Setiap kali saya berkunjung ke rumah atau bangunan yang berlantai lebih dari satu, saya selalu tergelitik untuk menaiki dan menuruni tangganya. Tidak hanya ingin mempraktikkan teori dari buku-buku arsitektur yang pernah saya baca—bahwa anak tangga sebaiknya tidak lebih tinggi dari 20 sentimeter dengan derajat kemiringan tidak lebih dari 30 derajat, namun saya ingin membuktikan satu hal.

Ibu Saya berdarah Ogan Komering Ilir—sebuah kabupaten berjarak 65 kilometer dari Kota Palembang, Sumatera Selatan—yang memiliki hubungan kekerabatan sangat erat sesama mereka. Di mata saya, penduduk Kayuagung—ibukota kabupaten—seakan-akan bersanak saudara semua meski tidak sedarah serumah. Ada suatu kebudayaan yang sangat menarik untuk disimak: orang-orang ini gemar sekali duduk bersama di tangga. Mungkin saja mereka tidak bisa melihat tangga menganggur sehingga apa yang selalu saya lihat merupakan kebetulan belaka, tapi mungkin saja ada alasannya. Saat hari ketiga dan keempat Idul Fitri, misalnya, orang-orang akan beramai-ramai keluar rumah untuk menonton midang dari teras rumah mereka. Sebagai informasi, rumah-rumah di Kayuagung hampir semuanya berarsitektur sama: rumah panggung dengan tangga di muka, terlepas rumahnya tegak sebagai rumah panggung kayu atau (sudah) batu berlantai dua. Rumah Bakas—panggilan saya ke Kakek—adalah tipe yang kedua: rumah batu dan memiliki tangga panjang di muka yang langsung menuju lantai dua, di mana keluarga besar biasa menerima tamu dan melangsungkan hajatan. Kebetulan, rumah Bakas berlokasi strategis di depan jalan raya dan menghadap ke sungai.

Jika hari midang tiba, keluarga besar saya dan tamu-tamunya akan nongkrong di tangga seharian, menunggu rombongan lewat. Saat rombongan melintasi jalan dengan berbagai rupa sandang, para ibu atau kelompok gadis berbisik mengomentari beberapa orang sambil terkikik geli, kemudian—dan ini klimaksnya—mereka akan berteriak dengan suara keras dan kompak, "ahhaaa… yiii!". Teriakan tersebut berulang, terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil, lalu berteriak lagi. Teriakan yang sahut menyahut dan susul menyusul dengan suara tanjidor yang ramai. Biasanya saya dan saudara-saudara sepupu tidak terlibat dalam riuh rendah teriakan tersebut dan hanya bisa saling menatap dan angkat bahu. Kami belum siap menjadi bagiannya, seakan ada jurang kebudayaan yang besar antara generasi kami dan mereka, atau mungkin alasan lebih tepatnya karena latar belakang domisili atau geografis karena sebagian besar kami lahir, besar, dan tinggal di luar Kayuagung, bahkan Sumatera Selatan.

Mari bergeser ke kasus lainnya, kali ini bukan tangga rumah, melainkan tangga di kampus. Entah ada pelet apa yang melekat di tangga tersebut sehingga saya dan teman-teman dulu menganggap tangga adalah tempat ter-pewe (posisi wenak. red) seantero kampus. Baru sampai di kampus, nongkrong di tangga. Selepas makan siang, nongkrong di tangga. Bikin tugas, nongkrong di tangga. Benerin maket, nongkrong di tangga. Marahin junior pas ospek, sambil nongkrong di tangga. Merayu senior untuk pinjem tugas atau buku, di tangga juga.  Tangga adalah elemen legendaris di kampus. Mengobrol berjam-jam pun tidak akan terasa meski beberapa kadang kesal karena tangga sering diblokade oleh kelompok-kelompok mahasiswa secara bergantian. Mungkin ini juga yang pernah membuat salah satu dosen kami cukup berang saat menyadari bahwa tangga jadi tempat nongkrong yang menghalangi lalu lalang orang. Beliau menuduh kami telah mengubah fungsi tangga yang sejatinya merupakan sarana sirkulasi menjadi tempat nongkrong. Kelompok-kelompok nongkrong ini dibubarkan secara paksa, tidak terhormat, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Namun bagai tak peduli, tangga itu tetap ramai dan hidup apapun yang terjadi.

Akhirnya saya sampai pada kesimpulan pribadi bahwa tangga bernilai lebih luas dari sekadar elemen arsitektur yang tinggi anaknya sebaiknya tidak lebih dari 20 sentimeter dengan derajat kemiringan tidak lebih dari 30 derajat. Tangga itu adalah perangkat sosial. Mahasiswa tidak bisa menemukan tempat lain yang laik nongkrong selain tangga untuk bercengkrama bersama rekan-rekannya. Juga warga Kayuagung yang tidak bisa menemukan tempat yang lebih ideal untuk tertawa terbahak dan berteriak "ahhaaa… yiii!" di siang atau sore hari yang cerah bersama kerabatnya. Biarlah tangga itu menjadi elemen yang tidak perlu didikte untuk menjadi apa, karena perilaku kita—manusia—yang akhirnya paling berhak menentukan siapa dan apa sebenarnya tangga.

Ketika saya menaiki dan menuruni tangga di rumah atau bangunan berlantai lebih dari satu, itulah yang selalu ingin saya buktikan. Saya mengartikan setiap anak tangga itu tidak boleh lebih tinggi dari 20 sentimeter agar jarak antar manusia yang duduk di tiap anak tangga tersebut tidak senjang, agar mereka dapat bercakap-cakap dengan akrabnya. Kemiringan tangga tidak boleh lebih dari 30 derajat agar orang yang duduk paling bawah tidak merasa inferior karena harus mendongak untuk melihat mereka yang duduk paling tinggi, sebaliknya yang duduk paling tinggi tidak perlu merasa superior dan menunduk terlalu dalam untuk mendengarkan apa yang diteriakkan oleh dia yang duduk paling bawah. Tangga itu menjanjikan kesejajaran. Kesetaraan. Suatu hari—jika saya sudah siap—saya akan berada di tengah kelompok ibu dan gadis-gadis di Kayuagung, duduk di tangga muka rumah Bakas, dan ketika sayup terdengar suara tanjidor dari kejauhan, saya akan berteriak bersama mereka.

Jadi, kata-kata keramat mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill bahwa, "First, we shape our buildings and afterwards, our buildings shape us" agaknya kurang berlaku di Kayuagung dan di kampus saya ;)

REP | 16 November 2012 | 03:52 Dibaca: 6   Komentar: 0   Nihil

Ariel tak pernah lepas dari gossip, baru bebas dari penjara karena skandal Video mesum. Sekarang Ariel kembali digosipkan dengan seorang wanita yang berprofesi sebagai Pramugari. Magdalena, nama wanita tersebut telanjur jatuh cinta sama Ariel. Kabarnya, pramugari private jet yang sering melayani tamu-tamu VIP itu, sering bertemu Ariel secara diam-diam. Ujar Rakyat Merdeka Online (RMol)

Hebohnya, lanjut Rmol, Magdalena disebut sudah bersuami dan beranak satu. Ceritanya begini. Ariel dan Mag­dalena mulai dekat saat Noah me­lakukan konser di lima negara, September lalu. Saat itu, Noah menggunakan jet pribadi ke Aus­tralia, Hong­ Kong, Ma­laysia dan pulang ke Jakarta. Magdalena adalah pra­mugari yang bekerja di pesawat milik pengusaha berini­sial EA itu. Ujar Laporan rakyat Merdeka.

"Awalnya kenal saat Noah konser ke lima negara. Mereka kan naik jet pribadi. Nah, awal kenalnya si Magdalena sama Ariel ya di salah satu pener­ba­ngan itu. Kasian, Mas, si Mag­dalena itu udah punya suami soalnya," ungkap sumber.

Menurut sumber Rmol , setelah per­kenalan tersebut, Magdalena ke­rap berhubungan dengan man­­tan pacar Luna Maya terse­but. Bah­kan, Ariel bersedia men­jem­put Magdalena untuk me­nyaksikan konser Noah di Ban­dung, Senin malam (12/11).

"Sering banget ketemuan sa­ma Ariel. Dia juga sering dateng ke mess-nya Ariel. Kemarin di­jem­put buat ke Bandung nonton kon­sernya Noah," jelas sumber Rakyat merdeka

Kenapa Magdalena mau sama Ariel? Alasannya klise seperti perempuan lain. Kharisma Ariel sebagai vokalis band papan atas.

"Magdalena jatuh cinta sama Ariel, padahal dia itu punya sua­­mi, pengusaha juga. Bahkan dia berani ngaku kalo belum punya suami, parah banget deh," sam­bung sumber.

Ariel dan Magdalena kerap bertemu diam-diam. Bahkan, Magdalena rela membohongi keluarganya demi bertemu  Ariel.

"Hari Minggu (11/11) kema­ren, dia nonton Noah di Ban­dung, dijemput sama Ariel, nginepnya di Trans Hotel kalau nggak salah. Sepertinya dia (Magdalena) ditiduri Ariel di sana," beber sumber.

Persisnya lagi, kata sumber, benih kisah cinta Ariel dan Mag­dalena mulai bersemi saat tur di Hong Kong. "Magdalena itu emang pramugari favorit. Setiap pejabat atau VIP pasti diservis sama dia," cetus sumber Rakyat Merdeka Online tersebut.

Jika gossip ini benar, kecanduan Ariel akan wanita tidak bias hilang. Dinginya dinding penjara tak membuat Ariel tobat, ujian yang pernah ia lalui seakan hilang ditelan kemerlapan aksi panggung Noah. Selamat Ariel, dunia ini memang untuk mu, ketenaran,uang dan wanita selalu akrab denganmu. Sekali lagi, Selamat Ariel

Unforgettable Trip to Lampung with Volunteer SAHABAT PULAU Jakarta.

Lampung, 6-7 Oktober 2012

Jam ditangan saya menunjukan pukul 11 pm waktu wib saya dan kawan –kawan volunteer Jakarta yaitu:

1. Hendriyadi (Founder Sahabat Pulau)

2. Kahfi (Volunteer dari Univ. Trisakti)

3. Purwanto (Volunteer dari Univ. Trisakti)

4. Agus (Volunteer SMA Jakarta)

5. Firman (Volunteer dari Univ. Trisakti)

6.Purwadi (Volunteer dari Univ. Trisakti)

7. Hamsi (Koordinator Pendidikan Sahabat Pulau)

Berangkat menuju pelabuhan Merak - Banten dengan bus yang akan dilanjutkan ke pelabuhan Bakeuhuni Lampung dengan ferry dan sampai pada pukul 6 pagi kemudian menuju pool dan setibanya disana kami dijemput oleh volunteer Sahabat Pulau Lampung atau lebih dikenal dengan nama "SPL" menuju wisma Universitas Lampung untuk beristirahat dan makan siang. Usai santap makanan Padang, kami menuju Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung bertemu para volunteer Sahabat Pulau dan alumni Kapal Pemuda Nusantara KAKPN untuk kemudia mendengarkan pengarahan dari founder SAHABAT PULAU, bang Hendriyadi alias Bang Acho dalam pemaparannya beliau menyampaikan poin-poin penting tentang apa dan bagaimana Sahabat Pulau itu. Para volunteer begitu antusias mendengarkan pemaparan tersebut dan juga dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab dan diskusi. Menjelang sore kami menuju pelabuhan kapal angkutan Ketapang untuk bertolak ke Pulau Pahawang bersama ke 7 volunteer Sahabat Pulau Jakarta dan guide kami mas Awan (koordinator Sahabat Pulau Chapter Lampung) yang punya semangat 45 dan tak kenal lelah menemani perjalanan kami sampai di Pulau Pahawang kami beristirahat dan makan malam bersama di salah satu rumah masyarakat sebelum kami terbagi menjadi 3 bagian untuk homestay di rumah masing-masing dan malam itu para volunteer menyempatkan untuk berdiskusi dengan beberapa warga di homestay masing-masing.

Saya sendiri bersama Kahfi homestay di rumah adik Dayu si putri cerdas yang serba kekurangan dalam kehidupan berkeluarga karena ayahnya tak melaut lagi sekian bulan lamanya karena cuaca dan faktor-faktor lainnya dirumah yang sangat sederhana beratap daun dan berdinding bambu juga beralas tanah. Saya merasakan pengalaman luar biasa betapa masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam garis kemiskinan khususnya para nelayan pesisir kita yang hidup berdampingan dengan kekayaan laut yang melimpah.

Berbagi Inspirasi dengan Anak-anak

Keesokan harinya yaitu hari minggu tanggal 7 oktober kami berkumpul di sebuah tempat yang sederhana ditepi pantai nan indah di sana sudah berkumpul banyak sekali anak-anak PAUD, TK dan SD juga orang tua yang mendampingi mereka dan kami pun mulai berbagi bersama mereka yaitu belajar dan bermain serta memotivasi dan mengasah pengetahuan mereka seputar Indonesia dan beberapa hal pelajaran yang mereka pelajari semua peserta larut dalam belajar dan bermain dengan sangat antusias. Mereka mengkuti semua arahan kami dari awal sampai selesai.

Selain itu, kami juga membawa buku-buku anak ±50 buah buku dan mereka sangat menikmati membaca buku-buku yang kami bagikan untuk dibaca dan didiskusikan isinya. Acara berlanjut sampai siang hari dan begitu sangat antusias mereka mendengar, mengikuti semua yang kami berikan sampai kami berpendapat begitu sangat butuhnya mereka pencerahan dan metode belajar yang mengasikkan agar proses belajar itu dinikmati  adik-adik Sahabat Pulau Lampung. Kami sangat menikmati kebersamaan ini sekaligus bangga bisa meluangkan sedikit watku dan berbagi ilmu yang kami punya serta berbagi dengan segalah keterbatasan kami para pemuda volunteer Jakarta.

Bukan hanya kami volunteer Jakarta, namun volunteer Lampung sangat antusias datang membantu kami. Mereka datang ke Pulau pada siang harinya membantu mengajar dan berbagi dengan adik-adik asuh Sahabat Pulau di Pahawang. Lebih dari itu,  merekalah yang menfasilitasi kami untuk datang ke Lampung bersama 7 pemuda volunteer. Jujur kami sangat terharu dengan keseriusan mereka dalam menyambut kami dan semoga menjadi bekal untuk kami berjuang bersama memajukan dan mendidik karakter anak-anak bangsa Indonesia di tengah carut marutnya bangsa ini, ada harapan dan keyakinan mendalam dari kami bahwa kami bisa dan kami mampu karena semua didasari niat tulus memajukan anak-anak pesisir Indonesia dan modal utamanya adalah "Semangat, Keyakinan dan Doa."

Menikmati Keindahan Bawah Laut

Setelah acara selesai kami diajak untuk menyebrang ke Pulau Pahawang kecil untuk relaksasi dengan snorkling dan menimati keindahan alam bawah laut Pulau Pahawang dan ini menjadi penutup yang indah di perjalanan kami di Lampung. Semoga semua apa yang kami kerjakan memberikan manfaaat sebesar besarnya baik langsung atau secara tidak langsung dan kami selalu optimis untuk berbuat dan berhenti mengeluh dan menyalahkan untuk Indonesia yang lebih baik. Saatnya kita aksi dan reaksikan semangat dan doa untuk hasil yang lebih baik. Because We are Future Leader.

*Tulisan oleh Hamsy, ditulis ulang oleh Hendriyadi.

Visit our website: www.sahabatpulau.org

Twitter: @IDsahabatpulau

Washington DC, November 16, 2012

Dalam tulisan kali ini saya ingin menanggapi Laporan Khusus dari Kompas.com mengenai kasus Hambalang yang membuat khalayak umum bicarakan.

Dalam laporan tim investigasi Kompas.com di tulis di pimpin oleh editornya, Hindra terlihat ada beberapa laporan yang masih tidak jelas tetapi sangat mendasar. Untuk itu saya ingin memberikan apa yang menjadi puncak permasalahan kasus ini, dimana kasus ini memiliki persoalan mendasar yang sama dengan kasus-kasus yang ada menjadi sengketa di beberapa daerah di Indonesia.

Dalam berita yang berjudul "Inilah Hasil Audit BPK soal Hambalang" seperti saya tayangkan dibawah ini.
"Temuan penyimpangan BPK itu yakni:

1. Terkait surat keputusan hak pakai

A. Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) menerbitkan surat keputusan pemberian hak pakai tertanggal 6 Januari 2010 bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga atas tanah seluas 312.448 meter persegi di Desa Hambalang. Padahal, persyaratan berupa surat pelepasan hak dari pemegang hak sebelumnya diduga palsu."

Tanggapan saya adalah Persoalan yang paling berbahaya dan penuh dengan rekayasa adalah Badan Pertahanan Nasional.
Persoalan Tanah/Budel/ Agraria menjadi Episenter dari segala masalah Korupsi di Indonesia. Khususnya dalam kasus Hambalang ini yang menjadi pertanyaan adalah….
1. Tanah siapa yang di berikan BPN seluas 312,448 m2 ini?
2. Apa memang luas tanah nya seperti dalam surat keputusan BPN ini?
3. Apakah tanah ini milik negara atau milik rakyat, atau milik adat?

Jika tanah ini milik Negara, mengapa di JUAL? Lalu Kalaupun di Jual, Mengapa di Beli Oleh Pemerintah juga, walaupun instasinya berbeda?

Aneh bin Ajaib, bukan?

Pernyataan hipotesa saya adalah jika Tanah Negara di Jual oleh Negara dengan nilai 500 Milyar, lalu uangnya kemana? Karena biasanya setiap proyek pembangunan, pengakusisi tanah adalah bagian yang terbesar dari anggaran pembangunan khususnya di daerah pulau Jawa. Lalu seharusnya Anggara pembanguna Hambalang ini jika tanah ini milik Negara, berarti Negara menghemat, tetapi ternyata tidak.

Inilah KORUPSI yang Nyata di depan Umum!!

BPN dalam prosedurnya tidak dapat demikian mudahnya memberikan HAK pelepasan penggunaan tanah ini tanpa memberikan surat pertimbangan dengan instasi2 lainnya. Karena tanah ini terletak di daerah Kab Bogor. Dimana pembangunan apapun di daerah Kab Bogor secara masif harus mendapat persetujuan dari beberapa instasi lainnya, seperti Lingkungan Hidup, Kementrian Sosial, DPRD Prov Jawa Barat, Gubernur Jabar, DPR, dan instansi2 lainya yang berkepentingan.

Dalam dugaan bahwa Surat ini Palsu… seharusnya di Nyatakan Palsu, bukan DUGAAN semata.

Ini kesalahan mendasar sekali.

"2. B. Kabag Persuratan dan Kearsipan BPN atas perintah Sestama BPN menyerahkan SK Hak Pakai bagi Kemenpora kepada IM tanpa ada surat kuasa dari Kemenpora selaku pemohon hak. Hal itu diduga melanggar Kep.Ka.BPN 1 tahun 2005 Jo Kep.Ka.BPN 1 tahun 2010."

Tanggapan saya, jika kesalahan mendasarnya sudah SALAH atau ILIGAL, maka langkah selanjut menjadi TIDAK BERLAKU alias ILIGAL.

Jadi bukan DUGAAN, tetapi TIDAK BERLAKU

"3. Terkait lokasi dan site plan

Bupati Bogor menandatangani site plan meskipun Kemenpora belum atau tidak melakukan studi amdal terhadap proyek Hambalang sehingga diduga melanggar UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Bupati Bogor Nomor 30 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengesahan Master Plan, Site Plan, dan Peta Situasi."

Tanggapan saya, Keterlibatan Bupati Kab Bogor, dan Pemprov Jabar, termasuk Gubernur Jabarnya. Karena sudah jelas sekali Kab.Bogor sudah memiliki Master Plan, salah satunya jika kita menilik dari pengendalian keharmonisan lingkungan hidup adalah Kab Bogor adalah daerah khusu penadah hujan, dan daerah Hijau. Dan Kehijauan dan Kelestarian Lingkungan Hidup dan Alam di Kab Bogor berpengaruh sekali dengan daerah di ilirnya yaitu DKI Jakarta dan Kab. Bekasi serta Kab Bekasi.

Kesalahan Fatal ke dua adalah tidak adanya studi Amdalnya.

"4.Terkait Izin Mendirikan Bangunan

Kepala Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor menerbitkan IMB meskipun Kemenpora belum melakukan studi amdal terhadap proyek Hambalang sehingga diduga melanggar Perda Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung."

Tanggapan saya, Izin IMB sudah Iligal, karena penguasaan tanah ini saja sudah Iligal.

"5. Tentang teknis

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum memberikan pendapat teknis yang dimaksudkan dalam PMK 56/PMK.02/2010 tanpa memperoleh pendelegasian dari Menteri PU sehingga diduga melanggar Peraturan Menteri PU Nomor 45/2007."

Tanggapan saya, adalah PU terlibat dengan jelas sekali, dan terbukti melanggar peraturan instasinya sendiri. Dengan Nyata dan Sadar melakukan Pelanggaran, tanpa pengeditan dari pihak internal PU, atau Inspoektorat Jenderal PU sendiri.

"6. Terkait revisi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)

A. Sesmenpora mengajukan permohonan revisi RKA-KL tahun 2010 pada 16 November 2010 sehingga diduga melanggar PMK 69/PMK. 02/2010 Jo PMK 180 /PMK. 02/2010.

B. Sesmenpora mengajukan permohonan revisi RKA-KL tahun 2010 dengan menyajikan volume keluaran yang seolah-olah naik dari semula 108.553 meter persegi menjadi 121.097 meter persegi. Padahal, sebenarnya turun dari 108.533 meter persegi menjadi 100.398 meter persegi sehingga diduga melanggar PMK 69/PMK. 02/2010 Jo PMK 180 /PMK. 02/2010."

Tanggapan saya adalah inilah KORUPSI dan KEMALASAN, serta Kurangnya SDM yang nyata2 Berkolusi secara Sadar Untuk Memanipulasi dan Berkorupsi.

"7. Terkait permohonan kontrak tahun jamak

A. Sesmenpora menandatangani surat permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tanpa memperoleh pendelegasian dari Menpora sehingga diduga melanggar PMK 56/PMK.02/2010.

B. Menpora diduga membiarkan Sesmenpora dan tidak melaksanakan pengendalian dan pengawasan sebagaimana PP 60/2008."

Tanggapan saya Pihak Menpora dan penjabatnya2 melakukan kesalahan yang fatal, karena secara jelas mengetahui dan dengan sadar membuat dan mengajukan anggaran yang FIKTIF dan PALSU.

Korupsi Jelas di pihak Menpora dan pejabat2nya, karena mengajukan permintaan dana dengan Hati Yang Jahat di mata Hukum.

"8. Terkait kontrak tahun jamak

Menteri Keuangan menyetujui kontrak tahun jamak dan Dirjen Anggaran menyelesaikan proses persetujuan kontrak tahun jamak setelah melalui proses penelaah secara berjenjang secara bersama-sama. Padahal, kontrak tahun jamak itu diduga melanggar PMK 56/PMK.02/2010.

Pelanggaran itu antara lain, tidak seluruh unit bangunan yang hendak dibangun secara teknis harus dilaksanakan dalam waktu lebih dari satu tahun anggaran. Selain itu, permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tidak diajukan oleh menteri. Terakhir, revisi RKA-KL Kemenpora 2010 yang menunjukkan kegiatan lebih dari satu tahun anggaran belum ditandatangani oleh Dirjen Anggaran."

Tanggapan saya adalah keterlibatan pihak Kementrian Keuangan dalam Hal ini, karena mengetahui bahwa proyek ini adalah di ajukan dengan Hati Yang Busuk Di Mata Hukum alias PALSU; ILIGAL:INVALID.

"9. Terkait persetujuan RKA-KL 2011

Dirjen Anggaran menetapkan RKA-KL Kemenpora tahun 2011 dengan skema tahun jamak sebelum penetapan proyek tahun jamak disetujui. Dirjen Anggaran diduga melanggar PMK 104 /PMK.02/2010."

Tanggapan saya adalah Keterlibatan Nyata di pihak Dirjen Anggaran dalam hal ini dengan menyetujui penurunan aanggara yang Palsu ini.

10. DPR/ DPRD?

Dalam lanjutan berikut saya akan memberikan kesimpulan yang jelas, keterlibatan dan kelalaian pihak DPR, dan menjawab pertanyan yang ada, yaitu

1. Apakah Negara dirugikan sebesar 243 Milyar atau 443 Milyar? Dan Mengapa berbeda?
2. Mengapa sejak Reformasi, para tokoh ternama Indonesia tidak pernah belajar bahwa Masalah Mendasar dari Ketidak Pastian Hukum yang menjamurnya MAFIA di Pemerintahan Indonesia adalah Masalah AGRARIA?

Bersambung…..

Sumber dari Kompas.com.

Jack Soetopo

REP | 16 November 2012 | 03:19 Dibaca: 10   Komentar: 0   Nihil