Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 25 November 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Kompasianer = Para Pejuang Informasi

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

OPINI | 26 November 2012 | 02:24 Dibaca: 13   Komentar: 0   Nihil

Melihat media mainstream baik cetak,elektronik atau pun online yg dikuasai segelintir org terutama dr kalangan elit di negeri ini,mka sgt mudah ditebak mau dibawa kmna arah media mainstream tsb.
Tentunya ini sgt merugikan bg kita sbg end user yg dijejali beragam informasi yg sesungguhnya kita sendiri barangkali tk membutuhkannya.
Disinilah peluang bgi kita para kompasianer tuk unjuk gigi guna mberikan informasi yg shat &menginpirasi.
Shgga mudah2n ke depannya kehidupan di negeri ini mjdi lebih baik.
-rmd-

Siapa yang menilai tulisan ini?

Kompasiana, Kumpulan Para Pejuang Informasi

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

OPINI | 26 November 2012 | 02:10 Dibaca: 25   Komentar: 0   Nihil

Melihat media mainstream baik cetak,elektronik atau pun online yg dikuasai segelintir org terutama dr kalangan elit di negeri ini,mka sgt mudah ditebak mau dibawa kmna arah media mainstream tsb.
Tentunya ini sgt merugikan bg kita sbg end user yg dijejali beragam informasi yg sesungguhnya kita sendiri barangkali tk membutuhkannya.
Disinilah peluang bgi kita para kompasianer tuk unjuk gigi guna mberikan informasi yg shat &menginpirasi.
Shgga mudah2n ke depannya kehidupan di negeri ini mjdi lebih baik.
-rmd-

Siapa yang menilai tulisan ini?

Sumatera Dalam Bayangan Krisis Ekonomi

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

Sumatera sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia dengan basis ekonomi yang sebagian besarnya bersumber dari perkebunan dan pertambangan pada saat ini mulai merasakan secara langsung imbas nyata dari krisis ekonomi global yang saat ini sedang melanda dunia.

Setelah anjloknya produksi batubara yang merupakan salah satu komoditi eksport ke negara tujuan seperti China dan India yang menyebabkan banyaknya perusahaan Batubara khususnya di Jambi mengalami mati suri, kini kembali deraan ekonomi menghantam sektor perkebunan yang paling banyak menentukan pertumbuhan ekonomi Sumatera yaitu Perkebunan kelapa sawit dan karet.

Penurunan harga karet yang mencapai 50% dari kisaran harga jual rata-rata pada awal tahun yang mencapai harga Rp.12.000,- s/d Rp.15.000,- perkilogram, ternyata bukan akhir dari terpaan ekonomi bagi Sumatera, karena bagaikan efek berantai, Sumatera kembali merasakan hantaman pada salah satu sumber ekonomi sektor Non Migasnya yaitu sektor Perkebunan Kelapa Sawit.

13538700261086520437

Penurunan harga yang terjadi pada industri kelapa sawit khususnya nilai jual CPO yang terus anjlok dari bulan September hingga hari ini, yang berada dalam kisaran harga jual lokal dibawah Rp.6.000,- perkilogram CPO secara langsung berdampak terhadap harga jual Tandan Buah Segar (TBS) atau buah kelapa sawit yang menjadi bahan bakunya hingga ke kisaran harga terendah di Petani rata-rata Rp.400,- s/d Rp.600,- perkilogram TBS.

Jika menilik penurunan harga pada semester pertama tahun 2012 harga jual TBS masih stabil dikisaran harga Rp.1.800,- perkilogram TBS. Tentunya dengan harga rata-rata Rp.500,- perkilogram TBS seperti saat ini maka terjadi fluktuasi pemasukan perputaran uang ditangan masyarakat sekitar Rp.1.300,-/kg TBS. Apabila kita mencermati data dari Deptan terhadap produksi rata-rata CPO Indonesia yang mencapai 20-23 juta ton pada tahun 2011, maka kehilangan nilai potensial ekonomi Sumatera apabila kita ambil 50% saja dari total produksi nasional tahun 2011 tersebut dengan asumsi harga rata-rata Rp.8.000,-/kg CPO, maka didapatkan kehilangan/kerugian potensi ekonomis sebesar 10 juta ton x Rp.2.000,- = Rp.20.000.000.000.000,- atau lebih kurang 20 Trilyun rupiah (anggaplah kehilangan ini terjadinya pada awal semester kedua maka real fluktuasi kerugian perputaran ekonomi mencapai 10 Trilyun Rupiah).

Pada tingkat Petani fluktuasi kehilangan/kerugian perputaran ekonomi yang terjadi lebih parah lagi dengan asumsi 10 juta ton CPO merupakan hasil produksi dari minimal produksi 20% rendemen saja dari tiap kilogram TBS, maka dihasilkan asumsi produksi keseluruhan TBS sebesar 50 juta ton TBS dari perkebunan yang ada sehingga potensi kehilangan apabila diambil dari selisih harga jual TBS sebesar Rp.1.300,-/Kg maka apabila kita asumsikan fluktuasi kehilangan ini dirata-ratakan pada awal semester kedua maka potensi kerugian perputaran ekonomi sebesar 25 juta ton TBS x Rp.1.300,- = Rp.32.500.000.000.000,- atau lebih kurang 32,5 Trilyun Rupiah.

Dengan potensi fluktuasi kehilangan perputaran ekonomi tersebut, tentunya langsung ataupun tidak langsung berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera karena sektor perkebunan karet dan kelapa sawit merupakan salah satu penggerak utama ekonomi rakyat Sumatera yang rata-rata bergantung dari sektor ini. Untuk kasus kelapa sawit kita bisa bayangkan dampak langsung yang terjadi ditingkat petani adalah kemampuan serta daya beli mereka akan menurun drastis jika kondisi ini berlangsung lama dan semakin memburuk.

Contoh sederhananya, seorang Petani Kebun Kelapa sawit dengan produksi rata-rata perpanen 1 ton TBS persekali putaran panen, mampu menghasilkan panen sebesar rata-rata 2 ton TBS perbulan dengan harga jual biasa dalam kisaran Rp.1.500,-/kg biasanya dapat menerima penghasilan sebesar Rp.3.000.000,-/per kavling (2 hektar), maka pada saat ini dengan asumsi harga jual Rp.500,-/kg maka total penghasilan puntuk 1 kavling hanya Rp.1.000.000,-/bulan. Tentunya apabila kondisi ini semakin buruk, katakanlah harga TBS dikisaran Rp.300,-/kg atau senilai Rp.600.000,-/kavling/bulan maka jangankan untuk pemupukan tanaman, untuk membiayai hidup dan membayar fasilitas kredit pun nilai uang tersebut jauh lebih dari kata cukup bagi para petani dengan luas lahan yang relatif kecil.

13538700581956758816

Pada Tingkat perusahaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dengan situasi seperti ini maka langkah mengencangkan ikat pinggang terpaksa harus diambil. Perusahaan perkebunan kelapa sawit akan merevisi program pemupukan, pengurangan tenaga kerja pemeliharaan dan melakukan penundaan pembukaan lahan baru hingga pembatalan-pembatalan rencana kerja hingga kondisi harga jual TBS kembali diatas harga pokok Produksi perkilogram TBS. Sedangkan Pabrik kelapa sawit akan berupaya mengurangi jumlah jam kerja olah pabrik yang tentunya akan berdampak langsung pada penghasilan tenaga kerja pabrik.

Hal ini bagi perusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan pilihan yang pahit dan tidak dapat dihindari, apalagi dengan kenaikan UMP yang telah dipastikan dan harga spare part serta faktor-faktor nilai harga pokok produksi yang relatif tidak mengalami penurunan, dan hal ini akan menjadikan perusahaan dalam situasi memilih antara tidak berproduksi atau melakukan full efisiensi hingga menurunkan kapasitas produksinya untuk tetap dapat bertahan, demi keberlangsungan Perusahaan dan demi keberlangsungan Tenaga Kerjanya.

Namun sangat disayangkan pemerintah dengan upaya-upaya yang dilakukannya dalam beberapa bulan ini sepertinya belum maksimal bahkan boleh dikatakan tidak berhasil untuk mendongkrak situasi ini 'minimal' pada ambang batas, titik breakevent point antara harga jual rata-rata yang dapat mengimbangi harga pokok produksi rata-rata TBS pada tingkat petani dan CPO pada tingkat perusahaan. Karena apabila situasi semakin memburuk maka Bayangan Krisis Ekonomi Sumatera akan benar-benar menjadi nyata.

Demikianlah sedikit opini dari saya yang kebetulan saat ini Nguli pada Industri Perkebunan Kelapa sawit di Jambi, Sumatera Indonesia.

1353870115183185490713538701341750297147

Ilustrasi document pribadi.

Menulis sebagai Psikoterapi Patah Hati

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

Dulu pernah saya melihat tulisan semacam judul yang saya cantumkan. Namun saya acuhkan tulisan itu, karena menurut saya tak ada yang istimewa. Dari judulnya sudah jelas apa maksudnya. Saya tidak berharap banyak bahwa tulisan ini akan dibaca oleh teman-teman, mungkin itu sudah pantas karena saya pernah berbuat hal serupa terhadap sebuah tulisan. Di sini saya tidak akan berbagi tips bagaimana menulis mampu melepaskan kita dari beban-beban psikis. Saya hanya ingin share sedikit pengalaman bahwa menulis bisa dijadikan salah satu alternatif psikoterapi. Mungkin sebagian teman-teman pernah mengalami ini.

Suatu ketika saya sedang dihadapkan sebuah masalah yang membuat saya merasa tak lagi memiliki arti hidup. Saya tak tahu ke mana harus mengadu. Karena pikiran saya selalu menciptakan imajinasi-imajinasi yang menutupi hati. Di dalam ruangan berukuran 2X2 meter, mungkin jika saat itu kutemui sebilah pisau, aku sudah menutup usiaku. Aku melihat laptopku masih menyala. Akhirnya kuputuskan untuk menulis.

Apa yang harus ditulis?

Yang pertama saya lakukan adalah menjauhkan diri dari lagu melankolis. Karena semakin sering mendengarnya itu hanya akan membuat hati kita teriris. Mulai tulis apa saja yang bisa kau tulis. Acuhkan segala teori, tata bahasa, diksi saat menulis. Tulislah segala apa yang ada dipikiranmu. Bahkan hal-hal yang kontradiktif atau mustahil sekalipun. Contoh terapi yang pernah saya lakukan sebagai berikut;

"Ternyata lama tidak menulis membuatku bingung saat kembali ingin menulis. Saat dimana kondisi yang mengharuskanku menulis, aku hanya bisa mengiris hatiku dengan perasaan yang tolol. Perasaan yang tak bisa menerima segala apa yang ada di sekelilingku. Ingin sekali jiwa ini keluar dan berdiri di hadapan tubuh yang kalah. Memaki, meludahi, memukulnya hingga tak berbentuk. Lalu menertawakan segala kebodohan ini. Tapi buat apa aku melakukan itu? Toh, jiwa dan tubuhku adalah kesatuan diriku. Itu sama artinya dengan aku memaki diriku sendiri, meludahi diriku sendiri. "Aku memang pecundang!" Tapi apa salahnya aku melakukan itu? Karena saat ini itulah yang pantas aku terima.Seperti itulah garis tangan ini kupilih.

Iya. Setiap aku berdiam diri, mengenang serta memikirkannya, tubuhku selalu gemetar. Semua isi perutku ingin keluar. Suhu tubuhku seketika melonjak. Aku tak ubahnya orang yang sedang sakau. Ingin kuuraikan gelisahku seperti ombak yang pernah mengenal waktu. Oh… kenapa aku harus menyesal saat ia sudah berbahagia? Haruskah aku meraihnya ke dalam dekapanku setelah peluru-peluru itu kulesatkan ke jantung hatinya tanpa mengenal ampun?

Tidak. Bukan aku yang salah. Dia yang salah, Kawan. Harusnya dia secara sigap menjawab pertanyaanku waktu itu. Aku hanya memintanya memilih antara aku dan ketakutan masa lalunya. Aku ini laki-laki. Kelak menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Tapi buat apa mencari siapa yang salah? Apa itu bisa membuat semua kembali normal? Keluargaku yang tadinya menerima dia dengan tangan terbuka, menjadi menolaknya hanya karena dia tidak bisa mengikuti permintaanku. Keluarganya yang sudah mulai membuka hati untukku menjadi menolak karena aku telah membuat anaknya menderita!

Kondisiku saat ini benar-benar tak seperti yang dulu. Aku tak lagi punya gairah berkarya. Tentu aku tak bisa menyalahkan institusi yang hanya mengedepankan ideologinya. Mereka tidak memerdulikan bagaimana kelak anak-anak bangsa bisa meraih cita-citanya. Saat kami masuk ke dalamnya, mau atau tidak mereka telah mengubah cita-cita kami menjadi serdadu-serdadu pembela ideologi minoritas di negeri ini. Kami tak bisa melawan waktu dan mengubahnya saat kami tersadar sudah di ujung jurang. Hanya sedikit dari kami yang mau bangkit dan melawan. Saat itulah gairahku memudar.

Setahun lebih perlawanan itu berlangsung, ia selalu menemaniku. Usaha kami tidak sesuai dengan target. Satu per satu teman kami dipereteli oleh tuntutan umur. Bisa dibilang perjuangan yang kami lakukan tidak memperoleh hasil yang setimpal. Setelah semuanya usai aku ingin membuka lembaran baru. Menurut pandanganku, sebuah bangunan yang kokoh pasti memiliki pondasi yang kokoh pula. Ia akan tetap berdiri dalam keadaan alam seperti apa pun. Aku bulatkan niatku dan memintanya memilih sungguh-sungguh dengan hatinya. Dia hanya bisa diam dan menangis. Kisah kami pun berlalu. Aku bukan lagi miliknya, begitu halnya dirinya yang kini bersama orang lain. Jika aku masih terus seperti ini, apa yang membedakan aku dengan sampah?

Iya. Pasti Tuhan punya rencana. Sebab itulah kenapa kita diberi akal."

Barang kali sedikit coretan ini adalah bukti yang pernah saya rasakan bahwa menulis bisa dijadikan sebuah terapi psikologis. Saat tak ada siapa pun yang bisa kita jadikan sandaran untuk berbagi. Saat kita begitu malu untuk membuka diri terhadap orang lain, menulis bisa dijadikan salah satu alternatif untuk membuat hati kita menjadi tenang.

Selamat menulis dan terimakasih bagi yang sudah mau membaca. ^_^

TIMNASKU

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

OPINI | 26 November 2012 | 01:49 Dibaca: 76   Komentar: 0   Nihil

Melihat perjuangan TIMNAS tadi, rasanya skor 2-2 adalah hasil yang pantas. Menyaksikan permainan TIMNAS yang kurang menggigit dan seringnya kehilangan bola serta koordinasi lini belakang yang boleh dibilang sangat kewalahan menghadapi kecepatan serangan balik Laos.

Dengan hasil ini KPSI lover yang akhir-akhir ini jarang muncul bagai mendapat durian runtuh untuk terus mencela dan menghinakan TIMNAS.

Saya pribadi kecewa dengan hasil ini tapi jelas tidak akan mengurangi kecintaan saya terhadap TIMNAS, Saat ini DOA untuk kesuksean TIMNAS belum terkabul tapi tidak akan membuat saya berhenti berDOA untuk kesuksesan TIMNAS di pertandingan berikutnya. Bagi saya TIMNAS saat ini adalh TIMNAS yg baru dan akan terus berkembang.

Pertandingan berikutnya akan lebih berat MAJU TERUS TIMNASKU JANGAN PERNAH PATAH SEMANGAT, DOA DAN DUKUNGAN KAMI AKAN TERUS MENYERTAIMU.

Siapa yang menilai tulisan ini?

Pengangkatan Honorer K2 Untuk Effisiensi Anggaran Daerah

Posted: 25 Nov 2012 11:47 AM PST

OPINI | 26 November 2012 | 01:35 Dibaca: 49   Komentar: 0   Nihil

Moratorium tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil antara Mendagri, MenPAN-RB dan Menkeu akan segera berakhir tertanggal 31 Desember 2012. Moratorium penerimaan Aparatur Sipil Negeri ( ASN ) dilakukan pemerintah akibat jumlah pegawai negara yang dianggap terlalu banyak dan membengkakkan anggaran belanja pegawai. Berakhirnya moratorium ini menandakan akan dibukanya kembali penerimaan CASN di berbagai instansi baik yang di pusat maupun daerah. Memang Pemerintah sudah mengeluarkan Peratuan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, yang salah satu poinnya tentang pengangkatan tenaga honorer Kategori 1 dan Kategori 2, perbedaannya K1 dibiayai oleh Negara melalui APBN/APBD dan K2 dibiayai bukan dari APBN/APBD.

Dibukanya kembali penerimaan PNS/ASN secara regular di tahun 2013 nanti akan berdampak pada penggunaan APBD, sebagai perbandingan APBD di Kabupaten Subang tahun 2012 yang terserap untuk untuk belanja modal infrastruktur dan social yang terserap oleh masyarakat hanya 30 % dari Rp. 1,5 Triliyun, sebagain besarnya dipakai untuk belanja langsung yang didalamnya memuat belanja pegawai 70 %. Selain itu FITRA mengungkapkan 291 kabupaten / kota anggaran dan 11 provinsi belanja pegawainya diatas 50 %. Dengan ditemukannya ketidak seimbangan anggaran tersebut maka pemerintah pada tahun 2011 membuat moratorium SKB 3 (tiga) menteri sebagai bentuk upaya untuk menekan anggaran pemerintahan daerah dan untuk pelaksanaan reformasi birokrasi dalam menghasilkan pelayanan yang baik dengan produktivitas tinggi.

Penerimaan CPNS/CASN regular atau format formasi di Kabupaten Subang belum begitu perlu dilakukan karena sampai saat ini tidak ada sebuah kajian analisis tentang kebutuhan pegawai dari setiap instansi dan tidak adanya pemetaan PNS dan Non-PNS dari setiap Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD). Kajian analisis dan pemetaan ini harus dilakukan sebagai bahan untuk menentukan kebutuhan tenaga pegawai di lingkungan Kabupaten Subang agar penerimaan PNS/ASN bukan berdasarkan pada permintaan tapi berdasarkan hitungan kebutuhan. Selain itu hasil kajian dan analisis serta pemetaan PNS dan Non-PNS ini harus disampaikan kepada public agar diketahui secara saksama dengan semangat UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Selain itu formasi pelayanan dasar seperti tenaga kesehatan, pendidik (guru), penyuluh masih memenuhi kuota dan belum kekurangan hanya yang jadi permasalahannya adalah penyebaran dari ASN ini tidak merata dan menumpuk di wilayah yang ramai atau diwilayah perkotaan. Kalaupun sudah terjadi penyebaran dan masih ada kekurangan di tahun 2013 pemerintah lebih baik mengangkat tenaga honorer kategori 2 untuk diangkat menjadi PNS/ASN karena selain mereka sudah memiliki profesinalisme dalam bidangnya juga akan terjamin kualitasnya karena tetap melalui jalur tes dasar dan tas bidang profesional.

Pelaksanaan perekrutan PNS regular hanya menjadi ajang bagi sebagian pejabat daerah memanfaatkan kesempatan ini untuk menempatkan keluarga dan kerabatnya di berbagai instansi pemerintah. Proses perekrutan pegawai menjadi tidak fair, penuh kolusi dan kecurangan. Perekrutan pegawai negeri yang tidak berkualitas akan berakibat terhadap rendahnya kinerja pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Pendapat yang berkembang di masyarakat saat ini, untuk menjadi pegawai negeri harus memiliki koneksi ke pejabat daerah dan harus mampu menyediakan uang puluhan sampai ratusan juta rupiah. Selain itu perekrutan CPNS akan mengakibatkan tergerusnya anggaran daerah karena akan menambah biaya pegawai, disamping perekrutan PNS jalur regular, pemerintah juga melalui UU No. 56 Tahun 2012 akan mengangkat tenaga honorer K2 menjadi PNS antara Juni sampai Agustus 2013 yang pada akhirnya double burden anggaran biaya pegawai. Untuk menghindari high cost dan low performance ini Pemda diharapkan hanya mengadakan pengangkatan tenaga honorer K2 dan menunda penerimaan CPNS melalui format formasi di tahun 2013 sebagai upaya penghematan anggaran biaya pegawai. Selain itu penerimaan PNS melalui jalur regular atau formasi hanya akan menjadi ajang komodity yang menggiurkan bagi para oknum yang menyalahgunakan jabatannya.

Oleh karena itu, Pemerintah Daerah yang beban belanja langsungnya diatas 50 % untuk tahun 2013 harus menunda pengadaan CPNS jalur formasi karena dengan mengangkat tenaga honorer K2 pun kekurangan tenaga pegawai akan terpenuhi apalagi di wilayah pendidik. Tenaga honorer pendidik yang sudah lama mengabdi belum juga diangkat menjadi PNS dengan hadirnya undang-undang tersebut maka pengangkatan tenaga honorer Kategori 2 harus lebih di prioritaskan lagi. Keuntungannya dari penundaan penerimaan CPNS tahun 2013 nanti akan tercapainya efisiensi anggaran dan minus growth biaya belanja pegawai. Yang pada akhirnya pembangunan bissa dirasakan oleh semua pihak dan merata disetiap daerah.

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar