Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 18 November 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Konvensi Partai Demokrat Adalah Tanggung Jawab Peserta??

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

Sebagai sebuah partai yang terpuruk karena mengalami badai politik yang besar, Partai Demokrat seharusnya serius membenahi diri dan mengerjakan setiap program unggulan mereka. Tetapi sayang, bukannya berbenah dan memperbaiki diri, Partai Demokrat terus menuai kritik karena kebodohan elit partai dalam menyampaikan pendapat. Parahnya, konvensi tidak ramai pun malah menyalahkan peserta.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang mengatakan, belum terdengarnya Konvensi Demokrat di tengah masyarakat luas karena peserta belum maksimal melakukan sosialisasi. Menurut dia, partai hanya memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.

"Ramai atau tidak ramai itu tergantung peserta, bukan Partai," kata Nurhayati ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 18 November 2013.

Sebelumnya, anggota Komite Konvensi Demokrat, Effendi Gazali, mengatakan Konvensi adalah sebuah keramaian yang tak menarik. Ia menilai penyebab Konvensi yang tak menarik adalah sinisme publik terhadap Demokrat tidak juga mereda. Ia menduga salah satu faktor penyebab masih kencangnya sinisme publik terhadap Demokrat karena elite Demokrat terus mengalirkan pernyataan kontroversial. Effendi meminta elite Demokrat tidak menyalahkan sepenuhnya kepada peserta Konvensi (tempo.co).

Pernyataan Effendi di atas lebih masuk akal dibandingkan pernyataan Nurhayati yang menyalahkan peserta konvensi. Tidak ramainya konvensi dikenal oleh masyarakat bukan karena pesertanya kurang gencar melakukan sosialisasi, tetapi karena pemberitaan dari pernyataan kontroversial dari elite politk Partai Demokrat lebih seksi untuk diberitakan. Salah satunya pernyataan kontroversial yang dibuat Nurhayati sendiri.

Jika memang konvensi menjadi program unggulan Partai Demokrat menaikkan elektabilitas partai, maka sudah sepantasnya partai menolong peserta untuk sosialisasi dan bahkan secara aktif terlibat dalam sosialisasinya. Bukan hanya memberi kesempatan jadi capres melalui konvensi setelah itu dibiarkan berjuang sendiri. Bukankah para peserta konvensi membawa nama partai??

Seharusnya Partai Demokrat serius mensosialisasi dan mempromosikan konvensi sebagai cara ampuh menaikkan elektabilitas partai. Apalagi dalam konvensi ada peserta sekaliber Dahlan Iskan sang taipan media dan Gita Wirjawan sang pengusaha kaya. Dahlan sendiri sudah gencar kampanye di beberapa kota dengan menggunakan media kepunyaannya. Di Pekanbaru tidak sedikit kita melihat mobil Riau TV dan Riau Pos dicat gambar Dahlan Iskan dengan slogan Demi Indonesianya.

Belum lagi Gita yang saat ini melakukan serangan gencar mempromosikan diri di media massa dengan iklan "berani lebih baik"nya dan bahkan terus "menghantui" para kompasianer setiap kali mengakses kompasiana.

Tetapi namanya media, istilah "bad news is a good news" tetaplah jadi acuan. Pernyataan kontroversial elite Partai Demokrat pasti menjadi topik pilihan dan headline dibandingkan kegiatan para peserta konvensi. Karena pernyataan-pernyataan kontroversial elite Partai Demokrat sering sekali membuat kegaduhan politik berkepanjangan.

Semoga Partai Demokrat sadar bahwa penyebab hancurnya partai ini bukan karena serangan dari eksternal partai, melainkan internal partai yang kurang mampu menerapkan etika politik dengan baik. Jika tidak juga sadar, maka lambat laun partai ini akan semakin terpuruk dan elite partai hanya menyalahkan orang lain bukan memperbaiki diri.

Salam.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Wah, Tempo Kebakaran Jenggot, Kompasiana Mati Ketakutan !

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

OPINI | 19 November 2013 | 02:37 Dibaca: 32   Komentar: 0   0

http://www.rimanews.com/read/20131114/126482/wah-tempo-kebakaran-jenggot-kompasiana-mati-ketakutan

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Bahan Kimia “Rumahan” Untuk Memperlambat Proses Penuaan Kulit

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

Baru-baru ini Thomas Leung, peneliti medis dari Stanford University School of Medicine, menemukan bahwa bahan kimia "rumahan" memiliki potensi yang dapat memperlambat proses penuaan atau kerusakan alami pada kulit manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, larutan pemutih pakaian (bleach) dengan bahan aktif sodium hypochlorite (NaClO), biasanya digunakan untuk mengatasi eksim (eczema), sejenis penyakit kulit. Namun selama ini belum diketahui persis bagaimana cara kerjanya.

Menurut Thomas Leung, sebelumnya larutan sodium hypochlorite diduga berfungsi sebagai zat antimikrobial. Namun secara mikrobiologis, konsentrasi yang umumnya digunakan kalangan medis, seharusnya tidak begitu efektif sebagai antimikrobial. Hal ini menimbulkan pemikiran bahwa ada suatu proses lain yang belum diketahui.

Pemikiran yang menginspirasinya untuk melakukan penelitian lanjutan dan mengarahkannya pada penemuan baru.

Dari hasil penelitian Thomas Leung yang dibantu oleh pembimbingnya, Seung Kim yang berasal dari Howard Hughes Medical Institute, diketahui bahwa larutan pemutih dengan konsentrasi 0,005% yang diekspos ke permukaan kulit mencit, memblok ekspresi gen yang dikendalikan oleh sel-sel NF-kB, gen yang memiliki peranan penting dalam mekanisme terjadinya inflamasi kulit.

Penemuan ini nantinya bisa digunakan untuk mengatasi kanker kulit yang disebabkan oleh radiation dermatitis dan efek samping dari terapi radiasi.

Selain itu, mereka juga menemukan bahwa kulit mencit tua yang diekspos dengan larutan pemutih menyebabkan kulitnya menjadi terlihat lebih muda dan terjadinya peningkatan aktivitas pembentukan sel-sel kulit baru (cell proliferation).

Thomas Leung mengatakan bahwa penemuan ini sangat menggembirakan karena mudah, aman dan murah.

Saat ini mereka sedang menelitinya lebih lanjut pada manusia dan mengeksplorasi aplikasi medis larutan pemutih lainnya, misalnya untuk penyembuhan luka pada penderita diabetes (diabetic ulcers).

Penelitian ini telah dipublikasikan 15 November 2013 yang lalu secara online di Journal of Clinical Investigation.

Sumber: Huffington Post, Stanford Medicine

[-Rahmad Agus Koto-]

Artikel Kesehatan Lainnya

Artikel Tips Kesehatan dan Aku

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Menilik Koleksi Keren Museum Bali

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

13848015232073448269

Deretan Rumah Adat Bali dengan arsitektur yang unik, koleksi lukisan klasik yang langka, tinggalan pra sejarah yang antik, lintasan peristiwa Puputan Badung yang heroik, serta ukiran cerita Ramayana di sebuah Gading Gajah adalah cuplikan sajian menarik yang hanya bisa ditemukan di Museum Bali, Denpasar.  Maka, jika ke Bali sebaiknya tidak  hanya menikmati keelokan panorama pantai, adat dan tradisi unik serta Sunset dan Sunrise. Tidak usah ragu, mampirlah ke Museum Bali!

Jujur saja, saya tidak hafal peta Bali. Begitu saya minta mas Edy (teman yang domisili di Bali) menunjukkan letak museum, ternyata saya dan Darmaji  diarahkan ke Museum Bali. Halaman depan, sekaligus areal parkir museum sangat asri. Banyak pohon rindang menaunginya. Tepat di depan museum ada lapangan terbuka hijau. Kompleks museum dibatasi tembok tinggi berukir khas Bali. Pintu utama berupa Gapura Bentar yang menjulang. Sedang pintu masuk museum, ada di sisi kiri pintu utama.

13848015881613713198

Begitu masuk  museum, dihalamannya ada  sebuah menara tinggi berukir yang bekas terbakar. Suasana museum tidak begitu ramai. Setelah membayar 5000 per orang, kami pun dipersilahkan memasuki gedung. Pertama yang kami kunjungi namanya Gedung Timur. Ada beberapa turis asing sedang menikmati koleksi museum saat kami tiba.

Eh iya, saat mau masuk gedung, ada seorang berkaos oblong yang tiba-tiba saja berjalan  menemani. Bukan petugas museum berseragam. Ooo.. seorang "guide" kayaknya. Kalau tak salah ingat namanya Mas Putu. Saya enjoy saja. Mas Putu sangat familier dengan koleksi museum. Tanpa diminta, berusaha menjelaskan koleksi yang terpajang. Lumayan, nambah wawasan.. he he he.

1384801708305588914

MUSEUM TERTUA

Museum Bali terletak di Jl. Mayor Wisnu, Denpasar Bali. Konon, lokasi Museum Bali merupakan "bekas"  puri (Istana)  Raja Badung. Di lapangan depan kompleks museum inilah, menurut Mas Putu, Raja Badung, I Gusti Ngurah Denpasar dan keluarga serta laskarnya mengadakan Puputan melawan penjajah di tahun 1906. Setelah Badung diduduki, maka sekitar tahun 1910, W.F.J Kroon, Asisten Residen Bali Selatan merintis dan memerintahkan Kurt Grundler (arsitek berkebangsaan Jerman) dan para Undagi (ahli bangunan trsdisional Bali) I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Gede Bandel untuk mendesain bangunan museum.

Bangunan Museum bali merupakan perpaduan antara Pura dan Puri, dengan tiga halaman. Jaba sisi (halaman luar), jaba tengah (tengah) dan jeroan (halaman dalam). Pada halaman dalam terdapat tiga buah bangunan khas Bali yang beratap ijuk. Gedung Tabanan, mewakili arsitektur Bali Selatan. Gedung Karangasem mewakili Bali Timur dan Gedung Buleleng mewakili arsitektur Bali Timur. Ada bagunan satu lagi, namanya Gedung Timur, merupakan bangunan baru yang diperuntukkan untuk ruang pameran. Di Selatan museum terdapat Pura Jagatnatha.

Gedung Timur

Gedung Timur berlantai dua. Di lantai I, saya menikmati sajian koleksi berupa peninggalan pra sejarah. Ada sarkofagus, nekara, prasasti, arca perunggu (patung-patung dewa) sampai keramik Cina dan mata uang Kepeng. Disambung dengan kisah heroiknya perjuangan rakyat Bali saat melawan penjajah, terutama yang terjadi di Sanur dan Badung. Semuanya koleksi tertata rapi, terlindungi kotak kaca yang kokoh.

13848016841421966141

13848017291754306844

13848017522013604102

13848017781991386511

1384801797252392515

Peralatan Perang Puputan Badung

Di lantai 2 dipamerkan beberapa koleksi seni lukis  klasik Bali. Paling banyak  bertema Ramayana. Uniknya,  lukisan-lukisan klasik ini dilukis di atas lembaran kulit yang cukup lebar. Cat lukisnya menggunakan bahan-bahan alami. Selain itu ada pula beberapa lembar lukisan abtrak yang terpajang di dinding museum. Mirip-mirip goresan maestro pelukis abstrak Indonesia: Affandi.

13848018171038017109

13848018521576061175

Setelah lukisan, pengunjung akan dimanjakan dengan karya seni patung yang menarik. Ada koleksi warisan abad ke-16 yang bergaya Klasik, Tradisional dan gaya modern. Wujudnya berupa patung-patung hewan mitologi, patung lakon Ramayana, sampai patung modern seperti sabung ayam dan pohon pisang. Paling menarik perhatian saya adalah sebuah Gading Gajah yang panjangnya lebih dari 2 meter. Tidak sembarang gading, karena disemua sisinya penuh ukiran. Menurut Mas Putu, ukiran itu adalah cerita Ramayana. Sungguh citarasa seninya sangat tinggi!

13848018801192300169

13848018981825539699

Gading berukir cerita Ramayana

Renovasi

Keluar dari gedung Timur, saya diajak Mas Putu berkeliling. Dua teman saya memilih istirahat di halaman parkir. Saya menyusuri lorong-lorong nan asri yang masuk kawasan Jeroan (dalam). Ada pohon kamboja yang sedang berbunga. Awalnya tiba di Gedung Buleleng. Ternyata masih direnovasi, termasuk dua gedung lainnya. Gedung Buleleng mencerminkan arsitektur Bali Utara dengan ciri khas sendi tugehnya Patung Singa Bersayap (Singa Ambararaja). Di teras gedung terdapat beberapa arca. Di dalam gedung dipamerkan perkembangan dan pembuatan kain tradisional Bali.  Dari yang simpel sampai yang rumit. Ada kain Polos, Poleng, Endek, Cepuk, Grinsing, Songket dan Prada. Di Gedung Buleleng bisa dijumpai juga alat tenun tardisional manual yang disebut "Cagcag".

13848019431419486897

138480196515968414

Gedung Buleleng

Di sebelah Gedung Buleleng ada Gedung Karangasem. Juga sedang direnovasi. Gedung ini dulu merupakan  bagian Puri Raja. Tempat raja menerima tamu-tamu penting. Disini disimpan koleksi berupa alat perlengkapan upacara Panca Yadnya. Ada pula Pratima (patung perwujudan dewa-dewi) serta Pralingga (binatang mitologi kendaraan dewa, Prerai (gambar wajah jenazah), maket upacara potong gigi dan Kisa (keranjang untuk membawa ayam aduan).

1384801987494430966

Gedung Tabanan

Di sebelah Gedung Karangasem ada Gedung Tabanan yang mewakili arsitektur Bali Selatan. Ketika dibangun dulu dibantu oleh Raja Tabanan. Saat masa kerajaan, tempat ini merupakan tempat bertuah, karena berfungsi sebagai tempat menyimpan pusaka. Sekarang digunakan untuk menyimpan peralatan seni tari seperti Tari Sanghyang, Barong, Rejang, serta alat-alat tabuh khas Bali semacam sulingan, rebab, kempli, ceng-ceng, rindik, gong dan gender.

13848020921447743076

Petilasan Taman Sari

Selepas mengitari kompleks Jeroan, saya diajak berkeliling oleh mas Putu untuk menapak tilas ke halaman tengah. Ada semacam Taman Sari kecil yang sudah tak berfungsi. Konon dulu tempat putri raja mandi. Saya pun diajak naik ke sebuah menara. Dari sini nampaklah pemandangan di seantero museum. Ada dua turis asing yang ikut naik bersama saya. Turun dari menara, sebelum berpisah  saya sempatkan mendokumentasikan Mas Putu yang setia menemani saya di siang yang terik kala itu.

138480202668313848

View dari menara

1384802046940103540

Guide "informal"

1384802069210989638

Puputan Square

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Serigala yang kembali Mengamuk !

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

Beauty of serie A .
ya .. banyak yang tidak menyangka As roma masih bertengger di puncak klasemen serie A , anak asuh Rudi garcia itu tampil begitu memukau, hingga tim yang di besutnya tak sekali pun mengalami kekalahan, bahkan di 10 laga dari 11
laga yang dijalani Totti cs, meraih kemenangan .

Yang menarik ialah sosok Rudi garcia, di rekrut pada bulan juni lalu dari OSC lille, pelatih berusia 49 tahun ini mampu meracik As roma menjadi tim yang menakutkan di pentas serie A . As roma pun begitu jeli untuk menghadapi musim ini , pemain seperti Morgan de'sanctis , Maicon , Mehdi benatia hingga Kevin strootman di datangkan ke olimpico .

Fillosofi menyerang ala Rudi garcia pun berbuah manis dimusim pertamanya menangani tim ibu kota ini , serta kekompakkan antar pemain yang begitu padu, membuat As roma menatap gelar scudettonya yang ke 4, setelah terakhir scudetto pada musim 2000/2001. Hal serupa dirasakan oleh para supporter As roma setelah 13 tahun yang lalu dan inilah waktunya untuk kembali berpesta .

Begitu juga dengan sang pangeran Roma yang juga menjabat sebagai Il capitano "Francesco Totti" yang menginginkan gelar scudetto . Bagaimana mungkin pemain sekaliber Francesco Totti hanya 1x mengangkat gelar scudetto , hal ini memacu Totti untuk merengkuh gelar ke 2nya sebelum ia pensiun sebagai pemain .

Hegemoni-Hegemoni itu memang sudah dirasakan , sehingga membuat serigala-serigala ibu kota ini terbangun dari tidur panjang dan kembali mengamuk .

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Der Klassiker lebih baik dari El classico

Posted: 18 Nov 2013 12:12 PM PST

El classico ya , mungkin sudah tak asing lg di telinga anda . Laga 2 tim raksasa antara Real madrid dan Barcelona ini memang paling ditunggu-tunggu, hingga laga dimulai semua mata dipenjuru dunia menyaksikan laga tersebut .

Pertandingan 2 tim tersohor itu pun memang di isi oleh pemain-pemain terbaik , bahkan termahal di dunia, pada abad ini Diantaranya Messi , Ronaldo , Neymar , hingga Bale . Bukan tidak mungkin laga ini memang yg ditunggu oleh jutaan pasang mata di dunia . Bukan soal rivalitas saja, namun gengsi membuat El clasicco menarik untuk disaksikan .

Tapi pernahkah anda bosan dengan laga tersebut ? Pasti anda berpikir " ah sudahlah pasti menang Barca , SECARA " memang permainan tiki-tika ala Barcelona sungguh luar biasa , sehingga segelincir orang menganggap Sudah pasti menang Barca , dan akhirnya El clasicco pun "BOSAN" untuk disaksikan .

Tapi jangan khawatir , karena sebagai gantinya anda bisa menyaksikan " Der Klassiker " laga 2 tim finalis champions league musim 2012/2013 ini sebagai obat bosan anda terhadap El classico . Rivalitas sengit Bayern Munich dan Dortmund ini memang menarik untuk kalian saksikan , mungkin ada yang tidak tau tentang Der klasikker ?
"Der Klassiker" itu lebih baik dari "El clasicco"

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar