Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 22 Desember 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Ini Sekolah di Toraja Yang Beruntung

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

1387738232981901159

anggota baru LPP-Toraja asyik tenggelam dalam penulisan

Sekolah punya kewajiban memajukan kualitas anak didiknya melalui kepemimpinan para kepala sekolah. Selain kepedulian dari pemerintah kepala sekolah harus memacu anak muridnya dengan memanfaatkan sebaik mungkin peluang yang ada, ujung-ujungnya akan berbuah keberuntungan.

Sekaitan dengan hal itu sebuah kegiatan pelatihan simultan melalui praktek langsung di lokasi (Coaching Clinic) Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja) Minggu (22/12/2013) diikuti 13 orang anggota baru LPP-Toraja, tiga diantaranya adalah mentor, kunjungi objek Wisata bukit Singki' lokasi yang diatas puncak bukit terdapat Salib Raksasa.

Informasi yang didapatkan (Baca: Berdayakan Pemuda, LPP-Toraja Gelar Praktek), kesepuluh siswa-siswi tersebut utusan dari Kepala Sekolah menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) yang juga menyertakan siswanya ikuti pelatihan penulisan pariwisata budaya pada 16-17 desember tahun ini dilatih berkesinambungan dalam LPP-Toraja sebuah komunitas swadaya masyarakat.

Adapun para peserta coaching clinic tersebut diantaranya, Chelsy.P dari SMAN 2 Rantepao, Julianti dan Jendhiana dari SMK wisata Eran Batu, Evansia B, Matius Duma dan Yunita Karen dari SMA Kr Setia Toraja, Iran Mapandin dari SMAN 1 Kesu', Arien Wilka (SMKN 1 Rantepao/Tallung lipu),  Basri Budi dan Menatopan keduanya dari SMA Kr Harapan Rantepao.

"Para kepala sekolah yang telah memanfaatkan  kesempatan positif ini ke depan tentu akan mendapatkan lebih banyak hal-hal positif, yang paling dekat melalui siswa-siswinya nama sekolah akan semakin terpublikasi positif," ujar Sekertaris LPP-Toraja, Imelda Rante, dalam keterangannya Minggu (22/12/2013) di Rantepao, Toraja Utara.

Baca juga: Wujudkan Visi, LPP-Toraja Gelar Loka Karya

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Tahun 2014 Mau Apa? Ikuti Tips ini yuk,

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

Hmm… tak terasa sudah, di tahun 2013 ini kita hanya tinggal menghitung hari saja… mungkinkah kita akan hadir di dunia ini pada 2014 seperti halnya hari ini? mungkin iya, atau bahkan mungkin tidak? Akankah Lebih baik atau bahkan menjadi lebih buruk? Pastinya, semua orang menginginkan hari esok lebih baik daripada hari ini, karena segala sesuatu yang kita upayakan hari ini tak lain hanya untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik. Begitu pun halnya ketika kita akan menjumpai tahun baru, karena semua yang telah kita lakukan dengan jerih payah kita pada tahun ini tak lain dan tak bukan hanya untuk mempersiapkan kehidupan kita di tahun depan.

Akhir tahun dan awal tahun memang menaruh harapan bagi kebanyakan orang. Hari yang seakan mengajak untuk melempar jauh ingatan ke belakang, Ketika hari itu datang, manusia pun kembali mengangkat jemarinya, untuk menghitung kembali tahun-tahun yang telah dilaluinya di dunia. Ya, karena hari kemarin, dan tahun kemarin tak akan pernah kita jumpai lagi selamanya. Lantas apakah kita sudah siap untuk menapakkan kaki kita di tahun 2014? Pastinya masih banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum sempat kita capai pada tahun ini. prestasi, karir, jodoh ataupun yang lainnya. Apakah kita akan terus menumpuk harapan-harapan itu, sementara hari ini kita hanya dengan santai menunggu akhir tahun usai? Tentu tidak, justru kita para manusia akan sibuk dengan tugas-tugas akhir tahun sebelum tahun ini berakhir, seperti tutup buku dan lain sebagainya. Di tengah kesibukkan ini dalam upaya mengejar target tahunan. Cobalah kita renungkan sejenak tentang apa yang kita lakukan pada tahun 2013 ini. cobalah sebentar saja, kita lakukan tips berikut ini:

1. Cari tempat yang kondusif dan nyaman menurut anda dan siapkan kertas kosong, pulpen, minuman menyegarkan favorit anda dan cobalah sambil mendengar musik yang dapat membuat anda santai dan rileks.

2. Tutup mata anda dan nikmati musik sambil merenung hal-hal berikut ini. Apa sajakah yang telah anda lakukan selama tahun 2013 ini? Apa yang berkesan, apa yang menyakiti anda? Target apakah yang masih belum tercapai? Tuliskanlah hal itu di kertas anda.

3. Pelajari catatan anda setelah itu, dan lakukan renungan kembali dengan pertanyaan yang baru.. Apakah yang anda inginkan terjadi di tahun 2014? Apa yang ingin anda ubah dari tahun ini? Target apakah yang ingin Anda capai? Mempunyai seorang istri/suami, menjadi miliuner, atau yang lainnya.

4. Pelajari catatan anda kembali dan kali ini tulislah kegiatan yang dapat anda lakukan untuk mencapai hal tersebut? Seperti membeli buku yang recommended, mengikuti workshop,atau berkenalan dengan orang-orang hebat.

5. Simpan catatan itu dan selama perjalanan anda di tahun 2014, lihatlah seminggu sekali setiap hari Senin untuk mengulang kembali tujuan anda dan lihatlah sejauh mana anda telah mencapainya.. anda akan merasa takjub nantinya karena jikalau anda fokus, ternyata hal-hal tersebut tidaklah sesulit yang anda bayangkan untuk dicapai.

Setiap Manusia pasti mempunyai kekurangan, akan tetapi kita masih punya waktu untuk menggapai kelebihan dari kekurangan tersebut. Berfikirlah positif, jika memang tahun 2013 ini kita masih jauh dibawah target harapan kita pada tahun lalu. Tapi ingatlah, kita masih bisa mencapai 100 target lebih banyak di tahun depan. Jika optimis, maka yakinlah kita pasti bisa. Usaha dengan giat, bekerja keras demi mewujudkan harapan di tahun depan. Haruslah kita capai dengan totalitas dan etos kerja yang maksimal.

Sekian tips dari saya semoga bermanfaat, dan bisa menyongsong tahun baru dengan menjadi pribadi yang lebih baik, sejahtera dan bahagia. Amiin

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Riedl Teropsesi Indra Sjafrie.

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

REP | 23 December 2013 | 01:48 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

13877366581484972293

BTN resmi menunjuk Riedl sebagai pelatih baru Timnas Indonesia menggantikan Jackson Tiago yang memilih kembali ke tanah Papua. Ini bukan kali pertama bagi beliau, sebab sebelumnya sudah pernah membawa Timnas tampil gemilang di AFF 2010.

Riedl mengaku senang bisa kembali menukangi Timnas Senior Indonesia. Sebab menurut beliau, tugas yang dulu pernah beliau emban belum sepenuhnya tuntas, karena belum mampu mempersembahkan gelar untuk Indonesia.

Beliau juga mengaku bahwa, beliau sudah mengetahui kabar tentang Timnas U-19 Indonesia yang baru saja meraih gelar AFF Youth Championship beberapa bulan lalu dari sahabatnya di Indonesia. Dan beliau juga sadar, bahwa Tim asuhan Indra Sjafrie tersebut "sudah" menetapkan standar yang tinggi untuk bermain bola di Indonesia. Oleh sebab itu "menurut pengakuan Riedl lagi", beliau termotivasi untuk menyamai rekor Timnas tersebut di AFF 2014 nanti. Dan, Riedl yang rencananya akan diduetkan dengan legenda sepakbola Indonesia (Bepe), juga berharap atmosfir pendukung Timnas masih sama seperti saat beliau masih menukangi Timnas dahulu.

Hhheeeeeeee……..
Semoga.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

(Untuk Admin) Etiskah Membeberkan Isi Inbox Yang kita Terima Pada Publik?

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

Selama ber-Kompasiana ini saya sering menerima inbox dari sesama Kompasianers baik yang sudah berteman maupun yang masih malu-malu. Isinya sejauh ini dapat saya terima karena memang tak ada yang sifatnya meresahkan. Kalaupun ada saya juga tidak akan membeberkan inbox tersebut pada publik dengan cara apapun. Bagi saya pribadi perbuatan menayangkan isi inbox yang kita terima untuk diketahui publik adalah sikap yang keliru. Terlepas apapun isinya.

Isi inbox yang kita terima memang bermacam-macam. Ada yang sekedar menitip link tulisan agar karyanya dibaca atau memberitahu sebuah link orang lain yang menurut si pengirim tulisannya layak disimak oleh penerima inbox. Ada juga yang isinya meminta pendapat tentang suatu isyu atau problem yang dihadapi. Tak jarang juga inbox berisi nasehat dari seseorang untuk mengingatkan kita secara santun. Sebab, tak semua orang mau menerima teguran atau nasehat dari orang lain secara terbuka.

Inbox yang kita terima tadi, apakah bernada nasehat, ejekan, hujatan dan sebagainya semestinya tidak boleh kita kupas dalam postingan atau dicopas ke kolom komentar yang tujuannya untuk dipublikasikan secara terbuka. Harusnya, menurut saya, isi inbox tadi cukup diketahui oleh si pengirim dan penerima saja karena fitur inbox disediakan agar kita tak sungkan mengirim dan menerima sesuatu dari seseorang sesuai kebutuhan.

Memang, agak janggal rasanya kita membeberkan isi inbox yang kita terima dari seseorang tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Boleh sih boleh, tapi menurut saya itu tidak pantas. Lagian kalau kita pikir, fitur inbox itu sengaja disediakan agar kita berkomunikasi secara rahasia dengan sesama Kompasianers, loh kok rahasia malah disebarluaskan? Aneh kan?

Atas dasar keanehan itulah saya mengharapkan admin kedepan menambahi lagi ketentuannya, misalnya melarang seorang Kompasianers membeberkan isi inbox yang diterimanya dalam artikel atau menyisipkannya di kolom komentar demi menjaga kerahasiaan bersama. Bila ada yang melanggar ketentuan yang dianggap sepele tapi sesungguhnya sangat penting dan vital ini, siapapun orangnya langsung saja diberi 'surat cinta' atau 'surat putus' oleh admin alias di Banned.

Admin tak perlu sungkan melakukan itu agar semua kompasianers ini mengerti soal etika ber-medsos dan juga bisa membedakan mana rahasia negara dan mana yang bukan. Bagaimana jikalau isi inbox tadi bernada fitnah, intimidasi atau ancaman yang sudah melampaui batas? Pihak yang dirugikan dapat meminta persetujuan admin untuk mempersoalkan inbox tersebut secara terbuka. Jika berdasarkan pertimbangan admin alasannya dapat diterima, barulah yang bersangkutan, yang tidak menyukai isi inbox yang diterimanya, mempersoalkan maksud si pengirim ini secara terbuka untuk diketahui publik dan jadi pembelajaran bersama. Jika admin tak setuju ya kita mesti terima jangan melapor ke PBB dengan tuduhan melanggar HAM.

Itu saja saran saya pada admin dan Kompasianers. Setuju atau tidak setuju pokoknya saya setuju!

Voteeeeee…sekarang juga!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

HATI YANG LUKA

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

Kita Bahagia

Posted: 22 Dec 2013 11:03 AM PST

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar