Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 09 Desember 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Semangat…

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

Salahkan Media, Elit Partai Demokrat Bertindak Kalap

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

1386617041966514799

Susilo Bambang Yudhoyono (foto : kompas.com)

Petinggi Partai Demokrat, seperti tak tahu berbaut apa-apa menghadapi cecaran pemberitaan media yang berhubungan dengan borok partai yang dikomandoi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut, termasuk gencarnya pemberitaan terkait kasus-kasus korupsi yang melibatkan para politisinya. Seakan mengalami kebuntuan, apalagi pemberitaan dimaksud sangat mengganggu elektabilitas partai tersebut, makanya lagi lagi langkah yang dilakukan politisi Partai Demokrat yakni menyampaikan curahan hati (Curhat) ke publik,  dan ironisnya dalam curhatnya kembali dikambinghitamkan alias disalahkan adalah media dengan dalih terlampau berlebihan pemberitaannya dan tak berimbang.

Partai Demokrat merasa disudutkan sejumlah media seputar kasus korupsi Hambalang, Century hingga SKK Migas, yang selalu dikaitkan dengan Partai Demokrat dan SBY. Itulah yang menjadi curhat terkini dari Partai Demokrat melalui Wakil Ketua Umumnya, yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Nuhayati Ali Assegaf, saat temu pers di Gedung DPR RI Jumat, 6 Desember 2013 lalu.

Curhat tersebut adalah curhat untuk kesekian kalinya yang diungkapkan kalangan petinggi Partai Demokrat secara resmi ke publik, dan sengaja disampaikan agar dilansir media. Sebelumnya SBY baik selaku presiden maupun sebagai pemimpin tertinggi dan berkuasa penuh di Partai Demokrat dalam beberapa kesempatan, juga melakukan hal yang sama, yaitu curhat sembari menyalahkan media.

Pada Acara Silaturrahmi dengan Pengurus PWI periode 2013-2015 di Banjar Baru Kalimantan Selatan, 24 Oktober 2013 lalu, Presiden SBY mengatakan dirinya merupakan salah satu korban pers. Berselang dua hari kemudian(26 Oktober 2013) SBY pun curhat lagi di Acara Temu Kader Nasional Partai Demokrat di Sentul. Pada acara itu SBY berkeluh kesah, kalau dirinya dan Partai Demokrat terus-terusan disudutkan oleh media massa. SBY curhat bahwa dua tahun belakangan Partai Demokrat dihabisi media dan lawan politik. Bahkan SBY mempertanyakan, kenapa media terus memberitakan kasus korupsi yang melibatkan kader Partai Demokrat.

Sebenarnya sudah sejak lama kalangan petinggi Partai Demokrat kerap menyampaikan curhat terkait pemberitaan hal-hal negatif yang mendera Partai Demokrat. Tak hanya curhat, upaya perlawanan juga sudah dilakukan petinggi partai itu dengan melaporkan dua media televisi swasta yaitu Metro TV dan TV One ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada tahun 2012. Kedua media diadukan karena merasa pemberitaan tentang Partai Demokrat telah dipengaruhi oleh kepentingan politik pemiliknya yang masing-masing merupakan pimpinan partai politik.

Terlepas apa yang dicurhatkan petinggi  Partai Demokrat dan juga SBY merupakan fakta ataupun tidak, sebenarnya petinggi Partai Demokrat termasuk SBY sendiri menyadari adanya bias  dari langkah curhat dengan menyalahkan sejumlah media. Namun disisi lain elite partai itu juga sadar bahwa Partai Demokrat tidak punya media terkenal, baik televisi, koran dan media online, untuk mengimbangi gencarnya pemberitaan tenang hal yang negatif terhadap Partai Demokrat, dan SBY juga menyadari hal itu ketika menyampaikan curhatnya di Acara Temu Kader Nasional Partai Demokrat di Sentul.

Lalu untuk memanfaatkan media televisi pemerintah yaitu TVRI juga tak mungkin, karena media plat merah itu yang memang harus indefenden. Dan masih segar dalam ingatan, ketika Stasiun TV pemerintah itu menayangkan live acara konvensi capres Partai Demokrat selama dua jam pada bulan Septermber 2013 lalu, langsung memicu protes dan dilaporkan sejumlah LSM ke KPI. Sementara koran Jurnal Nasional, yang diketahui sebagai media cetak milik salah satu elit Partai Demokrat, juga tak mampu menjadi bacaan publik secara luas, karena kalah ngetop dan kalau bersaing dengan media cetak nasional lainnya, sehingga tak efektif mengkounter pemberitaan miring terhadap Partai Demokrat dan SBY dan kurang bergaung memberitakan sisi positif SBY dan Partai Demokrat

Ditengah kebuntuan mencari cara meredam pemberitaan negatif dan dihadapi dengan kondisi elektabilitas partai yang semakin rontok, dan dianggap sulit dipulihkan akibat derasnya pemberitaan negatif, membuat petinggi Partai Demokrat memanfaatkan cara curhat ke publik dan menyalahkan sejumlah media dalam curhatnya. Cara itu dianggap langkah yang tepat sebagai salah satu upaya klarifikasi, meskipun dianggap terkesan cengeng dan dianggap sebagai tindakan kalap. Paling tidak itu upaya tindakan sementara sekedar mengkounter dan upaya mengimbangi deraan pemberitaan miring terhadap Partai Demokrat.

Sejatinya, SBY dan petinggi Partai Demokrat menyadari bahwa tindakan menyalahkan media via curhatnya, sangat berkonsekwensi dan bisa menjadi bumerang. Walaupun faktanya SBY dan Partai Demokrat menilai dan merasakan disudutkan. Namun yang disayangkan, sebagai politikus kelas atas, SBY dan petinggi Partai Demokrat seharusnya tidak mengambil langkah menyudutkan media, termasuk juga halnya tindakan mengadukan dua media (Metro TV dan TV One) ke KPI yang dilakukan petinggi Partai Demokrat  pada tahun 2012 lalu, meskipun itu tindakan prosedural. Curhat boleh-boleh saja, tapi menyudutkan media adalah tindakan yang seyogianya harus dipikirkan dan dipertimbangkan untung ruginya secara politis. Ingat, partai politik ataupun penguasa yang berposisi memusuhi atau berlawanan dengan media jelas merugi secara politik. Ingat, Kaisar Perancis Napoleon Bonaparti yang terkenal pernah mengatakan bahwa dia lebih takut dengan 10 jurnalis daripada 100 divisi tentera musuh.

Setidaknya SBY dan petinggi partainya, harus memaklumi bahwa tingginya intensitas pemberitaan kasus korupsi yang melibatkan politisi Partai Demokrat belakangan ini, merupakan hal wajar dilakukan media, sebab kasus korupsi yang terkait dengan pusat kekuasaan atau penguasa adalah berita aktual dan menarik dan jadi atensi publik. Media yang memberitakan juga tak ingin medianya kalah bersaing dengan media lain, sehingga tetap menyajikan berita demikian.

Kalau berbicara konsekwensi yang timbul dari tindakan kalap yang ditunjuklkan sejumlah petinggi Partai Demokrat dan SBY yang menyalah media, tentu berimbas kuat semakin intensifnya pemberitaan negative yang terkait dengan Partai Demokrat dan SBY. Mungkin saja pemberitaan negatif terkait Partai Demokrat dengan kadar berlebihanm belakangan ini memang merupakan imbas dari tindakan pihak Partai Demokrat yang pernah mengadukan dua media TV swasta dua tahun yang lalu, ditambah lagi tindakan yang kerap menyalahkan media dari pihak Partai Demokrat. Sebab harus juga diingat bahwa solidaritas dikalangan pekerja media masih kuat dan kental, kondisi itu membuka peluang  pemberitaan yang mengedepankan kasus-kasus korupsi yang melibatkan politisi Partai Demokrat dan berkaitan dengan SBY. suguhannya akan semakin instensif dan besar porsinya.

Dan bukan tak mungkin terguran KPI kepada 6 media stasiun TV pada tangggal pada tanggal 6 Desember 2013. menjadi pemicu semakin intensifnya pemberitaan terkait kasus korupsi yang melibatkan para politisi Partai Demokrat maupun yang berkaitan dengan hal-hal negatif yang mendera Partai Demorkat dan SBY. Serta tak tertutup kemungkingan juga menjadi pemicu, karena kalangan media menganggap temu pers yang digelar Nurhayati Ali Assegaf, memang sengaja digelar satu hari setelah keluarnya terguran KPI kepada 6 TV Swasta, dengan maksud dan tujuan memakzulkan bahwa sejumlah media yang dituduhkan melakukan pemberitaan miring terhadap Partai Demokrat dan SBY adalah sebuah pembenaran sejalan dengan keluarnya terguran KPI tersebut..

Sebagai kekuatan politik menyalahkan media seperti yang dilakukan pihak Partai Demokrat adalah langkah yang tak tepat. SBY dan petinggi partai berlambang mercy itu harus menyadari bahwa kondisi Partai Demokrat yang elektabilitasnya merosot dan terposisi sebagai partai bercitra negatif  dan dituding sebagai partai sarang korupsi adalah faktor perbuatan sejumlah  politisinya yang memang terlibat berbagai kasus korupsi, apalagi saat sekarang ini sejumlah kasus korupsi yang melibatkan banyaknya politisi Partai Demokrat, proses hukumnya tengah hangat-hangatnya ditangani Komisi Pemberantasan korupsi (KPK). Selain itu pemerintahan dibawah kendali SBY juga dinilai publik tak membawa perubahan. Prilaku korupsi semakin menjamur selama pemerintahan Presiden SBY dan  justru kebanyakan dilakukan politisi dan pejabat dari kalangan partai yang dipimpin SBY.

Menyalahkan media juga bukan langkah yang elegan, dan kesannya membuat SBY seakan lupa diri bahwa dia dan Partai Demokrat juga pernah dibesarkan oleh pemberitaan media. SBY dan politisi Partai Demokrat seharusnya sadar bahwa SBY bisa jadi presiden  dan Partai Demokrat bisa besar dan jadi pemenang tak terlepas dari peranan media. Sebelum jadi presiden citra SBY sangat positit.  SBY dan politis Partai Demokrat tentu masih ingat, ketika Taufik Kiemas (suami Megawati yang saat itu sedang menjabat sebagai Presiden RI) pernah menyindir SBY (saat itu menjabat Menko Polkam) seperti anak kecil,  karena SBY saat itu curhat ke media bahwa dia tak pernah diajak rapat oleh presiden Megawati saat itu. Sindiran Taufik Kiemas itu justru membuat SBY semakin dikenal. Apalagi setelah itu SBY mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam Kabinet Gotong Royong dibawah pemerintahan Presiden Megawati, membuat SBY jadi figur terkenal dengan tercitra positif dimata publik. Dan itu tidak akan terjadi tanpa peranan media yang mengkemas pemberitaan-pemberitaan tentang SBY sangat positif karena SBY saat itu dalam posisi merasa dianaktirikan oleh pemerintahan Megawati dan terdiskekreditkan oleh sindiran Taufik Kiemas.

Lalu pada Pilpres 2004 SBY berhasil menang dan menjadi Presiden, tentu tak terlepas peranan pemberitaan positit dari media, padahal saat itu partai Demokrat yang mendukung SBY bukanlah partai pemenang pemilu legislatif. Kemudian pada Pileg 2009 Partai Demokrat jadi pemenang dan SBY terpilih kembali pada Pilpres 2014, dan kedua kemenangan itu  juga tak terlepas dan peran pemberitaan positif dari media.

Jadi kalau saat ini SBY dan sejumlah elit Partai Demokrat menyalahkan media karena pemberitaan negatif terhadap dirinya dan partai yang dipimpinnya, mungkin karena SBY sedang dalam kondisi galau dan gusar, sehingga tak mampu alias tak tahu lagi mencari formula dan cara yang tepat untuk memulihkan citra Partai Demokrat yang elektabilitasnya semakin terpuruk. Kondisi itu juga membuat SBY dan petinggi Partai Demokrat seakan lupa diri sehingga menyalahkan media, tanpa mengingat dan mempertimbangkan bahwa media dengan pemberitaan-pemberitaannya juga pernah sangat berjasa membesarkan SBY dan Partai Demokrat.

Atau mungkin juga langkah yang ditempuh menyalahkan media melalui curhat sangat disadari oleh SBY dan elit partainya akan imbas dan resikonya. SBY dan cs nya mungkin sudah membuat kalkulasi kalau elektabilitas partai mereka dengan kondisi saat ini, tak kan lagi bisa terdongkrak apapun cara yang dilakukan. Namun apapun kondisinya, alasan dan pertimbangannya, mengkambinghitamkan media yang  seperti yang dilontarkan sejumlah elit Partai Demokrat dan SBY adalah tindakan yang tak elegan dan dinilai tindakan kalap.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

SPA di LP Cipinang

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

Hati hati Memilih Teman

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

Beberapa bulan belakangan ini saya memenemui beberapa orang teman dan salah satunya ada yang pernah bekerja di kapal pesiar dan untuk yang pernah bekerja di kapal pesiar saya lihat ada yang baik, ada yang sombong dan ada yang temprament atau mudah marah.

Untuk yang baik biasanya yang saya perhatikan adalah tutur bahasanya baik dan orang tersebut tidak membahas masalah pekerjaan malahan membahas masalah yang sedang dihadapi sekarang. dan untuk orang yang sombong menurut saya biasanya orang tersebut dengan sombong akan bilang selama bekerja di kapal pesiar telah berkunjung ke berbagai negara A, B, C dan D padahal ketika orang yang pernah bekerja di kapal pesiar tersebut mencari pekerjaan di jakarta maupun di daerah sangat tidak mudah atau sangat susah.

Dan untuk orang yang temprament atau mudah marah saya lihat ada orang yang pernah bekerja di kapal pesiar ketika ngomong bawaannya temprament atau mudah marah terus mungkin karena di lingkungan kerjanya orang tersebut selalu mendapatkan tekanan kerja atau orang lingkungan teman orang tersebut dipenuhi orang orang yang temprament

Sebenarnya orang yang pernah bekerja di kapal pesiar ada yang baik dan ada juga yang perlu di waspadai karena jujur saja saya agak serem kalau kenal dengan orang yang pernah bekerja di kapal pesiar yang tindak kelakuannya sudah mulai aneh. dan menurut saya orang yang pernah bekerja di kapal pesiar yang baik ketika bekerja di kapal pesiar orang tersebut selalu konsentrasi mencari uang tetapi untuk yang ketika kita bertemu orang tersebut terlihat nakal maka saya berharap untuk menjaga jarak.

Jujur saja saya lebih senang mempunyai teman yang pernah bekerja di timur tengah seperti arab saudi, qatar, kuwait, dubai tetapi untuk teman yang pernah bekerja di dubai harus di waspadai karena yang saya dengar pergaulan di negara dubai agak bebas. dan yang membuat saya senang dengan teman yang pernah bekerja di negara timur tengah karena biasanya orang tersebut nilai agamanya lebih di kedepankan karena mungkin akibat pergaulan di timur tengah yang bernuansa islami.

Ada teman saya yang pernah bekerja di kapal pesiar mungkin memiliki keinginan bekerja di darat seperti apakah dapat bekerja di negara timur tengah mungkin yang membuat keinginan teman saya tersebut ingin bekerja di darat seperti di jakarta maupun daerah atau negara timur tengah karena teman saya tersebut sudah lelah untuk bekerja di kapal pesiar. dan mungkin karena jam kerja di kapal pesiar yang begitu tinggi atau lingkungan pekerjaan yang belum sesuai sehingga teman saya mungkin mempunyai keinginan untuk bekerja di darat.

Tetapi ketika saya bertemu teman saya yang pernah bekerja di kapal pesiar yang mempunyai kepribadian baik maka tingkah lakunya akan baik juga seperti rajin melakukan shalat dan melakukan kegiatan positif lainnya. jadi dalam menjalani hidup ini diri saya harus berhati hati dalam memilih teman karena apabila saya salah dalam memilih teman maka yang mendapat kerugian adalah diri saya sendiri.

Sebenarnya keinginan saya mempunyai teman dimana ketika diri kita tidak mempunyai pekerjaan dan teman kita tidak mempunyai pekerjaan maka kita bersama sama berjuang mencari pekerjaan dan diri kita maupun teman kita sama sama berfokus untuk mencari pekerjaan. dan sebenernya yang terjadi pada diri saya saat ini adalah tetap berfokus untuk mencari pekerjaan dan saya pernah di tolak untuk bekerja atau tidak ada beritanya lagi setelah wawancara kerja tetapi walaupun di tolak atau tidak ada beritanya lagi setelah wawancara kerja maka yang terjadi diri saya terus mencari pekerjaan.

Dan alhamdulillah akhir akhir ini informasi pekerjaan untuk diri saya sudah mulai berdatangan. dan apabila membicarakan mengenai teman maka saya selalu teringat akan sebuah hadist yaitu :

SELEKTIF MEMILIH TEMAN
Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْـﺠَﻠِﻴْﺲِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟـِﺢِ ﻭَﺍﻟﺴُّﻮْﺀِ ﻛَﺤَﺎﻣِﻞِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﻭَﻧَﺎﻓِﺦِ ﺍﻟْﻜِﻴْﺮِ.
ﻓَﺤَﺎﻣِﻞُ ﺍﻟْـﻤِﺴْﻚِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﺬِﻳَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺒْﺘَﺎﻉَ ﻣِﻨْﻪُ،
ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ ﻣِﻨْﻪُ ﺭِﻳْﺤًﺎ ﻃَﻴِّﺒَﺔً، ﻭَﻧَﺎﻓِﺦُ ﺍﻟْﻜِﻴْﺮِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺤْﺮِﻕَ
ﺛِﻴَﺎﺑَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ ﺭِﻳْﺤًﺎ ﺧَﺒِﻴْﺜَﺔً
"Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek
seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan)
penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak
wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau
akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk
dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan
bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap." (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)

Tabiat manusia, ia akan terpengaruh dengan kebiasaan, akhlak,
dan perilaku teman dekatnya. Karenanya Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻦِ ﺧَﻠِﻴْﻠِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
"Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka
hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia
bersahabat1." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)

Sumber : http://diatercinta.pun.bz/hadist-memilih-teman-yang-baik.xhtml.

Semoga yang membaca tulisan saya ini selalu diberikan teman yang terbaik yang akhirnya dapat memberikan masukan kita kejalan yang lebih baik juga. amin ya rabbal alamin. akhir kata mohon maaf apabila ada kata kata yang tidak berkenan di hati karena pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Ketika Hakim tidak Jujur, Profesional dan Bertanggung Jawab

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

Penyadapan sebagai alat pencegah dan pendeteksi kejahatan juga memiliki kecenderungan yang berbahaya bagi Hak Asasi Manusia, bila berada pada hukum yang tidak tepat (karena lemahnya pengaturan) dan tangan yang salah (akibat tiadanya kontrol). Penyadapan rentan disalahgunakan, lebih-lebih bila aturan hukum yang melandasinya tidak sesuai dengan HAM dan semrawut pengaturannya. Lebih–lebih terdapat juga kecenderungan dari aparat penegak hukum, untuk menjadikan penyadapan sebagai alat bukti utama, dalam memberantas kejahatan, tanpa berupaya untuk terlebih dahulu menggunakan instrumen lain sebagai pembuktian pada perkara–perkara pidana, hanya bertumpu kepada kepentingan penyelidikan dan penyidikan tanpa memperhatikan kepentingan hak tersangka atau terdakwa yang mengacu pada asas kepastian hukum, asas keterbukaan dan asas kepetingan umum sebagaimana diatur pada pasal 5 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mengingat hasil penyadapan hanya diambil pada hal-hal sebatas yang dibutuhkan dalam mengungkap perkara tindak pidana korupsi padahal sebelum atau sesudah pada penyadapan sangat perlu diungkap agar dapat secara jelas, terang, menjelaskan isi pembicaraan dalam penyadapan tersebut.

Hak atas Privasi di Indonesia dijamin perlindungannya di dalam Konstitusi Indonesia, khususnya sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 28 G ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi".

Meski bagian dari perlindungan konstitusional, namun pengaturan privasi di Indonesia justru lemah, karena ketiadaan UU yang secara khusus menjamin hak atas privasi tersebut.

Beragamnya institusi pemberi izin inilah yang membuat setiap institusi berebut untuk menggunakan otoritasnya. Implikasinya, tidak ada mekanisme pemantauan dan control yang seragam terhadap intitusi yang melakukan penyadapan. Dan ini akan membuka peluang terjadinya saling klaim berdasarkan kepentingan masing-masing institusi,

Sebagaimana pada fakta persidangan dalam perkara Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tipikor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 04/Pid.Sus/TPK/2013/PN.JKT.PST, sebagaimana terungkap pada saat Rekaman percakapan antara Terdakwa I Zulkarnaen Djabar dengan Terdakwa II Dendi Prasetya Zulkarnaen Putra diperdengarkan, ternyata terdapat percakapan yang pada intinya bahwa Terdakwa I yang merupakan Ayah dari Terdakwa II sedang menasihati anaknya Terdakwa II agar jangan bermain-main dengan hukum, karena Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak main-main bila terjadi Tindak Pidana Korupsi, siapapun tidak dapat membantu termasuk Partai dimana Terdakwa I menjabat sebagai Wakil Sekjen dan Anggota DPR RI.

Ketika Rekaman tersebut diperdengarkan, ada kerancuan dan terjadi mistake of law atau kesesatan hukum, karena dengan segala keterbatasan pengetahuannya Para Terdakwa sehingga menimbulkan masalah hukum dengan tuduhan korupsi, padahal Terdakwa I sebelumnya telah menasehati Terdakwa II dalam kapasitasnya sebagai ayah kepada anaknya, dan sebagaimana rekaman pada tanggal 9 Desember 2011 yang diperdengarkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK dihadapan persidangan dimana isi nasehat Terdakwa I kepada Terdakwa II bahwa untuk menghindari transaksi, transfer, menerima maupun menanda tangani sesuatu, karena rekan bisnis Terdakwa II Dendi Prastya Zulkarnaen Putra yaitu Saksi Fahd El Fouz sedang dalam bermasalah dengan perkara Korupsi di KPK, atas nasehat tersebut Terdakwa II menjawab, "NGGA ADA PIH.." Namun ternyata saat itu telah terjadi transaksi transfer ke rekening Perusahaannya, ternyata Terdakwa II tidak jujur kepada Terdakwa I, bila saja Terdakwa II jujur maka pasti atau mungkin tidak akan terjadi permasalahan hukum (kesesatan hukum) sampai menyeret Terdakwa I dan Terdakwa II ke persidangan dengan Dakwaan Korupsi.

Dari Rekaman dapat disimpulkan bahwa adanya aliran dana dari saksi Fahd El Fouz kepada Terdakwa II. Adanya rekaman sebagaimana dimaksud diatas dan sebagai alat bukti yang diperdengarkan yang seharusnya lebih digali karena ini akan memperterang dan jelas bagaimana dan apa yang terjadi sehingga peranan Terdakwa I dapat terlihat berkaitan masalah dana yang diterima oleh Terdakwa II, apakah benar diketahui dan dikehendaki oleh Terdakwa I, sehingga dalam pertimbangannya Majelim Hakim akan dapat lebih dapat dipertanggungkan karena masyarakat akan puas atas putusan yang akan dijatuhkan.

Penulis adalah Advokat-Kuasa Hukum Para Terdakwa


Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Identitas Babel Terungkap

Posted: 09 Dec 2013 11:38 AM PST

Pekabaran Tiga Malaikat adalah pekabaran terakhir yang diperuntukkan bagi umat manusia yang hidup pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Yesus yang kedua kali. Pekabaran Malaikat yang Pertama telah kita bahas sebelumnya, sekarang kita sedang membahas tentang Pekabaran Malaikat yang Kedua.

Mari kita buka kembali Wahyu 17:1-18 1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. 2 Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."          3 Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. 4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. 5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." 6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran. 7 Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu. 9 Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, 18 Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi."

Keterangan: Ayat 1: Ada putusan terhadap wanita pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. Ayat 2: Raja-raja dan penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya dan berbuat  cabul dengan wanita tersebut. Ayat 3: Ada seorang perempuan duduk diatas binatang yang merah ungu, penuh dengan nama-nama hujat. Ayat 4: Perempuan itu memakai kain Ungu dan kain kermizi, yang dihiasi dengan emas dan mutiara. Ayat 5: Pada dahinya perempuang itu ada tulisan: "Babel Besar" Ibu dari wanita-wanita pelacur. Ayat 6: Perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang  kudus dan saksi-saksi Yesus. Ayat 7: Perempuan itu duduk diatas binatang berkepala 7 bertanduk 10. Ayat 9: 7 kepala artinya 7 gunung, dimana perempuan ini duduk. Ayat 18: Perempuan itu adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.

Dari pelajaran sebelumnya kita telah pelajari bahwa perempuan melambangkan gereja. Jadi ada dua perempuan, yang baik dan yang jahat. Yang baik melambangkan gereja yang benar dan yang jahat melambangkan gereja yang palsu. Coba kita ganti semua kata "perempuan" dengan "gereja" pada ayat-ayat diatas dan kita selidiki sejarah gereja (bisa di google atau bisa baca di ensiklopedia atau wikipedia). Cari tau perempuan/gereja manakah yang duduk/berada di tempat yang banyak airnya (air adalah lambang dari banyak bangsa, rakyat, kaum dan bahasa (lihat ayat 1 dan 15 diatas). Cari tau atau lihat di TV perempuan/gereja apakah yang banyak memakai pakaian berwarna ungu dan kermizi (lihat ayat 4 diatas). Cari tau perempuan/gereja apakah yang mengaku sebagai ibu atau induk dari gereja-gereja lain, teliti keputusan-keputusannya (lihat ayat 5 diatas). Cari tau perempuan/gereja manakah yang pernah menganiaya serta membunuh orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus (lihat ayat 6 diatas). Cari tau perempuan/gereja manakah yang paling kaya, dimana bangunan-bangunannya megah, bahkan banyak bagian dari gereja itu terbuat dari emas dan mutiara (lihat ayat 4 diatas). Cari tau perempuan atau gereja manakah yang namanya sama dengan nama kota dan pernah memerintah atas raja-raja di masa lalu (lihat ayat 18 diatas). Cari tau gereja manakah yang duduk atau berada diatas 7 gunung (lihat ayat 7 dan 9 diatas). Kalau kita mau jujur, dari sekian banyak gereja yang ada saat ini, tidak banyak gereja yang tepat memenuhi ciri-ciri nubuatan diatas, hanya ada satu gereja saja. Gereja Protestan telah mengetahuinya sejak dahulu kala tentang siapakah Babel itu.

Sejak satu abad belakangan ini, muncul suatu ajaran baru yang dipopulerkan oleh seri buku Left Behind yang dikarang oleh seorang Evangelist ternama yang mengajarkan bahwa kota Babel ini akan dibangun kembali di Timur Tengah pada akhir zaman, yaitu setelah umat-umat Allah di rapture (diangkat ke surga) terlebih dahulu. Sejak itu orang orang Kristen mengalihkan pandangan mereka dari Alkitab dan mulai melihat kepada Timur Tengah, gantinya melihat pada apa yang Alkitab katakan.

John Wyclife, Martin Luther, John Bunyan, Queen Elizabeth I, Isaac Newton, John Wesley, Abraham Lincoln, Smith Wigglesworth dan masih banyak tokoh reformasi yang lain, mengatakan Babel, Ibu dari wanita-wanita pelacur itu (perempuan adalah lambang dari gereja) adalah Gereja Roma Katolik. Saudara bisa menyelidiki lebih mendalam ayat-ayat ini, pasti bila dilakukan dengan benar dan seksama akan sejalan dengan temuan para tokoh reformasi sekaligus pakar Alkitab diatas.

Mari kita teruskan. Kalau kita baca Wahyu 17:2, apa yang dilambangkan oleh anggur sehingga seluruh dunia mabuk olehnya? Anggur disini adalah ajaran, doktrin yang datang dari Babel atau gereja yang membingungkan/mengacaukan umat manuisa diseluruh dunia sehingga ajaran Alkitab yang sebenarnya menjadi kabur.

Anggur Babel saat ini sementara diminum oleh umat manusia diseluruh dunia. Doktrin-doktrin yang salah telah menyesatkan seluruh dunia. Ajaran-ajaran yang palsu telah membawa umat manusia lari dari kebenaran Alkitab, kebenaran Yesus Kristus. Anggur atau ajaran-ajaran palsu atau interpretasi-interprestasi Alkitab yang salah telah dipercayai oleh orang-orang diseluruh dunia.

Wahyu 17:5 mengatakan bahwa gereja Babel ini adalah ibu dari wanita-wanita pelacur, artinya gereja ini adalah gereja induk, jadi ada banyak gereja lain yang meminum anggur atau mengikuti ajaran yang salah ini.

Pekabaran Malaikat Kedua dalam Wahyu 14:8 dan 12: (8) Dan Seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata:"Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya." (12) yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. adalah amaran bagi kita pada saat ini. Allah mau mengingatkan kita sebelum Dia datang pada kali yang kedua untuk ikut akan Yesus Kristus, jangan ikut Babel, jangan minum anggur Babel atau jangan mengikuti ajaran mereka. Babel masih eksis sampai dengan saat ini, anggurnya juga pesat diedarkan kemana-mana. Jangan percaya ajaran yang mengatakan Babel dan anggurnya akan muncul dikemudian hari. Tapi dibalik itu semua, kita tidak perlu khawatir, Alkitab, kebenaran sejati Yesus Kristus tetap ada pada saat ini. Roh Allah juga masih ada pada saat ini. Adalah harapan dan doa kami agar kita semua akan berpaling dari anggur dan Babel yang mengacaukan dan mengandung racun itu, agar kita boleh minum kebenaran yang asli, yaitu firman Allah itu sendiri, yakni Alkitab.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar