Menyikapi maraknya muncul aspirasi dan desakan dari kelompok-kelompok masyarakat, akan keinginan agar Pak Jokowi maju dalam pertarungan PILRES 2014, berdasarkan sebuah SURVEY yang diadakan oleh Pusat Data Bersama , yang menepatkan pak JOKWI unggul dari nama2 CAPRES lainnya seperti Megawati bahkan Prabowo sendiri. ini akan menjadi semacam pertaruhan 2 (dua) kemungkinan yang akan  di HADAPI oleh pak Jokowi, Pertama ;bisa berdampak Positif.. Kedua : tapi bisa juga jika tidak HATI HATI..akan berdampak NEGATIF yaitu pujian yang selama ini didapatkan akan berubah menjadi HUJATAN… yang akan menjatuhkan citra pak JOKOWI sendiri…

1. DAMPAK POSITIF nya ..

Citra  dan popularitas pak Jokowi, sebagai sosok yang sederhana,bersahaja, serta dekat dengan rakyat (tanggap & peduli) itu sudah menjadi MODAL yang sangat besar , peluangnya untuk menarik simpati dan dukungan rakyat untuk Maju pada PILRES 2014 nanti…

2. DAMPAK NEGATIF nya…

Jika tidak pertimbangakan dengan matang, jabatan Gubernur DKI,  jika kemudian ternyata pak Jokowi benar-benar Maju, tentu akan ditinggalkan lagi, dan itu akan secara tidak langsung, menjadi Preseden buruk dan memberikan kesan yang buruk, sebagai seseorang yang gampang meninggalkan tanggung jawab, serta hanya mengejar jabatan semata. Tentu akan muncul tudingan-tudingan yang miring " semisal beresin urusan Jakarta saja soal banjir dan macet..belum satu tahun kok sudah ditinggal lagi ??!! "  , dan bukan tidak mungkin akan menjadi pertanyaan serta topik pembahasan yang akan di tujukan oleh pihak-pihak yang berseberangan / tidak senang pada sosok Jokowi..khususnya mungkin pada warga jakarta dan para pendukung foke pada PILKADA lalu

Hal lainnya..tentunya jika misal jabatan gubernur DKI ditinggalkan olek pak Jokowi untuk maju lagi pada PILRES 2014, tentunya otomatis pak Basuki (Ahok) akan naik..dan posisi Wagub tentu harus di isi.  Sesuai ketentuan UU tidak mungkin lewat PILKADA lagi, tetapi melalui mekanisme pemilihan dan pengesahan RAPAT PARIPURNA  DPRD DKI.. , persoalannya menjadi semakin rumit ketika kita sudah ketahui bersama, komposisi kursi DPRD DKI (94 kursi)  itu hanya 17 kursi (11 PDIP + 6 Gerindra) yang menjadi pendukung pasangan Jokowi-Basuki pada PILKADA 2012 lalu, sisanya 77 kursi adalah representasi perwakilan partai koalisi pendukung pasanga Foke-Nara (PKS, Demokrat, PAN, PPP, PKB dsb), bukan tidak mungkin partai-parta koalisi pendukung Foke dulu, akan mencoba menawarkan "Orangnya" untuk menduduki posisi Wagub itu, meski melalui mekanisme Voting sekalipun. Anggap calon mereka terpilih dengan suara terbanyak lewat Voting paripurna…tentu akan muncul persoalan baru, Apakah pak Basuki (ahok) bisa bekerjasama nantinya?? karena tentu saja kebijakan kebijakan yang pro-rakyat yang selama ini dijalankan pasangan Jokowi dan Basuki, itu kompak dan saling mengisi. pak Jokowi benahi lapangan, Basuki benahi birokrasi. Apakah Wagub yang baru nanti (misal skenarionya) pak JOKOWI mundur lagi menjadi Gubernur DKI, dan pak Basuki selaku Wagub naik menggantikan, tentu Wagub yang baru yang mengisi posisi wagub karena pak Basuki naik, APA BISA BEKERJA SAMA??  atau sebaliknya AKAN  beda Prinsip lagi, seperti kasus gubernur FAUZI BOWO dan Wakilnya PRIJANTO  yang akhirnya mengundurkan diri karena, tidak sejalan dalam pemikiran dan cara kerja….

Menyimak 2 pertimbangan itu, maka perlu dipertimbangkan lebih mendalam oleh pihak pihak yang berkeingina Jokowi Maju 2014, tentang APAKAH SUDAH SAATNYA pak JOKOWI  di dorong MAJU 2014  untuk ikut dalam PILPRES???  ataukah perlu dipertimbangkan lagi ???, karena jika tidak HATI-HATI..bisa saja..pujian-pujian dan CITRA baik yang selama ini melekat pada diri pak JOKOWI, akan berubah menjadi HUJATAN bahkan SINDIRAN yang malah menjatuhkan CITRA pak JOKOWI nantinya , kalo terpilih sih BAGUS, Tetapi jika misal tidak terpilih (kalah dalam PILPRES 2014)  karena serangan hujatan itu..maka sudah Gubernur DKI ditinggalkan sementara, karena tentu waktu pak Jokowi akan tersita juga  untuk kampanye PILPRES,  anggap kembali menjalankan tugas gubernur..tentu akan memberikan kesan yang sudah tidak sama lagi dimata rakyat..

Selain itu perlu Dicermati, mungkin saja Survey yang di RILIS oleh Pusat data Bersama pimpinan Didik J Rachbini ini, sengaja di keluarkan untuk menggiring opini publik atas kasus yang menimpa presiden partai PKS dalam kasus kuota daging sapi import. Karena seperti kita ketahui dalam Pilkada DKI putaran I, Didik J rachbini ini adalah pasangan CAGUB Hidayat Nurwahid yang di usung PKS dengan no.urut 4, sementara kita ketahui pada putaran ke II, pasangan ini TERSINGKIR, dan dalamputaran kedua PKS memberikan dukungannya kepada pasangan Foke-Nara. semoga ini bukan hanya manuver POLITIK  untuk menggiring opini publik, tapi tanpa disadari sesungguhnya adalah jebakan, agar JOKOWI digiring oleh rakyat sesuai skenario pihak-pihak yang tidak senang dengan citra Jokowi yang begitu dipuja rakyat, untuk kemudian terjebak, dan akhirnya, seperti uraian di atas hanya kan dihujat dan dijebak dengan pertanyaan kenapa DKI harus ditinggalkan lagi sementara persoalan Jakarta itu tidak bisa selesai dalam 1 tahun.

Ini sekedar pendapat dan pandangan. Harapan saya semoga pak Jokowi tetap berkonsentrasi sesuai komitment KAMPANYE-nya pada PILKADA DKI yang lalu , untuk tetap konsen/ Fokus  memikurkan serta mengatasi probelamtika Jakarta (macet dan Banjir) yang dipimpinnya sekarang, toh jika berprestasi dan bisa mengatasi masalah, bukan tidak mungkin akan semakin memuluskan langkah pak Jokowi untuk jadi menteri bahkan memimpin negeri ini kelak…. amien

Salam persatuan (MF)