Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Selasa, 15 Oktober 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Kejanggalan-Kejanggalan di Balik Amarah SBY

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

1381860247404742114

Amarah SBY di konferensi pers tentang kesaksian LHI (liputan6.com)

Mungkin sekarang Presiden SBY sedang menyesali dirinya sendiri yang tak bisa mengendalikan emosinya, sehingga menggumbarkan kemarahannya kepada mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Isaaq (LHI) pada konferensi persnya pada Jumat, 11 Oktober lalu itu. Karena LHI mengatakan Bunda Putri adalah sosok yang dekat dengan SBY, bahkan bisa mempengaruhi SBY dalam penempatan seseorang di kabinet.

Tetapi barangkali juga itulah ekspresi spontan (sebenarnya) dari seseorang yang dibongkar rahasianya?

Biasanya, namun tidak selalu demikian, seseorang yang kerap mengutamakan pencitraannya sebagai sosok yang santun, jujur, bersih, dan seterusnya, dan selama ini dia telah mendapatkan apa yang diinginkan tersebut, tiba-tiba ada orang yang mengungkapkan aibnya, atau melecehkannya,  reaksi spontan dari orang itu adalah kemarahan. Kemarahan itu biasanya sebagai naluri spontan untuk berupaya menutup kembali aib yang telah dibuka itu, dengan harapan publik akan lebih percaya pencitraannya selama ini daripada orang yang membuka aib tersebut.

Reaksi akan berbeda dari orang yang aslinya memang bersih dan jujur. Ketika ada orang yang mengfitnahnya dengan suatu aib, atau melecehkannya, maka reaksinya adalah tetap tenang dan bijak dalam bersikap. Karena tidak ada sesuatu yang patut membuat dia khawatir atau takut. Dia yakin semua fitnah aib dan pelecehan itu tak akan berdampak apa-apa bagi dirinya, karena itu semua tak sesuai dengan jati dirinya yang sebenarnya.

Sikap ini dapat kita lihat pada sosok Gubernur DKI Jakarta Jokowi, yang meskipun difitnah dengan pernah melakukan korupsi ketika menjadi Walikota Solo (yang dilancarkan oleh @TrioMacan), Ke-Islaman-annya diragukan dan ibunya beragama Kristen (oleh Rhoma Irama), pemborosan anggaran Provinsi DKI Jakarta (oleh Fitra), dan Jokowi tak layak dipilih sebagai presiden, Jokowi dipilih rakyat hanya karena pencitraan padahal dia tidak punya prestasi apa-apa, bahkan gagal sebagai Walikota Solo (oleh Amien Rais), Jokowi tetap saja tenang, tidak merespon semua pelecehan itu dengan emosional, apalagi yang berlebihan..

Kamarahan yang berlebihan dari SBY itu kini menjadi bumerang baginya. Publik yang tadinya tidak begitu tertarik dengan kesaksian LHI di persidangan Pengadilan Tipikor, Jakarta itu, kini menjadi tertarik sekali. Media massa pun beramai-ramai melakukan laporan investigasi, siapa sebenarnya Bunda Putri. Ironisnya beberapa media, seperti Majalah Tempo, laporan investigasinya menjurus pada adanya indikasi kebenaran bahwa Bunda Putri memang dekat dengan Istana (SBY).

Bertolak dari kemarahan Presiden SBY ini pula bermunculanlah beberapa kejanggalan atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab.

Logika Amarah SBY

Kita tahu bahwa SBY sangat marah ketika itu karena LHI mengkait-kaitkan dirinya dengan seseorang yang disapa  "Bunda Putri." Dalam murkanya itu SBY mengatakan, dengan penuh emosi dengan mengutip pernyataan LHI itu:  "…. Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY, 1000 persen Luthfi  bohong! Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle kabinet, 2000 persen itu bohong!"

Pada kesempataan itu juga SBY mengatakan dia akan memerintahkan kepada Inteljen untuk segera memburu Bunda Putri, membuka jati dirinya, mencari informasi mengenainya, dan akan diumumkan kepada publik. Agar kebenaran itu terungkapkan.

Tetapi, keesokan harinya, pihak Istana justru memberi keterangan pers yang bertolak belakang. Juru Bicara Istana Julian Aldrin Pasha, mengatakan, informasi tentang Bunda Putri yang diupayakan dikumpulkan Presiden SBY tidak akan diumumkan ke publik. Tetapi, hanya untuk kepentingan internal pihak Istana. Karena itu Presiden SBY tidak akan memberikan pernyataan ihwal Bunda Putri.

"Kalau pun memang kami punya informasi yang cukup lebih dari dua hari yang lalu, kami tidak dalam posisi untuk memberikan (informasi itu ke publik)," kata Julian, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2013 (Tempo.co, 12/10/2013).

Bahkan kepada penegak hukum pun informasi itu tidak akan diberikan SBY. SBY akan menyimpan seluruh informasi itu untuk kepentingan internal lembaga kepresidenan dalam menanggapi dan mengklarifikasikannya, demikian yang dinyatakan oleh Juru Bicara Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga (Tempo, co, 14/10/2013).

Keterangan dari dua Juru Bicara Istana/Kepresidenan yang bertentangan dengan pernyataan SBY sehari sebelumnya ini tentu saja mengundang tanda tanya. Kenapa bisa begitu?

Logikanya, kalau SBY benar-benar marah karena semua kesaksian LHI tentang Bunda Putri itu adalah dusta, atau fitnah, maka seharusnya SBY sesegera mungkin memberi bukti kepada publik bahwa semua kesaksian LHI itu memang dusta/fitnah belaka.

Satu-satunya cara yang paling efektif adalah setelah berhasil mengumpulkan informasi mengenai Bunda Putri, seperti yang dijanjikannya sendiri, SBY sangat berkepentingan untuk membuka semuanya itu ke publik. Lebih bagus lagi, kalau inteljennya berhasil menemukan Bunda Putri, SBY seharusnya dengan penuh antusias menampilkannya ke publik dan mengupayakan kesaksian-kesaksiannya disertai bukti-bukti yang bisa mematahkan semua kesaksian LHI itu.

Anehnya, sehari setelah berjanji akan mengumumkan informasi tentang Bunda Putri itu ke publik, SBY tiba-tiba berubah sikap 180 derajat, dengan mengatakan lewat juru bicaranya itu bahwa informasi itu tidak akan dibuka ke publik, melainkan hanya untuk kepentingan internal Presiden SBY saja. Kenapa disembunyikan dari publik?

Penyembunyian informasi itu tentu malah akan membuat publik semakin curiga bahwa apa yang dikemukakan oleh LHI itu adalah benar.

Juga publik bisa berpikir, jangan-jangan tugas yang diberikan kepada inteljen itu bukan untuk menemukan Bunda Putri, tetapi sebaliknya, membantu Bunda Putri bersembunyi. Kemudian pura-pura dicari-cari?

Kalau tidak demikian, pertanyaannya diulangi lagi: Kenapa informasi (tentang Bunda Putri)  yang justru bisa membersihkan nama SBY itu, malah mau disembunyikan dari publik?

Sebutan "Bunda Putri" Bukan Pertama Kali dari Kesaksian LHI

SBY seharusnya sadar bahwa kesaksian LHI tentang Bunda Putri di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis, 10/10/13 itu, berkaitan erat dengan rekaman penyadapan percakapan telepon yang diperdengarkan dalam persidangan Ahmad Fathanah sebelumnya oleh Jaksa KPK. Dari percakapan telepon antara Ridwan Hakim, LHI dengan seorang perempuan itulah terungkap sebutan nama "Bunda Putri," yang tidak lain adalah sebutan untuk perempuan tersebut.

Jadi, nama Bunda Putri bukan baru muncul dari mulut LHI ketika memberi kesaksian di hadapan Majelis Hakim itu. Kalau ini yang terjadi maka masuk akal kalau pengkaitan nama Bunda Putri dengan Istana itu kemungkinan besar hanya rekayasa dari LHI untuk mempersulit posisi SBY semata.

Yang terjadi adalah nama Bunda Putri dengan indikasi pengaruhnya sampai ke Istana itu muncul di dalam percakapan telepon antara Ridwan Hakim, LHI, dan Bunda Putri yang disadap KPK. Maka tentu saja, mereka yang tidak sadar percakapan teleponnya itu disadap KPK, berbicara apa adanya.

Laporan investigasi Majalah Tempo (edisi 22 September 2013) menyebutkan apa saja isi percakapan telepon yang disadap KPK dan diperdengarkan di persidangan Pengadilan Tipikor yang sedang menyidangkan Ahmad Fathanah beberapa waktu yang lalu itu. Tempo juga menemukan adanya sinkronisasi antara isi percakapan telepon yang disadap KPK itu dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Misalnya, dalam percakapan telepon yang dilakukan pada 28 Januari 2013 itu, terekam Bunda Putri yang mengatakan, sebenarnya pada hari itu dia memiliki janji bertemu dengan seseorang bernama "Dipo" di Jakarta Convention Center (JCC). Siapa itu orang yang bernama Dipo? Dugaan mengarah kepada Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam, tetapi seperti yang sudah diberitakan Dipo Alam mati-matian membantah bahwa dia mengenal Bunda Putri. Tetapi, dari hasil investigasi Tempo, pada tanggal tersebut Dipo Alam memang punya acara di JCC. Waktu itu, dia mendampingi Presiden SBY , yang membuka Rapat Kerja Pemerintah 2013.

Tempo mencatat dari rekaman percakapan telepon itu dapat disimpulkan bahwa Bunda Putri yang  nama aslinya adalah Non Saputri itu memang sakti. Dia mampu membuat LHI yang ketika itu masih Presiden PKS gemetar ketika menerima telepon darinya. Saat itu, sudah tengah malam, LHI dengan Ridwan sedang berbicara di telepon. Ridwan memakai ponselnya, dan sedang berada di rumah Bunda Putri, di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Suara LHI terdengar gugup ketika Ridwan memintanya melanjutkan pembicaraan dengan Bunda Putri. "Waduh, maaf Bunda, saya baru menghubungi karena baru bangun tidur," demikian suara gugup dari LHI terdengar.

Kesaktian Bunda Putri itu terlihat pula, ketika pada 30 Januari 2013 malam, sehari setelah Ahmad Fathanah ditangkap KPK, dia bisa memanggil LHI dan Ridwan Hakim agar saat itu juga datang menghadap ke rumahnya untuk memberi penjelasan kepadanya kenapa sampai Ahmad Fathanah bisa tertangkap KPK. LHI dan Ridwan pun bergegas menghadap Bunda Putri pada saat itu juga.

Tempo menulis, di dalam rekaman itu, memang terdengar Bunda Putri sangat berkuasa, misalnya ketika membicarakan tentang rencana penggantian pejabat di Kementerian Pertanian.

Percakapan telepon itu berbicara tentang rencana pergantian menteri. Ketika itu, posisi kader-kader PKS di Kabinet sedang terancam karena mereka menolak rencana Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Disebutkan ada menteri dari PKS yang datang ke rumah Bunda Putri. Hanya tidak disebutkan secara jelas menteri yang mana. Menteri itu hanya disebut dengan julukan "Pak Haji Susu"

"Pak Haji Susu" meminta perlindungan dari Bunda Putri agar dia bisa dipertahankan di Kabinet. Saat itu Bunda Putri mengungkapkan kejengkelannya karena merasa dikhianati. Ia mengancam akan berbicara dengan "Pak Lurah" – menurut Tempo, itu panggilan akrab yang merujuk pada Presiden SBY, "Jika Maret ada reshuffle, biar dibabat saja!" Terdengar suara Bunda Putri.

Berikut beberapa kutipan transkrip percakapan telepon itu yang ada menyinggung-nyunggung soal (orang) Istana (Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam? Wakil Presiden Boediono?, dan Presiden SBY?):

Ridwan: "Iya, ini sampai dibatalin. Harusnya selesai hari ini sama Dipo."

Bunda Putri: " Ini lagi ngobrol sama Iwan. Kalau bangun, bakbuk—bakbuk, jangan Senin. Iwan bisa cover zakat di Istana. Jangankan orang dekat siapa nanti. Alternatif saja hilang."

Bunda Putri: "Sekarang ini… Bunda ini jam 10 ditunggu Dipo, kan. Sebelum dia ke JCC. Katanya, kan, 'Bun, jadi nanti kita bertemu sama Mas Bud jam 02.45.  … Enggak, Bunda di Grand Hyatt saja, supaya enggak ke mana-mana. Nah, kalau sudah begini, malas kita urusin TPA-nya. Nanti kalau Maret ada reshuffle ya sudah saja. Nanti saya ngomong sama Pak Lurah. Bener apa yang kamu bilang tentang Haji Susu itu. Sudah babat saja. Bunda gituin aja. Aman. Bunda disuruh ngurus beliau emang di atas satu orang. Ini di atasnya Fathan.

Demikian rangkuman dari laporan invetigasi Majalah Tempo mengenai peran dan posisi politik Bunda Putri, yang antara lain terlihat dari isi percakapan telepon yang disadap KPK itu. Jadi, sekali lagi, nama Bunda Putri itu terungkap lewat percakapan telepon tersebut. Dari sinilah kemudian hakim mengejar penjelasan dari terdakwa Ahmad Fathanah, saksi Ridwan Hakim dan LHI tentang Bunda Putri itu. Ketika giliran LHI menjelaskannya kepada Majelis Hakim itulah dia menjabarkan isi percakapan di telepon itu, tentang kedekatan Bunda Putri dengan Presiden SBY, yang bahkan, katanya, bisa mempengaruhi reshuffle kabinet yang pernah dilakukan Presiden SBY itu.

Entah kebetulan atau tidak, meskipun PKS terang-terangan mementang kebijakan Presiden SBY tentang kenaikan harga BBM bersubsidi, fakta berbicara ketika itu, tak satu pun menteri dari PKS yang dicopot SBY.

Penjelasan LHI itu sebenarnya juga membuat pengakuan-pengakuan dari beberapa petinggi PKS, termasuk Presiden PKS sekarang Anis Matta bahwa mereka tidak mengenal Bunda Putri itu merupakan suatu tanda tanya besar. Benarkah mereka tidak mengenal Bunda Putri? Bagaimana itu bisa terjadi, kalau LHI yang mantan Presiden PKS itu mengenalnya, Ridwan Hakim anak dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin mengenalnya, juga Menteri Pertanian Suswono yang awalnya juga menyangkal kenal, kemudian mengaku pernah datang di pabrik pupuk Bunda Putri di Kalimatan Timur, dan menurut keterangan sekretarisnya, Baran Wirawan, "Bunda pernah menghadiri acara pernikahan anak Menteri Pertanian Suswono." Masa iya, petinggi-petinggi PKS lainnya sama sekali tidak tahu siapa itu Bunda Putri?

13818601222056219782

Bunda Putri di sebuah acara PKS. Masa iya petinggi-petinggi PKS tidak mengenalnya? (Tempo.co)

Hal lain yang juga menimbulkan tanda tanya di balik amarah SBY itu adalah apakah benar Dipo Alam tidak mengenal Bunda Putri, seperti yang mati-matian dia katakan, sekalipun ada fotonya bersama seseorang yang diduga kuat adalah Bunda Putri?  Bagaimana dengan isi percakapan telepon yang menyebutkan Bunda Putri akan menemui "Dipo" di JCC, sedangkan pada hari itu juga benar Dipo Alam ada acara di JCC? Rasanya kecil kemungkinan yang dimaksud Bunda itu adalah "Dipo" yang bukan Dipo Alam, karena penyebutan namanya itu berkaitan dengan rencana reshuffle kabinet ada waktu itu pula.

Kompas.com juga melaporkan hal menarik dari Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, yang pernah menjadi Juru Bicara Kepresidenan, yang tak bisa menutupi perubahan ekspresi muka, ketika disodori pertanyaan soal Bunda Putri ini. Dia yang semula bersemangat bertutur tentang pertemuan dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj di kantor PBNU, Minggu (13/10/2013), sontak terdiam.

Ketika bertutur tentang pertemuan dengan Said Aqil, Dino terus menebar senyum. Begitu pula saat dia bercerita tentang segala aktivitasnya terkait Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Pertanyaan terkait Bunda Putri disodorkan di akhir wawancara dengan Dino. Para wartawan mengejar Dino untuk satu pertanyaan ini.

"Saya no comment soal itu," jawab Dino, setelah sesaat terdiam. Ekspresinya pun tanpa senyum sama sekali. Atas jawaban itu, pertanyaan baru pun disodorkan wartawan, "Sebagai seorang mantan Jubir Presiden, orang dekat Istana, masa tidak kenal, Pak?"

"Saya tidak kenal Bunda Putri. Yang saya tahu Putri ini," ucap Dino sambil menunjuk ke arah istrinya, Rosa Rai Djalal. "Tapi Bapak pernah mendengar nama Bunda Putri?" timpal wartawan lagi. "Saya tidak mau komentar soal itu. Saya ini bukan mantan Jubir, tapi Dubes RI. Nice try!" ujar Dino sambil masuk ke dalam lift dan meninggalkan wartawan.

Pertanyaan, atau sebuah kejanggalan lagi, kenapa Dino bersikap demikian hanya karena ditanya tentang Bunda Putri? ***

Artikel terkait:

1.000 Persen Luthfi Bohong! 9.000 Persen Luthfi Benar?

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Menjaga Kesehatan Lingkungan

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

Menjaga Kesehatan Lingkungan

Menjaga kesehatan lingkungan merupakan hal yang harus dilakukan bagi setiap individu,kesehatan harus tetap terjaga agar keluarga kita terhindar dari penyakit, karena kesehatan itu tidak ternilai harganya,terkadang ketika kita sehat kita lupa nikmat tersebut dan ketika kita sakit barulah kia sadar betapa berharganya nikmat sehat itu.

Tubuh yang sehat dapat didapat dengan cara berolahraga secara teratur,mengkonsumsi makanan bergizi,serta lingkungan yang sehat dan bersih. Lingkungan yang sehat terkadang tidak kita perhatikan karena kesibukan kita sehingga lingkungan jadi tak dijaga kebersihannya,ini bisa menimbulkan adanya penyakit salah satunya adalah DBD (demam berdarah) ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian,oleh karena itu kita semua wajib menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Adapun tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan adalah menjadikan lingkungan sekitar yang bersih dan terawat,juga bebas dari segala macam penyakit,bagaimana caranya? yaitu kita semua bisa melakukan:

-koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan manusia

-Memperbanyak tempat sampah di area sekitar lingkungan

-Membuat jadwal kerja bakti untuk membersihkan lingkungan

-Mendaur ulang sampah sehingga menjadi produk yang nantinya dapat dijual,dan menjadi income pada masyarakat itu sendiri

-Pelajari pembuatan kompos dari sampah organik agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi pupuk.

Untuk itu mari kita biasakan melakukan kegiatan atau sesuatuhal yang baik dari sekarang, tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan,mulailah hidup sehat dari sekarang .

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Kandungan Gizi Dan Manfaat Kacang Mete

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

Kacang Mete tidak hanya enak dimakan sebagai camilan, tapi juga aman dikonsumsi karena mengandung lemak tak jenuh tunggal. Di dalam tubuh, lemak tak jenuh tunggal diolah menggantikan lemak jenuh, membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kadar kolesterol jahat.Satu ons kacang mete menyediakan 20 persen lemak harian yang disarankan. Kacang mete juga kaya akan zat besi, fosfor, selenium, magnesium dan seng. Selain itu, mete merupakan sumber fitokimia, antioksidan, dan protein.

Berikut adalah manfaat kacang mete untuk kesehatan :

1. Sebagai Anti Oksidan

Kacang Mete Mengandung Zea-xanthin , Suatu Vlavonoid Pigmen Antioksidan Penting Yang Selektif Yang Akan Diserap Kedalam Makula Lutea Retina Di Mata Dan Filter Pelindung Dari Sinar UV.

Kandungan antioksidan dan vitamin yang tinggi dalam kacang mete membantu menghilangkan radikal bebas dalam tubuh. Kacang mete dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membunuh sel-sel kanker yang berkembang dalam tubuh.

2. Meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi kadar kolesterol jahat.

Lemak Tak Jenuh Tunggal Membantu Meningkatkan Kesehatan Jantung. Lemak ini Ditemukan Dalam Diet Mediterania.

Mengonsumsi Kacang Mete Dapat Meningkatkan Kadar Kolesterol Baik Dan Mengurangi Kadar Kolesterol Jahat.

3. Meningkatkan fungsi otak.

Kacang mete dapat membantu meningkatkan oksigen ke otak. Kacang mete memainkan peran penting dalam meningkatkan memori.

Hal ini dikarenakan lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal berkaitan dengan produksi sel otak. Otak bergantung pada kedua jenis lemak ini, dan kacang mete memiliki kandungan yang tinggi akan kedua lemak tersebut.

4. Menguatkan tulang.

Magnesium yang ditemukan dalam kacang mete membantu mempromosikan struktur tulang yang kuat dalam tubuh. Magnesium ditemukan sekitar 82,5 mg/ons dalam kacang mete.

Magnesium bersama dengan kalsium, membantu mendukung otot dan struktur tulang.

Dikutip Dari Berbagai Sumber :

Ragam nutrisi kacang mete

Khasiat kacang mete

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Karma Pak Jokowi..

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

Moga-moga Pak Jokowi secara tidak sengaja mau meluangkan waktu tuk membaca opini ini..Masih ingatkah Bapak, ketika Bapak menentang kebijakan "nyeleneh" Gubernur Jawa Tengah.? Pilihan Bapak benar..dan sang Gubernur meradang..panik..dan seketika lupa bahwa seorang gubernur adalah orang yang seharusnya paling terhormat di seluruh Jawa Tengah, baik lewat perilaku maupun tutur kata…

Dari jutaan dukungan yang ditujukan kepada Pak Jokowi untuk nyapres 2014..ternyata masih ada saja orang yang menentangnya. Kaum penentang bisa dikelompokkan kedalam 2 golongan.

Golongan Pertama, mereka2 ini diisi oleh orang-orang yang benar benar tidak ingin Pak Jokowi menjadi Presiden RI 2014. Jangan sampai Jokowi jadi presiden…anak kemaren sore…uang ga punya..tampang biasa2 aja. Mereka merasa udah 'keluar modal' yang sangat besar dan strategi udah disusun cukup lama dan matang. Jangan Pernah Takut Tuk Bermimpi… kata mereka.

Golongan Kedua, diisi oleh para individu yang senang menipu nurani diri sendiri. Siapa saja mereka.? Sejauh ini yang saya tahu adalah Kang Ronny, Bagus Widodo, dan  saya sendiri dan si cantik Erenbeckam. Kalau bapak jadi nyapres 2014…walaupun saya ikut milih…tetap saja pertanyaan semisal:

1. Apakah bapak ga khawatir kalo seluruh program kerja Jakarta Baru akan macet.? Lalu kapan sih Jakarta Baru benar2 akan terwujud.?

Di negeri yang serba otonomi ini, masing-masing daerah punya tokoh pemimpin idola mereka sendiri. Dan sepanjang yang saya tahu..70% diantaranya bukan dijabat oleh kawan2 bapak dari PDI Perjuangan. Apakah mereka para kepala daerah itu punya prestasinya jelek…atau ..baik…atau tidak, yang pasti mereka juga punya massa, punya ambisi, punya agenda sendiri untuk mensukseskan diri mereka dan partai pengusungnya. Inilah karma dari otonomi daerah…ketika akhirnya tak disangka-sangka muncul tokoh sentral yang bisa diterima khalayak ramai tetapi harus "berbenturan" dengan kepentingan para elit.

2. Bagaimana caranya bapak akan "memaksa" dan "memastikan" seorang Gubernur Jawa Timur misalnya…atau Gubernur Aceh…atau Gubernur Sulawesi Selatan..untuk mengikuti cara kerja dan program2 kerja bapak kalo bapak jadi Presiden RI.? Belum lagi ke level Bupati dan Walikota.? Mereka semua merupakan para pemimpin amanah..yang diukur oleh kenyataan bahwa mereka terpilih kembali.. Selama 2 periode presiden terakhir..apa yang terjadi…dan tanpa terasa setahun lagi selesai…Menjadi presiden dengan segunung harapan dari masyarakat di era seperti sekarang ini..akan sangat ber-resiko

3. Dengan menjadi Gubernur DKI, bapak bisa bebas ber-kreasi dalam menyusun program kerja pembangunan, segera meng-eksekusi, dan manajemen kontrol lapangan. Tanpa ada "perlawanan" berarti bahkan dari seorang Walikota atau Bupati di provinsi yang bapak pimpin. Dan kami para penggila tetap punya wahana nongkrong baru di youtube Pemprov DKI, TyoJB, Penguasaha, Berita Jakarta, dan MrLovemata selama bapak menjadi gubernur blusukan

Maaf…tapi itu semua terpulang kepada bapak. Walaupun kami tetap khawatir  karena bapak adalah tipe orang yang suka dengan tantangan. Salam.

Merdeka.! Merdeka.! Merdeka.!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Sketsa : Belitung Diantara Kekayaan, Kebodohan Masyarakat, dan Rakusnya Kekuasaan

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

Sore itu, disebuah kampung pesisir di barat nya pulau Belitung bersama dengan dua rekan dari salah satu TV swasta nasional yang sedang membuat sebuah liputan khusus mengenai kehidupan sosial dan keindahan alam pulau Belitung kami pun mencoba untuk menggali dan mencari sisi-sisi lain dari kehidupan nelayan Tanjung Binga, sebuah daerah nelayan pesisir Belitung. Disela-sela mencari beberapa spot yang akan digunakan untuk pengambilan gambar, saya memisahkan diri untuk mencari beberapa photo aktifitas nelayan sekitar, kebetulan saya cukup memiliki ketertarikan terhadap photo-photo "Human Interest", secara tidak sengaja saya menemukan sebuah buku pelajaran SD tahun 1999 usang yang tergelatak diatas tumpukan jaring nelayan, rasa penasaran pun timbul dan saya pun merasa tertarik untuk membuka isi dari buku tersebut, mencoba memastikan apa benar, ada yang salah pada pendidikan bangsa ini. Buku tersebut adalah sebuah buku pelajaran pengetahuan umum. Setelah melihat beberapa halaman, saya merasa tekejut ketika melihat pengetahuan soal daerah penghasil tambang di Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui bersama kalau emas di Indonesia dihasilkan oleh beberapa daerah seperti Papua, Kalimantan, dan menariknya adalah di buku pelajaran ini Papua dan Kalimantan tidak dimasukkan sebagai daerah penghasil emas, lalu timbullah pertanyaan "Apa maksud dan tujuan Indonesia membuat buku pelajaran seperti ini? Apakah ini sebuah pembodohan yang dilakukan secara struktural" dan kemudian muncul lah ide untuk membuat tulisan mengenai daerah pesisir ini karena saya tahu disini terdapat deposit SDA Timah dan Mineral Ikutan lainnya, yang jika dinilai dalam rupiah sama dengan jumlah biaya membangun Belitung bak Singapura, iya ini bukan sesuatu yang berlebihan karena sejatinya Provinsi Bangka Belitung itu salah satu Provinsi terkaya di Indonesia.

13818597761128959561

Photo : Buku Pelajaran SD

Sebutlah Ari, seorang penduduk lokal yang berprofesi sebagai penampung tangkapan nelayan lokal. Saya mencoba untuk menggali informasi lebih dalam mengenai keterkaitan masyarakat sekitar pada peristiwa unjuk rasa menentang Kapal Isap yang baru-baru kemaren cukup menghebohkan pulau ini. Dalam obrolannya beliau mengatakan, "Mas sejujurnya kami disini khawatir dengan akan masuknya Kapal Isap, disini ada sekitar 400-an kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya dari melaut" sebuah kekhawatiran yang manusiawi ketika lahan untuk menghidupi keluarga terancam oleh sebuah kebijakan keliru kepala daerah setempat. Sebuah kebijakan yang rakus yang dikeluarkan oleh kepala daerah setempat, dimana dengan tidak jelasnya pendapatan yang didapatkan oleh daerah terhadap hasil tambang belum lagi ancaman kerusakan ekosistem seperti yang telah terjadi di Pulau Bangka. Seharusnya jika kepala daerah ini sedikit bijak, bangunlah kekuatan ekonomi pada sektor tambang dengan membuat tata kelola yang baik, dimana koperasi, BUMDES, dan BUMD di berdayakan, kemudian bekerjasamalah dengan BUMN untuk mengelola produk hilirnya, sehingga selain akan meningkatan pendapatan per-kapita, dan pendapatan daerah, pengelolaan seperti ini juga akan banyak menyerap lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal. Seyogyanya ini adalah sebuah pemikiran sederhana namun apa daya mental pragmatis telah menyelimuti pemangku-pemangku kebijakan setempat.

Hari pun menjelang sore, dan kami pun segera bergegas untuk ikut pergi melaut. Kebetulan salah satu segmen yang diangkat adalah soal "Bagan Apung" sebuah kapal nelayan yang khusus untuk mencari ikan teri untuk dijadikan produk olahan. Di dalam perjalanan saya berpikiran, di era modern seperti ini kenapa bangsa ini tidak mampu membuat sebuah kapal nelayan modern, berperalatan serba canggih, dan dilengkapi dengan CCTV sebagai "Mata-mata" untuk merekam jejak kapal-kapal asing yang sering beroperasi di perairan Indonesia. Sayapun mencoba mendiskusikan nya dengan rekan, seorang kameraman TV swasta nasional yang telah berkeliling ke seluruh Indonesia, tak hanya piawai didalam mengambil gambar, beliau juga merupakan sosok yang berpikiran idealis dan memiliki pengetahuan yang luas. Sebut saja Akbar, saya pun bertanya "Mas Akbar, kenapa ya Indonesia itu tidak mampu untuk membuat kapal nelayan modern?" beliau pun menjawab "Sebenarnya SDM kita mampu mas, hanya saja pemerintah kita tidak mau mendanai penelitian di dalam pengembangan proyek ini" sebuah jawaban yang tidak bisa saya bantah, karena segala kerusakan pada Negara ini bersumber dari pemerintahannya sendiri.

13818598282057148666

Photo : Bagan Apung

Hari pun malam, kemudian saya mencoba berdiskusi dengan pekerja "Bagan Apung" sebut saja Munandar, seorang pemuda lokal berdarah Bugis. Dari obrolan dengan beliau saya mendapatkan banyak informasi-informasi yang membuat saya terkagum-kagum dengan kekayaan laut Belitung. Di Tanjung Binga terdapat kurang lebih 200 "Bagan Apung" yang tiap harinya menghasilkan ikan teri dengan rata-rata tangkapan 500 kg – 3 Ton, sebuah hasil kekayaan laut yang sangat luar biasa jika dikelola dengan serius. Jika dikalikan 200 kapal dengan perkalian angka minimal 500 kg saja, berarti dalam satu hari ada 10 ton ikan teri yang dihasilkan oleh masyarakat Tanjung Binga, dengan dirata-ratakan 30 hari dalam satu bulannya berarti ada 300 ton ikan teri yang dihasilkan. Dan dikalikan delapan bulan ( waktu melaut dalam setahun ) maka hasil yang didapatkan adalah 2400 ton. Dengan harga jual Rp 10.000,-/Kg maka akan ada perputaran uang sebanyak Rp 24.000.000.000/Tahun dan jika ini dipajakkan 10 persen saja, maka akan ada tambahan Rp 2.400.000.000/Tahun untuk daerah penghasil, ini hanya untuk satu komoditas bernama teri saja, dan hanya berupa produk mentahnya saja. Belum lagi ketika kita menghitung hasil tangkapan lain seperti Cumi, dll. Sebuah kekayaan luar biasa yang dimiliki oleh Belitung.

Subuh pun tiba, dimana ini adalah waktunya untuk mengangkat jaring yang dipasang di sisi kiri kanan kapal. Tangkapan hari ini tidak lah begitu banyak, ada sekitar 600 Kg ikan teri yang berhasil dijaring oleh para nelayan ini. Sebelum matahari terbit kami pun bergegas kembali ke daratan, di perjalanan saya masih memikirkan mengapa kebodohan masyarakat ini terus diberdayakan, dan rakusnya para penguasa ini terus terpelihara. Belitung adalah sebuah daerah Kaya, sangat tak pantas jika peradaban nya hanya seperti ini saja.

1381859890937965107

Photo : Hasil Tangkapan

Ditulis Oleh :

@EndroSiswono : Penggiat Bangka Belitung Kreatif, Save Bangka Belitung Energizer

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Terorisme? Pelajaran Dari Pristiwa 9/11

Posted: 15 Oct 2013 11:22 AM PDT

OPINI | 16 October 2013 | 00:42 Dibaca: 12   Komentar: 0   0

Kisah 9/11 seperti tidak ada habis-habisnya ketika dibicarakan. Permasalahan yang merubah concern dunia akan permasalahan Kriminalitas Internasional gaya baru yakni Terorisme seakan-akan tidak ada habisnya mengisi lembar sejarah kontemporer sekarang ini..

Perihal permasalahan ini, harusnya kita dan semua elemen masyarakat yang ada di dalam kedaulatan negara Indonesia harus bersama-sama memerangi terorisme global yang sekarang ini sepertinya makin meradang dalam konstelasi politik global. Dalam hal ini, peperangan terhadap terorisme global merupakan peperangan seluruh elemen masyarakat dunia, tidak hanya indonesia.

Kita sebagai suatu bangsa yang berdaulat harusnya kita bersama-sama dapat mengkaji dan sama-sa-a memerangi terorisme global..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar