Kompasiana
Kompasiana |
- Arti Cemburu Dalam Cinta
- Koalisi Babarengan Mendukung Dede – Lex di Pilgub Jabar 2013
- Puisi Remy Soetansyah yang menggetarkan hati…
- Memaknai arti kepahlawanan
- al-imron (untuk didah saidah)
- Purnama di waingapu
Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST REP | 09 November 2012 | 23:14 Dibaca: 1 Komentar: 0 Nihil Siapapun yang telah dicintai, dan mungkin siapa saja yang pernah membentuk ikatan emosional dengan manusia lain, telah merasakan emosi cemburu. Ketika seseorang digambarkan memiliki perasaan "cemburu", mereka merasakan kombinasi dari emosi seperti rasa tidak aman, marah dan ketakutan. Kombinasi ini muncul sehubungan dengan kemungkinan yang dirasakan dari hilangnya hubungan emosional dengan manusia lain. Meskipun kecemburuan ini tidak terbatas pada ekspresi dalam lingkup romantis (kebencian anak pada orang tua karena mereka memberi perhatian kepada saudara yang baru lahir adalah bentuk kecemburuan), kita hanya akan melihat kecemburuan yang berkaitan dengan psikologi cinta. Sebuah teori memberi sejumlah petunjuk tentang mengapa emosi cemburu ada dan bagaimana itu bisa muncul. Jika Anda menganggap bahwa tubuh dan emosi yang dirasakan oleh pikiran manusia ada untuk memastikan replikasi dari gen yang membuat kode untuk mereka, gen ini akan berevolusi untuk mendeteksi ancaman terhadap perambatannya. Salah satu ancaman utama adalah dari pasangan seksual potensial yang memilih untuk mereproduksi dengan orang lain, sehingga menolak kesempatan gen orang lain. Perbedaan gender dalam kecemburuan Untuk memahami perbedaan gender dalam kecemburuan, perlu untuk memahami model investasi orang tua. Untuk meringkas, tujuan dari hasrat seksual laki-laki adalah untuk membuahi perempuan; tujuan dari hasrat seksual perempuan adalah diinseminasi dengan laki-laki yang membuat gen dan perilaku anak-anak mereka lebih mungkin untuk bertahan hidup. Siapa yang menilai tulisan ini? |
Koalisi Babarengan Mendukung Dede – Lex di Pilgub Jabar 2013 Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST REP | 09 November 2012 | 23:13 Dibaca: 5 Komentar: 0 Nihil Bertempat di Hotel Grand Royal Panghegar jalan Merdeka Bandung, Jumat, (9/11/2012), tokoh – tokoh tiga partai pendukung Dede Yusuf dan Lex Laksamana dari Partai Demokrat (PD) yang diwakili Iwan Sulanjana serta Didin Supriadin, Partai Amanat Nasional (PAN) yang diwakili Sukmana, dan Partai Kebangkitan Bangsa yang diwakili Syaiful Huda (PKB), membentuk koalisi yang bernama koalisi Babarengan, koalisi tersebut berharap, masyarakat yang pada Pilgub Jabar terdahulu tidak memilih Dede Yusuf, akan memilih Dede – Lex pada Pilgub Jabar 2013. Press Conference koalisi Babarengan sengaja tidak menghadirkan Dede Yusuf dan Lex Laksamana kepada para wartawan, dikarenakan mereka berdua dipersiapkan untuk dideklarasikan pada Sabtu siang, (10/11/2012), di Hotel Horison jalan Pelajar Pejuang Bandung, dan selanjutnya mendaftar ke KPU Jabar jalan Garut Bandung pada pukul 14.00 WIB. sumber: www.arcom.co.id Siapa yang menilai tulisan ini? |
Puisi Remy Soetansyah yang menggetarkan hati… Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST Kita baru saja kehilangan wartawan senior musik, Bang Remy Soetansyah. Saya pernah mengenalnya walaupun tidak dekat pada satu konperensi pers. Orang tahu reputasi beliau yang luar biasa. Sayang beliau harus dipanggil di usianya yang sebenarnya masih muda, terutama buat orang kreatif dan produktif seperti dia. Selamat jalan Bang. Warisan Puisi anda, Andai Hari Ini Aku Dimakamkan, merupakan souvenir indah yang memorable betapa fasihnya anda merangkai kata dengan ajaran agama yang sama-sama kita anut. Selamat Jalan Bang…mudah-mudahan Allah ampuni dosa Abang dan menempatkanmu di tempat yang layak di surga. ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN Hari ini ku mati, Perlahan.. Tubuhku ditutup tanah Perlahan.. Semua pergi meninggalkanku..
Masih terdengar jelas Langkah-langkah terakhir mereka Aku sendirian, Di tempat gelap yang tak pernah terbayang, Sendiri, Menunggu pertanyaan Malaikat…
Belahan hati, Belahan jiwa pun pergi Apa lagi sekadar kawan dekat atau orang lain Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka
Sanak keluarga menangis, Sangat pedih, Aku pun demikian, Tak kalah sedih
Tetapi aku tetap sendiri, Disini, menunggu perhitungan Menyesal sudah tidak mungkin, Tobat tak lagi dianggap, Dan maaf pun tak bakal didengar, Aku benar-benar harus sendiri
Ya Allah. Jika Engkau beri aku satu lagi kesempatan, Jika Engkau pinjamkan lagi Seberapa hari milikMu, Untuk aku perbaiki diriku, Aku ingin memohon maaf pada mereka….
Yang selama ini telah merasakan zalimku. Yang selama ini sengsara karena aku, Tersakiti karena aku.
Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini 'yang telah kukumpulkan Yang bahkan kumakan Ya Allah beri lagi aku 'beberapa hari milik……..Mu, Untuk berbakti kepada Ayah dan Ibu tercinta. Teringat kata-kata kasar dan keras yang 'menyakitkan hati mereka Maafkan aku, Ayah dan Ibu, Mengapa tak kusadari 'betapa besar kasih sayangmu. Beri juga ya Allah aku waktu untuk 'berkumpul dengan keluargaku, Menyenangkan saudara-saudaraku Untuk sungguh-sungguh beramal soleh…
Aku sungguh ingin bersujud dihadapan-Mu 'lebih lama lagi Begitu menyesal diri ini Kesenangan yang pernah kuraih dulu, Tak ada artinya sama sekali…
Mengapa kusia-siakan waktu hidup yang 'hanya sekali itu..? Andai aku bisa putar ulang waktu itu..
Aku dimakamkan hari ini, Dan ketika semua menjadi tak termaafkan, Dan ketika semua menjadi terlambat, Dan ketika aku harus sendiri Untuk wakty yang tak terbayangkan sampai Yaumul hisab & dikumpulan di Padang Mashar
(Selamat jalan Bang Remy Soetansyah-Wafat 30 Oktober 2012) |
Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST REP | 09 November 2012 | 23:11 Dibaca: 2 Komentar: 0 Nihil Kata pahlawan menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari dua kata, bahasa sangsekerta, pahla dan wan. Pahla berarti buah, sedangkan wan bermakna sebutan bagi orangnya (bersangkutan). Dulu gelar pahlawan diberikan kepada siapa saja yang mati di medan pertempuran baik mati karena membela bangsa dan negaranya maupun agamanya. Namun di era modern ini gelar pahlawan menjadi lebih luas dan tidak ada batasan yang jelas. Misalnya saja seorang guru yang dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang juga disebut sebagai pahlawan devisa negara, atau seorang ibu dapat dikatakan pahlawan dalam proses kelahiran anaknya sampai ke dunia. Maka secara umum pahlawan dapat diartikan seseorang yang telah mengorbankan waktu, materi, jasa, bahkan nyawa untuk kebaikan sesama. Dalam memaknai arti kepahlawanan setiap orang mungkin boleh saja memiliki definisi masing-masing sesuai pengalaman dan pemikirannya. Namun telah menjadi persamaan umum jika kita wajib menghormati jasa-jasa yang telah diberikan para pahlawan untuk bangsa ini. Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Sayangnya, seringkali kita luput dalam menghidupkan rasa hormat yang tulus. Banyak hal yang mungkin bisa dijadikan tolak ukur rasa hormat kita pada pengabdian jasa para pahlawan revolusi. Wujud itu dapat dilihat dari bagaimana kita dapat memahami arti kepahlawanan itu sendiri dan sebisa mungkin meresapinya hingga timbul lah jiwa pahlawan dalam diri kita. Semoga kita tidak sampai terpengaruh opini sesat yang justru beranggapan bahwa pahlawan itu selalu berarti yang berperang melawan musuh di medan perang, meledakan bom dan membunuh ratusan nyawa dengan membawa nama Tuhannya. Pahlawan yang sebenarnya adalah yang dapat membela nilai kebenaran disaat semua orang tak berani untuk melakukannya. So, bagaimana menurutmu? Selamat hari pahlawan. Siapa yang menilai tulisan ini? |
Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST |
Posted: 09 Nov 2012 08:22 AM PST |
You are subscribed to email updates from Kompasiana To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar