Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 08 November 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Sultan Badarudin II gigih dan hafal Quran

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

REP | 09 November 2012 | 02:13 Dibaca: 11   Komentar: 0   Nihil

I'm in Palembang. for me Sultan Badarudin II merupakan sosok pahlwan Indonesia yang multitalenta dan begitu berjasa, why? because Sultan Badarudi II tidak hanya memiliki fisik yang kekar dan fikiran yang cerdas, tetapi beliau juga memiliki semangat yang gigih dalam mempertahankan Indonesia, khususnya kota palembang dari tangan Inggris dan Belanda. ada satu hal lagi yang begitu melekat pada sosok pahlawan dari palembang ini, yaitu beliau hafal semua isi Alquran dan pandai dalam berbahasa arab. Subhanallah

Siapa yang menilai tulisan ini?

Bahkan SKPD Jatengpun Diskriminatif Terhadap Rustriningsih

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

Dimanapun, pada Pemerintah Daerah manapun, yang namanya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selalu memberikan penghormatan yang sama, baik pada Kepala Daerah / Gubernur, Bupati, Walikota, maupun kepada Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil Walikota. Namun tidak demikian dengan salah satu SKPD di Provinsi Jawa Tengah ini.

Read More

Adalah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jateng yang salah satu misinya yaitu : Meningkatkan kapasitas layanan komunikasi, informasi serta kerja sama kemitraan untuk mewujudkan masyarakat berbasis informasi. Sebagaimana diketahui, SKPD tersebut adalah yang bertanggungjawab mengelola Website Resmi Pemprov Jateng : http://jatengprov.go.id. Namun hingga era Pemerintahan Bibit-Rustri hampir berakhir, Informasi Profil Gubernur dan Wakil Gubernur yang disajikan, sangat tidak berimbang.

Untuk profile Gubernur, website tersebut menyajikan dengan lengkap, dari photo mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU), photo keluarga, riwayat kedinasan militer, hingga pendidikan-pendidikan yang pernah diikuti, yang mana bila diprint, membutuhkan kertas lebih dari tiga lembar. Sedangkan untuk profile Wakil Gubernur, informasi yang disajikan tentang Rustriningsih hanya secuil, berupa photo mengenakan PDU, alamat kantor, dan alamat rumah dinas saja.

Pemandangan pada profile Kepala Daerah di website resmi Pemprov Jateng yang timpang tersebut, selain mengganggu emosi fanatisme simpatisan Rustriningsih, juga telah merugikan masyarakat yang bermaksud mencari info profil Rustriningsih Wagub Jateng melalui situs resmi pemerintahan.

Kasus tersebut memang tergolong ringan, namun bisa saja menjadi berat, bila disangkutkan pada persoalan penghormatan dari bawahan terhadap pimpinan. Terlebih lagi, Rustriningsih adalah representasi Partai Pengusung atas pasangan Gubernur Jateng periode 2008 – 2013. Eustriningsih adalah Kader Tulen PDIP yang membawa kemenangan pasangan Bibit-Rustri di tahun 2008, namun Rustriningsih diperlakukan bagai anak kuwalon, anak tiri. Betapa sedihnya pendukung Rustri…

Menanggapi "kasus" website tersebut, Rustriningsih tidak mau merisaukannya dan hanya berkomentar ringan.

"Ben wae mas, malah kepenak, masyarakat malah bisa mencari informasi bebas tentang Rustriningsih, apa dan bagaimana Rustriningsih, masa lalu hingga saat ini, masyarakat bisa mencari langsung di internet ", tuturnya pada suatu waktu.

Benar juga apa yang dikatakan Rustriningsih, meskipun sudah bertahun-tahun saat menjabat sebagai Bupati Kebumen yang menggadaikan SK guna membantu sekolah yang kekurangan dana, hingga sebagai aktifis setia semasa Perjuangan PDI, rekam jejaknya masih saja bercokol di internet.

Kini, pendukung dan simpatisan Rustriningsih yang fanatispun masih dalam suasana Galau memikirkan perjalanan sang Bunda. Ya, Rustriningsih yang akrab disapa dengan sebutan Bunda Rustri saat inipun dalam penantian yang mendebarkan. Kami, Komunitas Pendukung Rustriningsihm tengah bertanya-tanya. Apakah Rustriningsih juga akan Jadi Anak Kuwalon, bahkan Anak Pungut dari PDIP, dan tidak berhak untuk Menumpango Kendaraan Partai…?

"Saya sangat berharap Partai bisa obyektif dalam menentukan siapa yang akan diusung", kata Rustriningsih pada media beberapa waktu lalu.

Ya, semoga saja PDIP juga mau mencari informasi dari internet, seberapa besar dukungan masyarakat terhadap Rustriningsih.

Semoga…!!!

***gus

Here we go :D

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

OPINI | 09 November 2012 | 02:00 Dibaca: 15   Komentar: 0   Nihil

Hi~ everyone!! This is me :D
Hahaha my ultimate intention bikin akun blog di kompas memang buat ikutan lomba blog WeChat We Connect tapi yaaah ternyata dipikir-pikir asik juga punya blog, itung-itung ngilangin bosen :p

Okey-dokey,
Seems, I'll post a lot yea I mean A LOT of RANDOM stuffs here kkk like fangirl things (I'm one of Super Junor family called ELF ^^), my job /as a bussiness girl/, about Disney thingy, my dreams and….. /I can't write all of them, let's call it as the other random things/. Oh ya, maybe I'll write some posts with english bcuz I wanna explore myself. So~~ If you guys found somethin' weird words or sentences, please don't laugh at that xD

That's all for my first post.
Catch ya later and Peace Out Suckas!

Siapa yang menilai tulisan ini?

1

Menarik

Nasib Jadi Outlier

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

OPINI | 09 November 2012 | 01:46 Dibaca: 24   Komentar: 0   Nihil

Outlier, adalah sesuatu yang berada di luar, tidak seragam, beda. Disebut oulier karena mereka sudah keluar dari ukuran toleransi yang sudah diterapkan.

Bisa jadi mereka terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Tinggi saja, atau rendah saja, tidak mengapa, asal masih masuk batasan. Jadi perbedaan masih dihargai, asal tidak keterlaluan.

Lalu apa yang terjadi, jika mereka terlalu rendah atau terlalu tinggi?

Mereka akan dibuang. Dianggap mengacaukan pola yang harusnya sempurna tercipta. 

Jika karena dibuang mengakibatkan pertanyaan pada validitasnya, maka mereka akan digantikan dengan sesuatu yang baru, yang baru ditambahkan di kemudian waktu. Replace. 

Penggantian itu akan mengalami proses yang sama. Dicek perbedaannya, bisa memenuhi ukuran toleransi  yang sudah diterapkan atau tidak? Jika ya, boleh masuk dalam komunitas. Jika tidak, akan disingkirkan juga.

Namun jika pembuangan tidak berpengaruh pada validitasnya, begitulah sebuah komunitas tercipta. Dengan menyingkirkan outlier, komunitas sudah siap untuk bekerja.

Lalu outlier kemana?

Selain dibuang, mereka juga dianggap tidak bisa mewakili komunitas yang ada. Apa yang mereka hasilkan, dianggap di luar kewajaran. Entah karena terlalu pintar atau terlalu bodoh. Apakah mereka akan pelan-pelan menghilang?

Tidak, kalau mereka bisa menemukan komunitasnya. Komunitas yang terlalu tinggi, atau terlalu rendah.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Saya Tidak Butuh Pahlawan, Obral Saja Gelar Itu

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

Saya heran saja melihat elit-elit politik bentukan masa lalu. Era feodal dan kerajaannya masih dibawa di zaman sekarang. Mereka yang menciptakan gelar-gelar itu sendiri dan menyematkan ke sesama mereka. Gunanya untuk apa? Kecuali kalau Anda hidup seperti di zaman kerajaan Inggris di mana pahlawan perang selalu dielukan tiap kali melewati gerbang kota baik berangkat atau kembali dari peperangan. Ketika patung-patung pahlawan dipahat dan diletakkan di tiap sudut kota untuk mengenang jasa mereka. Kita tidak hidup di zaman itu lagi, tetapi banyak yang masih melestarikan hal tersebut termasuk di Indonesia. Alasan klise dan klasiknya adalah selalu untuk mengenang jasa mereka di zaman penjajahan.

Saya tanya sekarang, memangnya sekarang Anda tidak merasa terjajah atau sebenarnya Anda sedang dijajah dan tahu dijajah, tetapi menampik untuk menyadarinya. Jangan-jangan pahlawan yang dulu dielukan berubah jadi penjajah itu sendiri. Kalau hanya untuk mengisi daftar pahlawan di buku sekolah, tinggal comot saja nama-nama tiap batu nisan di Taman Makam Pahlawan. Jadi, saat ini keadaannya ada seorang presiden yang baru menerima penghargaan dari seorang penguasa monarki di negara lain, kemudian ikut-ikutan beri gelar pahlawan kepada sejumlah orang yang sudah meninggal di masa lalu.

Saya heran, apa gunanya Soekarno dikasih gelar pahlawan nasional. Pengaruhnya apa? toh, tak jauh dari pengukuhan sebuah dinasti politik semata, yakni bahwa nama Soekarno dan trah Soekarno itu berhak atas negara ini. Demikian pula dengan Hatta sama saja. Ketika Michel Foucault mewacanakan kuasa yang tersebar dan tidak dimiliki, kuasa yang dijalankan oleh berbagai bentuk strategi, ternyata yang terjadi di Indonesia adalah apa yang dibilang Max Weber sebagai recycle atas otoritas kharismatik. Mereka yang beranggapan bahwa kuasa dapat dimiliki otoritas, maka akan terus membela mati-matian otoritas kharismatik figur-figur masa lalu.

Mengapa demikian? Ketika otoritas tradisional dan otoritas legal ternyata mengalami pergeseran peran di tengah masyarakat maka yang bisa diandalkan adalah otoritas kharismatik. Lihat saja bentuk-bentuk pencitraan di mana-mana terjadi di negeri ini. Ada yang menggambarkan pribadinya sosok anak singkong yang jujur dan sukses. Ada pula yang menyuruh orang menulis novel mengenai dirinya atau agak mirip seperti kisah hidupnya. Ada yang digambarkan dapat gelar kehormatan dari negara lain. Semuanya tergambar jelas karena ingin memupuk, menumbuhkan, dan mengokohkan otoritas kharismatik mereka supaya dibilang berjasa bagi negeri ini.

Akan tetapi, kuasa itu tersebar. Tak terkecuali, kuasa masyarakat yang berasal dari bawah. Masyarakat bawah sering digambarkan sebagai kelompok marjinal yang membawa wacana-wacana marjinal sebagai resistensi dari wacana-wacana dominan. Lihat saja sekarang media pun ikut mempropagandakan klaim-klaim kebenaran, kebaikan, moral, dan apa saja hasil dari strategi kuasa para elit. Termasuk wacana-wacana character building, nasionalisme, cinta tanah air, dan segala jargon omong kosong yang diprogramkan dengan seabrek strategi kuasa, baik melalui strategi kuasa pengetahuan, agama, budaya, dan lain-lain. Oleh karena itu, ketika lagi-lagi isu pahlawan nasional menjadi polemik, teriakkan seorang pecundang pengangguran ini membahana di ruang kesendiriannya sembari menghujat bangsa yang hampir punah.

ps. "Heroism on command, senseless violence, and all the loathsome nonsense that goes by the name of patriotism–how passionately I hate them!" - Albert Einstein.

"We can't all be heroes, because somebody has to sit on the curb and applaud when they go by." - Will Rogers.

bismillah, di jalan dakwah aku menulis

Posted: 08 Nov 2012 11:20 AM PST

the first way on writing

by: Deby mumtaza azmy

menulis, tidak harus dengan membaca dulu satu persatu buku panduan menulis. (*ribet ya* kapan nulisnya)

menulis tidak harus pergi dulu ke seminar-seminar kepenulisan yang harganya *waaaw*

menulis juga tidak harus mendatangkan guru privat menulis dulu ke rumah. (iya kalau dekat, kan?)

tapi,

sekarang,

tulislah apa saja yang kita rasakan, apa saja yang kita alami, apa saja yang kita dengar dan kita lihat. tidak usah ragu untuk menuliskannya.

awali seperti kita menulis buku harian or diary, tumpahkan dan luapkan apapun yang hendak kita tuliskan. tidak usah difikirkan masalah jelek atau buruknya, namanya juga belajar (iya gak?). mengalir saja pada setiap kata yang akan dituliskan. kata apa yang ada di alam fkiran kita, ya itu yang dituliskan. sekali lagi jangan ragu.

awalilah dengan kisah hidup sendiri, orang terdekat seperti keluarga, teman, tetangga dan yang lainnya. banyak loch, penulis hebat zaman ini mengawali karya-karyanya dengan kisah hidupnya sendiri. perlu saya sebutkan? oke kalau begitu, akan saya sebutkan.

1. Andrea Hirata dengan laskar pelangi

2. Ahmad Fuadi dengan Negeri 5 menara

3. Oki Setiana Dewi dengan melukis pelangi dan sejuta pelanginya.

4. dan yang lainnya

oke, masih ragu juga untuk mulai menulis? saya berikan jurus handalan, yang bisa bikin PD untuk menulis. ini dia:

1. perbanyak membaca karya-karya penulis lainanya.

2. postive thinking "tulisanku bagus ya" (*sambil senyum-senyum sendirir*)

3. malu, buang rasa itu untuk menulis

4. percaya diri, wajib (tapi jangan kebablasan ya,,,he)

5. lihatin karya kita tadi ke teman, biar di respon. (baik or buruk ga jadi masalh kan? untuk perbaikan ke depan.)

6. minta kritikan asem pahit manis ke teman yang jago nulis. (saya yakin, kita punya teman yang jago nulis)

7. yakinlah bahwa kita bisa "menulis"

so, menulis itu mudah kan?

tunggu apalagi

dalam "bismillah, di jalan dakwah aku menulis"

presented: DMA

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar