Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 07 November 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Waiting List: Jalan Iblis Menuju Tuhan

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

1352315540276728986Gurihnya dana rakyat yang bisa tercium oleh ketamakan politisi SDA dan Birokrat hitam kemenag apalagi dianggap aman dari terjangan KPK memicu Copy paste sistem dengan bumbu Argumentasi Ifrit, fiktif dan tendensius.  Sistem iblis Waiting List untuk Haji sudah menyusupkan tidak hanya logika tapi juga Kesombongan Iblis, sementara  Referensi asumsi sistem ini sejarahnya relevan  bagi Negara  Malaysia dan Iran yang lebih awal menerapkan, Pemerintah keduanya kewalahan disebabkan fakta ledakan Pendaftar calon Haji, sementara di Indonesia malah terbalik: waiting list Kemenag malah telah rencanakan secara sistematis untuk menjadi pemicu dan memprovokasi  sehingga terjadi ledakan pendaftar calon haji.

Seiring habisnya akses menunaikan haji secara langsung sebagai kewajiban seorang Muslim sekali seumur Hidup akibat skema waiting list kemenag dan dedengkot Iblis politisi SDA, mengindikasikan kuatnya skenario untuk menghambat dan memadamkan kesadaran masyarakat untuk taat dan patuh atas perintah Tuhannya,  corak kebijakan tersebut diatas adalah spirit Iblis;  Agenda utama Iblis dengan Ifrit sebagai ikon telah bersumpah dihadapan Tuhan untuk terus memalingkan hati dan pikiran manusia dari ketaatan,ketundukan pada tuhan. sumpah IFRIT dan antek anteknya telah diterjemahkan dengan konsisten, kematangan konspirasi dan rencana sistematik agar agenda mereka bisa terealisasi sepanjang masa.

Kelicikan politisi SDA berkonspirasi dengan Birokrat Hitam Kemenag untuk merancang sistem berhaji kebal hukum yang sedapat mungkin menjauhkan jalan bagi Hamba-hamba Tuhan sekaligus jadi ajang legal merampok kantong rakyat. perintah berhaji menuntut progresifitas tanpa menunda-nunda,hal ini bukan tanpa alasan, perintah Haji wajib sekali seumur hidup segera dilaksanakan ketika prasyarat yang Tuhan tetapkan terpenuhi, beberapa pertimbangan diantaranya :   Pertama, Bahwa tidak ada jaminan stabilitas kesehatan, kestabilan materi maupun moneter untuk siapa pun di masa mendatang apalagi interval waktu sangat panjang. kedua : kesiapan mental dan fisik akan bersifat fluktuatif tapi semakin menurun seiring bertambahnya umur seseorang, ketiga, bahwa Hidup seseorang tidak ada yang bisa menjamin kecuali pemilik-Nya; yakni Tuhan. Maka Waiting list yang dirancang dengan prosedur;; Daftar, setor, dan menunggu hingga puluhan Tahun seolah mengambil alih otoritas Tuhan, tentang Ajal Manusia.

sedangkan sistem waiting list kaum Ifrit (politisi SDA dan Kemenag) mengadopsi 100% logika Iblis, mereka membuat sistem tersebut dengan keharusan menunggu disertai memberikan jaminan kesehatan, ekonomi, dan AJAL. Waiting List  diskenariokan agar pada akhirnya masyarakat HARUS MEMILIH ; suap untuk ibadah haji lewat jalur express atau antipati untuk melaksanakan haji. respon secara sederhana keawaman masyarakat terhadap birokrasi yang susah dan berbelit-belit  berhaji tentu berpikir seribu kali melaksanakan Perintah Tuhan yang bersifat Wajib. 'Dalam Sejarah kezhaliman penguasa,  sepanjang sejarah belum pernah ada  ditemukan indikasi demi beribadah seseorang harus menyuap'

Aroma Kapitalisasi birokrasi waiting list yang menjadi motif pembentukannya menjadikan Politisi SDA dan Kemenag dapat menetapkan tarif  suap dan berjualan jalur-jalur  express  berhaji, backup Aroma Iblis menghipnotis bagi Efhoria pencinta berhaji dan menuntut para pencari jalan menuju Tuhan untuk menyuap para pemilik kaplingan Jalur Express di kementerian Agama, khususnya Politisi SDA dan Birokrat Ifrit di Dirjen Haji. artinya orang yang bersegera ingin berhaji tanpa menunggu atau antre di haruskan mempersiapkan dana suap (gratifikasi) bagi komplotan kartel Iblis penjual jalur Express sedangkan bagi mereka yang tidak mau menggunakan jalur iblis dan  ingin langsung berangkat haji maka dihadang senjata Kriminalisasi alias di cap sebagai Penjahat.

kelihaian kartel Iblis yang dapat menghasilkan triliunan rupiah dari sistem waiting list Haji membuat mereka semakin leluasa menggoda para petinggi Kekuasaan dan Raja-raja Media di Republik ini,  kelanggengan Sistem waiting list semakin sexy dan menggiurkan, fasilitas Media terbuka lebar untuk kartel berkampanye dan memprovokasi masyarakat tentang kesahihan sistem Iblis untuk memfasilitasi jalan menuju Panggilan Tuhan. iklan-iklan bertarif  milyaran bagi marketing sistem Iblis didapat dengan mudah yang bersumber dari brangkas penyimpanan tanpa harus menguras setoran dana calon haji. disisi lain menggoda kekuasaan media untuk berperan aktif dalam proyek mengkriminalisasi jalur-jalur  selain mekanisme jalur Iblis. Tindakan represif  kemenag yang menghalalkan  sistem Iblis waiting list merupakan prestasi dimata Iblis , serta dikemas dengan  karakter dan kesombongan Iblis yang menghiasi prilaku politisi SDA yang sedikit hari lagi diusulkan mengubah tagline partainya menjadi 'Rumah Besar kaum Ifrit'.

Skenario utuh dan kesungguhan iblis yang berobsesi meruntuhkan kesadaran masyarakat terhadap ritual suci dan tradisi kenabian yang diwakili sistem waiting list kementerian Agama Republik Indonesia merupakan angin segar dan dukungan bagi keberhasilan capaian cita-cita Iblis. hal ini semakin dikuatkan dengan ketamakan Politisi Suryadarma Ali dan birokrat hitam Kemenag bahrul hayt sehingga mengkampanyekan kriminalisasi atas Tamu-tamu Tuhan diluar jalur Iblis. obsesi SDA dan logika birokrat Sesat kemenag  agar waiting list menjadi sistem penyelenggaraan haji akan menjadi   indikator keberhasilan Iblis bila waiting list menjadi satu-satunya jalur sehingga terwujudlah " Sistem Iblis menuju jalan panggilan  Tuhan "

Mikirin Apa

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

REP | 08 November 2012 | 02:06 Dibaca: 13   Komentar: 0   Nihil

13523147432054883651

Begadang lagi begadang lagi
Begadang tapi tanpa kegiatan
Cuma tidur-tiduran di kasur tapi mata tak terpejam
Berusaha untuk memejamkan mata tapi ku tak bisa

Aku tidak tau kenapa malam ini aku susah banget tidur
Entah apa yang ada dipikiranku
Entah sedang memikirkan ini apa aku
Mikirin seseorang tidak, mikirin kerjaan tidak, mikirin utang juga tidak
Jadi mikirin apa yah aku ini?

Siapa yang menilai tulisan ini?

Inikah Karakter Indonesia?

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

Saya termasuk orang yang sangat menghargai upaya pemerintah saat ini menghargai pahlawannya dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno dan Bung Hatta, dwi tunggal negara ini yang sulit dicari penggantinya hingga kini.  Kata orang, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai pahlawannya, tapi sebenarnya bangsa dengan hati dan karakter yang besarlah yang menghargai upaya pahlawannya dalam merebut dan mengisi kemerdekaannya. Memang belum semua orang yang dianggap berjasa di negeri ini mendapatkan gelar ini, bahkan pada era 32 tahun pemerintahan orde baru dan baru hampir 15 tahun orde reformasi kedua Bapak bangsa ini mendapatkan "haknya".

Kita semua merupakan produk dari orang tua dan nenek moyang kita yang sarat dengan persaudaraan, kekerabatan dan pergaulan sosial yang sangat erat. Kita dibesarkan oleh lingkungan yang ramah tamah, tepo sliro dan kedekatan antara keluarga yang mampu membuat kita dari Sabang hingga Merauke mau menjadi dibawah satu payung bernama Indonesia. Menanggalkan suku, agama, ras, golongan, partai politik, tradisi dan perbedaan, kita semua bangga disebut Indonesia. Penghargaan kita kepada warisan leluhur membuat kita 'merasa dipersatukan' kalau kita senang bisa bergenggam tangan satu sama lain dengan berusaha mengenyahkan perbedaan yang tidak prinsipil.  Kemampuan kita merdeka pada 66 tahun lalu, bersatunya anak muda Indonesia 104 tahun lalu, tekad kita untuk merdeka dengan menyatukan satu visi dan misi Indonesia pada 1908, atau 124 tahun lalu ditulis dengan tinta emas sebagai upaya untuk menyamakan perbedaan ini agar kita bisa menjadi yang kuat secara fisik tapi juga mental, spiritual dan kebulatan tekad demi rakyat Indonesia kebanyakan.

Sangat disayangkan warisan yang sangat luhur dan "khas" Indonesia ini sekarang banyak dikotori oleh sikap-sikap pribadi yang sangat tidak "typical" Indonesia. Dari cara penggusuran rumah, penertiban pedagang kaki lima, demonstrasi buruh, ribut menonton konser musik, berantem saling dukung kandidat partai politik, tawuran antar desa dan antar pelajar, debat "kasar" dan "rusuh" dalam acara televisi, selebritis cakar-cakaran  dan lain-lain yang semuanya mengatas namakan reformasi, keterbukaan, dan demokrasi…….dan sayangnya kebablasan. Dan perilaku ini semua dilakukan selain pengaruh negatif globalisasi tapi kebanyakan karena contoh dari atas. Sikap Megawati dengan Presiden SBY yang kentara banget "tidak bersahabat" (bahkan pada saat pemberikan gelar pahlawan nasional di Istana Merdeka kemarin)padahal yang satu mantan Presiden dan yang satu mantan bawahan Presiden tapi jadi Presiden yang berkuasa sekarang. Kalau mantan Presiden tidak menghormati Presiden yang dipercaya oleh kebanyakan rakyat apa jadinya? Jadi ada pepatah hati boleh panas, tapi akal tetap dingin itu tidak terjadi malah yang ada hati boleh panas dan akal tetap panas!

Memang budaya demokrasi kita masih kalah jauh dari budaya Amerika (AS) dimana semuanya dibangun dari penghargaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Lihat para mantan presiden AS walaupun berlainan partai tetap bersahabat (kesannya). Satu suara rakyat itu dianggap suara Tuhan, namun yang terjadi disini Suara Rakyat itu Suara Tuhan itu hanya berlaku ketika calon yang bersangkutan menang, tapi kalau lawannya yang menang Suara Rakyat itu Suara Musuh. Parno banget! Secara tidak langsung bisa diartikan kalau loe bukan pendukung gue, loe bukan rakyat gue.

Kembali ke jatidiri bangsa Indonesia apakah mungkin masih bisa terjadi? Kembali ke diri kita masing-masing apakah kita menghargai UUD 1945, Pancasila, atau Bhinneka Tunggal Ika? Bila pasal-pasal dan ayat UUD 45 dengan mudahnya diamandemen demi pemerintah dan parlemen yang sedang berkuasa, dengan mudahnya pula rakyat yang melihat pejabat dan pimpinannya berbuat curang demi suatu kebijakan, akan meniru dan menyontek perilaku culas tersebut. Dan yang terjadi ya sekarang inilah Indonesia tanah airku…sayangnya tanah (kekayaan alam) dan airnya (termasuk hutan dan hasilnya) sudah dikuasai asing lewat antek-anteknya yang juga orang Indonesia juga sehingga kebanyakan rakyat tinggal di tanah airnya ibarat indekos…….

Setitik Mahakarya

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

Mimpikah jalan nasional sumut seperti sumbar?

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

Hayu atuh Kompasianer Bandung,

urang sasarengan nyerat blog nganggo

Basa Sunda yu?

06 November 2012

Punten sadayana mun basa Sunda abdi teu pati alus. Mugi-mugi artikel nu abdi tulis tiasa jadi inspirasi keur ulin ku Bapa Ibu sadayana nu dipikanyaah. Ngomongkeun soal kota Garut alias Swiss ...
Aryanto Wijaya Komentar

30 October 2012

Hiji mangsa Raja di zaman pamarentahan dinasty umayah boga maksud mecak kataatan jeung kajujuran rahayatna. Raja ngumumkeun ka rahayatna supaya ngumpulkeun sasendok madu. Eta madu kudu di kumpulkeun dina hiji ...
Usman Kusmana Komentar

29 October 2012

Salam wa rahmah. Nembe noongan rubrik anu aya dina Kompasiana. Sidik dipangluhurna aya rubrik Bandung anu subna aya Nyunda. Sajongjonan kuring rada bingung. Naon ari nyunda? Naha sagala rupa anu kaitanna ...
Ahmad Sahidin Komentar

Das Formetur

Posted: 07 Nov 2012 11:25 AM PST

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar