Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 14 November 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Untuk Dinda Yang Mulai Terbaring di Peraduan

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

Klaim pengangguran AS turun, neraca perdaganga melebar

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

Klaim pengangguran AS turun, neraca perdaganga melebar

Jumlah masyarakat AS yang mengajukan klaim tunajangan pengangguran bar uterus mengalami penurunan untuk pekan kelima berturut-turut, ini menjadi bukti pasar tenaga kerja AS semakin membaik. Dalam laporan terpisah, neraca perdagangan AS melebar setelah ekspor negeri paman syam tersebut merosot karena lemahnya permintaan dunia.

Klaim tunjangan pengangguran AS berkurang sebanyak 2.000 dengan penyesuaian musiman menjadi 339.000 pengajuan hingga pekan 9 November, Departemen Tenaga Kerja AS Kamis melaporkan. Angka ini di atas ekspektasi para ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan 332.000 pengajuan baru. Sementara data di pekan sebelumnya mengalami revisi kenaikan menjadi 341.000.

Laporan di Jumat juga menunjukkan, klaim rata-rata dalam empat pekan turun menjadi 344.000, sementara jumlah klaim pengangguran lanjutan tidak mengalami perubahan 2,874 juta di pekan hingga 2 November. Klaim lanjutan turun 448.000 dalam basis tahunan.

Sementara itu, defisit perdagangan AS melebar sebesar 8% dari Agustus dengan penyesuaian musiman menjadi $41,8 miliar, Departemen perdagangan Kamis melaporkan. Ekspor AS mengalami penurunan 0,2% menjadi $188,9 miliar, sementara impor meningkat 1,2% menjadi $230,7 miliar, sehingga deficit perdagangan AS meningkat untuk bulan ketiga beruturut-turut. Analis dalam surevi Dow Jones memperkirakan deficit perdagangan di September sebesar $39,1 miliar.

Laporan tersebut menunjukkan, selama musim panas ekspor mengalami penurunan di tengah lemahnya permintaan dari Eropa dan negara berkembang lainnya. The rata-rata ekspor dalam tiga bulan juga tergelincir di September untuk pertama kalinya sejak Mei.

Dalam penyesuaian inflasi, defisit perdagangan meningkat menjadi $50,37 miliar di September dari bulan sebelumnya. Angka tersebut digunakan dalam perhituangan PDB.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Pendidikan dan Spritual - Realita Nilai Pendidikan yang Retak

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

Pendidikan adalah orientasi pengembangan peradaban bangsa sebagai investasi masa depan pembangunan generasi bangsa berjangka panjang. Meminjam ungkapan Haidar Bagir dalam majalah tempo 2012 memaparkan pendidikan merupakan suatu kegiatan mengaktualkan potensi sehingga benar-benar menjadi manusia sejati, yakni mengaktualkan berbagai potensinya untuk benar-benar menjadi manusia yang memiliki kehidupan makna bagi orang lain dan diri sendiri.Pendidikan harusnya ditempatkan sebagai sebuah proses bukan sebuah produk yang di ukur dengan nilai statistik ataupun akreditasi, bergesernya nilai esensi pendidikan tentu akan mempengaruhi resulting atau hasil tujuan mulia dari pendidikan itu sendiri.

Spiritual seseorang tidak bisa kita ukur dengan jenjang pendidikan, karena spritual itu adalah sebuah proses. Proses dimana seseorang menemukan kepuasaan hidup tidak melihat keyakinan itu adalah sebuah bentuk pendidikan melainkan kebutuhan. Spiritual Intelligence Danah Zohardan Ian Campbell menyimpulkan kecerdasan rohani memberikan kemampuan untuk dapat bekerja secara adaptif dan kompleks (berdasarkan prinsip chaos(kekacuan) yang tidak sekedar logis dan linear).

Pendidikan dan Spritual merupakan dua kata ideal untuk kita sandingkan jika kita ingin membangun suatu generasi mampu membenahi dan memberikan harapan untuk masa depan negeri ini untuk lebih baik. Dan ilmu adalah intisari yang dicipatkan dua element tersebut untuk mampu mengubah beradaban lebih beradab dan bertanggung jawab dengan ilmu yang dikembangkan. Menjadi titik balik dari pendidikan ialah sejarah membuktikan bahwa setelah 68 tahun kemerdekaan kualitas kinerja dan pencapaian dari pendidikan tanah air ini masih kita pertanyakan, dan spritual keagamaan negeri ini seperti sebuah simbol dan ayat-ayat yang diperjual belikan serta mengusung kepentingan-kepentingan tertentu hingga terkikisnya nilai spritual itu bergeser jauh dari nilai hakiki keimanan suatu keyakinan itu sendiri.

Realita yang terjadi…

Sangat berbanding jauh jika kita melihat negeri ini moderen ini penuh dengan tanda tanya bagaimana keagamaan(keyakinan BerTuhan), Pendidikan dan ke ilmuan yang dimiliki oleh para pejabat-pejabat negara yang tersangkut kasus-kasus KKN. Akhir-akhir ini rakyat seantero tanah air ini di buat merinding mendengar pimpinan lembaga keagamaan juga tersandung kasus korupsi pengadaan Al-Quran, dan di susul kasus suap mantan ketua MK( Mahkamah Institusi ) Akil muchtar, dinasti Ratu atut gubernur banten yang sangat kental dengan kecurangan dan mistis politik kekuasaannya. Dan banyak lagi kasus-kasus yang menjerat para pejabat yang ber pendidikan tinggi ini memiliki nilai moral sosial, agama dan kemanusiaan yang sangat jauh dari status gelar pendidikannya.

Dan apa iya kita harus mengatakan pendidikan di indonesia ini bisa di katakan tidak merata, hemat penulis ia, 60% mungkin pendidikan yang layak di nikmati hanya di berpihak pada kaum mampu dan perkotaan saja, dan sisanya menikmati dunia pendidikan ala kadarnya. Sehingga dominasi yang mendapatkan pendidikan yang layak tersebut kemungkinan besar mempunyai peluang memiliki kesempatan menduduki tempat-tempat yang strategis di kepemerintahan, kaitanya ialah kecendrungan generasi pemimpin yang kian hari seperti pro kontra kepada masyarakat kelas bawah. Kita bisa lihat saja president yang sudah tidak ada lagi waktu melihat langsung atau terjun langsung ke bawah, sibuk dengan kepentingan ke negaraan. Mungkin untuk melihat tetangga belakang rumahnya tidak ada waktu lagi.

Esensi Pendidikan menciptakan ke jujuran

Kembali ke nilai esensi pendidikan yang di pahami dan di terapkan di tanah air ini, Berdasarkan itu semua apapun bentuk kurikulum pendidikan, pengembangan dan peningkatan terhadapSpiritual Intelligence / kerohanian sangat perlu di sertakan kan dalam proses belajar dan mengajar guna memupuk sifat budi perkerti, akhal sosial, penuh cinta kasih, pemaaf, bertanggung jawab, disipline, tegas, tekun, ulet dan bersikap jujur tentunya. Dimana peran pendidikan untuk membagun suatu sikap dan sifat kejujuran sangat berpengaruh.

Kejujuran merupakan salah satu bentuk pencapaian kebahagiaan kehidupan, disinilah akar rumput prilaku kejujuran merupakan tolak ukur nilai kemampuan yang dimiliki oleh para pejabat bangsa ini. Masih hangat pemberitaan di media masa dan elektronik pejabat dan petinggi hukum negara ini tersangkut krisis kejujuran, yang berbuah kasus suap, korupsi, nepotisme dan kecurangan. Yang memiskin manusiawi rakyat kecil yang sangat jauh dari kesetaraan kemakmuran. Mengutip dari perkataan Ali bin abi thalib :

Ilmu lebih baik dari pada harta, karena harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu adalah yang kan menjagamu, harta akan lenyap jika di belanjakan, sementara ilmu akan berkembanga jika kamu infak kan(ajarkan) ilmu adalah penguasa, sedangakan harta adalah yang dikuasai. Telah mati pada penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasad-jasad mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap membekas dalam hati.(Ali bin Abi Thalib).

Kita dapat menguraikan perkataan diatas yakni ilmu dan harta bagian dari result sebuah proses pendidikan, dimana proses belajar dan mencari nya di jawab sebuah keberhasilan. Dan tentunya bentuk lain ujian proses belajar memiliki ilmu dan harta itu sendiri. Kembali esensi pendirikan yang menciptakan karakter manusia yang mampu memanusian manusia seperti berikap jujur sepertinya sebuah fosil langka kita temukan jika bercermin dari sikap para pejabat tanah air ini sangat jauh dari sikap jujur terhadap amanah yang di embannya.

Menspritualkan Pendidikan

Sedikit juga mengutip ucapan E.F Schumacher dalam buku klasisknya "Small is Beatiful" , Pendidikan hendaknya tidak hanya menekankan tentang bagaimana mengetahui (Know How)melainkan mengembangkan aspek "Know Why" mengapa tahu. Yakni, makna keterampilan yang dimilki mampu mencapai kebahagiaan hidup.

Kembali ke nilai tujuan akhir sebuah pendidikan yang diharapkan mampu menciptakan kemampuan potensi vokasional, keterampilan praktis dan kemampuan berfikir logis analis. Namun fundamental pendidikan yang menciptakan manusia-manusia yang berkualitas dan berbudi perkerti mulia, masih belum mampu kita terapkan dan optimal. Sehingga celah generasi yang memiliki sifat dan sikap Jujur mudah terkikis dengan iming-iming kesenangan dan kemewaan.

Pemerintah beberapa waktu lalu, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggodok dan meluncurkan konsep kurikulum baru mulai dari SD (Sekolah dasar) dan sekolah menengah ke atas (SMA) agar bisa dilakukan uji publikasinya. alasan Mentri M. Nuh kurikulum sekarang tidak lagi sesuai dengan zaman. Hal ini patut kita sambut baik, karena dengan merombak dan penyesuian kurikulum diharapkan pendidikan mampu mengarahkan anak didik generasi kedepan untuk benar-benar mampu memiliki spiritual intelligence.

Apa selanjutnya…

Harapannya ialah pemuda sebagai generasi penerus mampu bercermin dari kesalahan yang sudah ada, dimana bersikap jujur adalah harga mati yang tidak bisa ditawar dengan apapun, melalui pendidikan bangsa ini memiliki karakter, sifat dan sikap nasionalisme tinggi serta kualitas spiritual membentengi kepribadian untuk bener-benar menjadi manusia yang sejati. Dan pendidikan diharapakan mampu menjadi mesin pencetak generasi-generasi emas yang di tunggu-tunggu tanah air ini untuk melakukan perubahan baik itu dari krisis moral, sosial dan agama

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Catatan Seorang Wanita penghibur (#1)

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

DEBU NOKTAH

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

Bidadari Dalam Sangkar Pelacur

Posted: 14 Nov 2013 11:09 AM PST

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar