Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 08 Januari 2014 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Ketika

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

Manfaatkan Segala Aktivitas Kita Menjadi Bernilai

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

"Manfaatkan segala aktivitas kita menjadi bernilai" ungkapan ini sangat pas buat kita yang ingin selalu menjadi orang-orang yang bermanfaat buat orang lain dan akhirnya akan berimbas baik pada diri sendiri, semakin banyak kita menjadikan aktivitas kita benilai baik maka semakin banyak pula imbas kebaikan yang akan mengenai kita.

Ungkapan di atas bisa juga kita arahkan ke dunia usaha, karna dunia usaha atau bisnis menjadikan sesuatu itu menjadi bernilai bagi orang lain, bisa bernilai ekonomis, bernilai manfaat dan lain sebagainya.

Ada kisah dari seseorang yang menjadikan aktivitas yang tidak di sengajanya itu menjadi bernilai sangat berharga bahkan menjadi ladang bisnis usahanya, ceritanya ada seorang yang di mintain tolong menerima kiriman dari seperangkat alat-alat cuci seperti pembersi porselen, detergen, shampoo dan alat lain sebagainya dari aneka jenis alat-alat cuci, tanpa di sengaja sang pengirim barang dan dia saling menanyakan nomor telpon, karna sang pengirim barang kawatir dengan barang kirimannya , setelah si pengirim barang tersebut pergi iseng-iseng dia photo semua barang yang telah dia terima, lalu di upload ke facebook tak lupa pula dia berpose dengan tumpukan barang itu, seolah-olah dia pemilik semua barang itu, padahal ini semua adalah keisengan saja, yang tanpa di sadari kalau apa yang ia lakukan adalah langkah awal menjadi pengusaha sukses kelak di kemudian hari.

Bebehari berikutnya dia kedatangan inbox di akun facebooknya, yang isi inboxnya bertanya tentang princian barang dari foto yang ia upload di Facebook tanpa sengaja terlintas di pikirannya, kenapa dia tidak mencoba memulai bisnis itu, maka di carinya nomor telpon yang kemaren dia save di hp nya lalu menelpon si pengirim barang dan menawarkan kerja sama memasarkan produk-produk alat-alat cuci tersebut.

Itulah sekilas cerita bagaimana seseorang dapat memanfaatkan segala aktivitasnya menjadi bernialai, dan mungkin banyak orang-orang di luar sana selain kita telah benar-benar menemukan aktivitasnya menjadi sangat bernilai, karna seperti di awal katakan, bahwa orang-orang yang memberikan manfaat buat orang lain maka akhirnya akan berimbas baik pada diri mereka sendiri, semakin banyak ia menjadikan aktivitasnya benilai baik, maka semakin banyak pula imbas kebaikan yang akan mengenainya.

Mulai saat ini jangan pernah ragu untuk menjadikan aktivitas kita menjadi bernilai, sekecil apapun itu pasti akan ada imbas kebaikan yang akan kita dapat.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Pelaut Bukan Mata Keranjang, Tetapi Pahlawan Devisa

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

Saat kita mendengar lagu "Balada Pelaut", Image kita langsung saja pada sisi negatif profesi yang beresiko harus terpisah jauh dari keluarga saat mencari nafkah.

Mungkin kalo sangat tidak adil jika cuma profesi Pelaut yang di cap sebagai "Mata Keranjang" Profesi apapun didarat atau pun diudara bisa memiliki mata yang keranjangnya lebih banyak dari pada Profesi Pelaut.

Kurangnya informasi tentang dunia kepelautan saat ini kadang orang mengangap profesi Pelaut adalah Profesi yang bermandikan dolar, dan ini mungfkin salah satu penyebab pelaut dijuluki dengan istilah negatif tersebut.

13892102851457231287

Pelaut Pahlawan Devisa

Sebagai mantan Pelaut yang saat ini aktif di organisasi profesi Indonesian Seafarers Communication Forum (ISCF) dan dipercayakan oleh anggota untuk  memegang jabatan sebagai Sekertaris Jenderal saya ingin membuka sedikit wawasan public khususnya masyarakat Indonesia untuk sedikit mengenal seluk beluk Profesi yang satu ini.

Perjuangan untuk menjadi pelaut tidaklah mudah karena untuk menjadi seorang pelaut harus memenuhi aturan-aturan dan regulasi yang bukan cuma ditentukan oleh instansi pemerintahan dalam negeri dalam hal ini departemen perhubungan tetapi juga harus memenuhi atauran dan regulasi Internasional yang dikeluarkan International Maritime Organization (IMO).

Perjuangan dimulai dengan melengkapi dokumen dan sertifikat pelaut tergantung dari jabatan dan kapal apa yang menjadi tujuan tempat bekerja.

Jabatan Pelaut dikatagorikan dalam beberapa katagory:

1. Perwira Navigasi (Captain, Chief Officer, 2nd Officer, 3rd Officer dll) disebut juga dengan Deck Officer

2. Perwira Mesin (Chief Engineer, 2nd Engineer, 3rd Engineer, dll) disebut juga dengan Engine Officers

3. Deck Ratings (OS, AB, Bosun, Steward, Cook, dll)

4. Engine Ratings (Wiper, Oiler, Fitter, Foreman Engine, dll)

5.  Cruise Ship Crew (Waiter, Cabin Steward, House Keeping Cleaner, Galley Stewards, dll)

13892103621734565320

Pelaut Kapal Pesiar

Untuk menjadi perwira Navigasi (Deck) dan Perwira Mesin (Engine Officer) harus mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Pelayaran atau Akademi Pelayaran dengan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Untuk Rating diwajibkan memiliki sertifikasi yang dimulai dari Basic Safety Training, SCRB, Sertifikat Watch Keeping, dan lain-lainya yang memankan waktu dan biaya yang tidak sedikit pula.

Untuk Cruise line crew biasanya diwajibkan harus lulus setidaknya Diploma 1 perhotelan atau pelatihan perhotelan yang setara denga Diploma satu, dan juga harus mengambil beberapa sertifikat kepelautan seperti BST, SCRB, Crisis and Crowd management, dll.

Aturan sertifikasi Pelaut merupakan regulasi internasional yang disebut STCW (Standard of Training, Certifications and Watch Keeping) dan saat ini dibelakukan STCW 2010 yang disebut juga dengan amandemen Manila.

Pertanyaannya adalah apakah setelah melengkapi sertifikasi dan dokumen sebagai syarat menjadi pelaut, pelaut bisa otomatis mendapatkan job yang diinginkan? jawabannya adalah Tidak, Calon pelaut harus berjuang untuk mencari perusahaan pelayaran yang memang bisa menerima mereka untuk menjadi crew kapal perusahaan pelayaran tersebut dan biasanya harus melalui Interview.

Memang sudah merupakan Sipat orang Indonesia untuk menggunakan jalan Tol untuk mewujudkan mimpinya, dan istilah broker sudah tidak asing lagi dikalangan pelaut, ada memang sebagian yang beruntung, tapi banyak juga yang buntung dan menjadi korban penipuan broker-broker nakal.

Setelah mendapatkan job yang diinginkan, bukan berarti masalah bisa selesai sampai disitu, Home Sick, Sea Sick (mabuk laut), Gaji yang Tidak Dibayar, merupakan permasalah-permasalahan yang bisa timbul jika Pelaut tidak cermat dalam memilih Perusahaan tempat ia bekerja.

Memang jika dipandang banyak pelaut yang kelihatanya sukses dan hidup berlimpah dolar, namun janganlah memandang sebelah mata, karena untuk mewujudkan hal tersebut awalnya penuh dengan pengorbanan dan air mata.

Mungkin istilah Pelaut Mata Keranjang saat ini harus sudah diganti dengan istilah Pelaut Pahlawan Devisa karena memang penghasilan pelaut yang bekerja diluar negeri bervariasi ada yang bisa mencapai US$ 500 perhari.. dan ada juga yang hanya mendapat US$ 500 perbulan, berapapun yang didapat itu merupakan devisa bagi negara kita Indonesia. Keep Move On Pelaut Indonesia

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

The Power Of Habit : Cerite ku di kabupaten/kota kecil “Terbiasa Suap-Menyuap”

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

1389209928360583645

Salah Satu Objek Wisata Kampung Halaman .Gunung merapi aktif tertinggi di Indonesia dan kebun teh terluas Di Dunia


Habit dalam bahasa Indonesia disebut dengan kebiasaan. Kebiasaan dengan dasar kata Biasa ini bisa kita simpulkan sendiri bahwa Kebiasaan merupakan kegiataan yang kita dapatkan karena melakukannya berulang sampai bisa dilakukan tanpa upaya yang berarti. Dengan upaya kebiasaan Ini karakter seseorang akan terbentuk secara otomatis dan mempengaruhi pola pikir seseorang tersebut. Pola pikir seseorang akan terbentuk dalam sebuah bingkai yang bernama kemampuan, bisa, mudah ,dll. Oleh karena itu salah seorang Presenter  terkaya di dunia Oprah Wenprey mengatakan bahwa "Kebiasaan saya tinggal di peternakan kecil nenekku dan berbicara disetiap waktu dengan kehidupan keras ,membuat saya bisa seperti ini." Bukan hanya itu saja berdasarkan penelitian dari Universitas ternama di USA mengatakan bahwa, kehidupan seseorang ditentukan dari bagaimana kebiasaan yang ia lakukan, semakin sering seseorang melakukan kegiatan secara berulang-ulang baik itu kegiatan Positif maupun negatif maka hal itu akan berpengaruh pada pola pikir yang menentukan masa depan.


Terus apa hubungan kekuataan kebiasaan dengan Cerita dari kabupaten/kota  kecil  tentang suap menyuap ini?tentu saja saya jawab akan sangat berkaitan, karena memang mengingat kekuataan kebiasaan dalam pengaruh menjalani kehidupan sangatlah luar biasa bagaimana akibat kebiasaan  suap-menyuap yang kita bahas ini menjadi mendarah daging di Kabupaten kecil ini dan bahkan sudah menjadi sebuah tradisi . hal ini menurut  Prof. Rhenald Kasali sudah masuk kategori yang sangat berbahaya melebihi dari apapun. Dalam tulisan beliau di salah satu media cetak terbesar dinegara Indonesia tercinta ini beliau mengatakan bahwa, Indonesia akan menjadi Negara hancur cepat atau lambat jika tingkat kesadaran suap – menyuap ini tidak diatasi dengan segera mungkin.


Kenapa Kebiasaan Suap – Menyuap Terjadi di Kabupaten /kota Kecil ini ?


Euforia Tes Calon Masuk Pegawai negeri Sipil memang sudah selesai, Namun saya tergerak untuk membuat tulisan ini setelah mendapat kabar baik itu melalui media online, maupun informasi dari keluarga di Kampung halaman.  Kabupaten/kota kelahiran saya ini sedang heboh  Adanya CPNS yang lulus tanpa ikut tes .artikelnya bisa dibaca lengkap disini http://www.saktinews.com/2013/12/diduga-tidak-ikut-tes-tapi-lulus-cpns.html. Maka dari itulah saya tergerak untuk menulis tentang penyebab sebenarnya atau kenapa hal ini sudah menjadi kebiasaan di Kabupaten /Kota Kelahiran saya ini

Di kabupaten /Kota Hal ini tentu bukanlah menjadi rahasia umum lagi untuk masyarakat kabupaten kecil ini, berdasarkan Berita dari www.kerincinews.com mengabarkan bahwa salah seorang anak Wali Kota Secara terang-terangan melakukan lelang lulus Pegawai Negeri Sipil hal ini disampaikan oleh salah satu masyarakat  yang ada di Kabupaten kecil tersebut setelah melakukan penawaran melalui via telepon, dan anak wali kota ini mengarahkan untuk tawar menawar bersama ajudan , tawaran mulai dari 100 Juta – 250 Juta ,  rekaman ada disini Ajudan yang ikut dalam sesi tawar menawar via telepon . rekemannya ada disini http://kerincitime.co.id/berita-utama/inilah-rekaman-percakapan-ajudan-ajb-dan-efendi-terkait-tarif-cpns-sungai-penuh-2.html. tentulah membuat saya yang tidak mampu ini geleng-geleng kepala.Bahkan Konon katanya kebiasaan tarif tersebut menjadi tarif Masuk Pegawai Negeri Sipil Termahal di Indonesia.


Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi ini selalu saja menjadi buah bibir Masyarakat kabupaten/Kota  turunan suku Melayu Tua didunia yang menetap sejak zaman Mezoliticum ini. Ada yang mengecam atas kebiasaan suap menyuap tersebut ,walaupun mereka mengecam namun pada kenyataannya sebagian mereka terlibat langsung melakukan praktek kebiasaan suap menyuap tersebut namun dinyatakan tidak lulus.


Serta  ada pula yang mengatakan itu bagian dari rezeki mereka.nah orang-orang yang mengatakan ini sebagian adalah mereka yang ikut dalam kebiasaan suap menyuap tersebut yang dinyatakan lulus atau keluarga ,sahabat mereka yang lulus.
Kebiasaan yang terjadi ini disebakan salah satu faktor yakni adanya keyakinan atau pola pikir keinginan masyarakat untuk lebih dihargai, jaminan hidup, pekerjaan yang tidak terlalu capek dan adanya pensiun, Serta masa depan Pasti. Orang-orang yang hidup di Kabupaten/kota  Kecil ini rata-rata mempercayai bahwa status seseorang yang menjadi Pegawai negeri Sipil yang mempunyai Nomor Induk Pegawai  ini akan sangat dihormati,tidak peduli entah itu mereka Pegawai negeri Sipil golongan apa, yang mereka tahu itu, PNS memiliki gaji dan mempunyai masa depan mereka lebih memilih zona nyaman kaya tidak dan miskinpun tidak (belum ada satupun lembaga penelitian atau survey yang menyatakan Pegawai Negeri Sipil pernah menjadi orang terkaya di Dunia atau orang termiskin di Dunia) . Aneh bukan? bahkan Paradigma seperti ini sudah lama terbentuk ketika awal mulainya  harga  dari sector Perkebunan seperti kulit manis, kopi, cabe  turun harga  yang menjadi andalan masyarakat kabupaten/Kota kecil ini mencari nafkah.
Cerita nyata dan Unik yang pernah terjadi,  suatu ketika dikabupaten/kota kecil ini ada dua orang pria, yang satu berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan satunya lagi adalah Seorang pengusaha sukses. Mereka berniat hendak melamar seorang gadis  , dan pada akhirnya lamaran seoerang Pegawai Negeri Sipil itulah yang diterima oleh keluarga dari sang gadis ini, bahkan orang tua sang gadis sanggup membayar Pegawai Negeri Sipil yang bergaji 2 juta ini dengan sebuah Mobil.sedangkan pria yang berprofesi sebagai Pengusaha ini yang mempunyai penghasilan rata-rata bersih satu 10 juta satu minggu ditolak dengan alasan, Pegawai Negeri Sipil ini lebih menjanjikan, punya uang pensiun, dari pada Pengusaha ini takutnya nanti bisa bangkrut dll. Aneh bukan?.. ya itulah uniknya kabupaten/Kota kecil yang mempunyai bahasa dan dialek spesifik (Bahasa ) dengan tulisan Rencong Srik  ini.


Paradigma yang sudah terbentuk seperti ini adalah buah dari sebuah kebiasaan. Mereka terbiasa dengan terbentuk pola pikir bahwa Pegawai Negeri Sipil Jauh lebih baik dan aman dibandingkan dengan seorang pengusaha sekalipun, tidak penting hidup  kaya, yang pasti cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Padahal jika kita hitung secara Matematika pengusaha itulah yang akan Hidup aman walaupun dinyatakan bangkrut sekalipun.
Kemudian ditunjau dari Kurangnya Perusahaan Swasta atau Negara yang berskala besar di Kabupaten/Kota Kecil ini. Berdasarkan data yang saya peroleh sekitar 14,5% (kerincikab.wordpress.com) .Namun yang pasti secara kasat mata , perusahaan di Kabupaten Kecil ini tidak sebanding dengan Kabupaten tetangga dalam lingkup Provinsi jambi. Jadi masyarakat kabupaten Kecil ini hanya mempunyai pilihan , Merantau Keluar daerah untuk bekerja atau Menjadi Pengusaha,Menjadi TKI Ke Malaysia (Kabupaten/kota Kecil ini termasuk salah satu kabupaten di Indonesia terbanyak mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia), dan terakhir tetap di kampung menjadi Petani atau Pegawai Negeri Sipil yang hampir sebagian dilakukan dengan Suap –Menyuap.

Emas Diuji dengan Api ( Manusia Diuji dengan Uang )


Saya selalu ingat apa yang disampaikan oleh salah seorang Prof mata kuliah Manajemen saya disini  yang mengatakan  bahwa " Emas Diuji dengan Api (Manusia Diuji dengan uang) pepatah kuno China ini sangatlah terkenal di Dunia. Di Indonesia  Artikel  ini tentang pepatah kuno china ini ditulis oleh Prof.Rhenald Kasali di Jawa Pos 21 januari 2013 (lebih jelas  http://rhenald-kasali.blogspot.ru/2013/01/emas-diuji-dengan-api-manusia-diuji.html).

Si penerima Suap tentulah sudah menjadi Kebiasaan menerima uang Haram ini, kenapa tidak, hanya bermodalkan Bicara, Handphone, dan teman mereka akan mendapatkan uang dengan mudah dalam waktu yang relative singkat. Siapa yang tidak mau mendapatkan uang 80 juta atau 100 juta hanya dengan bermodalkan Handphone , apalagi diperparah sampai saat ini Polisi di Kabupaten/Kota kecil ini belum bisa melacak terlalu banyak para penerima suap ini, diperparah tidak ada kecendrungan masyarakat yang tidak ingin membawa masalah ini  ke Polisi, Mereka beranggapan ini akan menjadi lebih parah lagi jika sudah sampai ke polisi, orang-orang di kabupaten.kota  ini mengatakan jika masalah sudah sampai ke Polisi .maka "hutang kambing terbayar namun kita akan membayar hutang Kerbau". Maka dari itulah kebiasaan dari penerima suap ini terbentuk paradigma baru seperti berjualan baju saja, tawar Menawar,uang, dan jadi.jika gagal maka uang akan di kembalikan, jika Lulus maka akan ada acara kenduri bersama.


Sebenarnya, secara psikolgis kebiasaan buruk seperti itu ,akan menimbulkan penyesalan serta penolakan bathin, namun karena adanya ujian uang tersebut itulah dan ditambah sebagian dorongan dari istri-istri/suami-suami yang mengingkan segala sesuatu membuat sang penerima suap dengan tegas mengiyakan atau menyanggupi meluluskan mereka.
Karena itulah Kebiasaan ini menjadi mendarah daging di Kabupaten/Kota kecil ini. Jika kebiasaan ini terus terjadi maka Kabupaten/Kota kecil ini tidak akan pernah mampu bersaing atau keluar dari zona biasa saja menjadi luar biasa. Karena biasanya "saya menjadi PNS bayar disini, lebih baik memikirkan bagiamana cara mengembalikan pinjaman uang masuk PNS dengan cara apapun bisa korupsi dan ll. Masalah pekerjaan saya bekerja seadanya saja namun akan bekerja giat jika ada uang". Motivasi ini berbeda jika PNS lulus dengan Murni, biasanya" akan bekerja lebih giat, tanpa beban dan bahkan berpikir bagaimana cara untuk menaikkan Haji orang tua dengan uang halal,bukan dengan uang haram." Jadi Kekuatan Kebiasaan ini tergantung dari kemana arah kita akan membawanya, lebih buruk, lebih baik, atau biasa saja.
Saya tidak bermaksud bahwa Pilihan Menjadi PNS itu adalah pilihan yang buruk, bahkan sayapun berkeinginan mengabdi kepada Negara, namun Caranyalah yang Buruk . Kita berharap Kabupaten/Kota Kecil segera berubah, Bukan saatnya saling menyalahkan, Namun saat ini adalah turun tangan bersama merubah kebiasaan buruk ini, Saya Optimis Jika semakin banyak masyarakat kerinci berniat meninggalkan kebiasaan buruk ini. Saya yakin kabupaten Kecil ini akan menjadi kabupaten Besar walaupun ia berada di perbatasan antara dua Provinsi Di sumatera dan dikelilingi Taman Nasional ini.

Ini cerita tentang kampung halaman ku, Apa Cerita Mu?

salam dari Russia   dibawah suhu - 13 Derajat Celcius

Emaridial Ulza















Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Let me Introduce you to Herbalpreneur

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

herlbalpreneur itu apa sih , herbalpreneur merupakan kombinasi kata herbal + entrepreneur agar lebih jelas bisa kita sebut herbalpreneur

Herbal identik dengan dunia tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau jenis  tanaman perdu. Dalam ilmu pengobatan, istilah herbal mempunyai pengertian yang cukup luas, yaitu segala jenis tanaman dan bagian-bagiannya yang yang mengandung beberapa bahan aktif yang dapat dipergunakan sebagai obat (therapeutic).

lalu bagaimana dengan entrepreneur , menurut kamus bahasa indonesia entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru ,menyusun oprasi untuk pengadaan produk baru,memasarkanya serta mengatur permodalan oprasinya.

dan menurut beberapa pakar entrepreneur juga bisa diartikan orang yg menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan memadukan sumberdaya dan membuat gagasan jadi keyataan

sebagin orang mengangap berbisnis adalah urusan duniawi dan tidak ada kaitanya dengan ibadah , padalah dengan bisnis yang dijalankan dengan syariat islam yang benar bisnis kita akan bernilai ibadah dan bermanfaat didunia dan akhirat

Dengan berbisnis herbal kita bisa memberikan manfaat kepada banyak orang akan pentingya kesehatan dan juga dapat memberikan kemudahahan bagi masyarakat untuk kebali ke alam , karena pengobatan dengan herbal sudah banyak dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagai pengobatan yang benar2 menyembuhkan

sangat banyak manfaat dalam bisnis herbal ini sehingga kita berharap akan banyak para entrepreneur yang terjun untuk memajukan bisnis herbal di indonesia bisa menjadi komoditas dunia yang diperhitungkan

www.istana-herbal.com

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Merendahkan dan Meninggikan Diri Di Kompasiana

Posted: 08 Jan 2014 12:45 PM PST

Yap benar, diri bukan hati ^^

Bulan depan, genap dua tahun saya bergabung d komunitas maya ini, Kompasiana. Begitu banyaknya manfaat yang saya peroleh semenjak bergabung disini, rasanya mustahil meninggalkan etalase warga biasa ini (memakai istilah pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha).

Dua hal dari sekian banyak hal yang sangat menarik yang saya temukan disini, yaitu merendahkan diri dan meninggikan diri di Kompasiana.

Merendahkan Diri di Kompasiana

Maksud saya begini, merendakan diri ini telah dilakukan oleh orang-orang atau tepatnya Kompasianers yang dalam kehidupan sehari-hari biasanya berada atau bersosialisasi diantara orang yang "tinggi-tinggi", semisal pejabat negara yang sebagaimana telah kita ketahui bersama, umumnya relatif sulit berinteraksi dengan kita-kita warga biasa dalam realita, ya kan? :D

Atau Kompasianers yang biasanya berada di komunitas orang yang berada alias kaya raya. Biasanya sih yang keg gini orang-orang yang hidup atau tinggal di apartemen mewah dan kompleks elit seperti Beverly Hills…#eh… :P ya juga kan? :D

Mereka semua jadi warga biasa di sini…

Jadi, pengertian merendahkan diri disini bukan berarti menghinakan diri yah, malah sebaliknya yaitu memuliakan diri melalui Kompasiana, berinteraksi dan saling berbagi informasi yang bermanfaat dengan siapa saja dan tidak memandang status sosialnya, hal yang mulia dan sangat manusiawi sekali bukan?

Meninggikan Diri Di Kompasiana

Nah, yang ini juga, bukan berarti menghinakan diri dengan cara sombong. Hal ini untuk kita-kita yang dalam kehidupan sehari-hari kurang atau bahkan tidak dianggap karena status sosial dan ekonomi kita para hmm… misalnya buruh kasar harian dan "inang-inang parengge-rengge" yang menghamparkan dagangan rempah-rempahnya di atas tanah di pinggir jalanan ^^

Nah, suara atau pemikiran Kompasianers ini di Kompasiana akan didengar oleh siapa saja termasuk yang "tinggi-tinggi" tadi melalui tulisan-tulisannya bukan? Kemungkinan besar akan sangat bermanfaat, khususnya bagi mereka yang tinggi-tinggi itu karena mereka memperoleh informasi yang rasanya mungkin sulit mereka dapatkan dari kehidupan sehari-harinya.

Akhir kata, merendahkan + meninggikan = rata.

Semuanya rata di sini, di Kompasiana, tidak memandang status sosial dan ekonominya. Semuanya berhak mengemukakan hasil pemikiran dan pengalamannya, tentunya sepanjang berada di dalam koridor undang-undang yang telah ditetapkan oleh Pengelola Kompasiana ^^

Salam Hangat Sahabat Kompasianers, Para Warga Biasa….

[-Rahmad Agus Koto-]

Catatan

Saya sengaja tidak menyebutkan contoh-contoh orangnya, tahu sama tahu ajalah kita ya :D

Artikel mengenai Kompasiana dari sudut pandang saya:

  1. Yang Terbaik Untuk Kompasiana
  2. Kompasiana Melampaui Jurnalisme Warga
  3. Kompasiana, Media Warga Agen-agen Perubahan
  4. Kompasiana, Personal Blog Killer!
  5. Kompasiana, Etalase Warga Biasa yang Tidak Biasa

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar