Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 30 Oktober 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Not About K-POP Stars but K-SPORT Stars (New Phenomenon)

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

13831539961459190222

pic source: google

Before leaving Indonesia to study in Korea, one of my friends invited me to watch badminton match which is very famous in my country, Indonesia Open 2013. I was shocked, as far as I know my friend is not too fond of sports. He's a true fan of K-Pop. She's only a fan of some music concerts. Then why all of a sudden did she take me to a sports event? After I get a ticket from her, I finally figured out why. LEE YONG DAE! Yes, my friend really wanted to see Lee Youngdae, a badminton player who is very famous for his great skills and good-looks! The stadium was naturally filled with girl-fans. Nearly half of them were carrying posters of Lee, expressing their love and support.

I remember how excited when k-pop stars held a concert in Indonesia. And this sports stadium was being exactly the same except for the part that there's neither singing nor dancing. And I realized that this is a new phenomenon finally, the k-sport star!

Lee Yongdae was born on 11 September 1988. He first won at Asian Games as the men's team and bronze as the men's doubles at the 2006 Doha Asian Games. Then he won gold in mixed double at the 2008 Beijing Olympics through which he gained such a fame. At the 2012 London Olympics, he won a bronze medal as the men's doubles.

Badminton is the second most popular sport in Indonesia after football. I once did a small survey with teens and young adults of their favorite badminton athletes. Taufik Hidayat and Simon Santoso of Indonesia were listed of course but also, the name of a Korean athlete came out as well. Almost all of them mentioned the name, Lee Youngdae as their favorite athletes. I guess it's because Lee had participated many of world championships and marked the great results.

1383154119222810700

pic source: google

Not only Lee Yong Dae, who invaded my country with the spirit of sport, Park JiSung, a South Korean football athletes, former member of Manchester United of EPL, currently at PSV Eindhoven of the Netherlands, also a great sports star from Korea. My younger cousin admires Park as his ideal athlete and he often goes out with his friends for exercising because he wants to be like Park. Star athletes do give a great impact on growing children!

138315437292690264

pic source: google

RISING SPORTS STARS IN KOREA, AND OUT OF KOREA

Let's meet some more of them.

1. Lee Si Young

13831546022117626593

Lee Si-Young is an actress – with dramas such as Boys Over Flowers, Poseidon, Wild Romance, and Playful Kiss which has made ​​her famous. But this talented lady made her impressive debut as a boxer which was all of sudden for her fans. Despite of the age she had started boxing in her late 20s, she has established herself in the sport by winning a number of amateur titles in the 48-kg class, only in just three years.

Lee Siyoung is also a goodwill ambassador of the 2014 Incheon Asian Games.

2. Kim Yuna

1383154682179153396

The world best figure skater, Kim Yuna is definitely the world star from Korea. She won the 2010 Olympic champion in ladies' singles, the 2009 & 2013 World champion, the 2009 Four Continents champion, a three-time Grand Prix Final champion, and a five-time South Korean national champion. She has been a goodwill ambassador for many of great events and she once said at her acceptance speech, "I am glad for this opportunity to bring more attention to the sport of figure skating so that more girls can become interested and inspired to participate".

3. Park Tae Hwon

13831547681317859941

Park Taehwan was born in September 27, 1989. Since swimming has not been a league for Koreans or Asians, his outstanding achievement like winning gold in the 400 meter freestyle and a silver in the 200 meter freestyle events at the 2008 Summer Olympics was a hit for Koreans and all over the world as well.  He is the first Asian swimmer to claim a gold medal in men's 400 m freestyle, and the first Korean to win an Olympic medal in swimming. Since the Asian Games Asian Games 2006 to 2010 he has collected quite a lot of medals.

4. Ki Sung Yong

13831548792117169997

Ki Sungyong born in Gwangju, January 24, 1989 is a football player, currently a midfield for club Sunderland, on loan from Swansea City and also the national player of Korea.

5. Son Yeon Jae

1383154972185693982

Recently appointed as a goodwill ambassador of 2014 Incheon Asian Games, Son Yeon-jae (born May 28, 1994) is a South Korean rhythmic gymnast. She won bronze at the 2010 Guangzhou Asian Games. She rose as a star after ever winning a medal at the international stage, as a Korean gymnast.

6. Kim Ji Yeon

13831551301621174292

Kim Jiyeon (born 12 March 1988 in Busan) is a South Korean sabrefencer. She is the 2012 Olympic Champion in the Women's Fencing Individual Sabre. Kim is the first South Korean woman to win an Olympic gold medal in fencing and the second South Korean female Fencer to win any medals at Olympics after Nam Hyun-Hee, who won silver in 2008.

7. Koo Ja Cheol

1383155242861596161

Koo Ja-Cheol is a football player from South Korea who played as a midfielder in the Fudball-Bundesligateam FC Augsburg on loan from VfL Wolfsburg and the national football team of South Korea. Koo Ja Cheol was the captain of the South Korean national team who appeared extraordinary at the 2012 London Olympics. Many of his fans are looking forward to seeing his great move at the 2014 World Cup.

This 'K-sport star rising' can be said as a new phenomenon after the stream of Korean pop, which is said 'Hallyu'. Korea is not only spreading the spirit of art and culture through k-pop, but also the spirit of sports with those  global athletes and also with hosting international events in Korea.

nb: tulisan saya dan juga artikel-artikel seputar ASIAN GAMES INCHEON 2014 bisa dibaca disini… http://blog.incheon2014ag.com artikel ini juga bisa dibaca di http://blog.incheon2014ag.com/ksport-stars

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Akankah ‘Foyyaa’ Menaklukkan ‘For You’ ?

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

'Foyya' merupakan yel-yel kebangsaan Fatin-Lovers yang tercipta setelah Fatin menyanyikan lagu 'Grenade' yang dipolulerkan Mas Bruno Mars pada babak Audisi XFI season 1. Dari lirik lagu,' …I'd catch a grenade for ya…', dengan pelafalan Bahasa menjadi berbunyi  'foyya'.

Sejak saat itu, kata 'foyya' seakan melekat menjadi satu kesatuan dengan Fatin dan Fatin-Lovers, setelah disebutkan nama Jawara XFI 2013 'Fatin', maka akan diikuti kata-kata 'foyyaa', hanya satu kali 'foyya' dan bukan 'foyya-foyya'.

Debut Album Fatin yang akan diluncurkan bulan depan tersebut bertajuk 'For You'. Dua kata yang 11-12 akan selalu mengingatkan pada kata sakti 'foyya'. Kejelian label SMEI menentukan judul tersebut bisajadi bukan kebetulan semata.

1383149153659781556Promosi Pre-Order Debut Album Fatin (Sumber: https://twitter.com/SonyMusicID/media)

Pre-Order Debut Album tersebut akan berakhir dalam hitungan 24 jam kedepan.  Kurang lebih 3.000 keping CD Album tersebut telah di order oleh Fatin-Lovers. Suatu angka penjualan yang patut diapresiasi, ditengah banyaknya keluhan dan kendala dalam melakukan Pre-Order tersebut.

13831525032102687593M & G Fatin Di KFC Atrium Senen, Jakarta (Sumber: https://twitter.com/SonyMusicID)

SMEI menggandeng jaringan waralaba KFC untuk mendistribusikan album Fatin tersebut. Fatin dan manajemen juga telah melakukan beberapa kali event di waralaba tersebut sebagai pemanasan sebelum albumnya resmi diluncurkan.

Salah satunya adalah event yang dilakukan di satu gerai KFC di Jakarta tanggal 30 Oktober 2013. Seperti biasa, Fatin-Lovers sangat antusias menyaksikan Fatin melantunkan nada-nada dengan suara unique-nya yang disukai ADP tersebut.

13831529031002365202

Interaksi Fatin Dan Fatin-Lovers M & G Di KFC Atrium Senen, Jakarta (Sumber:https://twitter.com/SonyMusicID

Sedikitnya ada 300 waralaba KFC di Nusantara akan serentak memasarkan Debut Album Fatin mulai 11 November 2013 (Sumber: Humas Fatinistic Pusat, G+). Fatinpun memulai uji nyali dengan peluncuran debut albumnya di blantika musik tanah air yang masih berkutat dengan salah satu masalah akut yang bernama 'pembajakan'.

Jumlah keping Album resmi 'For You' yang terjual nantinya akan menentukan berhasil-tidaknya Fatin-Lovers dalam mengusung slogan 'Anti Pembajakan Hasil Karya'  yang semarak dikicaukan di semua Media Sosial.

Mampu-tidaknya 'For You' dalam meraih angka penjualan 'Platinum' juga akan menentukan sekali lagi, apakah benar bahwa Fatin-Lovers yang dikenal 'Militan' tersebut bukan hanya pandai bersilat kata dan berkicau di dunia tidak nyata, namun juga melakukan aksi positif dan nyata dalam mendukung kelangsungan karir Sang Idola.

Kesuksesan penjualan album 'For You' tersebut, bisa jadi  akan mampu menjawab keraguan Fatin yang masih gamang bahwa profesi barunya sebgai 'penyanyi' bukan merupakan suatu profesi yang menjanjikan untuk  masa depannya.

Besar-kecilnya permintaan Album 'For You' yang bisa dibeli di seluruh warabala KFC dua minggu kedepan tersebut, lagi-lagi akan mampu memecahkan teka-teki suatu premis bahwa di luar gegap gempita Fatin-Lovers di dunia social media, masih tetap terdapat sangat banyak Fatin-Lovers se antero jagad yang mendukung Fatin dengan aksi diam-diam mereka, sama seperti dukungan mereka di laga XFI 2013 dulu.

'For You' merupakan persembahan Debut Album Fatin kepada penikmat musik tanah air ditengah hingar bingar impor KPOP yang konon di negara aslinya bagus, namun dibawa secara instant di negeri tercinta.

'For You' sekaligus merupakakan suatu tantangan bagi Fatin-Lovers, lagi-lagi-lagi-dan-lagiii,  untuk memastikan bahwa yel-yel  'foyya' masih akan tetap eksis, se-eksis karier pelantun 'foyya'  Sang Idola di jagad tarik suara di Nusantara. Semoga!  Foyyaaa!!!!!

~ PS : Dedicated to FSL, Fatinistic, Fatin-Lovers Within Five-Continents , 'Luv u all guys!!! #Salute!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Waspadalah… Anak-anak Dikarbit!

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

Penderitaanku adalah bayangan gelap bagi dirimu, saat kesetiaan menjadi alasan untuk mencampakkanku! Aku takkan lari dari cintamu yang selalu memasungku.

Apa yang Anda pikirkan dengan untaian kalimat tersebut? Sebuah ungkapan hati tentang cinta, bukan? Tentu cinta antar lawan jenis, yang pastinya bukan dilakukan oleh anak-anak.

Namun ternyata, untaian kalimat puitis tersebut terpampang pada kartu mainan anak-anak. Pada kartu tersebut, anak-anak akan menggosok bagian yang hitam, sehingga bila telah tergosok sempurna, akan muncullah gambar-gambar yang disukai anak-anak, berupa tokoh-tokoh animasi anak-anak, seperti princess, shaun the sheep, angry bird, dll. Sedangkan pada bagian lain dari kartu tersebut, terdapat tulisan-tulisan yang sungguh jauh dari dunia anak-anak. Selain kalimat-kalimat puitis seperti contoh di atas, yang terbanyak adalah kalimat-kalimat gombal yang akhir-akhir ini marak hadir di layar kaca. Semisal:

Tolong dong, aku tersesat nggak bisa keluar.
Emang kamu di mana?
Di hatimu!

Kamu anaknya nakhoda ya?
Bukan!
Tapi kok aku selalu ingin berlabuh di hatimu, ya?

Mainan kartu tersebut dijual dengan target anak-anak SD bahkan TK. Abang-abang pedagangnya sih tidak tahu apa-apa. Tapi sebagai orangtua dan pendidik putra-putri kita, tentu kita miris melihat pemandangan ini. Dunia anak-anak dicemari oleh hal-hal yang belum waktunya mereka ketahui. Beberapa anak yang kebetulan saya lihat sedang asyik membaca kalimat-kalimat di balik kartu bergambar tersebut, tampak tertawa-tawa sambil menirukan ulang kalimat itu.

Saya jadi berpikir, mengapa kreator kartu tersebut tidak menuliskan saja quote-quote motivasi yang cocok bagi anak-anak, petikan pengetahuan, fakta ilmiah, informasi sejarah nasional maupun dunia, atau teka-teki yang mengasah imajinasi. Anak-anak yang sehat, akan menyerap informasi dengan baik. Maka akan sangat bermanfaat bila mainan bagi mereka, selain bersifat imajinatif dan kreatif, juga informatif. Dalam hal ini, informasi yang aman dan sehat sesuai tahap perkembangan usia anak-anak.

Sangat disayangkan, dunia anak-anak yang ceria, yang seyogianya dipenuhi dengan canda tawa khas anak, mengalami pergeseran. Mereka tertawa-tawa ketika melihat seorang anak laki-laki dengan gaya yang dibuat-buat seperti playboy cap kodok, mengutarakan kalimat-kalimat gombal kepada seorang teman perempuannya. Dan si anak perempuan, tersipu malu selayaknya gadis remaja yang tengah dirayu pria idamannya.

Anak-anak menjadi cepat dewasa sebelum waktunya. Seperti halnya buah-buahan yang dipaksa matang dengan dikarbit, demikian pula kondisi anak-anak kita. Mereka digempur oleh hal-hal yang seharusnya bukan konsumsi mereka. Seperti buah, yang matang sempurna secara alami akan berbeda hasilnya dengan buah yang matang dengan dikarbit.

Proses kedewasaan anak karbitan acap tidak berbanding lurus dengan kematangan pola pikirnya. Mereka bercinta-cintaan dengan tingkah kekanak-kanakan. Yang lebih bahaya lagi, anak-anak terprovokasi melakukan hal-hal yang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa.

Tugas kita sebagai orang tua, mengawal anak-anak agar mereka tumbuh berkembang, menjadi matang sesuai usianya. Matang pada waktunya. Bukan dengan menjauhkan mereka agar steril dari berbagai pengaruh buruk yang gencar mengepung, namun memberikan proteksi berupa pemahaman sejak dini tentang hal-hal yang boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh. Anak-anak harus dibimbing dengan baik agar terhindar dari proses pengkarbitan. Maka, sebagai orangtua, jangan lengah, waspadalah!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Serial Situasi: Kosan Bu Selsa [1]

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

G E P E N G

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

"Kota seribu pengemis", mungkin julukan itu sekarang ini layak disematkan di kotaku, Banjarmasin! yang bermotto "Bungas" yang konon maksudnya cantik rupawan, kontradiktif memang….tapi itulah kenyataannya! Bungas dengan tebaran bunga-bunga trotoar di setiap penjuru kota. Pengemis berikut tandem-nya, gelandangan yang biasa disingkat gepeng memang tidak akan ada habisnya untuk dibicarakan, kehadirannya seperti pepatah lama yang menjadi simbol perjuangan para pejuang di jaman kemerdekaan "Patah satu tumbuh seribu", sungguh menakjubkan. Masalah gepeng memang bukan masalah endemik di kota Banjarmasin saja, berita dari berbagai media menyebutkan hampir semua kota menengah besar di seluruh Indonesia mengalami hal serupa dan yang membingungkan, semua pejabat pemerintahan di masing-masing kota meng-klaim kalau wilayah kotanya tak lebih sebagai "wilayah kerja" saja bagi para gepeng, artinya mereka itu bukan warga setempat alias pendatang yang datang untuk "bekerja" sebagai gepeng. Lantas dari mana mereka datang? Gepeng bukan siluman dan sejenisnya tapi manusia juga, logikanya kalau memang mereka pendatang kehadirannya pasti bisa dipantau! Sehingga kehadiran dan pertumbuhannya juga bisa diantisipasi oleh pemerintahan daerah masing-masing. tapi kenyataanya seperti di Banjarmasin keberadaan gepeng tumbuh subur layaknya jamur di musim hujan, terlebih di bulan Ramadhan seperti sekarang, semua simpang jalan dijejali oleh berbagai jenis gepeng dan yang lebih memprihatinkan sebagian besar sangat sangat tidak layak bekerja sebagai gepeng meminta belas kasihan, belakangan ada sinyalemen kalau para gepeng ini ada yang mengkoordinir, bahkan koordinatornya-pun juga sudah ketahuan dan pernah ditangkap! Tapi kenapa semuanya seperti angin lalu, berhembus dan lenyap begitu saja tidak berbekas Apa sebenarnya yang terjadi?? Media nasional dari Surabaya (Jawa Pos) terbitan Kamis, 12 Juni 2008 mempublikasikan investigasi terhadap jaringan gepeng yang beroperasi di Surabaya yang omset perbulannya mencapai puluhan juta rupiah (jauh melebihi gaji buruh pabrik di Surabaya yang lembur terus menerus selama 1 bulan tanpa istirahat, bayangkan!) bahkan pimpinan jaringan tersebut sebut saja Cak To yang konon lahir dan besar dari keluarga pengemis itu sudah mempunyai kendaraan dinas berupa Honda CRV kinclong, dua sepeda motor Honda Supra Fit dan 4 (empat) buah rumah yang dibangun di Semarang, Surabaya dan Madura yang kesemuanya didapat dari hasil mengemis! Bagaimana generasi muda tidak mudah terserang mental miskin jika melihat fakta ini? Karena ternyata mengemis lebih menjanjikan dari pekerjaan terhormat lainnya! Satu hal lagi, fakta ini menunjukkan bahwa keberadaan jaringan gepeng itu benar adanya dan tidak menutup kemungkinan di kota kita, Banjarmasin bungas.

Perlakuan kepada gepeng di jalanan memang menjadi dilema dan selalu menjadi pro dan kontra di masyarakat, bahkan bagi sebagian kalangan akan menjadi pertaruhan pada keyakinannya (selama tidak melanggar hukum dan norma yang berlaku kita tidak bisa melarang orang lain untuk berkeyakinan sekaligus mengaplikasikan keyakinannya dimaksud). Semisal keyakinan bahwa "tangan diatas (baca : memberi) jauh lebih baik daripada tangan dibawah (baca : menerima)" apalagi di bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini dimana semua perbuatan / amalan baik, diyakini umat Islam akan mendapatkan imbalan (baca : pahala) yang berlipat-lipat, sehingga saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menempatkan "tangan diatas". Sayangnya keyakinan "tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah" itu justeru dimanfaatkan secara keliru oleh sekian orang yang tidak bertanggung jawab, mereka justeru berpikir "kalau semua tangan diatas (memberi) lantas siapa yang akan di bawah (menerima)" logis juga bukan! Tapi dalam perjalanannya makna "tangan dibawah" telah bergeser dari "menerima" menjadi "meminta" ini yang jadi masalah, karena kata "meminta" sifatnya adalah kata kerja aktif sehingga ini akan menarik ruang bawah sadar untuk meng-aplikasikannya dalam alam sadar sebagai aktifitas yang aktif (baca : pekerjaan) juga, Ini jelas tidak bisa dibenarkan, mengeruk keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya meskipun harus melanggar berbagai norma-norma kehidupan bermasyarakat. Kenapa bisa begitu? Banyak faktornya! Untuk masalah yang satu ini mungkin kita bisa belajar pada Pemprov DKI JAYA, yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan piranti hukum untuk mengantisipasi masalah gepeng, dan aplikasi pemberian sanksinya tidak hanya kepada gepeng saja tapi juga kepada siapapun yang tertangkap basah sedang memberikan apapun kepada gepeng, karena dianggap mengganggu ketertiban umum. Bagaimana dengan Banjarmasin? Saya sepakat dengan pemikiran Cak Nun dalam bukunya "Jejak Tinju Sang Kiai", yang intinya "memberi tanpa diminta itu lebih gentleman daripada memberi ketika diminta", betul nggak?

Untuk membantu pihak berwenang dalam menentukan skala prioritas kebijakan yang akan diambil dalam menangani problematika "gepeng" secara cepat, tepat dan akurat. Klasifikasi diskripsi gepeng secara sederhana (bisa dimodifikasi atau disempurnakan sesuai dengan kebutuhan) berikut mungkin bisa membantu, pertama jadi gepeng karena memang tidak punya sumber daya fisik, psikis, mental dan ekonomis yang memadahi, kedua mempunyai sumber daya fisik memadahi tapi tidak mempunyai kesehatan psikis, mental serta ekonomis yang memadahi dan yang ketiga relatif mempunyai sumber daya fisik, psikis dan ekonomis yang cukup memadahi hanya saja semuanya tertutup oleh mental miskin dan budaya instan yang sekarang begitu kuat mencengkeram peradaban manusia. Diantara ketiga jenis gepeng diatas yang perlu mendapat perhatian porsi tinggi adalah jenis kedua dan ketiga karena keduanya menyimpan bahaya laten berupa virus mental miskin yang sangat mudah untuk menular dan menjangkiti siapapun dalam situasi sosial ekonomi seperti sekarang ini dan biasanya mereka ini masih dalam usia yang sangat produktif. Dari sini simpul kedua mulai terurai, dengan alat identifikasi yang relatif sederhana (sekali lagi!bisa dikembangkan lebih lanjut!) ini diharapkan peraturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kedepannya benar-benar memperhatikan keamanan dan kenyamanan masyarakat banyak.

Sebagai reaksi atas tumbuh dan berkembangnya "gepeng" yang kian mengkawatirkan, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sumenep Madura mengeluarkan fatwa haram untuk "pekerjaan mengemis".Latar belakang keluarnya fatwa haram ini didasari oleh maraknya praktik kerja mengemis yang semakin tidak terkendali dan sudah tergolong dalam KLB (Kondisi Luar Biasa) alias sudah akut sehingga perlu terapi kejut yang sesuai dengan dosisnya dan satu yang terpenting mengemis tidak ada dalam ajaran agama Islam. Ini logis dan masuk akal, sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan kesadaran mental dan spiritual masyarakat sumenep khususnya, apalagi kultur masyarakat sumenep dan Madura secara umum konon sangat taat dan patuh pada seruan ulama. Contoh dari Sumenep Madura, rasanya patut juga untuk diapresiasi dan didiskusikan lebih lanjut oleh semua pihak terkait di kota kita tercinta! Banjarmasin Bungas.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Lapar Untuk Memberikan Senyuman

Posted: 30 Oct 2013 11:27 AM PDT

Heinrich Heine seorang penyair berkebangsaan Jerman pernah berkata "You cannot feed the hungry on statistics". Ya dan nampaknya serdadu-serdadu Indra Sjafri sangat setuju dengan hal tersebut.

22 tahun yang lalu tepatnya di Manila dalam ajang Sea games itulah terakhir kalinya bangsa ini menjadi yang nomor 1 dalam suatu kejuaraan sepakbola (tolong jangan pertanyakan piala kemerdekaaan 2008). Selama kurun waktu dari tahun 1991 sampai ke tahun 2013 prestasi sepakbola negara ini mengalami puasa panjang baik level senior maupun junior, kering memang. Namun tanggal 22 September 2013 jutaan pasang mata menjadi saksi, ternyata kita juga bisa memainkan si kulit bundar dengan benar.

Serdadu-serdadu Indra Sjafri melakukan hal yang sama dengan anak asuhan Anatoli Polosin 22 tahun silam, menjadi juara pertama di kejuaraan sepakbola Asia tenggara. Mereka mungkin sudah bosan dengan sebutan kita negara spesialis runner-up, ataupun hanya bagus secara statistik keseluruhan kompetisi, namun tidak bisa menjadi juara seperti AFF 2010 silam. Mereka terlihat lapar untuk membahagiakan bangsa ini, untuk bisa melupakan problema kehidupan sejenak. Lihat bagaimana Zulfiandi dkk berlari kesana kemari tidak terlihat lelah, namun lapar dan haus akan kemenangan. Mereka nampaknya hanya memikirkan satu hal: bagaimana bangsa ini bisa sedikit tersenyum kembali.

Euforia AFF U-19 belum usai namun pasukan Indra Sjafri kembali memperlihatkan kegarangannya ketika lapar, yang kali ini menjadi korban mereka adalah sang juara bertahan dan pengoleksi juara terbanyak yaitu 12 kali, Korea Selatan. Masa bodoh dengan adanya pemain mereka yang memakai bedak dan luntur serta kepempinan wasit asal negara tetangga, saya lebih tertarik melihat bagaimana apiknya Putu Gede dan Fathurohman menjaga dan membantu sayap garuda, lebih tertarik melihat Muchlis menjemput bola dan berjibaku dilini depan, lebih tertarik melihat Ilham Udin dan Maldini Pali mengepakkan sayap garuda, lebih tertarik melihat Hansamu dan Sahrul menjadi menara membantu Ravi Murdianto, lebih tertarik melihat segitiga antara Hargianto, Zulfiandi, dan Evan Dimas Darmono. Ya, kesatuan skuat ini benar-benar menarik.

Indra Sjafri mungkin sudah terbiasa menikmati rendang, maka sesekali melahap sampai habis chao tom, kimchi beserta bulgogi untuk saat ini cukuplah untuk mengisi rasa lapar. Namun jangan sampai terlalu kekenyangan, karena akan ada jamuan besar di Myanmar 2014. Mungkin saja disana kita bisa menikmati vegemite, kebab kumide, bebek peking, kimchi, serta menjadikan ramen sebagai penutup.

Kalau dinikmati dengan sepenuh hati dan tidak tersedak selama di Myanmar, jamuan lebih besar di Selandia Baru 2015  sudah menunggu serdadu-serdadu muda ini.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar