Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Selasa, 31 Desember 2013 0 komentar

Kompasiana


Teroris Dikepung Polisi di Tangerang Selatan Tepat Pada Pergantian Tahun

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

Ironis, Sebagian masyarakat bersuka ria merayakan pergantian tahun 2014, sementara aparat keamanan Polisi bertugas pertaruhkan nyawa mengamankan Negara ini dari gangguan teroris. Mereka ini adalah teroris yang sudah mempersiapkan rencana pengeboman  di Wihara, dan Perampokan sejumlah Bank. Pengepungan teroris oleh Polda Metro Jaya ini berkat pengakuan salah seorang teroris yang tertangkap bernama Anton dia lah yang melakukan peledakan Bom didaerah Beji.

Penggrebekan sudah disiapkan sejak sore sekitar pukul 6.OO. WIB, teroris bernama Dayat yang mengontrak di Kampung Sawah  Ciputat Tangerang Selatan, bersama Nurul haqu, Fauzi dan lainya berada di dalam kontrakan. Menurut Polisi yang sempat keluar dari pengepungan menyampaikan, ketika teroris diminta keluar malah menantang Polisi, akan menembak  jika Polosi berani  masuk.  Ternyata Dayat ini adalah merupakan teroris bagian Eksekutor. Dan Dayat  ini ternyata adalah pelaku penembakan Polisi di Pondok Aren dan beberapa kejadian lainnya.

Ketika berita ini dilaporkan oleh tvone, suara tembakan terdengar riuh yang diarahkan ke rumah kontrakan yang dihuni oleh pelaku teror, hampir tersaru dengan suara petasan dan kembang api yang hingar bingar.

Dilain tempat masyarakat meledakkan petasan dengan asyik, sementara Polisi melepaskan tembakan tidak kalah seru dengan suara petasan dan kembang api yang riuh, Benar-benar sangat mengharukan kejadian jelang  pergantian tahun. Namun demikian kami sangat bangga dengan prestasi Polisi dimalam tahun baru ini. Semoga di Tahun 2014 nanti Polisi semakin dapat dibanggakan dan diharapkan menjadi pengayom masyarakat.

Sumber dari tvone,

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Teroris Tindak Punya HAM?

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

OPINI | 01 January 2014 | 02:37 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

Benarkah teroris tidak mempunyai HAM? Apakah tidak ada upaya melumpuhkan teroris agar mereka tidak mati?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya dijawab oleh negara secara serius dalam upaya menangkap teroris. Karena bagaimanapun teroris tersebut adalah rakyat Indonesia yang mungkin saja kurang menikmati keadilan hidup dibumi pertiwi ini.
Tepatnya, malam tahun baru 2014, Dayat kacamata tewas tertembak dalam upaya penyergapan yang dilakukan tim gabungan Densus Mabes Polri dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Dari tersangka, polisi menemukan sebuah pen gun. Pen gun tersebut memiliki ukuran kaliber 38 milimeter (detiknews). Dayat terpaksa dilumpuhkan oleh kepolisian karena melakukan perlawanan saat dilakukan penyergapan.
Serangkaian aksi kepolisian dalam mengungkap teroris harus di apresiasi, mengingat teroris bisa merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu kerja dari pihak kepolisian patut kita hargai dan apresiasi.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan rakyat ialah, mengapa serangkaian penangkapan terhadap terduga teroris selalu dekat dengan hari-hari besar atau dengan adanya tamu negara asing yang datang ke Indonesia. Bagaimanapun ini harus dijawab oleh kepolisian agar rakyat tidak curiga terhadap segala upaya yang dilakukan oleh kepolisian.
Dilain pihak, kepolisian juga harus memperhatikan HAM dari terduga teroris, mengingat terduga teroris adalah orang yang merdeka dan harus diproses melalui hukum yang adil. Akan tetapi, mengingat beberapa kejadian, ternyata teroris tidak mempunyai HAM lagi. Hal ini terlihat, terduga teroris seringkali ditembak mati ditempat. Penembakan mati terhadap pelaku kejahatan merupakan suatu bentuk ketidakbijakan pihak kepolisian dalam mengambil langkah-langkah penyergapan yang efektif. Jika demikian tindakan yang sering diambil kepolisian, lantas apa bedanya satuan khusus antiteror dengan polisi pada umumnya?
Oleh karena itu mengingat banyaknya teroris yang mati ditembak, bolehkah rakyat mengatakan teroris tidak mempunyai HAM?..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

HIV-AIDS Melesat di Papua dan Bali, Apa Tanggapan Kita?

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

Miris membaca Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia yang dipaparkan oleh Ditjen PP & PL Kemenkes RI yang diperbaharui tanggal 26 Desember 2013 lalu. Dalam laporan rinci dan kemudian diringkas sebanyak 3 (tiga) halaman tersebut diuraikan secara gamblang permasalahan HIV-AIDS di Indonesia sejak terpantau pertama kali di Propinsi Bali pada tahun 1987 .

Berdasarkan laporang tersebut diketahui jumlah mereka yang terinfeksi virus HIV dan kemudian mengidap AIDS di Indonesia semakin meningkat tiap tahun. Propinsi DKI Jakarta berada dalam daftar puncak mereka yang terinfeksi HIV dengan jumlah 27.207 kasus. Selanjutnya diikuti oleh propinsi Jawa Timur (15.233), Papua (12.687), Jawa Barat (9.267) dan Bali (7.922). Namun secara kumulatif, propinsi Papua tetap berada diperingkat pertama kasus HIV/AIDS secara nasional.

13885168441601887410

Sumber: Ditjen PP & PL Kemenkes RI 31 Oktober 2013 Edit terakhir: 26 Desember 2013

Dari data di atas, mereka yang mengidap AIDS secara kumulatif sejak tahun 1987 sampai September 2013 terdata sebanyak 45.650 orang. Dalam daftar yang dikeluarkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI tersebut, ternyata pengidap AIDS tertinggi terdapat di Propinsi Papua sebanyak 7.795 kasus. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat prosentase penduduk Papua sangat jauh dibandingkan dengan propinsi lainnya yang masuk dalam daftar.

Sementara propinsi Bali sebagai daerah yang pertama kali ditemukan kasus HIV-AIDS ini menurut laporan tadi berada diurutan kelima dengan 3.798 kasus.

Laporan Kemenkes yang dapat dianggap semacam laporan tahunan ini memang menarik. Sebab, dua propinsi yang prosentase penduduknya relatif sedikit ternyata mampu menyelip diantara propinsi lain yang berpenduduk diatas sepuluh juta. Padahal sangat jauh perbandingan penduduknya.

13885170331834651832

Sumber: Ditjen PP & PL Kemenkes RI 31 Oktober 2013 Edit terakhir: 26 Desember 2013

Adakah kaitannya penyebaran virus mematikan ini karena membanjirnya wisatawan dan pekerja asing di pulau dewata atau Papua yang mengusung sex bebas?

Tanyakan pada mereka yang suka 'goyang' sembarangan! Semua umat beragama jelas menyayangkan merebaknya virus ini yang diawali oleh sikap memuja kenikmatan dan juga suka gonta-ganti pasangan. Jangan salahkan kondom, sebab kondom tak ada gunanya bagi mereka yang memiliki izin resmi dari penghulu alias sudah menikah. Kondom hanya cocok bagi mereka yang menganggap sex adalah hal utama dan ketaatan pada Tuhan serta kesetiaan pada pasangan adalah nomor sebelas dua belas.

Sumber:

Statistika Kasus HIV/AIDS di Indonesia

Ditjen PP & PL Kemenkes RI 31 Oktober 2013
Edit terakhir: 26 Desember 2013

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Duka Cita Di Awal Tahun

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

Memang sangat ironi menyaksikan kehidupan manusia hari ini. Selalu ingin larut dalam riuh pesta tak peduli berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan suatu kesenangan yang disebutnya kebahagiaan. Sementara di sisi lain mereka mengaku sebagai manusia yang beragama. Dan yang lebih ironis lagi bahwa sebagian besar yang mengaku sebagai umat islam pun turut larut dalam perayaan ini. Bahkan tidak jarang yang memfasilitasi dan sukarela mengeluarkan dana untuk menyukseskan acara perayaan tahun baru yang menurut mereka sangat layak disemarakkan sebagai manusia yang beradab.

Lalu apa yang terjadi dengan perayaan menyambut tahun baru itu? Tentu kita semua sudah tahu bahwa budaya menyambut tahun baru di negeri ini adalah dengan mengadakan acara musik, kumpul-kumpul dan sepertinya perayaan itu sangat identik dengan peniupan terompet, ledakan petasan dan pesta kembang api. Bayangkan saja tentang berapa banyak dana yang dihabiskan selama semalam ini (malam tahun baru) hanya untuk kesenagna sesaat. Sementara, negeri kita punya utang yang belum terbayarkan, negeri kita punya begitu banyak rakyat miskin, anak yatim yang tak memiliki tampat tinggal jelas dan hidup dalam kondisi kelaparan hampir setiap harinya.

Namun, sepertinya apa yang akan dibicarakan orang seperti saya dan beberapa orang lain yang juga mencoba membincangkan hal serupa dengan saya hanya akan mendapat cibiran dari kebanyakan orang yang menganggap diri mereka mengerti akan peradaban dan menjadi manusia yang modern. Bagi mereka orang seperti saya adalah orang yang tak memahami peradaban dan tak mengerti akan modernisasi. Yah orang seperti saya menjadi aneh dalam kehidupan ini menurut pandangan mereka.Karena saya adalah orang yang menyebalkan yang lebih memilih menlewati pergantian tahun dengan banyak menyesal dan menangis. Melewati dnengan penuh kesedihan dan duka cita lantaran di banyak tempat, banyak manusia di waktu yang sama menghabiskan banyak uang untuk merayakan tahun baru mreka untuk menyampaikan harapan dan do'a pada tahun yang akan datang. Harapan akan kehidupan mereka lebih baik. Tapi mungkin bagi mereka tak pernah benar-benar sadar untuk berharap kehidupan manusia di sekelilingnya juga ikut baik dan lebih baik. Hanya saja, di waktu yag lama sepanjang tahun terdapat banyak manusia yang beada dalam kemiskinan dan banyak anak-anak yang harus menjadi yatim dan piatu.

Pesta perayaan tahun baru dengan segala kebiasaannya yang menghabiskan banyak uang selalu saja akan menjadi awal tahun yang duka cita bagi saya. Duka cita dikarenakn betapa banyak manusia yang mengaku beragama telah mati kesadarannya untuk peduli akan betapa baiknnya jika dana yang dihabiskan untuk perayaan tahun baru itu dipergunakan untuk membantu masyarakat miskin dan menyantuni anak yatim. Betapa akan jadi mulianya kita sebagai manusia jika mampu kembali menyadari ii dan menolaklarut dalam nuansa riuh penuh gembira para penikmat kembang api dan tiupan terompet. Awal tahun yang akan selalu menyedihkan. Barangkali sebagian umat islam itu lupa dengan penggalan surat dalam kitab sucinya. Al Qur'an Surat Al Ma'un menurut saya menjadi sat dalil akan buruknya perayaan tahun baru itu. Dimana menghabiskan banyak uang untuk sesaat sementara fakir miskin dan anak yatim tak diurus. Jelas disana dikatakan bahwa "Segenap yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin". Yah, bagi saya orang yang ikut dalam riuh perayaan pesta tahun baru telah menjadi manusia yang mendustakan agama sesuai dalil ini. Saya yakin bahwa mereka yitu telah dengan sadar atau tanpa sadar menghaburkan uang hanya untuk sesutu yang kesenangannya sesaat. Betapa mulianya menurut saya jikalau dana yang digunakan itu dikumpul dan dipergunakan untuk menyantuni yatim piatu dan memberi makan fakir miskin. Bagi saya itu lebih bermakna dan kita takkan dituduh lagi oleh Tuhan sebagai pedusta agama.

Sekarang, kemana kita hendak teriak riuh penuh gembira? sementara awal tahun ini adalah dukacita. Penh kesedihan yang telah menyayat dan melukai hati setiap manusia yang teringat akan makna penciptaannya. Karena bagi mereka yang peduli dengan hal ini, maka setiap awal tahun yang masih diwarnai dengan tiupan terompet, ledakan petasan dan pesta kembang api akan selalu menjadi duka cita di awal tahun. sehingga, bagi saya dan mungkin beberapa orang lain akan lebih memilih berada di rumah sambil merenungi setiap tragedi yang terjadi sepanjang tahun sebelumnya. Karena bagi saya, awal tahun kali ini mnjadi awal penuh duka cita. Duka cita atas peringatan wafatnya Sang Rasul suci. Kesedihan menyadari betapa banyak manusia yang telah meratapi nasibnya di tahun sebelum dan akan datang yang sepertinya memang tak pernah terang. Seperti itulah kita menyambut awal tahun ini, simbol duka cita di awal tahun.

—Bagi kita yang sadar takkan ikut merayakan pesta penyambuaan tahun baru, atau kita benar-benar memilih untuk tidak sadar—

Penipu [PHP - 2]

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

Karena “Gengsi”kah??

Posted: 31 Dec 2013 12:10 PM PST

Berjalan disore hari yang cerah memang menjadi salah satu alternative mengurangi rasa penat setelah seharian tubuh kita beraktifitas. Namun, (mungkin) hal itu tidak akan terasa ketika kita berjalan dikawasan SD Muhammadiyah Sapen, Kota Yogyakarta. Bagaimana tidak, setiap pagi dan sore wilayah disekitar SD tersebut pasti akan dipenuhi dengan mobil-mobil mewah milik para "kaum beruang" yang berjejer untuk menjemput anak-anak mereka. Sebagai pejalan kaki, jelas saya terganggu dengan kondisi tersebut, karena suara bising kendaraan yang mobil mereka keluarkan benar-benar mengganggu, belum lagi klakson yang selalu mereka bunyikan kepada kami yang sedang berjalan, hal-hal tersebut benar-benar membuat saya geram.

Memang SD ini terkenal dengan sekolah elite, uang SPP per bulannya saja lebih mahal dari uang semesteran saya, terang saja yang sekolah disini pasti yang orang tuanya berduit alias orang kaya. Hehe

Namun, bukannya kagum dengan apa yang dilakukan orang tua mereka, justru saya terkadang berpikir alasan mereka memasukkan anak mereka ke SD tersebut karena demi kebaikan anak atau hanya karana gengsi semata. Pertama, jelas dilihat dari kendaraan yang mereka pakai untuk mengantar jemput anaknya, orang tua mereka berbondong-bondong mengendarai mobil mewah mereka untuk menjemput anaknya. Namun, apakah efektif ketika yang menjemput hanya satu orang dan yang dijemput juga satu orang sementara mereka mengendarai mobil ? padahal selain tidak efektif, hal tersebut juga benar-benar membuat kawasan sapen menjadi macet dan juga mengganggu pejalan kaki yang melintas. Kedua, setiap hari saya menyaksikan anak-anak tersebut pulang sampai pukul 4 sore. Saya sering bertanya dalam hati, apa memang jam pelajaran di tingkat Sekolah Dasar sekarang memang sampai sesore ini, padahal saya masih ingat dulu dizaman saya masih duduk dibangku Sekolah Dasar, jam pelajaran paling siang saja pukul 12.00 WIB. Memang bagus sih, ketika anak memiliki banyak kegiatan di sekolah kemungkinan anak melakukan hal yang kurang baik menjadi lebih sedikit, namun saya juga merasa kasihan kepada mereka. Saya kasihan melihat mereka yang (mungkin) kehilangan banyak waktu bermainnya karena terlalu sibuk dengan kegiatan di sekolah. Ya walaupun mereka dapat memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk bermain, tetap saja bermain disekolah itu tidak membuat fikiran kita fresh sedikitpun. Lalu pemandangan yang paling akrab saya lihat ketika melihat orang tua mereka menjemput anaknya adalah kesan pamer yang melekat pada mereka (bukan pada anaknya namun orang tua). Karena, hanya untuk menjemput anaknya disekolah, orang tua berlomba dalam berpenampilan sebagus mungkin. Dan juga kesenjangan social juga akan terlihat disekitar SD tersebut, bisa dilihat bahwa lingkungan SD tersebut bukanlah lingkungan perumahan dengan masyarakat kalangan atas semua. Sebagian besar penduduk desa tersebut adalah kalangan menengah, dan bahkan jarang dari masyarakat sekitar menyekolahkan anak mereka di SD tersebut. sehinnga, dengan hal tersebut, kesenjangan social Antara mereka semakin terlihat.

Harusnya orang tua lebih memperhatikan perhatian kepada anaknya, bukan hanya perhatian mengenai ilmu formal apa yang mereka harus dapat. Namun, lebih dari itu orang tua harus memberikan pembelajaran tentang bagaimana hidup bermasyarakat, pembelajaran tentang sebuah kesederhanaan, dan yang paling jelas pembelajaran tentang nilai dari sebuah kekayaan itu sendiri.

Quote for today "Do not educate your children to be rich. Educate them to be happy. So, when they grown up, they'll know value of things, not the price"

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 30 Desember 2013 0 komentar

Kompasiana


Cara alami cegah sakit jantung dan stroke

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Bagaimanakah ekspresi kita jika bertemu dengan orang yg tidak kita sukai atau mendapat masalah dalam hidup kita? Tentu saja ekspresi kita adalah cemberut, bahkan membuang muka kita karena tidak ingin melihatnya. Sebaliknya bagaimana jika kita bertemu dengan seseorang yang kita sukai atau hati kita sedang bahagia? Tentu saja kita akan tersenyum. Tapi tahukah anda bahwa cemberut tidak bisa mengurangi masalah bahkan menjadikan kita semakin tidak bahagia. Sebaliknya senyum akan merubah suasana hati kita yang galau menjadi lebih baik. Seorang ulama Athif Abul Id mengatakan,"Tersenyumlah, karena senyuman anda akan menutupi pintu kesedihan dan keputus-asaan, sekaligus menerangi lampu-lampu kelonggaran dalam hidup."

Senyum itu sedekah. Senyum yang anda tunjukkan pada orang lain terutama yang kita kenal, membuat orang lain tersenyum dan merasakan aura kebahagiaan serta menjadikan suasana menjadi lebih riang.

Senyum itu indah. Tahukah anda? Ketika anda tersenyum maka otot wajah terlatih sehingga anda tidak perlu melakukan face lift, kira-kira ada 12 otot wajah yang bergerak diantaranya ; otot mata mengerut, dua otot sudut bibir tertarik otot di sekitar hidung, dua otot di sudut mulut naik, dan dua otot lagi membuat bibir melebar. Wajah andapun menjadi awet muda dan semakin menarik.

Senyum adalah obat stress. Jangan ragu untuk tersenyum walau apapun keadaanya. Karena senyuman akan membangkitkan alam bawah sadar anda menerima semuanya dengan terang dan utuh. Artinya senyuman anda membuat perasaan anda menjadi rilek, dengan menjadi rilek, fungsi imun tubuh bekerja secara maksimal. Menurut penelitian dengan tersenyum, flu dan batuk bisa sembuh. Ketika anda lelah, bosan, dan sedih ataupun stress, ambil waktu untuk tersenyum. Senyuman akan mengurangi stress dan pikiran menjadi jernih.

Senyum juga bisa menjadi obat pengendali rasa sakit karena senyuman menghasilkan hormon endorphin, pematik rasa alamiah dan serotonin, ketiga hormon itu bisa mengendalikan rasa sakit.

Senyum bisa mencegah penyakit darah tinggi, jantung dan stroke.

Menurut beberapa penelitian, senyum yang tulus yang kita tunjukkan pada orang lain, sebanyak 20 kali dan setiap senyumnya berdurasi 20 detik dapat menghasilkan hormon endorphin yang fungsinya melebarkan pembuluh darah dan menghambat epinefrin, dengan terhambatnya epiferin maka jantung tidak terangsang untuk bergerak cepat sehingga kita akan terhindar dari penyakit darah tinggi, stroke dan jantung.

Tersenyumlah betapapun sedang tidak bahagianya anda, karena dengan tersenyum otak kanan kita mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak hanya meningkan sistem imun tubuh kita tapi sekaligus membuat perasaan anda menjadi tenang, tentram, nyaman,bahagia dan menguatkan kondisi psikologis anda. Tersenyum bisa membuat jiwa kuat dan sehat dalam menghadapi persoalan hidup yang pelik sekalipun. Semua masalah yang terjadi hadapilah dengan senyuman dan dengan jiwa yang tenang, semua akan baik-baik saja.

Sudahkah anda membiasakan tersenyum setiap hari ? Jika belum cobalah berlatih tersenyum seusai membaca artikel ini.

Semoga artikel ini bermanfaat!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

KELUARKAN DUIT SAAT TAHUN BARU? UDAH GA ZAMAN BRO…!

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Eksistensi dan Rutinitas Tahun Baru

Momentum pergantian tahun tinggal menghitung jam. Tahun masehi 2013 akan segera berlalu dan digantikan oleh angka 2014. Dan otomatis, kalender-kalender kegiatan telah berubah, meski rutinitas hampir saja sama, monoton.

Perhelatan dan pesta perayaan tahun baru (yang dianggap sakral dan besar) bagi sebagian orang hanyalah satu dari sekian rutinitas kita dalam satu tahun berjalan. Coba kita tengok sedikit ke belakang. Apa yang kita lakukan setiap tahun baru? Apakah kita juga termasuk orang yang merayakan tahun baru atau tidak?

Di zaman yang serba canggih sekarang ini, media sosial sangatlah ampuh untuk memberikan "virus" kepada khalayak ramai tentang kejadian yang sedang terjadi. Tanpa menunggu waktu lama, kita sudah bisa tahu apa yang terjadi di daerah X maupun Z dalam waktu yang bersamaan. Nah, apakah kita termasuk orang yang gemar mengumbar gambar untuk menunjukkan eksistensi ke"tahun-baru"an via Facebook, Twitter, Instagram, Path, atau media sosial lainnya?

Tahun Baru dan Budaya Boros

Menurut penulis, merayakan suatu momen tak ada salahnya. Siapapun berhak atas itu. Tak ada aturan tertulis yang melarang. Namun, kadang kita lupa satu hal. Bahwa masih banyak saudara kita di luar "lingkaran" kita yang terbelit dengan kesusahan untuk bertahan hidup, meski hanya untuk mencari sesuap nasi dan segelas air. Yang jadi permasalahan ialah, patutkah kita bergembira dengan menghamburkan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah (bahkan ada yang sampai milyaran) untuk menghelat pesta pergantian tahun yang nilai dan substansinya sangat rendah?

Mari kita bersasumsi bersama. Setiap orang mengeluarkan uangnya sebesar Rp 10.000 dikalikan 500.000 warga Makassar saja, bisa menghasilkan setidaknya 5 Milyar rupiah. Nilai yang sangat fantastis toh? (Rp 10.000 X 500.000 = Rp 5.000.000.000)

Terkadang, penulis berandai-andai jika saja dana yang dibelikan petasan, terompet, kembang api, dan segala pernak-pernik tahun baru itu dikumpulkan lalu disumbangkan untuk keperluan sosial yang lebih nyata. Misalnya, membeli buku untuk anak-anak sekolah. Atau, membangun perpustakaan/ taman baca di setiap kampung guna menambah wawasan dan budaya literasi pelajar yang mulai luntur oleh kecanggihan teknologi. Atau bisa juga disalurkan dalam bentuk beasiswa bagi pelajar yang kurang mampu secara ekonomi untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Bukan tidak mungkin, jika kegiatan sosial ini berlanjut dan terus dijaga, tanpa "suntikan" dana pemerintah pun kita mampu untuk mencerdaskan dan memajukan generasi penerus bangsa.

Bisa jadi, dana yang kita asumsikan diatas lebih ataupun kurang. Dan akan sangat sangat rugi dan boros bila uang milyaran itu dihamburkan dalam hitungan menit saja. Dan ketika terompet berbunyi, kembang api telah terlontar ke udara, dan ucapan "Selamat Tahun Baru/ Happy New Year" telah diucapkan, pertanyaan selanjutnya ialah setelah itu apa?

Penulis membayangkan lautan sampah di tempat-tempat publik yang entah siapa tuannya. Sisa-sisa makanan, plastik-plastik pembungkus terompet atau topi tahun baru, kertas-kertas bekas pembakaran kembang api berserakan tak karuan. Membayangkannya saja ngeri, apalagi jika benar-benar terjadi. Dan kita hanya senang menghamburkan (milyaran rupiah itu) untuk kesenangan sesaat.

Harapan Tahun Baru dan Refleksi Tahunan

Ada baiknya, di momen pergantian tahun kali ini kita mulai berfikir tentang ide-ide brilian yang akan kita "eksekusi" ke depannya. Setahun telah berlalu dan banyak hal telah terjadi. Begitu banyak "tugas rumah" yang harus kita selesaikan. Bukan tidak mungkin, perubahan yang signifakan muncul untuk Indonesia berawal dari tahun baru kali ini. Dan itu bermula dari pemuda seperti anda yang jiwanya masih membara untuk terus maju dan bergerak.

Selamat Tahun Baru dan semoga tak ada satu rupiah pun keluar dari kantong kita untuk pemborosan atas nama Tahun Baru.

*Abdurrakhman Aslam

Bergentayangan di twitter dengan akun @dadang_fresh

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

edisi mesum

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Beda

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Tanaman obat kutil

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Kutil dalam istilah medis disebut papiloma. Walau tidak sakit, kehadirannya sangat menggangu khususnya mengganggu pemandangan mata, jadinya penderita kutil ini sering tidak percaya diri.

Kutil ini bisa hadir dimana saja, termasuk di kelamin sehingga disebut kutil kelamin. Serem ya? dimana pun kutil berada itu serem, apalagi kalau banyak.

Untuk solusinya, tanaman - tanaman berikut bisa dijadikan obat:

1. Kapur sirih dan lengkuas. Caranya, lengkuas ditumbuk, campur kapur sirih secukupnya, dan dioleskan di kutilnya. lakukan 3x sehari yang rutin

2. Getah pepaya . teteskan ke kutil, diamkan beberapa menit barulah dicuci dengan sabun. 3xsehari rutinkan!

3. Daun dewa, tumbuk dan tempelkan sampe meresap

4. daun cemara kipas atau nama lainnya dalam pengobatan homeopati adalah Thuja Occidentalis. Kalau dalam homeopati ini sudah tinggal diteteskan, alias terima pakai aja lagi, jadi ndak usah repot nyari tanamannya dan tidak capek mengolahnya.

Semoga bermanfaat ya!

Jangan lupa berdoa karena sesunggunya jika Anda berhasil sembuh adalah atas izin Allah. Kita hanya berusaha, karena setiap penyakit sudah ada obatnya. Tinggal tugas Anda menemukannya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Dahlan Iskan Korupsi atau Hanya Isu?

Posted: 30 Dec 2013 11:42 AM PST

Barangkali publik banyak mengetahui soal pemberitaan yang menyudutkan Menteri BUMN, Dahlan Iskan sebagai tersangka kasus korupsi. Melalui akun twitter Triomacan2000, diberitakan bahwa kuasa hukum pengguna akun twitter itu telah bertemu Sekretaris Kabinet, Dipo Alam guna melaporkan berbagai kasus tindak korupsi yang dilakukan oleh Dahlan Iskan.  Namun begitu, bukti-bukti yang ada belum cukup untuk membeberkan kebenaran kasus korupsi yang dilakukan Dahlan Iskan.

Diberitakan melalui kicauan akun twitter triomacan, Dahlan Iskan dituduh 7 kasus korupsi dan tindak pidana umum. Dari ketujuh bukti itu baru tiga yang dilaporkan yaitu, kasus korupsi di PLTU Emabalut, kasus korupsi di PLN, serta penggelapan dana bencana. Untuk kasus korupsi Dahlan Iskan di 4 proyek PLTU PLN (Waii – Ambon, Ende/ Kupang, NTT, Mataram – NTB dan Tarahan Lampung) menyusul. Demikian juga kasus korupsi Dahlan Iskan soal penyewaan Ganset/ PLTD, serta pengadaan trafo dan batubara. Diduga ketiga kasus Dahlan Iskan yang pertama macet di Kejati  serta KPK. Sekretaris Kabinet, Dipo Alam berjanji akan selesaikan semuanya dalam waktu 7 hari.

Namun pengelola akun twitter triomacan2000 enggan datang memenuhi panggilan Dipo Alam. Hanya kuasa hukumnya saja yang datang. Hal ini menjadi berita hot mengisi headline media-media online.

Siapa sebenarnya pengelola akun triomacan2000?  Pernah diberitakan bahwa akun twitter triomacan2000 merupakan akun pesanan pihak yang berkepentingan. Akun ini mengincar banyak orang dengan motif mencari keuntungan bahkan tak segan-segan melakukan pemerasan.  (sumber : http://sorot.news.viva.co.id/news/read/415649–saya-tahu-persis-siapa-admin–triomacan2000-http://sorot.news.viva.co.id/news/read/415644-memburu–triomacan2000). Haruskah Dipo Alam mempercayai semua laporan pengelola akun triomacan2000?

Setahun yang lalu masih ingat Dahlan Iskan pernah melakukan gebrakan dengan menggulirkan pernyataan bahwa BUMN bukan sapi perahan. Bahkan Dahlan sempat menuding dua nama anggota DPR yang terindikasi melakukan pemerasan ke BUMN. Ini justru nyaris luput dari pemberitaan publik. Tak hanya itu, Dahlan Iskan juga gigih mendorong upaya reformasi birokrasi yang menjadi hambatan proyek-proyek Industri Nasional agar berjalan sebagaimana mestinya.  Untuk itulah kenapa Dahlan Iskan banyak diserang secara politik. Dahlan Iskan memang bukan politisi, namun ia adalah sosok profesional yang benar-benar bekerja keras untuk membangun bangsa ini, meletakkan pondasi Indonesia menjadi negara maju ke depan.

Mafhum diketahui publik, bahwa jabatan sekelas Menteri BUMN seperti diatas angin. Angin yang menerpa semakin kencang. Karenanya Dahlan Iskan tak luput dari angin itu. Upaya-upaya black campaign memang sengaja terus bergulir. Maklum, Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN sedang dijagokan nyapres lewat konvensi Partai Demokrat yang memiliki elektabilitas tertinggi di konvensi Partai Demokrat. Tentu banyak pihak merasa Dahlan Iskan sebagai ancaman politik serius bagi kubu lawan. Entah datang dari luaran atau dari dalam.

Wacana kasus korupsi Dahlan yang belum terbukti benar ternyata telah menggiring publik untuk mempercayainya. Hanya lewat akun twitter, semua opini dibentuk untuk tujuan-tujuan negatif, sebagai sarana black campaign ditengah eforia politik 2014. Semoga kedepan bangsa ini tidak hancur oleh opini-opini sesat yang mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan segelintir kelompok. Ibarat pohon, semakin tinggi, semakin kencang pula angin yang menerjang. Maju terus Dahlan Iskan! []

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 29 Desember 2013 0 komentar

Kompasiana


Selembar Surat Pengharapan di Akhir Tahun Untuk TUHANku

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

sekelumit Doa Akhir Tahun Untuk Tuhanku

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

Atasi kemacetan mal - Utk Jokowi/Ahok

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

OPINI | 30 December 2013 | 01:25 Dibaca: 8   0

Besok jalan layang  Kampung Melayu - Tanah Abang akan diresmikan Jokowi. Jauh2 hari sudah diketahui orang banyak: utk ke Kampung Melayu, jalan layang ini hampir tidak berguna, justru menambah kemacetan di depan mal Kota Kasablanka, yg tiap hari sudah macet.  Kebetulan, kemarin Ahok juga teriak soal kemacetan di mal TA dan sekitarnya.

Saran saya, BEBANKAN tanggung jawab macet ke pemilik mal. Kasih garis kotak kuning (yellow box) di depan mal. Larang semua kendaraan antri ataupun stop di depan mal. Kalau tenaga polisi lalulintas kurang (atau tidak dapat diharapkan), taruh 20 satpol PP utk menangkap mereka yg stop (atau cari akal/peraturan lain deh)… Pengelola mal akan memikirkan cara menangani menurunnya jumlah pengunjung. Mungkin mal dapat mengurangi lahan parkirnya utk pelebaran jalan, dst. Mereka akan dapat bertahan hidup dgn caranya sendiri.

Kemacetan terjadi karena para pejabat yg memberi izin (yg mungkin sekali kongkalikong dengan pengelola mal). Bila pejabat itu benar2 melakukan analisis soal lalulintas (bukan hanya AMDAL), pasti diketahui hal2 yg akan menjadi menyebab kemacetan lalulintas. Tapi di masa lalu semua dibiarkan saja (kita ketahui bersama mengapa dibiarkan).

Pemprov DKI berani melarang mobil berhenti di sepanjang jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk; putusan yg berhasil mengurangi kemacetan di situ, tapi mematikan ratusan bisnis kecil di sepanjang jalan itu. Mengapa tidak berani melakukan hal yg sama pada mal ???

Satu hal lagi: kasih waktu yg cukup lama pada mal utk bebenah sehingga tdk terlalu merugikan mereka..

============

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Laga Tandang

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

OPINI | 30 December 2013 | 01:23 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

Tulisan saya yang berjudul "Bapak Pelacuran" telah dihapus dari Kompasiana oleh redaksi Kompasiana, yang bertindak sebagai juru pengadil atau wasit terhadap semua tulisan yang di posting di Kompasiana. Harapan saya semoga ada penjelasan kepada saya dari jajaran wasit yang bertugas yang bisa dikirim ke email saya yang sudah tercantum.  Bila dalam orde lama ada Bapak Revolusi sebagai pelopor revolusi, dalam orde baru ada Bapak Pembangunan sebagai pelopor pembangunan, dalam orde reformasi ada Bapak Reformasi sebagai pelopor reformasi, kenapa tidak bisa memberikan gelar Bapak XXXXXXXXX kepada pelopor legalisasi XXXXXXXXX.

Menulis di Kompasiana untuk saya atau untuk penulis yang sepemikiran dengan saya adalah ibarat menjalani sebuah pertandingan di kandang lawan. Dipastikan wasit lebih memihak tuan rumah ketimbang menjadi pengadil yang adil.

Saya akan tetap menjalani semua laga tandang ini, karena menurut saya inilah tempat bertanding yang terbuka walau tidak adil dalam perang pemikiran dengan semua yang bertopeng kemoderenan, toleransi, HAM, persamaan dan lain-lainnya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

rindu di akhir tahun

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

Membaca : melatih pemahaman dalam teks bacaan

Posted: 29 Dec 2013 11:04 AM PST

REP | 30 December 2013 | 01:19 Dibaca: 0   Komentar: 0   0

Membaca : melatih pemahaman dalam teks bacaan

Membaca merupakan hal yang membosankan bagi sebagian orang. Namun dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai pengetahuan yang luar biasa. Dapat dikatakan dengan membaca kita dapat mengetahui isi dunia. Yaaa peribahasa ini memang benar. Dengan membaca kita dapat mengetahui semua hal yang sebelumnya kita tidak mengetahui dapat tahu akan hal tersebut. Namun dalam proses membaca bukan hanya bagaimana kita dapat membaca kata demi kata dalam bacaan tersebut, dibutuhkan proses pemahaman dalam membaca (reading comprehension) untuk menggambarkan proses pemahaman terhadap makna suatu materi tertulis.

Dapat di bayangkan , misalnya kita diberi 3 kalimat yang berbeda namun mempunyai satu arti yang sama. Seperti kalimat pertama "pemain bola itu menendang bola ke gawang dan mencetak satu gol". Kalimat kedua"pemain bola yang menendang bola ke gawang mencetak gol". Dan kalimat yang terakhir "bola yang ditendang ke gawang mencetak gol oleh pemain'". Kalimat pertama sangat jelas dan sangat mudah dipahami. Sedangkan kalimat kedua sedikit mengalami kesulitan dan kalimat ketiga lebih sulit dari kalimat ketiga. Perbedaa perbedaan inilah memberi aktivitas yang baru pada otak. Apa maksudnya ? semakin sulit kalimat yang kita baca untuk dipahami, semakin memberi aktivitas kerja di otak untuk memikirkannya.

Beginilah yang dilakukan oleh setiap individu yang membaca. Setiap mereka memahami kata per kata dari teks bacaan yang mereka baca. Semakin tinggi aktivitas otak yang dilakukan. Apalgi jika kita belum memahami kalimat yang kita baca. Maka otak kita akan semakin bekerja untuk memahaminya. Intensitas di wernicke dan di broca akan meningkat seiring dengan tingginya tingkat kerumitan kalimat yang akan kita pahami tersebut. Secara umum, hal tersebut akan menambah dimensi baru dan pentig terhadap pemahaman kita mengenai otak dan tentang bahasa. Jumlah akitivitas neural dalam otak akan meningkat seiring dengan tingginya tingkat kerumitan pemahaman dalam suatu kalimat yang kta baca. Hal ini membantu kita untuk lebih mengerti akan kalimat atau suatu bahasa lainnya dalam kosa kata bahasa kita.(rer)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-