Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 14 Desember 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Gagal di Sea Games: KPS Menuai Karma?

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

Tuhan punya cara sendiri untuk menguji dan menghukum makhlukNya. Coba lihatlah Timnas U-23 Indonesia ini, kurang apa coba? Pelatih yg membesut (katanya) sudah terbaik sejagad raya dan dianggap sebagai satu-satunya orang yg paling layak melatih Timnas. Pemainnya pun juga (katanya) terbaik dan merupakan pilihan dari puluhan pemain dari liga (katanya) terbaik.

Namun fakta di lapangan berkata lain. Sepertinya Timnas U-23 ini sedang menuai karma akibat kepongahan orang-orang dibaliknya. Tak perlulah saya urai dan sebutkan lagi. Yg jelas mereka adalah Kelompok Penjajah Sepakbola Indonesia (KPSI) yg kini kembali berdaulat penuh atas sepakbola negeri ini. Tak perlu juga saya jelaskan lagi seperti apa dan bagaimana tindak-tinduk kelompok ini mengobok-obok sepakbolan Indonesia sampai ke akar-akarnya, anda semua sudah tahu dan paham, meski di kanal bola Kompasiana ini ada sekelompok orang yg selalu berpura-pura bodoh dan begitu fanatik serta membabi buta mengamini semua tindakan mereka.

Di Sea Games ke-27 kali ini, Timnas yg ditargetkan mendulang emas ini berada di grup B bersama Kamboja, Thailand dan Myanmar. Cukup menarik jika melihat jadwal pertandingan Indonesia. Pertama menghadapi tim terlemah Kamboja, lalu bersua Thailand, kemudian Timor Leste dan terakhir bertemu tuan rumah Myanmar. Jika menyimak hal itu, sepertinya ada cerita yg hendak dirangkai Tuhan.

Masih hangat dalam ingatan saya, bagaimana PSSI dan Timnas kala darurat dulu benar-benar dibombardir dari berbagai sisi menggunakan semua kekuatan yg dimiliki jaringan penjajah sepakbola ini. Tak dapat dipungkiri bahwa kekuasaan mereka memang begitu kuat, sampai-sampai banyak yg mengidentikkannya dg "mafia". Salah satu yg sangat membuat saya geregetan adalah kala Timnas Indonesia bersua Singapura dalam gelaran AFF 2012 lalu. Ketika sebuah stasiun TV menyiarkannya secara langsung, disaat yg sama ada stasiun TV lain sengaja membuat acara diskusi bola dg niat dijadikan layaknya altar pemenggalan kepala karena diprediksi Timnas akan kalah. Namun fakta berkata sebaliknya, Timnas menang 1-0. Maka gelagapanlah pembawa acara dan nara sumber besar mulut yg datang waktu itu karena skrip pertanyaan jadi tidak nyambung.

Dan kini, saat kelompok itu kembali menjajah sepakbola Indonesia dg segala arogansi, kesombongan dan kepongahannya, Tuhan kembali punya cara untuk mengingatkan mereka melalui Timnas yg mereka kirim ke Sea Games Myanmar. Semua prediksi kacau balau. Lawan tim lemah Kamboja, Indonesia hanya menang 1-0. Bersua Thailand, diluar dugaan (bahkan Rahmad Darmawan pun mengaku terkaget-kaget) Indonesia dibabat 4-1. Dan kala bertemu Timor Leste, dg beban harus menang besar sebagai modal menuju semifinal, hasilnya malah seri 0-0. Dan di pertandingan terakhir nanti, Indonesia yg membutuhkan kemenangan minimal 4 gol ini harus melawan tuan rumah. Pastinya Myanmar yg sedang on fire ini tidak mau begitu saja dipermalukan didepan publiknya sendiri.

Rekan Kompasianer, bisakah anda melihat ujung cerita yg sedang terangkai ini? Ya, mungkin inilah karma buat para penjajah sepakbola Indonesia. Tak perlulah ada tivi yg membuat acara sebagai altar untuk menghukum dan menghakiminya karena Tuhan telah membuatkannya! Saya tak bisa bayangkan seandainya nanti Timnas kalah melawan Myanmar, ditengah sorak-sorai penonton tuan rumah yg pastinya menyesaki stadion.

Semoga saja kekhawatiran saya tidak terjadi. Dan seandainya itu terjadi, memang itulah karma yg harus diterima oleh para penjajah sepakbola Indonesia yg getahnya harus ditanggung seluruh bangsa ini. Semoga menjadi peringatan untuk mereka, dan menjadi bahan renungan buat seluruh tim horenya yg ada di kanal bola Kompasiana ini.

Wahai Kelompok Penjajah Sepakbola Indonesia, sampai kapan kalian pongah dan arogan?

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

SPR Dlingo-Sendang Wesi (Materi Kewirausahaan) - Sepengal cerita perjalanan

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

Hari ini, Minggu Pahing 20 Oktober 2013, akan terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Jika kebanyakan orang menjadikan hari ini untuk beristirahat dari rutinitas harian, bagi kami Tim SPR-Dlingo,Sendang Wesi hari ini adalah hari aktivitas yang telah kami tunggu selama 10 hari yang lalu. Setelah beberapa hari kebelakang terkurung dalam rungan untuk berdiskusi membahas langkah kedepan perjalanan SPR-Dlingo, Sendang Wesi sampai pada akhirnya menemukan titik kesepakatan dalam tim, dan hari ini adalah hari pengaplikasiannya.

Persiapan keberangkatan- Pustek Pagi ini

Pustek UGM Pukul 06.00, suara Mbak Sekar membangunkan mimpi saya yang tertunda :p. Ya pukul 06.30 Tim SPR-Dlingo, Sendang Wesi memulai perjalanan dari pustek dengan kudabesinya; Akmal,Dindim, Juned, Puput, Rani, Ryan, Sekar, seperti biasanya KH. Aris menuju Pasar Dlingo dengan kuda besinya dari rumah. Perjalanan menuju lokasi berjalan lancar,walaupun kudabesi melaju dengan kecepatan yang berbeda-beda sehingga menyebabkan buntut membuntut.

Pukul 08.00, sesampainya di Pasar Sendang Wesi yang saat itu masih terjadi kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli, pemandangan ini terasa berbeda dengan kunjungan-kunjungan kami sebelumnya yang sudah sepi pengunjung. Pasar Sendang Wesi beroperasi setiap hari pasaran jawa yaitu kliwon dan pahing dan jam operasi antara jam 05.00 sampai dengan jam 09.00. Saya yang penasaranpun kemudian menuju kantor Lurah Pasar di susul oleh Akmal, Dindim, Puput, Rani, dan Sekar, tidak lama kemudian mas KH. Aris datang kemudian saya mengajak KH. Aris dan akmal untuk melihat-lihat kondisi dan aktifitas pasar, sementara Juned terlihat di sebrang jalan nampaknya dia mulai lapar dan sedang mencari warung makan. Setelah keliling pasar dan berinteraksi dengan beberapa pedagang dan pengunjung pasar Rani memanggil untuk diskusi membahas Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Sendang Wesi bersama Pak Lurah dan Ketua Paguyuban Pasar Sendang Wesi.

Hasil diskusi :

1. Pengurus pasar dan paguyuban pasar, sangat mendukung dan berkomitmen untuk saling berkerja sama dalam berlangsungnya Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Sendang Wesi.

2. Mengingat domisili pedagang yang sebagian besar tidak berdomisili di Kecamatan Dlingo, maka peserta Sekolah Pasar Rakyat diutamakan terlebih dahulu untuk yang berdomisili di Kecamatan Dlingo. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan jasa angkutan umum yang biasanya jam 09.00 sudah menjemput pedagang yang berasal dari daerah lain.

3. Berhubungan dengan poin no 2, Sekolah Pasar Rakyat juga mempersilahkan dan tetap mengajak turut serta pedagang yang berdomisili di luar daerah.

4. Hari pertemuan Sekolah Pasar Rakyat Sendang Wesi, menyesuaikan dengan hari pasaran yaitu antara Kliwon dan Pahing.

5. Rencana pengabungan kelas dengan Sekolah Pasar Dlingo masih belum dapat diputuskan, karena perlu dibicarakan kembali dengan pedagang atau peserta.

6. Materi kelas dan klinik menyesuaikan dengan kebutuhan pedagang dan akan dibicarakan saat pertemuan mendatang dengan para peserta.

7. Sehubungan dengan poin no 6, ketua paguyuban memberikan saran untuk memfokuskan materi tentang penjatatan dan manajemen mengelola dagangan. Pendampingan atau klinik, hendaknya diberi porsi yang lebih dalam klinik pencatatan.

8. Pembahasan selanjutnya seputar teknis dan lain sebagainya menunggu musyawarah bersama para calon peserta Sekolah Pasar Sendang wesi.

Sarapan Dulu - Isi Kekuatan

Selanjutnya tim menuju Pasar Dlingo, terlihat di sebrang jalan Juned dan Akmal sedang menikmati sarapan pagi di sebuah warung makan. Dan lagi-lagi kudabesi kami harus saling berbuntutan, terutama Mas KH.Aris yang sangat pelan dan berhati-hati memegang teguh prinsip alon-alon asal kelakon.

Pukul 09.30 sesampainya di Pasar Dlingo, kuda besi langsung merapat di area parkir dekat warung makan milik Pak Legi. Dan Pak Legi menyambut kedatangan kami di warungnya, tim sarapan dulu dong sebelum berperang, hehe.. memang sudah mulai lapar. Selesai sarapan Juned pergi bersama pak legi, sementara yang lain berkeliling pasar dan berbelanja. Kharis membeli jagung untuk pakan ternaknya, Puput dan Rani membeli tomat dan bahan masakan lainnya, mbak Sekar memilih kulit melinjo untuk dibawa pulang. Tak lama kemudian Juned datang membawa kabar telah mendapatkan singkong dari kebun Pak Legi, juned juga membeli tembakau, cengkeh serta kertas rokok, sedang saya sendiri membeli produk obat kesehatan dan teh jawa. Kegiatan berbelanja seperti ini sangat menyenangkan karena secara langsung sebagai media interaksi personal yang lebih mendalam dengan pedagang yang dalam hal ini juga merupakan peserta dari Sekolah Pasar Rakyat, sehingga saat kegiatan seperti ini baik tim pengajar maupun pedagang dapat saling curhat ngobrol kesana-kemari sebelum kelas dimulai. Juga bertujuan untuk mengajak pedagang lain yanag belum bergabung di Sekolah Pasar Rakyat.

Pukul 10.20 Persiapan kelas selesai, tikar sudah di gelar, papan tulis sudah siap, hidangan jajanan pasar juga sudah siap menunggu di santap. Tim pengajar, pengurus pasar dan pedagang juga sudah berkumpul sejak 10 menit yang lalu, sudah ngobrol ngalor-ngidol. Tim dengan tugasnya masing-masing sudah menyebar dan membaur dengan para peserta. Sehingga tiba saatnya Akmal selaku pembawa acara hari ini untuk meminta kesepakatan bersama memulai kelas, dan kelas pun di mulai.

Menyanyiak Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Kronologi dan Situasi Kelas :

1. Membuka kelas dengan bacaan kalam ilahi

2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia di hari minggu dan bertempat di Pasar Rakyat itu rasanya penuh rasa banget, mak nyess membuat saya merinding. Apa lagi yang menyanyikan adalah para pedagang pasar. Dan luar biasa dengan penuh keyakinan dan kemantapan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya sehingga menarik perhatian masyarakat yang masih berada di pasar.

3. Sambutan dari Pak Lurah

Pak Lurah memberitahukan kepada pedagang tentang pentingnya belajar, karena itu Pak Lurah mencoba kembali menyampaikan materi PRA 1 di pertemuan kelas pertama 10 hari yang lalu untuk  mengingatkan apa saja yang sudah dipelajari.

3. Menagih PR pertemuan sebelumnya

PR pedagang di pertemuan sebelumnya adalah membuat yel-yel slogan penyemangat yang mengambarkan pasar mereka. PR ini sudah di selesaikan oleh pedagang, yel-yel mereka yaitu "Pasar Dlingo, Bersih, Sehat, Aman, Asri". Kemudian dengan berbagai usul dari pedagang yang lain akhirnya yel-yel yang sudah ada ditambahi kalimat penyemangat yaitu "Laris Manis Tanjung Kimpul, Dagangan Habis Duitnya Kumpul" yang menurut para pedagang sebagai pemacu untuk mencari untung dan bisa menabung. Sehingga yel-yel berubah menjadi "Pasar Dlingo, Bersih, Sehat, Aman, Asri - Laris Manis Tanjung Kimpul, Dagangan Habis Duitnya Kumpul". Yang memiliki arti kurang lebih ; bahwa kita harus menjaga pasar agar tetap bersih, sehat , aman dan asri sehingga para pembeli menjadi senang untuk datang dan berbelanja ke pasar yang akan memberikan keuntungan bagi pedagang.

4. Materi Kewirausahaan

Materi kewirausahaan disampaikan oleh KH.Aris, dalam menyampaikan materi ia mengajak kepada para pedagang untuk bisa bersikap dan memiliki polapikir pengusaha yaitu berkembang. KH.Aris mengisi kelas dengan model diskusi dan tanya jawab sehingga materi mengalir dengan baik.

Sekilah ringkasan materi :

*Yang membedakan pedagang dan pengusaha adalah, jika pengusaha itu berkembang seiring adanya permintaan konsumen, sedangkan pedagang lebih banyak bersifat tetap dari tahun ketahun.

*Syarat utama dari berkembang itu adalah :

- Mampu membaca peluang ; apa yang dibutuhkan oleh konsumen itu yang seharusnya kita lihat sebagai ladang untuk menciptkan produk (barang/jasa).

Sederhanaya untuk menjadi pengusaha adalah ; Mengubah cara pikir bahwa setiap hal dapat menjadi usaha dan tidak mengaggap rendah terhadap usaha-usahayang lain.

- Selanjutnya adalah dengan Menabung.

- Keberanian dalam melakukan usaha, rasa optimisme ditanamkan dalam pribadi kita.

- Berdoa

Sederhananya untuk menjadikan diri sebagai pedagang pasar yang berorentasi pengusaha adalah dengan empat pokok utama di atas.

Suasana kelas Kewirausahaan

5. Setelah selesai materi, tim kemudian memberikan sebuah game peluang usaha, yaitu sehubungan dengan akan dibuatnya Majalah Dinding (Madang = Majalah Pedagang) maka dari peserta siapa yang bersedia untuk mengadakan kebutuhan Madang tersebut. Yang kedua adalah siapa yang mau untuk mengambil peluang usaha dari kebutuhan di kelas yaitu rencana untuk menabung dengan metode menabung dalam celengan tanah liat, nah siapa yang mau mengambil peluang menyediakan celengan tanah liat tersebut. Peluang Madang diambil oleh Mas Yuli, sedangkan peluang menyediakan celengan tanah liat diambil mas Danang.

6. Kelas selesai diakhiri dengan doa

7. Selesai kelas diskusi masih berlanjut

8. Makan jajanan bareng pedagang, ngelinting, rokokan, ngobrol.

9. Beres-beres kelas

10. Pamitan : Semua senang,, senang semuanya.

Catatan :

Jangan pernah menyerah, jangan takut untuk memahami sebuah ketakutan, trimakasih utnuk kawan-kawan tim Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi.

Trimakasih:

Mbak Sekar  membantu proses diskusi di Pasar Sendang Wesi dan Proses Kelas di Pasar Dlingo

Mas Juned, suwun atas nyasar-nyasarnya pas pulang dan suwun udah ngajari cara bercanda dengan pedagang

Dindim, maafkan kami yang harus membiarkanmu pulang duluan seorang diri.

Album Hari Ini - 20 Okt 2013 - SPR Dlingo Sendang Wesi

KH. Aris

Skuat Pemuda Pasar Dlingo

Kelaparan Ea..?

Masih malu

Dindim yang Lelah

Tebakan Di Mana Juned..?

Ngaji sama Pak Lurah

TRIMAKASIH

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Materi Pra 1 - Sekolah Pasar Rakyat

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

Kamis, 10 Oktober 2013. Sekonco Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi : Akmal, Kharis, Khilda, Rani, Ryan kembali ke Pasar Rakyat Dlingo dan Sendang Wesi  berpetualangan untuk berbagi dan belajar bersama di Pasar Dlingo dan Sendang Wesi. Hari ini merupakan pertemuan ke-dua dalam program mengajar dan berbagi di Sekolah Pasar Dlingo-Sendang Wesi, pertemuan hari ini yaitu untuk pembahasan materi PRA 1. Tim berangakat dari pustek sesuai jadwal jam 07.00 WIB : Akmal, Khilda, Rani, Ryan dan Bunda mbak Khilda yang istimewa juga ikut serta dalam rombongan dari Pustek mengunakan mobil. Sedangkan Kharis seperti biasa kembali menuju lokasi dengan kuda besinya.

Tim sampai di lokasi Pasar Sendang Wesi jam 09.00 WIB, secara otomatis langsung menyebar Khilda menemui pak lurah pasar, Akmal dan mas Reza (penyedia jasa rental mobil) keliling pasar bertemu pedagang, bunda dan Rani menuju warung Soto memesan sarapa pagi, Ryan (saya) foto kopi trus muter-muter pasar samapai akhirnya berkumpul dengan Khilda, Akmal dan Reza di kantor pak lurah pasar membahas dan berdiskusi seputar Pasar Sendang Wesi. Selanjutnya sarapan soto dan mencari jajanan pasar untuk jamuan di kelas Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi. Kemudian bertemu dengan Kharis dan menuju lokasi pertemuan kelas yaitu di Pasar Dlingo.

Menuju Pasar Dlingo saya dan Akmal menggunakan kuda besi milik Kharis untuk berangkat terlebih dahulu supaya dapat menyiapkan kelas di sana. Sedang skonco yang lain masih menyelesaikan tugas di Pasar Sendang Wesi. Sesampainya di Pasar Dlingo yang hanya memerlukan waktu tempuh dari Pasar Sendang Wesi kurang lebih 10 Menit dengan kecepatan 50-60Km/Jam saya dan Akmal kemudian bertemu dengan Lurah Pasar Dlingo dan beberapa pedagang serta pengurus Pasar Dlingo yang sedang menyiapkan kelas. Selang beberapa menit setelah persiapan tempat untuk kelas selesai, skonco dari Sendang Wesi tiba di pasar Dlingo. Kemudian membaur dengan pedagang, saya dan Khilda tertarik utnuk membeli tempe daun khas Pasar Dlingo.

Jam 10.00 kelas pun dimulai, Rani yang bertugas sebagai pembawa acara meminta ijin untuk memulai kelas, diawali dengan doa, kemudian memperkenalkan diri (ini kali pertama Rani turun di kelas Sekolah Pasar). Selanjutnya yaitu penyampaian materi PRA 1 yang diwakili saya dan Akmal. Kharis bertugas sebagai etnografi, Khilda dan Reza pendamping pedagang dan dokumentasi, Bunda tamu istimewa.

PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan dari, dengan dan oleh masyarakat dalam hal ini pedagang pasar. PRA merupakan pendekatan yang memungkinkan masyarakat pasar saling, meningkatkan pengetahuan tentang kondisi dan kehidupan mereka, membuat rencana dan bertindak.

Dalam kesempatan ini pertama kami memulai PRA dari materi Alur Sejarah Pasar Dlingo, setelah memberikan sedikit gambaran apa itu alur sejarah pasar, mengapa kita harus mengetahui sejarah pasar, pedagang pun mulai memberikan argumen tentang sejarah pasar mereka hanya saja menunjuk Pak Lurah yang bagi pedagang lebih mengetahui secara utuh untuk menjelaskan atau menceritakan sejarah Pasar Dlingo.
** Pasar Dlingo berdiri sejak tahun 1922, yang pada awalnya merupakan bagian dari kegiatan perdagangan para pedagang dari Pasar Imogiri yang berdagang ke wilayah Gunung Kidul. Desa Dlingo yang menjadi jalur perdagangan (wilayah penghubung antara Imogiri dengan Gunung Kidul) kemudian lambat laun para pedagang dari Imogiri tersebut juga singgah di Desa Dlingo. Kegiatan ini terus berlangsung yang pada akhirnya setiap hari Pahing dan Kliwon (hari pasaran Jawa) di Desa Dlingo juga menjadi tempat untuk berjualan oleh pedagang dari Pasar Imogiri. Dan hal ini masih berlanjut sampai saat ini, para pedagang dari Pasar Imogiri tetap melakukan kegiatan perdagangan ke dlingo setiap Pahing dan Kliwon. Tidak banyak yang berubah dalam sejarah sejak tahun 1922 sampai 2013 di Pasar Dlingo selain terjadinya pemindahan lokasi pasar dari Pasar Dlingo menuju Pasar Desa Terong, karena terjadi sengketa lahan Pasar Dlingo yang di klaim milik salah seorang warga, sehingga Pasar Dlingo akhirnya harus di pindah, dan saat ini masih menumpang di lahan milik warga desa di belakang Pasar Terong. Sementara lokasi pasar yang baru kemungkinan baru bisa ditempati pertengahan desember 2013 mendatang.

Materi PRA selanjutnya adalah  tentang Sketsa Pasar, dalam materi ini kami mengalami kesulitan karena kondisi pedagang yang berstatus menumpang di lahan Pasar Terong. Selain itu kondisi pasar yang alakadarnya dan banguananya masih kayu dan lapak lesehan yang berpindah-pindah juga menyulitkan kami dan pedagang untuk membuat sketsa pasar, hasilnya seperti berikut :

Materi PRA selanjutnya adalah Analisis Kecenderungan dan Perubahan serta materi Kalender Musim. Kedua materi ini saya sebagai pribadi merasa tidak maksimal, untuk mengali informasi yang lebih banyak. Karenanya dipertemuan-pertemuan selanjutnya materi ini akan kembali diulang untuk mengali informasi sehingga dapat membuat Matrik Kecenderungan dan Perubahan serta Kalender Musim di Pasar Dlingo. Dengan berbagai masukan dari teman-teman, kemungkinan nantinya pengalian informasi kepada tokoh dan pengurus pasar serta pedagang dengan pola pendekatan personal. Kemudian hasilnya baru disampaikan saat kelas.

Semoga kedepan kita semua bisa menjadi yang lebih baik, sebagai pribadi saya mohon maaf jika terjadi kealfaan dan kehilafan dalam menjalani tugas saya di Tim SPR-Dlingo,Sendang Wesi. Kekurangan saya dalam penyampaian materi dan mengandeng kawan-kawan tim. Nuwus,,

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Rindu Fatin menyanyi lagu barat dikomen wong londo

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

OPINI | 15 December 2013 | 01:56 Dibaca: 3   Komentar: 0   1

Komen wong Londo memang sangat jujur, tanpa lihat tampilan tertutup Fatin. Selalu deras memuji suara unique Fatin yang sangat berkarakter. Lihatlah komentar dari ungkapan mereka dibawah ini yang berasal dari youtube:

1387047136207214408Sumber dari Youtube

Semoga Album Internasional Fatin dapat terwujud di tahun 2014, namun syaratnya sungguh berat yaitu harus menggapai penjualan 2 juta keping dalam waktu 3 bulan saja… Jadi rindu Fatin menyanyikan lagu barat dan banyak dikomen oleh warga bule xixixi…

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

2 Wakil Indonesia Melaju ke Final BWF World Superseries Finals 2013

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

OPINI | 15 December 2013 | 01:54 Dibaca: 3   Komentar: 0   1

Harap-harap cemas akhirnya 2 Wakil tersisa Indonesia bisa melaju sampai Final BWF World Superseries Finals 2013 ,  Tunggal Putra Indonesa yang diwakili oleh Tommy Sugiarto yang mengalahkan lawannya di semifinal yaitu Kenichi Tago dari Jepang dengan Skor 21-14 19-21 21-5 dan di Final Tommy Sugiarto akan Melawan Unggulan Pertama Malaysia Lee Chong Wei semoga Penampilan yang diperlihatkan selama penyisihan Grup sampai Semifinal terus Meningkat dan bisa membawa pulang Gelar akhir Tahun ini.

Sedangkan di Partai Ganda Putra Unggulan Utama yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil mengatasi lawannya di semifinal pasangan dari Denmark yaitu : Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-18 21-18 , nanti di Final Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akan kembali bertemu dengan pasangan Korea yaitu Kim Ki Jung/Kim Sa Rang karena pada babak penyisihan Grup pasangan Indonesia bisa mengalahkan dengan skor 21-17 22-20 semoga di Final Nanti Pahlawan Indonesia tersebut bisa Menang dan membawa Gelar BWF World Superseries Finals 2013 ke Tanah Air sebagai Rakyat Indonesia Mari Kita Doakan agar Perjuangan Mereka membuahkan Hasil yang Terbaik.

Maju Terus Pahlawan Bangsa Kami Semua Mendoakan Kalian.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Kontrak Politik Jokowi: Penguasa Haus Tahta

Posted: 14 Dec 2013 11:22 AM PST

1387046154866554620

Budi, seorang warga bantaran Waduk Pluit di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, saat ditemui pada Selasa, 21-05-2013. Budi memperlihatkan Kontrak Politik Jokowi saat Pilkada DKI Jakarta 2012 yang lalu. Foto: Alsadad Rudi Kompas.com

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Kontrak Politik adalah akal-akalan penguasa yang haus tahta. Kontrak Politik adalah cara baru orang politik untuk mengemis suara rakyat sekaligus memperdaya rakyat.

Penguasa seperti ini adalah penguasa yang tak punya hati. Rakyat kecil yang rendah pendidikan, yang lemah ekonomi, dan yang buta dengan hukum, digusur serta ditelantarkan. Sebanyak 150 bangunan yang dihuni oleh 40 kepala keluarga di Taman Burung, sisi selatan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (12/12/2013) siang, dihancurkan hingga menjadi rata dengan tanah.

Di bawah terik matahari, anak-anak menangis melihat hunian mereka porak-poranda. Sejumlah ibu-ibu tersungkur tak berdaya, dengan berurai air mata. Begitulah penguasa Jakarta bekerja. Demikian penguasa Jakarta menindas warganya. Tak ada yang peduli karena tak ada yang mau peduli.

Ini Isi Kontrak Politik Jokowi kepada Warga Waduk

Sumber: kompas.com, Selasa, 21 Mei 2013 | 11:45 WIB

Warga bantaran Waduk Pluit di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, memperlihatkan isi kontrak politik Jokowi-Basuki saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012. Menurut warga, kontrak politik ditandatangani menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Disaksikan: Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Komunitas Juang Perempuan (KJP), dan Urban Poor Consortium (UPC).

13870466141280336020

Jakarta 15-12-2013

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar