Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 11 Desember 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Universitas Sebelas Maret Selayang Pandang

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Univesitas Sebelas Maret atau yang biasa dikenal UNS merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di kota Solo, The Spirit of Java. Terletak di sisi timur kota Solo, UNS memiliki kampus dengan suasana kondusif, teduh, rimbun pepohonan, asri, dan nyaman untuk mendukung kesuksesan pembelajaran para mahasiswanya. Dengan kondisi itu, tak sedikit pihak yang lantas mengenal UNS sebagai green campus.

Tak hanya itu, perkuliahan di UNS pun didukung dengan dosen-dosen yang berkompeten, terampil, dan memiliki banyak pengalaman di bidangnya. Saat ini UNS memiliki mahasiswa sebanyak 35.562 mahasiswa yang dibimbing dengan jumlah tenaga pengajar 1.634 dosen. Dari 1.634 dosen itu terbagi dalam beberapa kualifikasi, meliputi: 1.108 bergelar master, 316 doktor, dan 95 guru besar.

Selama kurun waktu 37 tahun UNS berdiri telah menghasilkan lulusan sebanyak lebih dari 130.000 alumni yang kini banyak menempati pos-pos vital di berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta.

Kegiatan pembelajaran di kampus juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang memiliki koleksi hampir 400.000 eksemplar. Secara lebih detil, koleksi perpustakaan UNS memiliki: 283.694 eksemplar buku ilmiah, 30.350 koleksi majalah dan koran serta 10.823 jurnal. Jumlah itu masih ditambah dengan ribuan koleksi dalam bentuk digital.

Selama menempuh di UNS tersedia pula berbagai jenis beasiswa baik dari intansi swasta maupun pemerintah. Pada tahun 2012, UNS menyalurkan beasiswa sebanyak lebih dari Rp 22,8 miliar bagi 3.778 mahasiswa. Pada tahun yang sama, UNS menerima mahasiswa peraih beasiswa bidik misi sebanyak 1.020 mahasiswa.

Selintas UNS ditutup dengan capaian UNS meraih bintang dua versi The Higher Education Suplement-Quacquarelli Symonds (THES-QS) Stars pada tahun 2011 dan 2012. Capaian itu semakin mengokohkan UNS menuju universitas berreputasi internasional

Visi
Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya nasional.

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajran yang menuntut pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
  2. Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.

Tujuan

  1. Terciptanya lingkungan yang mendorong warga kampus mengembangkan kemampuan diri secara optimal.
  2. Dihasilkannya lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, cerdas, terampil, mandiri, sehat jasmani, rohani, dan sosial.
  3. Terciptanya wahana pengembangan IPTEK yang berdaya guna dan berhasil guna
  4. Terwujudnya desiminasi hasil pendidikan dan pengajaran serta penelitian kepada masyaarkat sehingga terjadi transformasi berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
  5. Terbangunnya pengembangan nilai-nilai luhur budaya nasional sebagai salah satu landasan berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan
  6. Terwujudnya pranata kehidupan yang beradab menuju terciptanya masyarakat yang tertib dan damai
  7. Terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdaulat, bersatu, adil, dan makmur
  8. Terwujudnya Universitas Sebelas Maret sebagai universitas bereputasi internasional (internationally reputable university)
Budaya Kerja

Achievement Orientation = Orientasi berprestasi
Bekerja dengan baik dan melampaui standar prestasi yang ditetapkan dan terus menerus meraih keunggulan

Customer Satisfaction = Kepuasan pengguna jasa
Melayani dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa secara memuaskan

Teamwork = Kerjasama
Mampu bekerjasama dalam institusi

Integrity = Integritas
Terbuka, jujur, adil dan disiplin. Satunya kata dengan perbuatan

Visionary = Visioner
Mampu menetapkan sasaran jangka panjang dan mudah menerima perubahan dalam institusi

Entrepreneurship = Kewirausahaan
Mengolah sumberdaya agar memiliki nilai tambah dan keunggulan dari peluang yang ada

Sejarah UNS

"Kebeningan matahari pagi tanggal 11 Maret 1976, hari Kamis Kliwon, menambah cerah dan semaraknya sepanjang jalan tengah alun-alun utara Solo hingga sampai di Siti Hinggil. Hiasan warna warni dari kain dan janur, permadani merah bersih yang tergelar mulai dari Pegelaran sampai di Siti Hinggil dan terpugarnya wajah bangunan Siti Hinggil sendiri, menjadikan tempat upacara." (Abu Alim Masykuri, 1977)

Sebelas Maret jam 10.00 pagi, dengan dibacanya Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang pembukaan "Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret", maka Universitas Sebelas Maret (UNS) resmi berdiri sebagai Perguruan Tinggi Negeri di Solo. Pemandangan yang meriah meramaikan peresmian universitas negeri yang telah ditunggu kelahirannya sejak lama itu. Cikal bakal UNS sendiri dapat dirunut jejaknya dari 1950-an.

Pada masa itu, Solo telah memiliki keinginan untuk mendirikan sebuah universitas negeri sendiri, mengingat kota lain telah memiliki universitas yang umurnya bahkan telah mencapai puluhan tahun. Namun, akibat perang, penyatuan pemerintahan, kekeruhan arus politik, ekonomi rakyat rusak, dan lain-lainnya, universitas negeri di Solo belum dapat diwujudkan.

Pada 1953, setelah semua kekacauan berakhir, timbul keinginan mewujudkan universitas itu kembali. Hal ini mengingat Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa asli, serta terdapat potensi yang besar di lapangan perguruan, baik tenaga pengajar dan siswanya. Panitia pendirian universitaspun dibentuk, dengan ketua Mohammad Saleh, Wali Kota Solo saat itu. Hanya saja, usaha ini gagal sebelum sempat dimulai.

UNS di Tahun 1978.

Penyebabnya adalah tidak adanya sumber keuangan baik dari pemerintah daerah dan pusat, timbulnya keinginan sementara golongan untuk mendirikan universitas swasta secara sendiri-sendiri, dan kurang mendapat simpati beberapa orang dari Universitas Gajah Mada. Adanya hambatan dan pembangunan yang sedang dilakukan di Kota Solo membuat gagasan pendirian itupun lenyap. Hal itu ditambah pula dengan kegaduhan politik antarpartai yang berebut kekuasaan di pemerintahan.

Sepuluh tahun kemudian, pada 1963, mendadak muncul Universitas Kota Praja Surakarta (UPKS). Universitas ini diinisiasi oleh pemerintah daerah kala itu, yang dipimpin oleh Utomo Ramelan. Di masa ini pula, Partai Komunis tengah tumbuh dengan baik. Berbagai lini kehidupan juga terpengaruh keadaan itu. Begitu pula dengan UPKS, ilmu tentang sosialisme berkembang di dunia pendidikan universitas. Umur universitas ini juga tidak lama. Saat peristiwa G30 S pecah di Indonesia, universitas ini pun akhirnya terkubur karena semua hal yang berbau sosialisme/komunisme kemudian dilarang.

Gagasan pendirian universitas muncul lagi pada 11 Januari 1968, saat R. Kusnandar menjadi Wali Kota Kepala Daerah Kota Madya Surakarta. Ia pun membentuk panitia pendirian universitas. Hanya, seperti panitia yang terbentuk sebelumnya, panitia inipun gagal. Latar belakang kegagalan ini juga masih sama dengan sebelumnya, yaitu pemerintah pusat waktu itu tidak dapat membiayai pendirian universitas negeri di Solo serta keuangan daerah Solo ketika itu juga tidak mampu untuk membiayainya.

Di saat yang hampir bersamaan, pada 1966, Universitas Nasional Saraswati pun mengajukan dirinya untuk menjadi universitas negeri. Hal itu diperbolehkan oleh menteri. Kemudian, beserta universitas swasta dan kedinasan lainnya, sekumpulan universitas ini menjadi satu universitas baru bernama Universitas Gabungan Surakarta (UGS). Pada 1 Juni 1975, delapan universitas yang tergabung dalam UGS resmi didirikan. Kedelapan universitas itu adalah: STO Negeri Surakarta, PTPN Veteran Surakarta, AAN Saraswati, Universitas Cokroaminoto, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Islam Indonesia cabang Surakarta, Universitas 17 Agustus 1945 cabang Surakarta, dan Institut Jurnalistik Indonesia Surakarta.

Pada penghujung Desember 1975, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meninjau UGS dan memastikan bahwa pada 11 Maret 1976, UGS akan di-"negerikan."

Selanjutnya, UGS akan digabung dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lain untuk membentuk universitas negeri di Solo. Perguruan tinggi tersebut adalah: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri, Sekolah Tinggi Olahraga, Akademi Administrasi Niaga Negeri yang sudah diintegrasikan ke Akademi Administrasi Niaga Negeri di Yogyakarta, Universitas Gabungan Surakarta, Fakultas Kedokteran P. T. P. N. Veteran cabang Surakarta. Universitas tersebut terdiri atas 9 fakultas, yaitu: Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan, Fakultas Sastera Budaya, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian serta Fakultas Teknik.

Dengan tuntasnya persiapan, akhirnya Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret resmi berdiri pada 11 Maret 1976.

Lambang UNS di Gerbang Depan Kampus UNS.

Anatomi lambang UNS berbentuk bunga dengan 4 daun bunga sebagai visualisasi bangsa, yang berarti pendidikan putra-putri bangsa yang kelak akan mengharumkan nama bangsa & negara, Tiga daun bunga; atas, samping kanan & samping kiri merupakan pengejawantahan tri dharma perguruan tinggi, Satu daun bunga dibawah terdiri atas 5 satuan melambangkan sila-sila Pancasila, garis pembentuk 4 daun bunga dibuat secara berantai sedemikian rupa menggambarkan kesatuan civitas akademika UNS.

Bentuk kepala putik bunga digambarkan sebagai Wiku yang berasal dari bahasa Pali , yang kurang lebih bermakna orang yang berilmu tulisan melingkar yang mirip aksara Jawa merupakan Candra Sangkala (hitungan tahun Jawa) Mangesthi Luhur Ambangun Nagara melambangkan tahun Jawa 1908 atau tahun Masehi 1976, tahun berdirinya UNS.

Wiku UNS muncul sebagai Icon Social Network UNS

Secara keseluruhan lambang UNS memvisualisasikan cita-cita luhurnya untuk membangun bangsa, Candra Sangkala itu seolah Praba yang bersinar, Praba dalam sejarah agama & pewayangan dipakai oleh orang suci, bijaksana dan berbudi luhur. Pusat lambang itu adalah otak Wiku (orang yang berilmu) yang digambarkan sebagai nyala api, mengisyaratkan sinar keabadian ilmu pengetahuan yang menerangi menuju pensejahteraan manusia. Warna biru laut merupakan ikrar kesetiaan dan kebaktian terhadap bangsa, negara, tanah air dan ilmu pengetahuan.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Blokir Jalan: Bentuk Kegagalan Komunikasi Antara Buruh, Pengusaha dan Pemerintah

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Rasanya tuntutan buruh terhadap pemerintah ridak ada habisnya. Hampir setiap tahun apalagi menjelang akhir tahun para buruh semakin gencar melakukan aksi turun ke jalan menuntut hak mereka yaitu, peningkatan upah minimum buruh. Tuntutan para buruh sebenarnya wajar karena memang setiap tahun pasti terjadi inflasi yang membuat kebutuhan hidup masyarakat semakin naik. Di sisi lain, perusahaan yang diwakili oleh para pengusaha mengeluhkan tuntutan para buruh tersebut karena kenaikan upah akan menaikan biaya produksi mereka.

Dari setiap perundingan yang diadakan antara buruh dan pengusaha tidak pernah menemui jalan keluar yang sifatnya jangka panjang sehingga para buruh akhirnya melakukan aksi kembali dikemudian hari. Perselisihan antara buruh dan pengusaha tentang upah minimum akan sulit didapat jika tidak saling mengenal. Oleh karena itu dibutuhkan peran pemerintah untuk memediasi agar menemukan titik temu besaran upah minimum.

Karena jika tidak ada sarana untuk menemukakan pendapatnya, maka tidak menutup kemungkinan para buruh akan turun ke jalan dan memblokir sebagian jalan tersebut sehingga banyak pihak yang sangat dirugikan akan aksi para buruh. Seperti yang terjadi pada minggu lalu, ribuan buruh di Banten melakukan pemblokiran gerbang tol Ciujung sehingga mengalami kemacetan sepanjang 10 KM. Aksi tersebut menghambat transportasi di daerah tersebut yang notabene merupakan kawasan Industri. Akhirnya, publik yang tadinya simpati pada tuntutan buruh justru menjadi apatis terhadap sikap para buruh jika mereka terus menerus melakukan aksi pemblokiran jalan.

Aksi turun ke jalan yang dilakukan para buruh telah menunjukkan adanya kegagalan komunikasi organisasi. Harus terjalin aliran komunikasi yang baik, dari komunikasi kebawah, keatas kesamping Para pengusaha juga harus lebih memperhatikan para buruh jangan hanya menjadi budak kapitalis. Perusahaan harus jujur tentang kondisinya kepada para buruh, sedangkan para buruh juga harus realistis dalam menuntut kenaikan. Para investor akan berpikir ulang untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Apalagi pada 2015 akan dimulai AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang membuat para pengusaha di negeri ini akan lebih mudah hengkang ke negara lain.

Menurut saya sebaiknya para buruh merenungkan kembali tentang aksi-aksinya di jalanan sedangkan para pengusaha juga harus lebih proaktif untuk mengomunikasikan persoalan ini. Pemerintah juga ditutun perannya dalam menengahi konflik kepentingan antara buruh dan para pengusaha, karena pada dasarnya pemerintah lah yang mebuat aturan main dari kedua belah pihak ini.

Dhenim Prianka | Tugas Penulisan Artikel | 6662110619

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Sahabat Pena

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Lu Tu Musuh GW Cong! - Chapter 1

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Tidak Perlu ada Anak Durhaka

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Sering kita mendengar cerita tentang anak durhaka, mudah-mudahan kita tidak termasuk salah satunya. Amin. Kenapa seorang anak bisa menjadi "Durhaka"? menurut saya, semua tergantung orangtuanya. Kalau orangtuanya memiliki rasa ikhlas yang besar, tidak mungkin orangtua seperti ini memiliki amarah yang besar sehingga membuat anaknya menjadi anak durhaka.

Masalahnya, banyak orangtua yang tidak ikhlas dalam membesarkan anak- anaknya. Sehingga saat anak sudah besar dan mampu berdiri sendiri, seolah si anak harus membalas semua usaha orangtua yang sudah membesarkannya. Seolah olah si anak mempunyai " hutang yang harus di lunasi ". Padahal membesarkan anak adalah kewajiban dan tanggung jawab orangtua, dan mereka tidak perlu mengharapkan sesuatu saat anaknya sukses. Karena itu sebuah bentuk tanggung jawab yang besar karena mereka sudah melahirkan anak anaknya ke dunia.

Padahal, apabila para orangtua mengerti, bahwa kasih sayang kepada anak itu harusnya sebuah kasih sayang yang tak perlu dan tak butuh balasan. Karena hanya kepada anak lah cinta sejati itu diberikan. Sehingga, apa pun yang kita berikan kepada anak-anak, seyogyanya bukanlah pemberian yang akan kita tagih di kemudian hari. Sehingga bila suatu saat anak-anak kita tidak memberikan sesuatu yang menurut kita mereka seharusnya berikan, kita tidak perlu murka dan menganggap anak kita anak durhaka.

Justru kita sebagai orangtua hanya punya tanggung jawab mendidik mereka menjadi anak yang sholeh, karena merekalah yang mendo'akan saat kita sudah meninggal. Kalau mereka menjadi durhaka, bagaimana mereka sanggup mendo'akan kita ?

Salam Satu Jiwa

Bandung, 12 Desember 2013

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Buruknya Sanitasi di Kecamatan Pamarayan

Posted: 11 Dec 2013 11:18 AM PST

Buruknya Sanitasi di KecamatanPamarayan

Kebersihan suatu lingkungan merupakan tanngung jawab seluruh masyarakat yang tinggal di lingkungan itu. Dengan bersihnya sebuah lingkungan akan membuat masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut tidak mudah terjangkit penyakit. Namun bagaimana sebuah lingkungan dikatakan sehat jika sanitasinya buruk, ya itulah yang terjadi di Kecamatan Pamarayan, Kab.Serang, Banten.

Kecamatan ini termasuk daerah yang memiliki sanitasi yang buruk di Banten. Bagaimana tidak jika air yang digunakan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, bahkan buang air besar semuanya dari sumber air yang sama. Hampir seluruh warga desa ini tidak memiliki wc untuk membuang hajatnya, mereka lebih memilih kali sebagai pengganti wc. Padahal jelas kali yang dibangun pemerintah ini berfungsi sebagai sumber irigasi untuk mengairi persawahan masyarakat dari Kecamtan Pamarayan hingga Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.

Ini semua terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat Kecamatan Pamarayan akan kebersihan lingkungan. Salah satu syarat terciptanya lingkungan sehat adalah dengan menjaga sanitasi air yang ada. Sanitasi air yang sehat akan membuat masyarakat yang menggunakannya air tersebut menjadi sehat dan akan tercipta lingkungan yang bersih, serta terbebas dari berbagai macam penyakit.

Cacingan, diare, dan muntaber adalah bererapa penyakit yang sering muncul di lingkungan yang sanitasinya buruk. Warga Kecamatan Pamarayan sudah sangat sering mengidap penyakit ini. Tapi walaupun sudah sering terkena penyakit tersebut, mereka (warga Kecamatan Pamarayan) masih saja menggunakan air kali tersebut. Disinilah peran pemerintah dibutuhkan, baik itu pemerintah Kabupaten ataupun Provinsi agar sering melakukan sosialisasi lingkungan dan sanitasi yang sehat kepada masyarakat Kecamatan Pamarayan.

Sosialisasi tentang lingkungan sehat bisa dilakukan oleh kitasebagai mahasiswa, atau pemerintah, baik itu melalui media seperti iklan pelayanan masyarakat melalui pemasangan baliho, atau memanfaatkan peran kepala desa. Pemasangan baliho tentang lingkungan sehat disetiap sudut jalan akan menumbuhkan sedikit demi sedikit kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Ini akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat ketimbang membuat baliho kampanye. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah bisa dimulai dengan menyadarkan masyarakat agar membangun wc umum, membangun wc umum adalah sebagai langkah awal dalam membangun lingkungan yang bersih dengan menjaga sanitasi yang ada.

Jika cara ini kurang berhasil, kita sebagai mahasiswa bisa memanfaatkan peran Camat. Camat merupakan orang yang memiliki pengaruh dikecamatan yang dipimpinnya. Dengan memberikan contoh menjaga lingkungan yang sehat kepada masyarakatnya, akan membuat masyarakat Kecamatan tersebut mengikut iapa yang dilakukan oleh Camat mereka. Contoh diatas sangat mirip dengan teori Two step flow communication dalam kelimuan komunikasi. Teori ini menjelaskan bagaimana sebuah tokoh sentral yang melakukan sebuah kegiatan dan memberikan contohnya, akan diikuti oleh orang-orang atau masyarakat disekitarnya.

Kecamatan Pamarayan adalah salah satu daerah dari sekian banyaknya daerah di Indonesia yang memilki sanitasi yang buruk. Buruknya sanitasi akan menyebabkan kerusakan lingkungan disekitarnya. Disinilah peranpemerintah dan kita sebagai mahasiswa (agent of change) untuk menyadarkan masyarakat di lingkungan kita jika lingkungannya kurang sehat atau memilikisanitasi yang buruk, kalau bukan kita dan pemerintah yang mau menyadarkan masyarakat sekitar, lalu siapa?

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar