Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 26 Desember 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Iblis dan Setan Berguru ke Indonesia :

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

Ternyata anjuran belajar itu tidak hanya ke negeri Cina, tetapi juga ke Indonesia, begitulah saran yang disampaikan oleh kelompok cerdas tangkas yang sepuluh tahun terakhir sering berada dipuncak sebagai pemenang.

Tentu saja kelompok yang kalah tidak saja iri dan penasaran, tetapi berupaya mencari bocoran rahasia keunggulan kelompok pemenang, dan usaha itu tidak sia-sia, bocoran yang didapat cukup valid dan dapat dipercaya.

Kehebohan dan rasa penasaran itu terjadi pada ajang perlombaan ketangkasan para jin dan setan dalam menggoda manusia yang dilaksanakan secara berkala. Acara ketangkasan menggoda itu tidak saja wajib diikuti tetapi juga selalu ditunggu karena heboh dan harus ada kreasi baru yang ditampilkan, dan pada acara ketangkasan kali ini masih dimenangkan oleh pemenang periode lalu, ini adalah kemenangan yang ketiga kali berturut-turut dan belum ada kelompok lain yang mencapai prestasi itu.

Setelah berbasa basi sekadar membangun keakraban, salah satu jin cantik berpenampilan menggoda dari kelompok kalah, mendekati jin laki-laki dari kelompok pemenang, dengan gaya genit bersuara mesra manja lalu bertanya " Masa sih untuk bisa menang harus berguru ke indonesia ? "

Oh ….. Iyaaa, sebab setelah Indonesia di era reformasi, kreativitas kejahatan itu berkembang dengan super canggih, berbagai macam bentuk kejahatan yang dilakukan oleh pejabat dan pemimpin disana sulit sekali dilacak dan dideteksi, itu karena dilakukan secara berjamaah, malaikat dan setanpun bisa mereka tipu, itulah alasanya kelompok kami berguru ke Indonesia tentang kreasi bagaimana bisa berjamaah itu, pejabat dan pemimpin yang bisa dijadikan nara sumber untuk belajar cara jahat itu tersebar merata dari pusat sampai ke daerah, jadi nggak usah khawatir bakal kesulitan mendapatkan nara sumber, kata jin laki-laki itu menjelaskan dengan bangga.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Satu Kamu , Satu Saya

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

Cecep : Selamat siang Bu Ruk..

Ratu Korup :  Mat siang Cep, ada apa Cep ?

Cecep :  Bu Ruk, saya mau dong Bu, jadi  bupati Lobak..

Ratu Korup : (to the point alias gak pake lama) Sebulan RAK nya ( Rencana Anggaran Korupsi) berapa Cep ?

Cecep : 2M lah bu..

Ratu Korup : ok deal.. 1M kamu, 1M saya..

Den Bagus : Bu Ruk, eta si Dadang pengen ngomong, malu malu..

Ratu Korup : eleuh eleuh malu malu pamali tauk, ada apa Dang ?

Dadang : sumuhun, abdi teh, pengen beud jadi walikota Bu Ruk..

Ratu Korup : bad beud bad beud .., ya udah berapa PAD nya (Pendapatan Asli Dikorupsi) ?

Dadang : sarua lah jeng si Cecep Bu..

Ratu Korup : ok deal, 1M kamu, 1M saya..

Kang DongDong : Bu Ruk, kunaon semua semua cuma 1M , minta lebih atuh bu..

Ratu Korup : iiih kamu mah emang dongdong, jangan sarakah atuh,  kita tuh kudu adil dongdoooooong , kalo ada seratus Kamu.. pan gue dapet 100M.. dongdong oon ah..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Biro Wisata Paket KarimunJawa Berjudi di Libur Tahun Baru

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

1388073672262115303

Salah Satu Pulau di Karimunjawa

Hari minggu yang lalu atau tepatnya tanggal 22 desember 2013, Hp saya berdering tanda pesan masuk. Setelah saya buka ternyata ada satu pesan broadcast masuk, pesan tersebut di sebar dari pihak kapal yang melayani pelayaran rute Jepara Karimunjawa dan sebaliknya. Pesan tersebut menyebutkan bahwa kapal tidak bisa berangkat pada hari senin tanggal 23 desember 2013 dikarenakan cuaca buruk. Esoknya, atau tanggal 23 desember 2013 tepatnya pukul 15.08 wib, pihak kapal juga memberitahukan hal yang sama lewat broadcast, bahwa tanggal 24 desember 2013 kapal tidak dapat berlayar karena cuaca buruk.

1388075608270176175

Pesan BBM Kapal Cepat Jepara KarimunJawa

Pesan - pesan tersebut memang biasa dibagikan oleh pihak kapal sebagai informasi kepada semua warga masyarakat yang akan menggunakan kapal cepat untuk menyeberang ke pulau Karimunjawa. Selain itu pesan broadcast juga sering dimanfaatkan oleh para agen wisata paket Karimun Jawa untuk dijadikan acuan keberangkatan peserta tour ke pulau Karimunjawa.

Dengan masuknya musim penghujan di bulan november kemarin, sedikit banyak mengganggu jadwal penyebrangan kapal jepara karimunjawa. Intensitas hujan yang tinggi dan disertai angin, lebih terasa saat memasuki bulan desember. Hal inilah yang membuat dunia pariwisata di Kepulauan Karimunjawa menjadi tersendat saat memasuki musim penghujan seperti sekarang ini.

Tidak terkecuali pada akhir bulan desember atau menjelang tahun baru, disaat para biro paket wisata karimunjawa berlomba-lomba menawarkan paket liburan ke pulau Karimun Jawa, cuaca buruk selalu menghantui. Seperti saat bulan desember seperti sekarang, iklan dan promo mulai ditingkatkan guna mendapat banyak wisatawan. Kendala cuaca terkadang diabaikan, demi meraih keuntungan. Padahal sebenarnya keselamatan wisatawan harus diutamakan, bahkan sering kali wisatawan terjebak karena kapal tidak berani berlayar. Para agen wisata Karimunjawa menjadi dilema saat menjelang akhir tahun. Disatu sisi mereka ingin mendapat keuntungan, sisi yang lain harus mewaspadai cuaca buruk yang datang secara tiba-tiba.

Hal ini terjadi dari tahun ke tahun setiap menjelang bulan januari. Istilah warga setempat menyebutnya Baratan, yakni angin bertiup kencang dari barat menuju arah timur. Tidak hanya wisatawan yang terjebak, ribuan warga di Kepulauan Karimunjawa juga merasakan hal yang sama. Masalah pangan mungkin bisa teratasi dengan cara menyimpan logistik. Tetapi untuk bahan bakar solar sebagai bahan bakar utama PLTD di pulau Karimunjawa juga akan mengalami gangguan. Dikhawatirkan listrik tidak bisa teraliri secara maksimal.

Tidak ada yang patut disalahkan dalam hal ini, cuaca memang begitu adanya tanpa bisa diganggu gugat oleh siapapun. Para agen wisata juga tidak bisa disalahkan jika pesertanya terjebak, karena mereka juga butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi, jika kita bertanya, siapa yang berwenang mengurusi kapal penyebrangan, maka jawabannya adalah negara, atau dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Jepara dan Jawa Tengah. Alangkah baiknya jika transportasi penyebrangan Jepara Karimunjawa diberi kapal yang memadai, sehingga berani berlayar meski ombak mencapai 2-3 meter, agar hal - hal seperti ini tidak terjadi di kemudian hari.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Sajak Pilihan 1942-2005

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

Tuhan Itu Kejam

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

Ibuku punya anak delapan. Tak ada KB. Haram begitu kata bapaku. Ibu sakit setelah melahirkan anak ke-8.  Harapan dan angan-angan masuk surga karena banyak anak pernah aku percayai tapi aku tidak yakin itu. Yang kutahu, banyak anak itu membuat badan ibu semakin sakit saja dari melahirkan. Sorga yang diidamkan entah benar ada atau tidak karena aku tidak pernah mati, sebenarnya yang mencekoki kami soal sorga dan neraka juga belum pernah mati, jadi bagaimana mereka bisa bercerita tentang kematian termasuk sorga dan nerakanya?.

Kakakku dipoligami. Jadi istri yang kedua. Bapaku mengatakan harus sabar, menjadi istri poligami yang sabar adalah jalan lain bagi wanita menuju sorga. Aku kembali tak mengerti. Kejam sekali Tuhanku, mengapa sorga jalan masuknya harus menyakitkan? Sebegitu pelitkah Tuhan? Kalau pelit, sudah tutup saja sorganya jangan masukin manusia kedalamnya.

Sepertinya Tuhan senang sekali melihat orang menderita, melihat ibuku, melihat kakakku yang aku yakin hatinya tidak bahagia dipoligami begitu walaupun mukanya selalu berusaha tersenyum. Kalau aku tidak solat, ustad di masjidku mengatakan, aku bisa disiksa 500 tahun lamanya. Kembali kejam benar Tuhanku. Membuat kesalahan sekali saja, siksaannya harus lama begitu.

Aku bakal gosong digodok di neraka 500 tahun, kenapa tidak dibuat mati saja langsung? Manusia sepertinya lebih beradab dari Tuhan kalau begitu, mana ada penjara 500 tahun di dunia ini untuk satu kesalahan tidak membungkukan badan kepada sesuatu.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Titik Nadir Jurnalisme

Posted: 26 Dec 2013 11:30 AM PST

Jika anda memilih profesi sebagai wartawan berarti anda harus siap menghadapi segala macan resikoyang akan anda hadapi, memang setiap pekerjaan pasti memliki resiko nya masing-masing yang harus dihadapi. Namun profesi sebagai wartawan bisa dibilang merupakan sebuah anugerah, karena menurut saya wartawan adalah seorang yang paling berperan dalam negara dengan segala karyanya. Namun sifat netralitas seorang wartawan sering dipertanyakan, terlebih sekarang media tidak hanya dituntut untuk menjadi media kontrol tapi juga media bisnis yang berorientasi profit. Disinilah posisi dilematis yang harus dihadapi para wartawannya. Wartawan harus berorientasi profit untuk tetap, plus bersaing secara ketat dengan wartawan lain dan media-medianya untuk berebut pembaca dan iklan tentunya namun tetap mempertahamkan idealismenya.

Para wartawan juga kadang tidak terhindar dari godaan-godaan rupiah sehingga karya jurnalistiknya keluar dari fakta dan penuh dengan bumbu-bumbu pesanan sang nara sumber dan pemberi iklan. Akibatnya ada wartawan yang biasanya dijuluki sebagai "wartawan amplop" tujuannya bukan mengejar berita, tetapi uang. Adanya ulah oknum wartawan seperti ini sangatlah disayangkan dan jelas akan merusak citra dunia jurnalistik yang seharusnya menghasilkan karya yang benar, akurat, jujur, apa adanya dan dapat dipertanggung jawabkan. Oknum wartawan seperti ini tentunya sangat tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik yang disusun oleh Dewan Pers dan bisa menjatuhkan marwah dan harga diri wartawan yang profesional. Mereka justru membuat keprofesian wartwan menjadi buruk di mata masyarakat. Seperti yang terjadi di Banten baru-baru ini sekolompok wartawan melakukan pemerasan kepada seorang kepala sekolah MTs di daerah Bojonegara, Kabupaten Serang.

Oknum wartawan ini mengancam akan menyebarluaskan dugaan pungutan liar terhadap wali murid yang dilakukan oleh Kepala Sekolah tersebut ke seluruh media surat kabar. Hal tersebut sudah jelas melanggar Kode Etik Jurnalistik:

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Penafsiran

1. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.

2. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Kejadian tersebut bukanlah hal yang baru di duni watwan karena masih banyak lagi kisah seperti ini di daerah lainnya di Indonesia, hanya saja tidak terekspose oleh media. Bagimanapun tidak ada sebab tanpa akibat. Pastinya selalu ada alasan utama mengapa para wartawan melakukan praktek pemerasan tersebut. Wartawan memang selalu dituntut untuk selalu jujur dalam pekerjaannya, namun ketika hak-hak wartawan belum terpenuhi terutama dalam kesejahteraan ekonomi yang layak, tidak heran kita masih akan menemui banyak praktek pemerasan. Jadi pemenuhan hak-hak wartawan penting agar mereka jauh dari tindakan yang berujung kriminalistas sehingga mereka akan selalu mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik dan kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya.

Belum lagi tidak adanya Serikat Profesi yang bisa memperjuangkan nasib wartawan dalam menjalankan tugasnya. Sehingga tidak ada wadah untuk menyampaikan aspirasi, ditambah lagi banyak media besar yang tidak menyetujui pembentukan serikat profesi wartawan karena mereka menganggap hal tersebut nantinya dapat menjadi bumerang bagi media itu sendiri. Secara tidak langsung sistem kepegawaian wartawan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan buruh karena wartwan dicekoki perusahaan sebagai profesional untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya bagi media korporasi itu sendiri, para konglomerat media memberikan beban kerja wartawan yang berat namun semua itu tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan dan jaminan keselamatan dalam bertugas.

Fenomena ini pun disayangkan oleh semua pihak terutama AJI, yaitu sebuah asosiasi yang membawahi para jurnalis di Indonesia, AJI mengatakan hanya ada 40 persen perusahaan media yang memberi gaji layak untuk wartawan. Bisa dikatakan kesejahteraan jurnalis di Indonesia berada di titik nadir, di titik yang paling rendah. Apalagi saat ini jurusan jurnalisme di universitas-universitas yang ada di Indonesia semakin berkurang peminatnya karena profesi sebagi wartawan dianggap kurang menjajikan seperti yang telah diuraikan diatas. Hal tersebut sangat disayangkan karena Pers merupakan pilar keempat demokrasi yang telah dijamin kemerdekaannya dan diakui keberadaannya oleh UUD 1945, seperti halnya tiga pilar demokrasi lainnya, yakni kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bayangkan apa yang terjadi jika tidak ada lagi generasi muda yang ingin menjadi wartawan di negeri ini, jurnalisme tidak lagi dianggap sebagi profesi yang mulia. Bisa jadi korporasi media akan mempekerjakan para freelance dan stringer yang pada dasarnya bisa di bayar murah ditambah tidak adanya kontrak kerja yang memberikan tunjangan tranportasi, kesehatan dan sebagainya, para freelance dan stringer juga tidak memiliki kemampuan yang layak sebagai wartawan. Jika dilihat keadaan saat ini bisa jadi indonesia sedang menuju ke arah tersebut, oleh karena itu jangan heran melihat para wartawan di televisi yang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak cerdas ke narasumber.

Saya sangat berharap agar para wartawan di Indonesia memilki penghasilan yang layak yang sesuai dengan keahlian mereka jangan sampai profesi wartawan dipandang sebelah mata oleh genrasi masa kini, saya yang notabene merupakan salah satu mahasiswa ilmu jurnalistik justru menganggap profesi wartawan merupakan sebuah pekerjaan yang memilki integritas yang tinggi dan pengaruhnya bagi negara amat sanagt dirasakan.

Peran korporasi media dalam menaungi para wartawan harus lebih bisa memberikan kesejahteraan yang layak agar tidak ada lagi para wartawan yang bertindak diluar kode etik demi memenuhi kebutuhan ekonomi

Dhenim Prianka| Jurnalistik 5.E | 6662110619 | Penulisan Artikel

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar