petugas toko, juga pasti banyak yang pencat-pencet tapi tak jadi beli. Mungkin ada yang hanya iseng ingin tahu mekanisme mesin. Atau karena menekan tombol hendak beli lalu tak sabar menunggu dan ditinggal belanja keperluan yang lain … jadi lupa! Bye-bye roti …. (G76).

Kalah!! JAK mania Hancurkan 3 Bus

Posted: 16 Feb 2013 11:17 AM PST

REP | 17 February 2013 | 01:50 Dibaca: 6   Komentar: 0   Nihil

Kalahnya PERSIJA atas AREMA sore ini membuat sebagian jak mania mengamuk, mereka lakukan pembajakan dan perusakan bus.

tercatat ada 4 pria dan 3 perempuan itu berhasil diringkus Mapolsek Metro Kalideres. Rata2 mereka berusia belasan tahun dan masih abg SMA. Ada 3 bus yang dibajak dan dirusak di Jalan Daan Mogot menuju Kalideres.

Saat itu suporter Jak Mania mencegat bus Patas AC 02 Jurusan Kampung Rambutan-Kalideres, di Km1 Jalan Daan Mogot, JakBar. 7 suporter dapat tempat duduk. Sedangkan beberapa lainnya tidak, karena penumpang penuh.

Mereka pun membabi buta melempari kaca bus itu dengan batu hingga pecah.

Sopir yang marah membawa tujuh suporter yang telanjur duduk dalam bus ke Mapolsek Metro Kalideres. Ketangkap basah deh.

"Nah buat para pendukung klub IPL seharusnya mengikuti jejak2 suporter ISL seperti ini.
Yang namanya liga adem ayem tanpa perkelahian itu udah ngak jaman dan ngak laku.
There is no such as peace and fairplay, vandalism and chaos is more joyfull than the game itself.
Lupakanlah liga tarkam, lebih baik kampungan dari pada maen antar kampung tapi damai.

Prove it, its fun lho,, "

wassalam

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar