Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 19 Oktober 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Perang Shiffin

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

1382205494840638963

Faktor terpenting meletusnya perang Shiffin adalah penolakan Muawiyah untuk berbaiat kepada Imam Ali As dengan dalih bahwa Imam Ali As terlibat dalam kasus pembunuhan Usman. Tatkala perang nyaris berakhir dengan kemenangan sempurna Amirul Mukminin, dengan tipu-daya Amr bin Ash peperangan berakhir dan dengan peristiwa arbitrase (hakamain) yang mengharuskan Amirul Mukminin menarik diri dari beberapa keinginannya sementara waktu dan menghentikan peperangan karena desakan dan tuntutan kemaslahatan.

Sebagian pasukan Amirul Mukminin As yang sangat berperan dalam mendesak Imam Ali As untuk mengehentikan perang, menyadari kesalahan mereka setelah beberapa waktu dan meminta Amirul Mukminin untuk melupakan perjanjian dengan Muawiyah. Karena Imam Ali As menolak untuk melakukan hal itu maka desakan ini yang menjadi cikal-bakal meletusnya perang Nahrawan.

Ali As dalam masa singkat pemerintahannya yang berlangsung selama lima tahun melewati masa tersebut dengan tiga peperangan. Perang pertama yang dikenal sebagai perang Jamal berakhir dengan kemenangan beliau namun kemenangan dan penaklukan ini tidak berlangsung lama karena musuh lainnya seperti Muawiyah bin Abi Sufyan di Syam (Suriah), yang telah memerintah sebagai Gubernur Syam semenjak kekhalifahan Umar, telah lama menaruh perhatian untuk menjadi khalifah dan keinginan ini ia wujudkan hingga akhir usianya memerintah di tempat itu.

Atas dasar ini, Imam Ali As, karena tugas berat dalam rangka memelihara umat Islam dari penyimpangan, mau-tak-mau harus menumpas rival licik dan para pengikutnya yang dikenal sebagaiQâsithin dalam lembaran sejarah.

Ali As setelah pemilihannya sebagai khalifah di Madinah berada pada tataran menertibkan dan memersatukan umat Islam dengan menumpas api fitnah orang-orang Syam malah kini harus berhadapan dengan fitnah perang Jamal di Basrah buntut dari pengusiran wakil Imam Ali As di Basrah dan membuat kerusuhan di kota tersebut oleh para pelanggar Baiat. Karena itu, Imam Ali harus melupakan dulu untuk menindak lanjuti keputusan pertamanya dan memutuskan bertolak menuju Basrah. Sebab pengambilan keputusan untuk menumpas api fitnah dengan bergerak ke arah Syam adalah karena Muawiyah dalam jawaban suratnya ke Baginda Ali As tidak hanya mau turut kepada baiat kepada Baginda Ali As malah sebagaimana orang-orang Jamal, Ali As dituding sebagai orang yang terlibat dalam pembunuh Usman. Muawiyah menjadikan keinginannya menuntut darah dari para pembunuh Usman sebagai dalih dan alasannya mengangkat senjata melawan Amirul Mukminin Ali As.[1]

Kiranya kita perlu mencermati masalah ini bahwa masalah menuntut darah pembunuhan Usman bagi setiap penjahat telah berubah menjadi dalih dan alasan untuk menyebarkan fitnah. Dan anehnya orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan Usman telah berganti peran dan muncul sebagai orang-orang yang menuntut darah Usman. Mereka menuding orang lain sebagai dalang dari pembunuhan ini yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dalam pembunuhan Usman bahkan telah menunjukkan itikad baik kepadanya dengan memberikan wejangan dan nasihat kepadanya. Tatkala rumah Usman dikepung, Imam Hasanlah yang mengirimkan air ke rumah Usman untuk memenuhi persediaan air di rumahnya.[2]

Menanggapi tudingan Muawiyah, Amirul Mukminin Ali As membantah surat Muwaiyah dengan menulis, "Baiatku adalah baiat yang bersifat umum. Dan mencakup seluruh kaum Muslimin baik mereka yang hadir di Madinah tatkala memberikan baiat atau mereka yang berada di Basrah, Syam dan kota-kota lainnya. Dan engkau mengira bahwa dengan melemparkan tuduhan sebagai orang yang terlibat dalam pembunuhan Usman maka engkau dapat menolak untuk berbaiat kepadaku. Dan semua orang tahu bahwa bukan aku yang membunuhnya sehingga aku harus mendapatkan qishas dari perbuatan tersebut. Pewaris Usman lebih layak menuntut darahnya darimu. Engkaulah di antara orang-orang yang menentangnya dan pada masa itu ia meminta pertolongan darimu namun engkau tidak menolongnya sehingga ia terbunuh."[3]

Ali As dalam banyak hal memberikan penyuluhan dan pencerahan kepada umat ihwal kelicikan dan kelihaian Muawiyah.

Untuk telaah lebih jauh kami persilahkan Anda untuk merujuk pada kitab-kitab yang memberikan ulasan atas kitab Nahj al-Balaghah dan kitab-kitab yang telah ditulis dalam masalah ini.

Kelompok ketiga yang diperangi oleh Baginda Ali As adalah kaum Khawarij. Mereka adalah kelompok yang tadinya bersama Baginda Ali As pada perang Shiffin. Karena penentangan mereka terhadap Amirul Mukminin pada peristiwa arbitrase mereka berpisah darinnya dan keluar dari ketaatan kepada Baginda Ali As karena mereka keluar (khurûj) memerangi Amirul Mukminin Ali As. Karena itu mereka juga disebut sebagai Mâriqin.

Untuk telaah lebih jauh tentang sebab-sebab meletusnya perang Nahrawan (perang melawan Khawarij) kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Pertanyaan 7299 (Site: 7555), Indeks: Ali dan Keraguan untuk Menumpas Api Fitnah Muawiyah dan Penyimpangan Khawarij dan Pertanyaan No. 1587 (Site: 2440), Kekafiran Muawiyah dan Perdamaian Imam Hasan.

[1] . Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balâghah, jil. 3, hal. 88, Kitab Khaneh Ayatullah Mar'asyi, Qum, 1404 H.

[2]. Muhammad bin Muhammad Mufid, al-Fushûl al-Mukhtâra, hal. 228, Kongre Syaikh Mufid, Qum, 1413 H.

[3]. Syarh Nahj al-Balâghah, jil. 3, hal. 89.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

[FFA] Anak Gembala dan Bunda Putri

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

“diantara lamunan malam”

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

Lingkaran Setan Kemiskinan

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

Negara terbelakang umumnya terjerat kedalam apa yang disebut dengan jerat maut dalam ruang lingkup kemiskinan. Nurkse menjelaskan bahwa lingkaran setan mengandung deretan melingkar kekuatan-kekuatan yang satu sama lain beraksi dan bereaksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Si miskin, misalnya, selalu kurang makan sehingga berakibat fatal pada sistem kesehatannya, serta fisik yang lemah dan kapasitas kerjanya rendah. Bila keadaan seperti ini dikaitkan dengan negara secara keseluruhan dapat dikemas kedalam dalil kuno yaitu suatu negara miskin karena ia miskin.

Lingkaran setan pada pokoknya berasal dari fakta bahwa produktivitas total di negara terbelakang sangat rendah sebagai akibat kekurangan modal, pasar yang tidak sempurna, dan keterbelakangan perekonomian. Lingkaran setan yang lain juga menyangkut keterbelakangan manusia dan sumber alam. Pengembangan sumber daya alam pada suatu negara tergantung kepada kemampuan produktif manusianya. Jika penduduknya terbelakang dan buta huruf, langkah akan keterampilan teknik, pengetahuan dan aktivitas kewiraswastaan, maka sumber-sumber alam akan tetap terbengkalai, kurang atau bahkan salah guna. Pada pihak lain, keterbelakangan sumber alam ini menyebabkan keterbelakangan manusia. Keterbelakangan sumber alam, karena itu merupakan sebab sekaligus akibat keterbelakangan manusia. Suatu negara dikatakan miskin karena ia terbelakang.

Marilah secara khusus kita tengok masalah kemiskinan yang melanda Indonesia. permasalahan dasar kemiskinan di Indonesia dapat digambarkan dengan kondisi dimana masih tingginya jumlah penduduk miskin yaitu 39,05 juta jiwa atau sekitar 17.75% (BPS, 2006), masih tingginya rumah tangga miskin di Indonesia yaitu 19,2 juta KK (BPS, 2006), masih tingginya angka pengangguran sebesar 10,24% dari total angka kerja yang berjumlah 103 juta jiwa (2006). Selain itu, dalam hal akses pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan permukiman, infrastruktur, pemodalan/kredit dan informasi bagi masyarakat miskin dirasakan masih sangat terbatas. Jika diamati dengan seksama disebagian wilayah nusantara ini, masih terdapat luasnya kawasan kumuh dan kantong-kantong kemiskinan yang jumlahnya sekitar 56.000 hektar kawasan kumuh di perkotaan di 110 kota-kota, dan 42.000 desa dari sejumlah 66.000 desa dikategorikan desa miskin. (Ifdhal Kasim, 2010:2).

Pembangunan ekonomi merupakan cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam defenisi yang ketat, pembangunan diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan tahunan atas pendapatan nasional (Gross National Product) nya pada tingkat 5-7% atau bahkan lebih tinggi, jika hal itu memungkinkan. Negara-negara yang besar GNP perkapitannya (Income Per capita) dinilai maju sedangkan yang kecil dinilai terbelakang. Negara-negara maju yang pembangunan ekonominya telah berkembang sejak 2 abad yang lalu saat ini menjadi negara-negara kaya yang masyarakatnya hidup dalam keadaan sejahtera. Di Belanda misalnya, rakyat yang tidak bekerjapun mendapatkan kehidupan yang layak, selain memiliki rumah, biaya hidup bulanan, biaya pendidikan anak, mereka juga mendapat biaya untuk berlibur.

Di negara-negara berkembang hal ini tidak terjadi. Negara-negara berkembang secara mayoritas masih mengalami kemajuan ekonomi yang tidak besar akibat negara-negara ini baru saja keluar dari situasi penjajahan, rata-rata setengah abad yang lalu, serta berbagai kegagalan dalam pembangunan. Pembangunan ekonomi dan kemiskinan merupakan hal yang saling terkait. Bagi negara-negara berkembang pembangunan ekonomi yang ditujukan untuk mengatasi persoalan kemiskinan malah seringkali menciptakan proses kemiskinan (Poverty Trap) itu sendiri. Hal ini sangat terkait dengan kesalahan memilih model pembangunan maupun kesalahan akibat kelalaian dalam mengelola pembangunan itu sendiri.

Sumber: TKPK dan Bappenas (Makalah Ifdhal Kasim pada Pendidikan dan Pelatihan HAM "Pembangunan Berbasis HAM" yang diselenggarakan oleh PUSHAM Universitas Negeri Medan, Tanggal 25-26 Mei 2010)

Saat ini kemiskinan menjadi perhatian yang sangat besar dan pemecahan permasalahnnya menjadi agenda utama pembangunan Indonesia. negara ini dihadapkan pada bayang-bayang peningkatan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin bulan maret 2006 sebesar 39,5 juta (17,75%). Jika dibandingkan dengan bulan februari 2005 yang berjumlah 35,10 juta (15,97%), terdapat kenaikan sebesar 3,9 juta. Kenaikan ini merupakan kenaikan pertama kali setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang kompleks sehingga penyebab kenaikan jumlah penduduk miskin sesungguhnya sangat banyak dan bermacam-macam. Tetapi penyebab yang paling utma melanda negeri ini adalah adanya kenaikan harga beras sekitar 33%, kenaikan harga BBM sebesar rata-rata 114% dimana harga minyak tanah hampir naik tiga kali lipat. Kondisi tersebut meningkatkan inflasi menjadi 17.95% dan pengeluaran penduduk miskin naik 6%. Selain itu, perubahan metodologi perhitungan jumlah penduduk miskin dan jumlah sampel yang kurang mencukupi.

Bank Dunia sendiri mendorong adanya campur tangan pemerintah, peran minimal adalah penyediaan barang-barang publik dan perlindungan si miskin dan peran aktif dapat mendorong kegiatan swasta dan redistribusi asset. Dalam hal pengangguran, tingkat pengangguran di negara-negara berkembang sangat tinggi. Di Indonesia tingkat pengangguran mencapai angka 9,5% (2003) dan angka tersebut dapat mencapai 31% jika dimasukkan pengangguran tidak terbuka dan setengah pengangguran. Besarnya tingkat pengangguran ini telah mengurangi daya tawar pekeja dan pencari kerja terhadap pemilik modal. Apa yang disebut Milton Friedman bahwa setiap pekerja atau pencari kerja pada dasarnya tidak dapat ditekan pengusaha sangat sulit dipahami dalam situasi over supply tenaga kerja tersebut. Apalagi di negara-negara berkembang, sistem jaminan sosial tidak berfungsi, sehingga keluar dari pekerjaan untuk mencari pekerjaan yang lain bukanlah pilihan yang mudah. Berbeda di negara-negara maju dimana memang supply demand tenaga kerja relatif seimbang dan sistem jaminan sosial berlangsung baik. Hal ini membuat posisi tawar pekerja di negara maju terhadap pemilik modal sangat tinggi, disamping "law enforcement" mereka berjalan baik.

Bahwa konsep pembangunan berdasarkan hak asasi manusia dan pendekatan pembangunan manusia mempunyai korelasi yang sangat erat. Bagaikan dua mata koin yang tidak terpisahkan. Keduanya secara jelas menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menguntungkan manusia, pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia disemua golongan masyarakat pada semua tahap pembangunan. Pembangunan manusia memperluas bahasan tentang konsepsi pembangunan dari diskusi tentang cara-cara kediskusi tentang tujuan akhir dari pembangunan disekeliling manusia, bukan manusia disekeliling pembangunan. (Rizal Malik, 2005:78)

No.

Tujuan

Target

1

Memberantas kemiskinan dan kelaparan

1. Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang hidup dengan penghasilan satu dolar per hari (1$/hari)

2. Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang kelaparan

2

Mencapai pendidikan dasar yang universal

Menjamin semua anak perempuan dan laki-laki untuk menyelesaikan jenjang pendidikan dasar

3

Mempromosikan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan

Menghapus perbedaan/gender dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005 dan pada semua tingkat pada tahun 2015

4

Mengurangi jumlah kematian anak

Mengurangi sampai 2/3 dari jumlah kematian anak dibawah usia 5 tahun

5

Meningkatkan kesehatan ibu

Mengurangi sampai 2/3 kematian anak dibawah usia 5 tahun

6

Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lain

1. Menghentikan dan mulai membalikkan penyebaran virus HIV/AIDS

2. Menghentikan dan mulai tingkat penyebaran malaria dan penyakit utama lainnya

7

Menjamin kelestarian lingkungan

1. Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan kedalam kebijakan dan program-program di tingkat nasional, mengembalikan kerugian dari sumber daya alam yang telah hilang

2. Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang tidak memiliki akses pada air minum yang bersih

3. Mencapai kemajuan kehidupan yang signifikan untuk paling tidak 100 juta penduduk di daerah kumuh pada tahun 2020

8

Mengembangkan kemitraan global

1. Mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan yang terbuka yang didasarkan pada peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif

2. Menanggulangi kebutuhan khusus negara-negara yang kurang berkembang

3. Menanggulangi kebutuhan khusus negara-negara yang terkurung daratan dan negara-negara yang sedang berkembang yang terdiri dari pulau-pulau kecil

4. Secara komprehensif menanggulangi masalah hutang negara berkembang melalui tindakan nasional maupun internasional untuk membuat hutang mereka bisa dipikul untuk jangka panjang

5. Bekerjasama dengan sektor swasta untuk memaksimalkan keuntungan dari teknologi baru khususnya teknologi informasi dan komunikasi

Sumber : Jurnal HAM, Komnas HAM RI-2005, Vol 3

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

[FFA] Aku Gak Butuh HP Baru, Mama!

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

Mal dan pertambahan luasnya

Posted: 19 Oct 2013 11:23 AM PDT

Apabila anda ingin mengetahui bahwa luas mal yang ada di Jakarta yaitu hampir lebih dari 2,5 juta meter persegi ,namun dari angka itu terdapat  321.743 meter persegi luas mal di Jakarta yang masih belum terserap pasar .  Luas mal yang semakin hari bertambah ini disebabkan gaya hidup masyarakat yang menjadikan shopping sebagai Lifestyle baru .Maka semakin banyak mal dibangun mengingat kenaikan pola dan gaya hidup masyarakat . Sedangkan luas mal yang ada di wilayah Bodetabek  yaitu sekitar 1,5 juta meter persegi . yaitu sekitar 80% kepadatan di Botabek.

Namun dari kenaikan jumlah mal juga terdapat tempat mal yang kosong. Berbicara mengenai kekosongan ini

Associate Director Research Coliers International Indonesia , Ferry Salanto mengatakan tingkat kekosongan disebabkan oleh depresi rupiah yang berdampak terhadap tingginya biaya operasional .

Ini menyebabkan berubahnya putusan para tenan uuntuk merelokasi tempat usahanya dari mal dengan harga sewa tinggi ke mal dengan harga sewa yang kompetitif . Berbagai cara dilakukan oleh pemilik gedung agar para penyewa mampu bertahan dengan harga sewa yang baru .diantaranya adalah kemudahan dalam pembayaran yang melewati tenggat waktu pembayaran  biaya servis ( servis charge) selama beberapa waktu hingga pembebasan biaya servis sampai beberapa bulan .Hal ini disebabkan persaingan mal di Jakarta yang semakin ketat.

Namun berbeda sedikit dengan mal di Surabaya .ada sekitar 26 mal telah dan ada bertebaran di ibukota Jawa Timur ini. Dalam kurun waktu lima tahun ini pertumbuhan mal melonjak drastis dibanding sepuluh tahun sebelumnya.Dulu tidak lebih hanya lima mal yang dikenal masyarakat antara lain Plasa Tunjungan , Plasa Surabaya , Galaxy mal , Plasa Marina dan Jembatan Merah Plasa.  Sekarang ini surabaya sudah dipenuhi mal mulai utara hingga barat timur selatannya.

Kebanyakan mal membidik segmen  konsumen kalangan menengah keatas. Dengaan menyediakan kebutuhan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.Dan ini monoton setiap mal memasarkan produk konsumtif ini sehingga omset pasar menurun karena pasar yang sejenis.dan padahal perilaku konsumtif secara umumnya hanya banyak dilakukan kalangan menengah keatas. Padahal sekitar 80% Jawa Timur berasal dari kalangan menengah kebawah. Sehingga kebanyakan pengunjung mal hanya melihat lihat saja daripada belanja.

Jika  bisnis properti rumah  lebih banyak menampilkan kecantikan desain , lalu apakah bisnis mal tidak cukup dengan kenyamanan sepertii yang dikonsepkan pada rumah . misalnya kalau rumah ada lebih banyak gaya mempercantik tampilan jendela , mengganti semua switch listrik agar lebih yakin aman , sampai penataan merapikan taman . namun kalau bisnis mal konsep apa agar konsumen lebih tertarik masih sangat diperlukan referensinya.Sepertinya semua usaha harus dipelajari lebih berterusan .karena selalu berubah terhadap waktu.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar