Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Jumat, 12 April 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Langit sore Jogjakarta

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

Lebih baik BTN bubar !!!

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

OPINI | 13 April 2013 | 02:24 Dibaca: 31   Komentar: 0   Nihil

Melalui rapat Exco di surabaya menghasilkan keputusan yang biasa dan cenderung di biasakan yaitu mengangkat Mr.Multitasking La nyalla matalaliti sebagai ketua BTN yang sah secara meyakinkan secara de facto dan mungkin sesuai izin Tuhan.

Sebutan Mr.Multitasking layak di sematkan kepada LNM karena disamping dia menjadi waketum PSSI bersanding rukun dengan Djohar dia juga menjadi ketua BTN, sungguh keahlian diatas rata rata. dan semua pendukungnya berteriak "horeeeee" di sebelahnya ada orang terbelalak seakan tidak percaya berkata "loh kok bisa?".

Biasa cenderung di biasakan dan seakan akan memaksa publik menilai hal seperti itu di PSSI merupakan suatu hal yang wajar dan tidak perlu heran. rangkap 2 sampai 3 jabatan itu bukan hal yang istimewa dan saya ucapkan selamat atas pengangkatan LNM menjadi ketua BTN dan saya ucapkan selamat tinggal kepada Mr. blanco yang harus mundur sebelum laga, karena tersiar kabar sang pahlawan hilang yang sukses membawa indonesia juara 2. maaf saya ralat runner up, ehm saya ralat lagi membawa indonesia hingar bingar dan sangat istimewa membawa indonesia menjadi peringkat kedua di AFF cup silam yaitu Sir Alferd riedl kembali melatih indonesia.

La Nyalla pun  mengklaim berhasil mengagalkan ujicoba melawan tim tidak terkenal dari benua afrika yang hanya berperingkat 99 FIFA yaitu benin yang seharusnya di gelar pada akhir april. selain itu, kabar bahagia lain datang bahwa ujicoba dengan negara lain yang berpeluang menambah jam terbang timnas setidaknya meningkatkan peringkat indonesia akan gagal. wow luar biasa gebrakan LNM di BTN.

Setelah 2 tahun kemarin berhasil melakukan penelitian dengan cara mengkloning PSSI sekarang LNM menunjukan kapasitasnya dengan membuat BTN menjadi dua. sungguh kabar bahagia bagi para pecinta perpecahan. tapi saya tahu pemain harus kemana jika di panggil BTN. saya juga berprediksi bahwa pemain tidak akan gabung apabila di panggil oleh BTN versi Isran noor. saran saya buat para pemain nurut aja. toh itung itung cari aman. dari pada nggak bisa makan dan apasih untungnya uji coba dengan peringkat 99. wong sudah terlanjur tersemat timnas terbaik ya jangan sampai kalah. ya ngga?

ehhmm

ya udah saya mau nulis serius di paragraf ini. to the point aja dari pada membuat polemik baru lebih baik, ehm lebih istimewa kalau BTN sebaiknya dan memang baik harus di bubarkan. efeknya akan membuat PSSI yang terlihat damai ini menjadi perpecahan lagi. lagi pula BTN itu bukan sebuah federasi, sehingga pemain nantinya tidak bingung mensikapi pemanggilan oleh BTN versi versian yang seharusnya hanya di panggil oleh BTN saja. serahkan saja pemanggilan timnas kepada PSSI. biar tidak ada saling klaim. saya sudah capek melihat penderitaan sepakbola di negeri ini. mengintip pun aku tak sanggup. masa' harus turun juru selamat yang mengalahkan dajjal (penghancur sepakbola indonesia) untuk mengatasi hal ini

udah gitu aja males mau nulis apa lagi. :v

Siapa yang menilai tulisan ini?

Lestarikan Penjual Nasi Uduk dan Lontong Sayur

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

REP | 13 April 2013 | 02:11 Dibaca: 16   Komentar: 0   Nihil

Lestarikan Penjual Nasi Uduk dan Lontong Sayur

Kutipan gua di atas memang sedikit gila, stoooop! itu bukan kata kata gua melainkan sebuah PM di status BBM temen gua yang buat dan gua coba ngembangin disini, kenapa? yaps itu jawabnya karena gua mau (Para Tukang Nasi Uduk dan Lontong Sayur Dilestarikan) karena apa sekarang memang era modern sarapan juga ngaruh dalam kehidupan!

Ini foto penjual nasi uduk dan lontong sayur yang selama pagi akhir akhir ini jarang keliatan ….!

Kemana mana para penjual penjual itu?
Naik Haji terus ga pulang pulang?
Cuti ga dagang bersama?
Atau udeh males jualan karena peminat sarapan murah meriah ini menurun?
Ya benar sekali yang opsi yang ketiga.

Bagi gua ini sebuah penyesalan… kenapa coba mesti berkurang peminatnya, padahalkan 5000 udeh lengkap pakai nasi, bawang, tahu/kentang, kerupuk, telor.
Begitu juga lontong sayur, apa kurang panjang lontongnya? atau kurang keras lontongnya, ataaaaaau bentuk lontongnya yang salah? lontong ya lonjong kalau ga lonjong yaaaa… HAHAHAHAHA

Tetapi ya sudahlah, tadinya gua mau jelek jelekin sarapan produk luar tapi ngeri di cekal :)

karya :

katambahkiting.blogspot.com

Siapa yang menilai tulisan ini?

Lucunya Hukum Mayat Jadi Tersangka

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

13657935531102715288

Keluarga Korban saat mengadu ke DPRD Sumenep

Dagelan hukum di negeri ini kembali terkuak, dimana praktiknya sama sekali tidak berpihak kepada rakyat kecil. Indonesia mempunyai aturan dalam menjalankan pemerintahan seperti yang digariskan dalam Pancasila terutama sila ke-2, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Namun, sangat naif sekali bila dasar-dasar Negara sekadar menjadi slogan pepesan kosong karena ketidakadilan di bumi pertiwi ini masih kerap terjadi.

Salah satu ketidakadilan itu terjadi kepada keluarga Gusni warga Sapeken Kecamatan Sepeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Seperti yang jelaskan oleh keluarga Gusni kepada penulis bahwa Gusni besarta anak buah kapal yang lain berlayar menggunakan perahu Samudra milik UD BALI MINATAMA untuk mengangkut ikan kerapu hidup dari berbagai wilayah perairan Indonesia. Sehingga pada pelayaran yang terakhir, awak kapal berangkat dari pelabuhan Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah menuju pelabuhan Buleleng, Propinsi Bali pada tangal 10 Agustus 2012.

Pelayaran dari pelabuhan Banggai ke pelabuhan Buleleng biasanya ditempuh dalam lima hari atau tanggal 15 Agustus 2012, namun Gusni (Nahkoda) Kapal dan awak kapal lainnya tidak sampai di pelabuhan Buleleng Bali karena pada saat itu gelombang besar. Dengan demikian keluarga Gusni menghkwatirkan terjadi kecelakaan laut.

Pada tanggal 18 September 2012 keluarga Gusni menemui pemilik Kapal Samudra Indah (Carolus Wibowo) dengan tujuan meminta pemilik kapal untuk mencari kapal dan awaknya yang belum sampai ke Pelabuhan Buleleng. Permintaan tersebut dikabulakn oleh pemilik kapal.

Namun, sebelum tim pencari kembali dari proses pencariannya, keluarga Gusni didatangi oleh Hendra yang mengaku utusan Carolus Wibowo untuk memberikan santunan, tetapi keluarga Gusni tidak bersedia dengan alasan tim pencari belum kembali atau belum memberi informasi tentang keberadaan kapal.

Pencarian kapal terus dilakukan namun sampai delapan bulan belum diketemukan. Karena selama delapan bulan belum ada kejelesan mengenai Gusni dan awak kapal lainnya yang merupakan anak dan menantu dari Gusni, keluarga Gusni menganggap bahwa Gusni telah meninggal.

Pada bulan Maret 2012 keluarga Gusni menerima surat panggilan untuk suaminya (Gusni) dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal POLRI tertanggal 11 Pebruari 2012. Redaksi surat tersebut menjelaskan bahwa Gusni ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana penggelapan kapal Samudra Indah milik Carolus Wibowo beserta muatannya oleh Direktorat Tindak Pidana Badan Reserse Kriminal POLRI.

Surat dari Badan Reserse Kriminal POLRI tersebut membuat istri Gusni dan istri-istri awak kapal lainnya heran, mengapa Carolus Wibowo melaporkan Gusni yang sudah meninggal sebagai tersangka penggelapan kapal?

Dari kronologi di atas terdapat kejanggalan, Gusni yang dianggap sudah meninggal oleh keluarganya masih dijadikan sebagai tersangka oleh Polri. Ini jelas ada permainan hukum antara Carolus Wibowo dengan Polri.

Menulis, Satu Kata Artinya Berbeda

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

13657932841816990004

Menulis mempunyai tiga arti. Pertama, menulis dalam arti membuat bentuk huruf, membentuk suku kata, membentuk kata dan kemudian menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat. Dalam artian ini, menulis dikaitkan dengan pembelajaran calistung (baca-tulis-berhitung) yang dipelajari saat kita kanak-kanak. Saat kita masih duduk di bangku TK atau kelas I Sekolah Dasar. Tujuan utamanya untuk membuat kita melek huruf, bukan buta aksara atau istilah halusnya tuna aksara. Tujuannya agar kita berkemampuan dasar menulis dan membaca.

Arti kedua, menulis dalam arti menulis indah. Indah dilihat dari bentuk huruf dan kata-katanya. Dahulu saat saya masih ada di bangku SD dan SMP, di sekolah diajari bagaimana menulis halus, menulis indah. Buku yang digunakan khusus, ada baris untuk membuat huruf besar / huruf kapital dan huruf kecil. Bentuk huruf dan kata masih standar tapi dibuat indah, ada unsur estetikanya. Kalau di MS Words, mirip penggunaan fasilitas "theme/fonts". Bentuknya belum sesamar kaligrafi. Dalam konteks ini menulis dimaksudkan sebagai sebuah seni, seni menulis!

Pada zaman dahulu, menulis tangan menggunakan pena. Mungkin pena ini tahap berikutnya setelah kuas. Pena ini alat tulis yang mempunyai 'perut' untuk menyimpan tinta. Kalau tinta habis, perut harus diisi ulang sama seperti perut kita. Kehebatan pena ini dapat membentuk huruf indah, tebal atau tipis, tergantung bagaimana kita memberi tekanan di atas kertas. Sebaliknya, kalau kelamaan menekan pena tidak akan membentuk sebuah huruf tapi sebuah 'pulau ' di atas kertas. Di negara-negara yang menggunakan tulisan kanji semacam Jepang dan China, pena masih banyak dijual.

Di Indonesia, sekarang pena hampir punah dan digantikan 'ballpoint'. Sesuai dengan namanya, alat tulis ini hanya bisa membentuk titik-titik bulat. Tidak bisa membuat tulisan tebal-tipis, tidak membuat sebuah tulisan indah. Alat ini hanya dapat membuat tulisan jelas atau tidak jelas terbaca. Masalah tulisan jelas atau tidak jelas, mudah atau susah dibaca orang lain sebenarnya lebih ditentukan oleh setiap orang. Ada orang yang bisa menulis bentuk huruf-huruf yang jelas, ada orang yang sampai tua tulisannya tetap tak jelas dibaca. Tulisan tidak jelas sering dicap sebagai tulisan cakar ayam, tulisan yang bentuknya tak lebih dari bekas cakar ayam yang menceker-ceker tanah.

Bentuk goresan ballpoint ini sekelas dengan pensil, kapur tulis, atau spidol. Kadang untuk membentuk tulisan berseni, ada orang yang menyayat ujung spidol agak pipih. Benar, bentuk pipih ini bisa membentuk huruf tebal, tipis dan lebih indah.

Bentuk tulisan itu sendiri ada dua, bentuk balok dan bentuk latin. Balok bukan berarti kotak melulu. Bentuk balok artinya setiap hurufnya terpisah, tidak tersambung. Kelebihan bentuk balok ini tulisan lebih jelas dibaca tapi kurang indah. Bentuk latin artinya setiap huruf tersambung, lebih estetis tapi bagi yang tidak berbakat menulis indah bisa jadi kurang jelas terbaca.

Arti ketiga dari menulis adalah mengarang. Sejak saya di SD sampai SLA, dulu ada pelajaran mengarang yang termasuk dalam cakupan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam artian ini, menulis diartikan sebagai mengekspresikan buah pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Sebagai karya sastra dalam bentuk lain selain sastra dalam bentuk lesan semacam dongeng. Konteksnya bukan lagi terkait dengan bentuk huruf, tapi dengan tema /misi dan cara menyajikan tema itu dalam sebuah bahasa yang baik dan benar, indah dan mudah dipahami.

Mr, 13-04-2013

(sekadar catatan)

Gambar dari: muhammadnoer.com

Ada Jengkol dalam Beef Burger

Posted: 12 Apr 2013 12:40 PM PDT

OPINI | 13 April 2013 | 01:52 Dibaca: 56   Komentar: 0   Nihil

Gembar-gembor tentang persetruan Adi Bing Slamet versus Eyang Subur, suka tidak suka akan terdengar oleh telinga, meskipun kita tak meminati berita mengenai hingar bingarnya dunia selebritis.  Selain kedua tokoh itu ada juga Farhat Abas yang bersedia sumpah pocong untuk pencalonannya sebagai next RI 1.

Meski tidak mengetahui detil permasalahannya, adalah sebuah bukti bahwa di balik keglamoran artis yang gaya hidupnya sudah ke barat-baratan, ternyata ada ritual-ritual lain yang boleh jadi berupa hal-hal yang kental dengan ketradisionalan.  Tanpa bermaksud menuduh, seringkali kegiatan-kegiatan ritual yang tidak lazim itu dari sisi Agama Islam sangat dekat dengan kemusyrikan.

Sementara ujung kampung sana, seseorang tua yang masa kecilnya tak sempat masuk SD, sedang sakit perut berkepanjangan sampai beberapa hari ia tidak bekerja sebagai tukang tembok. Menurut  orang pintar yang ditanyainya ia "kesambet" oleh sebuah makhluk ketika beberapa hari lalu ia kencing di bawah pohon. Ia diobati dengan segelas air putih yang sudah dijampi-jampi, tetapi baru sembuh setelah minum obat sakit perut yang dibelinya di warung.

Bapak tua itu mungkin tidak berpendidikan dan lingkungannya jauh dari kemodernan sehingga masih mempercayai hal-hal mistik seperti itu. Karena tidak sempat mengenyam bangku sekolah, ia tidak bisa membaca buku sehingga tidak ada pemandu ke arah kebenaran hidup selain mempercayai orang-orang yang dianggapnya lebih pintar.

Tapi untuk orang-orang yang berpendidikan seperti Adi Bing Slamet dan farhat Abas, apakah masih perlu seorang guru spiritual yang bisa membawa ke batas tipis  antara Islam dan musyrik?  Padahal dalam kehidupan Islam, tidak sedikit media untuk meningkatkan kualitas kehidupan dari mulai mendalami buku-buku agama sampai berbagai bentuk pengajian. Toh Islam juga fleksibel dengan kemoderenan selama tetap dalam koridornya.

Yaa….  seperti ada jengkol di dalam beef burger

Siapa yang menilai tulisan ini?
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar